Anda di halaman 1dari 41

PENGERTIAN

Validitas adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah


benar-benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual.
Reliabilitas adalah pengujian alas ukur yang bertujuan untuk melihat
stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional.
Uji validitas dan reliabilitas adalah merupakan proses “audit” terhadap
instrument penelitan (angket, kuesioner) sebelum “go public”. Audit
yang dimaksud di sini bersifat antisipasi, preventif bukan evaluatif
seperti lazimnya pengertian audit di dunia keuangan.
BEBERAPA JENIS VALIDITAS YAITU :

• Validitas rupa (face validity)


• Validitas isi (content validity)
• Validitas kriteria (criterion validity), terdapat dua bentuk validitas
ini yaitu validitas konkuren dan validitas ramalan
• Validitas konstruk (construct validity)
RELIABILITAS INTERNAL (INTERNAL
CONSISTENSY)

Reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan


pada uji reliabilitas eksternal.
• Dengan rumus spearman-brown
• Dengan rumus flanagant
• Dengan rumus rulon
• Dengan rumus K – R.21
• Dengan rumus hoyt
• Dengan rumus alpha cronbach
Langkah dalam melakukan uji validitas dan
reliabilitas internal yaitu:

• COBALAH ITEM DI LAPANGAN KEPADA PALING SEDIKIT 30


ORANG RESPONDEN (BATAS SAMPEL BESAR DALAM
STATISTIK)
• TABULASI DATA YANG TELAH MASUK
• UJILAH VALIDITAS DAN RELIABILITASNYA
Langkah-langkah uji validitas dan reliabilitas, yaitu:

• Mempersiapkan butir-butir pertanyaan berdasarkan konstruk, konsep dan


indikator dari variabel yang akan diteliti.
• Instrumen (pertanyaan) diberikan kepada responden untuk di ujicobakan
• Setelah instrumen diujicobakan kepada responden, kemudian ditabulasikan
untuk mempermudah penghitungan dan analisis ujicoba tersebut.
• Responden target uji coba instrumen, tidak dapat dijadikan responden penelitian
ANALISIS YANG SERING DIPERGUNAKAN UNTUK
MELAKUKAN UJI VALIDITAS :

• Korelasi product moment


• Corrected item to total correlation
• Analisis faktor
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN UJI
VALIDITAS ADALAH:

• Tentukan koefesien korelasi rank sperman


• Bandingkan nilai koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan nilai
korelasi rank spearman dalam table (rtabel), atau bandingkan nilai p-
value (sig.)
• Jika rs > rtabel atau p-value < , maka item tersebut valid( dan dapat
dijadikan sebagai indikator terhadap dimensi/variabel tersebut.
Pengujian validitas dan reabilitas instrument:

1. Realibilitas dengan stabilitas, yaitu : test-retest reliability, pararel form


reliability, dan konsistensi.
2. Validitas dengan validitas internal dan validitas eksternal. Jika
validitas internal dengan cara content validity, criterion-related
validity, construct validity sedangkan validitas eksternal dengan cara
pemilihan sampel yang tidak bias, jumlah sampel besar, melibatkan
banyak situasi,periode waktu yang relatif panjang.
Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian
dengan skor butir kontinum .
• Uji Validitas
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau soal
bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi simbol xi dan
skor total instrumen atau tes diberi simbol xt, maka rumus yang digunakan untuk
menghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal dengan skor
total instrumen atau skor total tes adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
Xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari xi
Xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7

1 5 4 3 5 3 5 3 28

2 5 4 3 4 3 4 3 26

3 4 4 2 4 3 4 3 24

4 4 3 3 3 4 3 4 24

5 5 5 3 4 5 5 4 31

6 3 3 2 3 2 3 1 17

7 3 3 2 3 2 2 2 17

8 3 2 2 3 2 2 2 16

9 2 2 1 2 1 2 1 11

10 2 1 1 1 1 1 1 8

Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian

Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena
nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas :
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefesien alpha, yaitu:
Keterangan:
Rii = koefisien reliabilitas tes
K = cacah butir
= Varian skor butir
= Varian skor total
Nomor butir Varian Butir

1 1,24
Koefisien reliabilitas dari
2 1,29
contoh diatas dapat 3 0,56
Nomor butir Varian Butir
4 1,16
dihitung dengan cara 1 1,24
. 5 1,44
2 1,29
pertama-tama dihitung 6 1,69
3 0,56
7 1,24
varian butir sebagai 4 1,16
5 1,44
berikut:
6 1,69
7 1,24
Jumlah Jumlah
8,62 8,62
Koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada
contoh diatas adalah 0,97.
Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk objektif

• Uji validitas

Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butir soal 0 atau
1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk
menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:

Keterangan:

Rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total

X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i

Xt = rata-rata skor total semua responden

St = standar deviasi skor total semua responden

Pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

Qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i


Contoh hasil uji coba adalah sebagai
berikut:
Nomor Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36

Xt = 3,60
ST = 2,107

Nomor Butir r-butir r-tabel Status

1 0,70 0,63 Valid


2 0,57 0,63 Tidak valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tidak valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak
valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai
berikut:
Nomor Butir Pertanyaan
Nomor Responden Jumlah

1 3 4 5 6

1 1 1 1 0 0 3

2 1 0 1 1 1 4

3 0 1 1 0 0 2

4 1 0 0 0 0 1
Xt = 2,6
5 0 0 0 0 0 0

6 1 1 1 1 1 5 St = 1,8
7 1 1 1 1 1 5

8 0 0 0 0 0 0

9 1 0 0 1 0 2

10 1 1 1 1 0 4

Jumlah 7 5 6 5 3 26
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena
niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial
yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
(5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus
KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
Rii = koefesien reliabilitas tes
K = cacah butir
Piqi = varian skor butir
Pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
Qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= Varian skor total
Nomor butir pi qi p iq i

Koefesien reliabitas dari


contoh diatas adalah:
1 0,7 0,3 0,21
Pertama-tama dihitung varian 3 0,5 0,5 0,25
butir (piqi) sebagai berikut: 4 0,6 0,4 0,24
5 0,5 0,5 0,25
6 0,3 0,7 0,21

Jumlah 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh
diatas adalah 0,80.
Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan
produk yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan, mencakup berbagai aspek
pendidikan : pengembangan kurikulum, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, manajemen
laboratorium, pengembangan fasilitas, evaluasi dan asesmen
pembelajaran, uji kompetensi dan sertifikasi.
Strategi penelitian pengembangan sesungguhnya terdiri dari tiga
komponen, yaitu 1) model atau desain pengembangan, 2) prosedur
pengembangan dan 3) validasi produk. Prosedur pengembangan yang
sering dipedomani oleh para peneliti antara lain prosedur borg and gall
(2003), prosedur pengembangan menurut plomp (1997).
Borg and Gall (2003, 784) menentukan 10 langkah berurutan dalam penelitian
dan pengembangan seperti berikut :
Research and
information collection Planning

Preliminary testing Develop Preliminary


form of product

Main Product Revision Main field Testing

Operational field Operational product


testing revision

Desimination and
Final Product revision
implementation
Langkah – langkah borg and gall ini diikuti dalam
pengembangan instrumen penelitian antara lain dengan
konsep :
• Research and information collecting

• Planning

• Develop preliminary form of product

• Preliminary testing

• Main product revision

• Main field testing

• Operational product revision

• Operational fiels testing

• Final product revision

• Dissemination and implementation


Pengembangan produk menurut plomp (1997,5)
menghadirkan 5 fase

• Investigasi awal,
• Desain
• Konstruksi/realisasi
• Fase ujicoba (tes, evaluasi, dan revisi)
• Dan fase implementasi
Beberapa langkah pengembangan instrumen penilaian kinerja dosen yang
dapat kita lakukan menurut djemari mardapi (2008, 108) adalah sebagai
berikut
• Menentukan spesifikasi instrumen

• Menulis instrumen,

• Menentukan skala instrumen,

• Menentukan sistem pensekoran,

• Mentelaah instrumen,

• Melakukan ujicoba,

• Menganalisis instrumen,

• Merakit instrumen,

• Melaksanakan pengukuran, dan

• Menafsirkan hasil pengukuran.


Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah kerja yang
ditempuh oleh peneliti dalam membuat instrumen penelitian. Dalam
prosedur pengembangan peneliti harus memaparkan langkah-langkah
kegiatan yang dikerjakan sejak awal pengembangan, pencapaian
komponen, serta hubungan fungsional antar komponen, sampai dihasilkan
instrumen yang handal.
Langkah-langkah
• Perencanaan perencanan pengembangan instrumen
• Studi eksplorasi studi eksplorasi diawali dengan kajian literatur dan
hasil-hasil penelitian tentang instrumen yang akan dikembangkan
• Pembuatan instrumen awal instrumen (produk) awal
• Validasi instrumen validasi instrumen merupakan bagian yang sangat
penting dalam pengembangan instrumen penelitian
Kelayakan instrumen ditentukan oleh tiga hal
menurut soenarto (2013, 200) yaitu :

• Instrumen yang dihasilkan sesuai permasalahan yang akan dipecahkan


dan tujuan yang ingin dicapai;
• Instrumen memenuhi kriteria penilaian kinerja pendidik
• Instrumen memenuhi kriteria penampilan
Lanjutan langkah langkah
Validasi ahli responden pada validasi ahli atau expert judgement,
dapat dilakukan dengan metode diskusi, biasanya disebut FGD atau focus
group disscussion atau dengan teknik delphi.
Fokus group discussion atau FGD (mcmillan & schumaker, 2001)
yaitu cara mencari pemahaman tentang masalah, atau penilaian tentang
program, produk, sistem, atau ide dari para pakar melalui forum diskusi
kelompok dan bukan diskusi secara individu atau terpisah.
Teknik delphi adalah cara untuk memperkirakan peristiwa di
masa yang akan datang dengan jalan menanyakan, mencari,
mengumpulkan dan mengembangkan pendapat para ahli secara individual.
Pada penerapan teknik delphi proses verifikasi prediksi melibat para ahli
(expert), prediksi peristiwa yang akan datang didasarkan pada data
empiris, dan hasil verifikasi berupa konsesus.Penerapan teknik delphi ini
didasarkan oleh lima prinsip masih menurut dunn (2008): anonymity,
iteration, controlled feedback, statistical group responses, expert us.
Pelaksanaan pengembangan instrumen

• Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam membuat instrumen penelitian penilaian
kinerja dosen.
• Menyusun angket dengan membuat kisi-kisi angket terlebih dahulu.
• Menentukan orang yang ahli dalam bidang kependidikan dan ahli dalam penilaian kinerja
sebagai partisipan.
• Mengumpulkan angket, menganalisis data yang terkumpul, dan menyimpulkan hasilnya.
• Mengirim kembali instrumen yang telah diperbaiki untuk kedua kali kepada partisipan
yang sama atau partisipan yang berbeda.
• Meminta para ahli untuk mengklarifikasi jawaban yang mereka berikan, hal ini untuk
menghindari pengendalian secara ketat oleh peneliti.
• Menganalisis dan menyimpulkan hasil berdasarkan dukungan para ahli .
Lanjutan langkah-langkah
Uji lapangan kemudian
Uji-coba lapangan setelah dilakukan bertahap, dengan :
• Tahap uji lapangan awal dan
instrumen diuji keshahihannya perbaikan,
(validitas) dan kehandalannya • Uji lapangan utama dan
(reliabilitas), instrumen dapat perbaikan,
• Uji lapangan operasional dan
diujicobakan di lapangan. perbaikan akhir,

Anda mungkin juga menyukai