Anda di halaman 1dari 10

BAIQ AZILA FALASIFA

DESCAGIAN RHMAN AMKANTARI


I GUSTI AGUNG AYU SWITA P.S
MISKAN PEBRIANI
RIBKA TODINGAN
RIZHKA VIONITA
SITI MASRUROH
1. Pengertian Tetanus Neonatorum
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan
oleh neurofoksin yang dihasilkan oleh clostridium
tetani yang ditandai dengan spasme otot yang periodik
dan berat.
Tetanus berasal dari bahasa Yunani “Tetanos” yang
berarti peregangan. Tetanus neonatorum adalah
penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda
klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup,
menangis dan menyusu secara normal, pada hari
ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh
dengan kesulitan membuka mulut dan menetek di
susul dengan kejang-kejang (WHO, 1989).
2. Epidemiologi

Di Indonesia, angka insidensi tetanus di daerah


perkotaan sekitar 6-7/1000 kelahiran hidup.
Sedangkan di daerah pedesaan angkanya lebih tinggi
sekitar 2-3 kalinya yaitu skeitar 11-23/1000 kelahiran
hidup dengan jumlah kematian kira-kira 60.000 bayi
setiap tahunnya. Alasan yang paling mungkin adalah
karena adanya perbedaan kemudahan menjangkau
fasilitas pelayanan kesehatan, tingkat pengetahuan,
dan kesadaran masyarakat untuk cepat merujuk anak
ke puskesmas, serta kesulitan geografis antara
perkotaan dan pedesaan.
3. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani
yang merupakan bakteri Gram-positif berbentuk
batang dengan spora pada sisi ujungnya sehingga
mirip pemukul genderang(drumstick). Bakteri tetanus
bersifat obligat anaerob, yaitu berbentuk vegetatif
pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap
panas serta disinfektan. Pada bentuk vegetatif, bakteri
dapat bergerak aktif dengan flagela serta
menghasilkan eksotoksin.
Pada lingkungan yang tidak kondusif bakteri akan
membentuk spora yang tahan terhadap panas,
termasuk perebusan (tetapi hancur pada
pemanasan dengan otoklaf), kekeringan, dan
berbagai disinfektan. Spora dapat bertahan hidup
hingga bertahun-tahun dan berada dimana saja
sepeti ditanah, debu, serbuk antiseptik, bahkan
pada peralatan operasi.
4. Gejala dan Tanda
Gejala awal yang muncul adalah kekakuan otot rahang
untuk mengunyah, sehingga anak sukar membuka
mulut untuk makan dan minum (trismus). Kekakuan
ini pada neonatus sering menyulitkan saat menyusui
karena mulut bayi ‘mencucu’ seperti mulut ikan.
 Gejala lain yang muncul adalah :
 Sulit menelan, gelisah, mudah terkena rangsang.
 Kekakuan otot wajah (rhesus sardonicus)
 Kekakuan otot tubuh (punggung, leher, dan badan)
sehingga tubuh dapat melengkung seperti busur
 Kekakuan otot perut
 Kejang-kejang
5. Penularan

Tetanus masuk ke dalam tubuh manusia biasanya


melalui luka yang dalam dengan suasana anaerob
(tanpa oksigen), sebagai akibat dari :
 Kecelakaan
 Luka tusuk
 Luka operasi
 Karies gigi
 Radang telinga tengah
 Pemotongan tali pusat
6. Pengobatan

Pengobatan di rumah sakit umumnya meliputi :


 Pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri,
biasanya dengan penisilin atau tetrasiklin
 Pemberian antikejang
 Perawatan luka atau penyakit penyebab infeksi
 Pemberian antitetanus serum (ATS)
7. Pencegahan

Upaya-upaya tersebut adalah:


 Imunisasi aktif dengan toksoid
 Perawatan luka
 Persalinan yang bersih
Konsep Askep Tetanus
Neonatorum

Anda mungkin juga menyukai