1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena
nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas :
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefesien alpha, yaitu:
Keterangan:
Rii = koefisien reliabilitas tes
K = cacah butir
= Varian skor butir
= Varian skor total
Nomor butir Varian Butir
1 1,24
Koefisien reliabilitas dari
2 1,29
contoh diatas dapat 3 0,56
Nomor butir Varian Butir
4 1,16
dihitung dengan cara 1 1,24
. 5 1,44
2 1,29
pertama-tama dihitung 6 1,69
3 0,56
7 1,24
varian butir sebagai 4 1,16
5 1,44
berikut:
6 1,69
7 1,24
Jumlah Jumlah
8,62 8,62
Koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada
contoh diatas adalah 0,97.
Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk objektif
• Uji validitas
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan skor butir soal 0 atau
1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk
menghitung koefesien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:
Keterangan:
Rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i
Xt = 3,60
ST = 2,107
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
Xt = 2,6
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5 St = 1,8
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena
niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi biserial
yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
(5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus
KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
Rii = koefesien reliabilitas tes
K = cacah butir
Piqi = varian skor butir
Pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
Qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= Varian skor total
Nomor butir pi qi p iq i
Jumlah 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh
diatas adalah 0,80.
Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan
produk yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan, mencakup berbagai aspek
pendidikan : pengembangan kurikulum, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, manajemen
laboratorium, pengembangan fasilitas, evaluasi dan asesmen
pembelajaran, uji kompetensi dan sertifikasi.
Strategi penelitian pengembangan sesungguhnya terdiri dari tiga
komponen, yaitu 1) model atau desain pengembangan, 2) prosedur
pengembangan dan 3) validasi produk. Prosedur pengembangan yang
sering dipedomani oleh para peneliti antara lain prosedur borg and gall
(2003), prosedur pengembangan menurut plomp (1997).
Borg and Gall (2003, 784) menentukan 10 langkah berurutan dalam penelitian
dan pengembangan seperti berikut :
Research and
information collection Planning
Desimination and
Final Product revision
implementation
Langkah – langkah borg and gall ini diikuti dalam
pengembangan instrumen penelitian antara lain dengan
konsep :
• Research and information collecting
• Planning
• Preliminary testing
• Investigasi awal,
• Desain
• Konstruksi/realisasi
• Fase ujicoba (tes, evaluasi, dan revisi)
• Dan fase implementasi
Beberapa langkah pengembangan instrumen penilaian kinerja dosen yang
dapat kita lakukan menurut djemari mardapi (2008, 108) adalah sebagai
berikut
• Menentukan spesifikasi instrumen
• Menulis instrumen,
• Mentelaah instrumen,
• Melakukan ujicoba,
• Menganalisis instrumen,
• Merakit instrumen,
• Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam membuat instrumen penelitian penilaian
kinerja dosen.
• Menyusun angket dengan membuat kisi-kisi angket terlebih dahulu.
• Menentukan orang yang ahli dalam bidang kependidikan dan ahli dalam penilaian kinerja
sebagai partisipan.
• Mengumpulkan angket, menganalisis data yang terkumpul, dan menyimpulkan hasilnya.
• Mengirim kembali instrumen yang telah diperbaiki untuk kedua kali kepada partisipan
yang sama atau partisipan yang berbeda.
• Meminta para ahli untuk mengklarifikasi jawaban yang mereka berikan, hal ini untuk
menghindari pengendalian secara ketat oleh peneliti.
• Menganalisis dan menyimpulkan hasil berdasarkan dukungan para ahli .
Lanjutan langkah-langkah
Uji lapangan kemudian
Uji-coba lapangan setelah dilakukan bertahap, dengan :
• Tahap uji lapangan awal dan
instrumen diuji keshahihannya perbaikan,
(validitas) dan kehandalannya • Uji lapangan utama dan
(reliabilitas), instrumen dapat perbaikan,
• Uji lapangan operasional dan
diujicobakan di lapangan. perbaikan akhir,