Anda di halaman 1dari 29

* PATOLOGI UMUM

TEXT BOOK READING


Oleh : Fitria Sholihah
*Definisi Patologi
*Berasal dari bahasa Yunani :
Pathos = penyakit / penderitaan
Logos = ilmu

Patologi = ilmu yang mempelajari proses terjadinya


penyakit, mulai dari penyebab sampai
terjadi perubahan struktur dan fungsi sel,
jaringan dan organ.
*Sejarah Patologi
Anatomik
1838 : Johannes Muller → sel kanker dengan sel normal
1853 : Velpeau → “penggunaan mikroskop tidak semata
berguna untuk menentukan apakah tumor yang
telah diangkat adalah kanker atau bukan”
1858 : Beale’s Book → metode untuk mengeraskan
sampling, mempersiapkan preparat
1880 : fiksasi dg formalin, microtome mekanik
1885 :proses embedded dan pewarnaan hhematoksilin
eosin
1889 : Willian S. Halsted ; Joseph Colt Bloodgood
sebagai patolog bedah Amerika pertama.
*Peranan Ahli Patologi
Anatomik
*Ahli Patologi Anatomik dan Ahli Patologi Lain
*Hubungan antara Ahli Patologi Anatomik
dengan Klinisi
*Hubungan antara Ahli Patologi Anatomik
dengan Pasien
* Lembar permintaan
Pemeriksaan Patologi Anatomik
Informasi yang harus dicantumkan dalam lembar permintaan :

* Identitas pasien
* Identitas dokter yang meminta pemeriksaan patologi
* Tanggal dan waktu pemeriksaan / ketika specimen jaringan diambil dari
tubuh pasien.
* Keterangan klinis yang memadai (tujuan dari pengambilan specimen, lokasi
dan tipe dari setiap lesi, diagnosis sebelumnya, therapy sebelum atau yang
sedang diberikan).
* Identifikasi spesimen, termasuk pemeriksaan yang diminta dan penanganan
khusus yang diperlukan.
* Instruksi untuk disposisi dari specimen jaringan, jika tidak melalui prosedur
pembuangan rutin.
* Tabel Rekomendasi Waktu
Retensi untuk Rekam dan
Bahan Patologi
Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan
diantaranya :

*Rush diagnosis
*Nilai Kritis
*Transpor specimen
*Specimens Processing
Prinsip umum proses pengolahan specimen
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi specimen
2. Pembedahan spesimen
3. Sediaan jaringan dipotong tipis terlebih
dahulu, lalu dimasukkan ke dalam kaset
4. Ketebalan irisan jaringan tidak boleh lebih
dari 0,3 cm dan harus dapat ditempatkan
secara longgar di dalam kaset.
5. Prosessing specimen, terdiri dari :
*Dehydration dengan alkohol
*Clearing dengan xylene

6. Infiltration / tissue embeddingPembuatan


slide, terdiri dari :
* Pemotongan blok paraffin dengan microtome
* Penempatan/penempelan bagian jaringan
pada glass slide
* Pengeringan
* Alat Prosessing
Sediaan berupa cairan :

*Cairan disentrifugasi terlebih dahulu


*Endapan yang didapat diapuskan ke dalam
object glass
*Lakukan pewarnaan. Biasanya Giemsa atau
Papanicolau
* Jenis Pemeriksaan Patologi
Anatomi
1. Pemeriksaan Histopatologi
Sediaan yang didapat berasal dari biopsi. Terdapat 2 jenis
biopsi :
a. Biopsi insisi
hanya sebagian kecil lesi yang diambil sebagai sampel.
hanya bersifat diagnostik.
b. Biopsi Eksisi
Dimana seluruh lesi diambil, biasanya bersama sedikit
jaringan normal. Memiliki fungsi diagnostik dan terapi
* Biopsi juga dikelompokan berdasarkan peralatan yang
digunakan yaitu cold knife, kauter, jarum, dan endoscope
* Biopsi Insisi
* Biopsi Eksisi
* Beberapa aturan umum dalam
prosedur biopsi:

*Semakin besar lesi, semakin banyak biopsi yang harus


dilakukan karena kemungkinan adanya keberagaman
pola.
*Pada tumor yang ulseratif, biopsi diambil pada bagian
tepi yang mencakup jaringan normal dan abnormal.
*Biopsi harus cukup dalam sehingga hubungan antara
tumor dan stroma jelas.
*Pada lesi yang terletak di dalam (deeply seated
lesions), biopsi yang dilakukan pun harus dalam. Jika
terlalu perifer maka tidak akan memberikan gambaran
yang utuh.
* Jika jaringan yang didapatkan berupa kepingan-kepingan,
semua harus ke dalam wadah berisi larutan fiksasi dengan
jumlah yang cukup.
* Hindari menekan-nekan jaringan dengan pinset baik pada saat
pelaksanaan biopsi oleh dokter bedah, pada saat pemeriksaan
gross oleh patologi anatomic, maupun saat embedding.
* Setelah biopsi dilakukan, sediaan harus segera dimasukkan ke
dalam wadah berisi larutan fiksasi dengan jumlah yang cukup.
* Pemeriksaan lanjutan harus dipertimbangkan saat melakukan
biopsi, seperti pemeriksaan dengan mikroskop elektron,
pemeriksaan sitogenetik dan lain-lain.
2. Potong Beku (Frozen Section)

*Memastikan keberadaan dan sifat lesi


*Menentukan apakah batas operasi cukup atau
tidak
*Memastikan apakah sampel yang didapat
mengandung bagian yang dapat didiagnosis
atau perlu diambil sampel tambahan.
3. Sitologi Diagnostik

Sitologi eksfoliatif : skrining

Fine needle aspiration (FNA)


*Konsultasi intraoperatif
* Mencantumkan informasi klinis yang harus dicantumkan
bersama spesimen mencakup : identitas pasien,
keterangan klinis, jenis jaringan atau biopsi dan tujuan
konsultasi.
* Memberikan deskripsi makroskopis yang mencakup lokasi,
jenis lesi, batas-batas lesi dan lain-lain
* Mempersiapkan pemeriksaan sitologi dan/atau potong
beku
* Diagnosis yang berdasarkan temuan makroskopis dan
mikroskopis
* Melaporkan hasil pada ahli bedah sesegera mungkin
* Mencatat informasi klinis yang didapat dari ahli bedah
maupun berkas rekam medis pasien.
4. Histokimia
* Menggunakan pulasan khusus selain hematoksilin dan
eosin (HE), seperti PAS, congo red, fontana mason dan
lain-lain.

5. Imunohistokimia
* Pulasan yang dilakukan pada sediaan histologi atau
sitologi untuk mendeteksi antigen tertentu dalam sel.
Digunakan untuk menentukan asal sel tumor dan
terapi. Pengerjaan dilakukan selama 5-6 jam.
* Pembacaan Sediaan dan
Penulisan Laporan Hasil
1. Informasi demografik
Data yang mencakup nama, umur, jenis kelamin, keluhan,
penemuan saat operasi, jenis operasi dan riwayat terdahulu

2. Gambaran makroskopis
Gambaran makroskopis harus teliti menggambarkan :
*Bagaimana sediaan diidentifikasi oleh dokter bedah
*Spesimen terfiksasi atau tidak, intak atau terbelah
*Ukuran, warna, lokasi lesi
*Berat seluruh sediaan atau organ atau lesi pada sediaan
*Apakah seluruh sediaan dicetak untuk pemeriksaan mikroskopis
dan nama Patolog yang melakukan pemeriksaan makroskopis.
3. Gambaran mikroskopis
*Harus dituliskan ringkas dan lugas.
4. Diagnosis
*Mencakup lokasi (organ) dan morfologi
5. Catatan
*Berupa diagnosis banding, pertimbangan
prognosis dan terapi ataupun mengklarifikasi
aspek-aspek tertentu dalam pemeriksaan.
6. Tanggal, tanda tangan, dan nama jelas dokter yang
membaca sediaan.
*Turn Around Time
Agar penanganan pasien dapat optimal,
diagnosis harus sudah dapat dilaksanakan sesuai
standar, yaitu :
*2 hari kerja untuk kasus rutin
*Tambahan waktu diperbolehkan jika prosedur
khusus diperlukan
* Keterbatasan dalam Bidang Patologi
Anatomi

* Ahli Patologi anatomi adalah seorang dokter dan


manusia biasa yang mungkin membuat
kesalahan/error.
* Komunikasi yang tidak adekuat dengan klinisi membuat
proses penegakkan diagnosis sulit atau bahkan tidak
mungkin.
* Ada kemungkinan terjadi kerusakan ataupun kesalahan
dalam memproses sediaan sebelum dikirim ke
laboratorium ataupun terdapatnya artefak bisa
menimbulkan hasil positif palsu, negatif palsu dan
gambarn histogenetik yang tidak tepat.
* Aspek Hukum dalam Patologi
Anatomi

*Kesalahan interpretasi slide yang


mengakibatkan kesalahan diagnosis
*Kesalahan dalam pengambilan sampling,
sehingga lesi penting yang terdapat dalam
spesimen terlewat
*Kesalahan dalam pencatatan hasil
*Kesalahan pelabelan
*TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai