Penularan
Transmisi basil Mycobacterium ini adalah melalui manusia, kecuali untuk M. bovis
(Varaine F., Henkens M. & Grouzard V., 2010). Sumber penularan adalah penderita TB BTA
positif. Menurut Rachmand Y.N. (2008) dan Schiffman. G (2010), sewaktu batuk atau bersin,
kuman akan tersebar ke udara dalam bentuk droplet ataupun percikan dahak. Droplet yang
mengandungi kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Jika
droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernapasan, orang lain dapat terinfeksi. Selama
kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran napas atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya. Banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari paru menentukan daya penularan dari seorang penderita. Makin tinggi
derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular. Konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut menentukan
kemungkinan seseorang terinfeksi TB (Saroso S., 2005).
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di
Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%. Pada daerah dengan ARTI sebesar
1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari
orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB. Hanya 10% dari yang terinfeksi yang
akan menjadi penderita TB. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah
dengan ARTI 1%, maka diantara 100.000 penduduk, rata-rata terjadi 100 penderita tuberkulosis
setiap tahun, dimana 50% penderita adalah BTA positif (Saroso S., 2005).