Anda di halaman 1dari 17

ABORTUS BERULANG YANG

BERKAITAN DENGAN PARASIT


TOXOPLASMA GONDI
Melisa
102012226
Skenario 2

◦ Seorang perempuan 37 tahun setelah menikah sejak 10 tahun yang lalu mengalami
abortus berulang.
Mind MAp Diagnosis

Manifestasi klinis

Etiologi dan
Epidemologi

Siklus hidup
SKENARIO 2

Patofisiologi

Pencegahan

Penatalaksanaan
Hasil Anamnesis
◦ Telah beberapa kali mengalami abortus
◦ Pekerjaan sebagai dokter hewan

Hasil Pemeriksaan
◦ Keadaan umum → pembengkakan kelenjar getah bening pada leher
◦ Abdomen → hepatomegaly

◦ Darah lengkap : antibody meningkat terhdapat T. gondii


◦ Serologi ; IgM positif
◦ Pemeriksaan TORCH positif
Differential Diagnosis
◦ Rubella
◦ Infeksi rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit berbentuk bintik-bintik
kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan dan
kaki, sakit kepala, mata merah, nyeri pada sendi dan pembesaran kelenjar getah
bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus rubella, dapat menyerang anak-anak dan
dewasa muda. Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekotar 14-21 hari sejak
terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala.
◦ Apabila terdapat antibody IgM, berarti sedang menderita rubella. Sedangkan
keberadaan antibody IgG menandakan bahwa pernah menderita rubella atau sudah
pernah menerima vaksinasi
Differential Diagnosis
◦ Cytomegalovirus (CMV)
◦ Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo
◦ Virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh
◦ Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau
infeksi berulang, dimana infeksi berulang mempunyai resiko lebih tinggi
◦ Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan anti CMV IgG dan IgM
Working Diagnosis

Toxoplasmosis

infeksi yang disebabkan oleh


parasit Toxoplasma gondii
Diagnosis toksoplasmosis akut dapat
dipastikan bila menemukan takizoit dalam
biopsy otak atau sumsum tulang, cairan
serebrospinal dan ventrikel
Toxoplasma
Etiologi Gondii

◦ Merupakan Parasit protozoa dalam genus Toxoplasma dengan sifat alami dan perjalanan akut atau
menahun
◦ Protozoa obligat intraseluler
◦ Termasuk kelas Sporozoasida
◦ Pada mikroskop dapat di lihat dengan bentuk oval agak panjang dengan kedua ujung lancip.
◦ Toxoplasma gondii mudah mati karena suhu panas, kekeringan dan pembekuan.

◦ Bentuk takizoit(bentuk proliferative) → menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain
agak membulat

◦ Bentuk kista (bradizoit)

◦ Bentuk ookista(berisi sporozoit) → bentuk yang infektif dan dapat menular pada manusia atau hewan lain
Siklus Hidup
Epidemologi
◦ Toxoplasma gondii tersebar luas diseluruh dunia.
◦ Data prevalensi serologi menujukan bahwa 30 sampai 40% penduduk dunia terinfeksi
Toxoplasma gondii, sehingga toksoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang paling
banyak diderita penduduk bumi.
◦ Infeksi banyak terjadi di daerah dataran rendah beriklim panas dibandingakan
dengan daerah dingin yang terletak di dataran tinggi.
◦ Negara-negara yang penduduknya mempunyai kebiasaan makan daging mentah
atau yang diamasak kurang matang, menunjukan angka prevalensi toksoplasmosis
yang tinggi.
Manifestasi Klinis
◦ Toxoplasmosis akuisita (dapatan) dan Toxoplasmosis
kongenital → asimtomatis atau tanpa gejala dan dapat
bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten

◦ Limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit


kepala
◦ Limfadenopati (radang limfa) pada kelenjer leher prosterior
yang paling sering dijumpai.

◦ Bentuk kelainan kulit akibat toxoplasmosis berupa ruam


makulopapuler yang mirip kelainan kulit, sedangkan pada
jaringan paru terjadi pneumonia interstisial
Cara Penularan
◦ Makan daging mentah atau kurang matang yang
mengandung kista Toxoplasma gondii
◦ Termakan atau tertelan bentuk ookista dari kotoran
kucing, misalnya bersama buah-buahan dan sayur-
sayuran yang terkontaminasi
◦ Terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor
penderita toxoplasmosis laten kepada resipien yang
belum pernah terinfeksi Toxoplasma gondii
◦ Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum
suntik dan alat laboratorium yang terkontaminasi oleh
Toxoplasma gondii
◦ Infeksi kongenital yang terjadi intra uterin melalui
plasenta
Tahapan

Setelah terinfeksi T. gondii ke dalam tubuh

◦ Tahap Pertama parasitemia, dimana parasite menyerang organ dan jaringan serta
memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang, perbanyakan diri paling nyata
terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan otak, dimana parasite mempunyai afinitas
paling besar
◦ Tahap Kedua pembentukan antibody setelah terjadinya infeksi
◦ Tahap Ketiga merupakan fase kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan
otot dan saraf, yang sifatnya menetap dan menimbulkan peradangan local
Penatalaksanaan
◦ Primetamin dan sulfonamid bekerja secara sinergistik, maka dipakai sebagai kombinasi
selama 3 minggu atau sebulan
◦ Klindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis

Toksoplasmosis pada ibu hamil perlu diobati untuk menghindari toksoplasmosis bawaan
pada bayi.
◦ Obat-obat yang dapat digunakan untuk ibu hamil adalah spiramisin 3 gram/hari yang
terbagi dalam 3-4 dosis tanpa memandang umur kehamilan, atau bilamana
mengharuskan maka dapat diberikan dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan
sulfadiazin setelah umur kehamilan di atas 16 minggu.
Pencegahan

◦ Menghindari mengkonsumsi daging yang kurang matang dan memasak daging


hingga matang
◦ Mencuci tangan setelah memegang daging mentah
◦ Selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan
◦ Membasmi vector, misalnya lalat dan kecoa
◦ Menutup makanan
◦ Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih
◦ Berhati-hati dalam melakukan tranfusi darah serta transplatasi organ
Kesimpulan

◦ Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii sebagai penyakit zoonosis yaitu


infeksi pada manusia dan binatang. Merupakan protozoa obligat intraseluler yang
dapat menyebabkan toxoplasmosis ongenital dan toxoplasmosis akuisita(didapat).
Stadium infektif dari toxoplasma adalah ookista.
◦ Akan timbulnya beban berat bagi masyarakat terutama ibu hamil seperti abortus,lahir
mati maupun cacat kongenital,untuk mencegah dari penyakit tersebut hindari semua
faktor yang bisa menularkan sportozoa toxoplasma gondii seperti menghindari
makanan yang tidak di masak terutama daging yang belum sempurna matangnya
dan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi Toxoplasma gondii.
◦ Diagnosis secara laboratorium cukup mudah dengan memeriksa antibody IgG dan
IgM terhadap Toxoplasma gondii.

Anda mungkin juga menyukai