• PROGNOSIS
• Ibu : bonam
• Janin : bonam.
• SIKAP
• Observasi TNSP, HIS, DJJ, CTG.
• Cek DPL, UL dan GDS.
• Lapor konsulen dr.Eva, SpOG setuju partus per vaginam
•
• Tgl 29/09/2006, jam 11.55
• S : mules-mules, gerak janin (+).
• O : St. Gen. DbN.
• St. Obst. : His 3X/10’/35”, DJJ 136 dpm
• VT : 3 cm, ket (+), kepala HI – HII.
• A : G3P2A0 H 42 minggu PK I Aktif
• P : Obs. TNSP, His, DJJ
• Rencana terapi: Induksi dengan Folley
catheter 1x24 jam
• Jam 14.30 Terpasang oksitosin 5 IU dalam 500 cc RL
•
• Jam 16.00
• S : mules-mules, gerak janin (+), keluar air-air (-)
• St. Gen dbN.
• St. Obst. : His 2-3x/10’/25” SRB, DJJ 130 dpm.
• Io: v/u tenang
• A: G3P2A0 H42 minggu dalam titrasi oksitosin 5
IU/500cc RL, JPKTH
• P: Obs. TNP/ jam, S/4jam, His/jam,
DJJ/jam
• Jam 23.30
• S: mules2 jarang, keluar air-air (-), gerak janin (+).
• O: St generalis dbn
• St obstetrikus: His (+) jarang, djj 150 dpm
• Io : v/u tenang
• pada vagina terpasang FC 1x24 jam
• CTG : Frekuensi dasar : 145 dpm, variabilitas : 5.15
dpm, akselerasi (+), deselerasi (-), gerak janin (+),
kontraksi (-)
• A: G3P2A0 H 42 minggu dalam induksi pematangan
serviks dengan FC, JPKTH
• P: Observasi TNP/jam S/4jam, his & djj/jam
• Rencana terapi : partus pervaginam, nilai ulang tanggal
30/9/06 pk. 21.00
• Amoxicillin 3x500mg
• Rawat ruangan
• Tanggal 30/09/2006 pk. 12.30
• S: Pasien dibawa ke kamar bersalin, FC lepas spontan,
keluar air2 (-), gerak janin (+)
• O: St. Generalis dbn
• St. Obstetrikus :
• Io : v/u tenang
• VT : portio tipis, 7cm, ketuban (+),
kepala H II – H III
• A: G3P2A0 H42 minggu JPKTH PK I aktif
• P: observasi TNP/jam, S/4jam, obs his &
djj tiap ½ jam, CTG
• Rencana partus pervaginam.
• Pukul 13.45
• S : ingin mengedan
• St. Generalis dbn
• St. Obs : Io: v/u tenang, VT: lengkap, ketuban
(+), kepala H III – IV
• A: PK II
• P: observasi his & djj tiap 5 menit
• Amniotomi → tampak ketuban berwarna
kehijauan
• Pimpin meneran.
• Jam 13.50
• Lahir spontan bayi ♀, Apgar Score 8/9. Maserasi
(-). Tali pusat dijepit dan dipotong. Injeksi
oksitosin 10 IU IM.
• Pk. 13.55
• Lahir spontan plasenta lengkap, 500 gr, 18x16x4
cm, PTP 55 cm. Massage fndus, kontraksi baik,
perineum intak.
• Perdarahan kala III – IV 150 cc.
• Pk. 15.45
• St. Generalis dbn.
• St. Obst : tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
• Pada inspekulo tidak tampak perdarahan.
• A: P3 partus spontan 2 jam, hemodinamik stabil.
• P: observasi tanda vital, kontraksi, dan perdarahan.
• Mobilisasi aktif
• Motivasi ASI-KB
• Diet TKTP
• Higiene vulva dan perineum
• Amoksisilin 3x500mg, Asmef 3x500mg
ANALISA KASUS
• Pasien seorang wanita berusia 28 th datang
dirujuk dari dokter dengan hamil 42 minggu.
Diagnosa post term didapatkan dari anamnesa
yaitu HPHT 4 Desember 2006 dengan TP 11 –
09 – ’06. Kemudian saat USG didapatkan air
ketuban yang berkurang (ICA 6.3), disebabkan
karena penurunan sirkulasi uteroplasenta.
Sebab dari kehamilan lewat waktu pada pasien
ini belum dapat diketahui dengan pasti karena
tidak faktor herediter, siklus haid teratur dan
pasien ingat kapan haid terakhirnya.
• Bila dipakai rumus Naegele, berarti dengan
HPHT 4-12-’06, maka usia kehamilan pasien ini
adalah 42 minggu dengan TP 11-09-’06. Usia
kehamilan yang pasti sulit kita ketahui karena
pasien ANC di bidan dan belum pernah di-USG,
padahal kita tahu bahwa pemeriksaan usia
gestasi yang paling akurat adalah bila dilakukan
USG pada kehamilan 6-11 minggu.
• Pada pasien ini tidak langsung dilakukan
SC karena pada awalnya saya menduga
pasien ini bisa lahir per vaginam.
Kemudian dilakukan induksi pematangan
serviks dengan folley catheter, dan karena
terdapat kemajuan persalinan maka
diusahakan persalinan pervaginam pada
pasien ini
KESIMPULAN KASUS
• Diagnosis kehamilan lewat waktu yang akurat
hanya dapat dibuat dengan penanggalan yang
baik dimana ibu hamil ingat dengan tepat kapan
haid terakhirnya dan dilakukan USG pada
kehamilan 6 – 11 minggu.
• Faktor resiko resiko ibu pada kehamilan lewat
waktu termasuk peningkatan infeksi dan
perdarahan post partum, perawatan RS yang
lama, komplikasi luka dan peningkatan jumlah
operasi seksio sesarea.
• Evaluasi cairan amnion sangat penting
pada kehamilan lewat waktu.
Penekanan/kompresi tali pusat yang
disebabkan kurangnya cairan amnion
adalah penyebab tersering dari gawat
janin dan kematian perinatal meningkat
secara langsung karena disebabkan
oligohidramnion.
• Komplikasi neonatus pada kehamilan lewat
waktu termasuk insufisiensi plasenta, trauma
lahir karena makrosomia dan sindrom aspirasi
mekonium.
• Penanganan kehamilan lewat waktu dibagi
dua yaitu
– Induksi persalinan
• Pasien dengan keadaan cervix yang matang
dilakukan induksi persalinan.
• SC dapat dipertimbangkan pada gawat janin
dan persalinan lama