Anda di halaman 1dari 20

LBM 1 Modul Jiwa

Rahmailla Khanza D.F


30101607724
Sgd 16
1. Pengertian dan macam-macam gangguan jiwa
• Konsep gangguan jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola
perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara
khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia

Klasifikasi Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa ringan (neurosa)
Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak sesuai dengan harapan.
Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia.
Gangguan jiwa berat (Psikosa)
Organik
Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi
Fungsional
Tidak ada gg di otak, penyebabnya idiopatik
2. Mengapa pasien sering marah-marah?
3. Macam – macam waham
4. Macam – macam stressor spikososial
6. Macam – macam halusinasi
7. Alur diagnosis
Anamnesis
• Diagnosis multiaksial
• Aksis I : - gangguan klinis
• - kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
• F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99)
• Aksis II : - Ganguan kepribadian F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)
• -Retardasi mental (F70-79)
• Aksis III : Kondisi medik umum
• Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
• Aksis V : penilaian fungsi secara global
• 100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
• 90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
• 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
• 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik
• 60-51 gejala dan disabilitas sedang
• 50-41 gejala dan disabilitas berat
• 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
• beberapa fungsi
• 30-21 disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
• 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
• 10-01 persisten dan lebih serius
• 0 informasi tidak adekuat
8. Fungsi Global
9. Obat antipsikotik
• 1) Zofredal 2 mg
• Indikasi : Skizoprenia akut dan kronik, keadaan psikotik lainnya dengan gejala positif atau negatif.
• Kontraindikasi : hipersensitifitas
• Dosis :
• Hari I = 2 x sehari 1 mg
• Hari ke II = 2 x sehari 2 mg
• Hari ke III = 2 x sehari 3 mg
• Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada tahap pengobatan selanjutnya. Sebaiknya dilakukan dalam
interval waktu tidak kurang dari satu minggu.
• Dosis pemeliharaan = 2 x sehari 2-4 mg dosis maksimum 2 x sehari 8 mg. Pasien usia lanjut, pasien
dengan penyakit ginjal atau gangguan fungsi hati : dosis awal 2 x sehari 0,5 mg sehari.
• Efek Samping :
• Pada sejumlah penelitian, risperidone umumnya merupakan antipsikotik yang terbukti efektif dan aman
serta dapat ditoleransi dengan baik oleh penderita. Efek samping yang agak sering dilaporkan antara lain
agitasi, akatisia, hiperkinesia, pusing, mengantuk, mual dan muntah.
• Namun obat golongan ini mempunyai efek samping berupa: gangguan ekstrapiramidal, peningkatan
kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan berat badan dan memperberat
gejala negatif maupun kognitif. Untuk menangani efek samping inilah maka diberikan tablet
tryhexyphenidyl 3×2 mg/hari.
10. Macam metode Terapi Psikososial
• 1. Pelatihan Ketrampilan Sosial
• Contoh pelatihan ketrampilan perilaku, pasien diarahkan pada perilaku yang benar
melalui video tape yang berisi orang lain dan pasien, bermain drama dalam terapi, dan
tugas pekerjaan rumah untuk ketrampilan khusus yang dipraktikan. Pelatihan
ketrampilan sosial telah terbukti mengurangi angka terjadinya relaps, dalam hal ini diukur
melalui kebutuhan rawat inap) (Kaplan & Saddock, 2010).
• 2. Terapi Berorientasi Keluarga
• anggota keluarga kerap kali mendorong pasien untuk kembali ke aktivitas
regulernya secara cepat. Tugas kita sebagai terapis adalah memberikan pengertian dan
penjelasan mengenai gangguan jiwa yang diderita pasien kepada keluarga dan pasien bila
memungkinkan (Kaplan & Saddock, 2010).
• 3.Support Group
• National Alliance for the Mentally Ill ( NAMI ) dan organisasi serupa merupakan
kelompok pendukung untuk anggota keluargadan teman pasien yang sakit jiwa serta
untuk pasien itu sendiri. Sebagai sumber yang bermanfaat untuk merujuk anggota
keluarga, organisasi semacam ini menawarkan nasihat praktis dan anjuran emosi tentang
cara memperoleh perawatan dari sistem pelayanan kesehatan yang terkadang kompleks.
(Kaplan & Saddock, 2010).
4. CBT
CBT adalah bentuk psikoterapi yang menekankan pentingnya peran pikiran dalam bagaimana kita merasa dan apa yang akan kita lakukan. CBT
adalah psikoterapi berdasarkan atas kognisi, asumsi, kepercayaan, dan perilaku, dengan tujuan mempengaruhi emosi yang terganggu. CBT
bertujuan membantu pasien untuk dapat merubah sistem keyakinan yang negatif, irasional dan mengalami penyimpangan (distorsi) menjadi
positif dan rasional sehingga secara bertahap mempunyai reaksi somatik dan perilaku yang lebih sehat dan normal.
CBT menganggap bahwa pola pemikiran terbentuk melalui proses Stimulus-Kognisi-Respon (SKR), yang saling berkaitan membentuk semacam
jaringan dalam otak. Proses kognitif merupakan faktor penentu bagi pikiran, perasaan dan perbuatan (perilaku). Semua kejadian yang dialami
berlaku sebagai stimulus yang dapat dipersepsi secara positif (rasional) maupun negatif (irrasional)
Dalam CBT, terapis berperan sebagai guru dan pasien sebagai murid. Dalam hubungan ini diharapkan terapis dapat secara efektif mengajarkan
kepada pasien mekanisme SKR baru yang lebih positif dan rasional, menggantikan struktur kognitif lama yang negatif, irasional dan mengalami
distorsi.
5. Psikoedukasi
Terapi ini memberikan edukasi kepada pasien dan perhatian mereka terhadap penyakitnya. Hal ini meningkatkan pengetahuan mereka tentang
gejala dan terapi, pelayanan yang tersedia dan rencana pemulihan. Sehingga mereka dapat memonitor tanda peringatan relaps secara dini dan
membuat rencana bagaimana merespon tanda ini serta belajar untuk mencegah relaps. Informasi dan edukasi dapat diberikan melalui video,
pamflet, websites, atau diskusi dengan dokter.
6. Terapi Kelompok
Terapi kelompok pada pasien gangguan jiwa biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok
mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan
isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien7(Kaplan & Saddock, 2010).
7. Konseling
Berbicara dengan seseorang adalah salah satu penatalaksanaan gangguan jiwa yang terpenting. Dokter tempat pasien berkonsultasi akan
memberi dukungan selama dan setelah gangguan jiwa muncul
8. Terapi Rekreasi
Terapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media reakresi (bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan
sebagainnya) dengan tujuan mengurangi keterganguan emosional dan memperbaiki prilaku melalui diskusi tentang kegiatan reakresi yang telah
dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai