Anda di halaman 1dari 22

Etin Rohmatin

 epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang bertujuan


utk menganalisis faktor penyebab (determinan) dari masalah
kesehatan
 epidemiologi analitik menjawab pertanyaan (why) penyebab
terjadinya masalah kesehatan

Desain studi analitik digunakan untuk meneliti :


-Apakah suatu faktor mrupakan determinan dari suatu kejadian penyakit
-Apakah suatu faktor mrupakan penyebeb dari suatu kejadian penyakit
-Apakah suatu faktor mrupakan risiko dari suatu kejadian penyakit
 studi analitik menjawab pertanyaan why (mengapa)
studi analitikmerupakan studi lanjutan dari studi deskriptif
 studi analitik dilakukan untuk membuktikan sebuah
hipotesa
Bentuk desain dari studi deskriptif lengkap, karena
mempelajari dua kelompok atau lebih ( ada kelompok
pembanding)
1. Menjelaskan faktor-faktor risiko dan kausa penyakit
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yg efektif untuk
pengendalian penyakit
Jika :
- E merupakan faktor yg diteliti (exposure, determinan, fx risiko)
-D merupakan penyakit yg diteliti (disease)

E D

Apakah ada hubungan antara E dan D???


1. Krosssektional
2. Kasus kontrol
3. Kohort
4. eksperimen
 utk meneliti faktor risiko/determinan suatu penyakit dimana
outcome jarang terjadi
 bersifat observasional
 unti pengamatan adalah individu
1. Penelitian dimulai dari status outcome (D) pd subjek-subjek yg
diteliti, kmd dikelompokkan :
- kelp subjek yg sakit (D+)
- kelp subjek yg tdk sakit (D-)
2. Subjek pd kedua kelp scr retrospektif diteliti ttg status
keterpaparannya dgn var E
3. Bandingkan status keterpaparan dengan E pada kelp D+ dan D-
4. Hubungan antara E dan D diukur dgn OR, tdk bisa menghitung
insidens
1. Analisis univariat
- mendeskripsikan dist. Frekuensi variabel eksposure outcome
- jika data dalam skala kontinyu, analisis dari nilai mean dan 95% CI
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI

2. Analisis bivariat
- melihat hub (asosiasi) antara variabel E dan D
- tgt dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dlm skala kategorikal : hub asosiasi diukur dgn
OR, uji statistik dgn chi-square
- jika var E dlm skala kategorikal dan D dlm skala kontinyu : hub
asosiasi diukur dgn membandingkan nilai mean, uji statistik dgn
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dlm skala kontinyu : hub asosiasi diukur dgn koef
korelasi “r”, uji statistik dgn uj korelasi
Kelebihan :
1. Cocok utk penelitian dgn frekuensi outcome jarang
2. Durasi penelitian relatif singkat
3. Relatif murah
4. Jumlah sampel yg dibutuhkan relatif sedikit
5. Menghasilkan nilai OR (sbg pendekatan RR)

Kelemahan:
1. Berpotensi utk terjadinya bias akibat pengambilan sampal kasus
dan kontrol dr populasi yg berbeda (bias seleksi)
2. Berpotensi terjadi bias dlm pengukuran var E (bias informas)
3. Terbatas pada satu var outcome
4. Tdk dpt menghasilkan insidens, prevalens, RR ataupaun AR
 cohort mrp istilah yg berasal dari bahasa romawi kuno yang
artinya : sekelompok tentara yang maju bersama-sama ke
medan pertempuran

 studi kohort mempunyai 2 tujuan utama :


1. tujuan deskriptif : mendeskripsikan insidens suatu kejadian
penyakit ttt selama periode waktu tertentu
2. tujuan analitik : meneliti hub antara suatu faktor risiko
dengan
kejadian penyakit
 penelitian kohort bersifat obeservasional

 unit pengamatan adalah individu


1. Penelitian dimulai dari pengukuran status keterpaparan thd fx
risiko (exposure) pd subjek2 yg diteliti, kmd dikelompokkan :
- kelp terpapar dgn eksposure
- kelp tdk terpapar dgn eksposure
2. Kedua kelompok di follow up
3. Kemudian diukur out come (disease) pada msg2 kelp :
dibandingkan
4. Penelitian dilakukan pada subjek2 yg masih bebas dari outcome
(sehat) tetapi tetap berisiko utk mengalaminya
D+

E+
D-
Population
Follow
at risk D+
up
E-
D-

The present The future


Berdasarkan waktu dilakukannya pengukuran thd E dan D :
-Prospektif kohort
-Retrospektif kohort

Berdasarkan asal dari kelp pembanding :


-Single cohort : berasal dari 1 populasi(internal comparison)
-Double cohort : berasal dari populasi yg berneda status
keterpaparannya dgn eksposure (external comparison)

Berdasarkan dinamika subjek:


-Closed cohort : fixed populatiom
-Open cohort : unfixed population
1. Analisis univariat
- mendeskripsikan dist. Frekuensi variabel eksposure outcome
- jika data dalam skala kontinyu, analisis dari nilai mean dan 95% CI
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI

2. Analisis bivariat
- melihat hub (asosiasi) antara variabel E dan D
- tgt dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dlm skala kategorikal : hub asosiasi diukur dgn RR,
OR atau AR , uji statistik dgn chi-square
- jika var E dlm skala kategorikal dan D dlm skala kontinyu : hub
asosiasi diukur dgn membandingkan nilai mean, uji statistik dgn
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dlm skala kontinyu : hub asosiasi diukur dgn koef
korelasi “r”, uji statistik dgn uj korelasi
3. Analisis multivariat
- utk melihat hub antara E dan D setelah dikontrol dgn variael-
variabel lain yg merancu hubungan E dan D
Kekuatan :

1. Dpt utk melihat sekuens/urutan kejadian sebab akibat


2. Dpt menghindari terjadinya bias dlm pengukuran2 var E
3. Dpt meneliti bbrp outcome sekaligus
4. Jumlah dari var outcome dpt bertambah selama proses follow
up
5. Dpt utk menghitung insidens, RR dan AR
6. Cocok untuk var E yang jarang

Kelemahan:

1. Membutuhkan sampel yang besar


2. Tidak realistik utk outcome yg jarang
 studi eksperimen mirip dgn studi kohort, tetapi pd studi
eksperimen peneliti memberikan perlakuan (intervensi thd status
eksposure)
Berdasarkan proses pengalokasian eksposure kpd subjek penelitian ,
maka studi eksperimen dibagi menjadi dua yaitu :
1. True experiment study : bila ada proses randomisasi
2. Quasi experiment study : tanpa ada proses randomisasi

Berdasarkan kelp pembanding , maka studi eksperimen dibagi


menjadi dua yaitu :
1. Within group design : pre test dan post test design, seluruh individu
mendapat eksposure yg sama , kemudian di foolow up, bandingkan
outcome pada saat pre test dan post test
2. Between group design : peneliti membandingkan outcome dari dua
atau lebih kelp yg mendapat intervensi berbeda
 randomisasi = random allocation
- proses yg dilakukan oleh peneliti thd subjek yg diteliti
sedemikian rupa sehingga setia subjek mempunyai kesempatan
yang sama utk mdptkan “eksposure” atau tidak mendapat
“eksposure”
- Memilih secara random anggota sampel utk mendapat eksposure

 random sampling=random selection


- peneliti menseleksi subjek2 yang akan diteliti sedemikian rupa
sehingga setiap subjek di populasi studi mempunyai kesempatan
yg sama utk terpilih menjadi anggota sampel
- memilih secara random anggota populasi utk menjadi sampel
populasi
sampel

Random selection
Outcome +

E+
Outcome-
Follow
up Outcome +
Random alocation
E-
Outcome -
Untuk mengaplikasikan eksposure (randomisasi) pada subjek
penelitian biasanya dilakukan blinding’
1. Single blind : hanya subjek yg tidak mengetahui
2. Double blind : juka subjek dan peneliti tidak mengetahui
3. Triple blind : juka subjek, peneliti dan penganalisis tidak
mengetahui

Tujuan :
1. Pada proses randomisasi : dapat mengeliminasi confounder
2. Pada periode follow up : menghindari bias yang berasal dari
subjek, peneliti ataupun penganalisis
Kelebihan :
1. Dpt memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab akibat
2. Mrp satu-satuya disain yg sesuai dipakai untuk meneliti obat2an
baru
3. Dpt menghasilkan penelitian yg murah dan cepat dibandingkan
penelitian observasional

Kelemahan:
1. Mahal dan memakan waktu
2. Tdk semua pertanyaan penelitian dpt dijawab dgn desain
eksperimen : ada masalah etika, frekuensi outcome jarang
3. Cenderung membatasi skope penelitian
4. Standar intervensi eksposure mungkin berbeda dengan kondisi
yg sesungguhnya di populasi

Anda mungkin juga menyukai