OLEH :
Raya Esy Pantiarti
30101307055
IDENTITAS JURNAL
Judul :
Penulis :
Non-operative
Management for Roy Spijkerman1, Tahun Terbit :
Penetrating Splenic Michel Paul Johan
Trauma : How far Teuben1, Fatima 2017 Penerbit
can we go to Save Hoosain2, Liezel
Splenic Function? Phyllis Taylor2, World Journal of
Timothy Craig Emergency
Hardcastle3, Taco Surgery
Johan Blokhuis1,
Brian Leigh
Warren2 and Luke
Petrus Hendrikus
Leenen1
ABSTRAK
• Manajemen selektif non-operatif (NOM) untuk pengobatan trauma tumpul lien
Latar relatif aman untuk dilakukan namun kelayakan NOM untuk trauma tembus lien
(PSI) masih tidak jelas.
Belakang • Tingkat keberhasilan prosedur splenorafi belum banyak diketahui. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menyelidiki hasil NOM untuk luka tembus lien.
• Terapi splenorafi untuk PSI adalah modalitas pengobatan yang layak dan tidak
Kesimpulan terkait dengan peningkatan mortalitas. Selain itu, sekelompok pasien dapat
diobati tanpa intervensi bedah sama sekali.
LATAR BELAKANG
Lien berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan asplenia dikaitkan
dengan peningkatan risiko seumur hidup dari penyakit menular berat. Oleh
karena itu, trauma yang menyebabkan cedera lien sebaiknya ditangani dengan
tetap mempertahankan fungsi lien.
Telah terbukti bahwa lebih dari 80% cedera tumpul lien dapat diobati dengan
manajemen non-operative (NOM). Prosedur mempertahankan lien ini telah
terbukti aman dan efektif dalam menyelamatkan fungsi imunologi lien pada
trauma tumpul lien.
Masih belum jelas apakah NOM selektif dan prosedur splenorafi juga dapat
diterapkan untuk pengobatan trauma tembus lien
Dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk
mengeksplorasi
Untuk meneliti keamanan prosedur
kelayakan NOM dan penyelamatan lien pada
splenorafi, sangat kasus trauma lien
NOM dan splenorafi penting untuk tidak
untuk trauma tembus membandingkan cedera
organ padat intra- lien dengan cedera pada
abdominal menjadi hepar dan ginjal
lebih umum dilakukan adanya risiko
di pusat-pusat trauma perdarahan tertunda dan
besar penelitian cedera organ
kelayakan NOM hanya intraabdomen lain yang
berfokus pada trauma terjadi bersamaan
hepar atau ginjal
METODE
Persetujuan Etik
• Retrospektif • Rumah Sakit Tygerberg
di Cape Town (1
• Komite Etik Penelitian September 2010 – 1
Kesehatan (HREC) di September 2014)
Cape Town • Rumah Sakit Pusat
• Komite Etik Penelitian Inkosi Albert Luthuli
Biomedik (Brec) di (IALCH) di Durban (1
Durban April 2010 – 1 April
2014)
Desain Penelitian Tempat dan
Waktu Penelitian
Subjek Penelitian :
• Rumah Sakit IALC : semua pasien dengan cedera lien dari data masuk
institusi trauma (UKZN Brec BE207-09).
• Rumah Sakit Tygerberg : meninjau buku catatan operasi dan data radiologi
rumah sakit tersebut (HREC S14 / 02/046).
Tujuan penelitian :
untuk mengidentifikasi semua pasien luka tembus lien
selama periode 4 tahun di Rumah Sakit Tygerberg dan
periode 6 tahun di Rumah Sakit Pusat Inkosi Albert
Luthuli
Karakteristik Dasar Kelompok
Penelitian
• 118 pasien (109 (92%) laki-laki dan 9 (8%) perempuan dengan rata-
rata (IQR) usia 27 tahun (20-32))
• Rata-rata SBP ialah 122 mmHg (105-136) dan HR 94 kali/menit (80-
113)
• GCS 15 (15-15) 19 pasien (16%) mengalami perubahan GCS
(GCS <15)
• 53 pasien (45%) luka tusuk dan 65 pasien (55%) luka tembak
• AIS (Abbreviated Injury Scale) pada lesi lien adalah 3 (3-4); 78
pasien (66%) AIS < 4 dan 40 pasien (33%) didiagnosis dengan cedera
lien derajat 4 atau 5
• Median ISS (Injury Severity Score) pada penelitian adalah 25 (16-34)
• Perbedaan signifikan pada usia, SBP, HR, GCS dan jumlah trombosit kelompok
splenektomi dan splenorafi
• Median AIS dan ISS secara signifikan lebih tinggi pada pasien yang menjalani
splenektomi
• Pasien NOM secara signifikan memiliki SBP yang lebih rendah dan nilai AIS lien
yang lebih tinggi (3 (2- 4) vs 2 (2-3)) dibandingkan dengan pasien splenorafi
Mekanisme Trauma
Lebih dari separuh jumlah pasien (51/98) dengan PSI (trauma tembus lien)
yang memerlukan tindakan laparotomi darurat berhasil diobati dengan
prosedur splenorafi operasi penyelamatan lien adalah alternatif yang
aman terhadap total splenektomi
Lebih dari separuh jumlah pasien (51/98) dengan PSI (trauma tembus lien)
yang memerlukan tindakan laparotomi darurat berhasil diobati dengan
prosedur splenorafi operasi penyelamatan lien adalah alternatif yang
aman terhadap total splenektomi
4 Korespondensi penulis +
5 Tempat & waktu penelitian dalam +
judul
ABSTRAK
1 Abstrak 1 paragraf +
1 Jumlah Subjek +
2 Tabel Karakteristik +
Pertanyaan Jawaban
Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila Tidak
dibandingkan dengan yang terdapat pada penelitian
sebelumnya sehingga hasil tersebut tidak dapat
diterapkan pada pasien kita?