Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan menyusun proposal penelitian sangat penting untuk
merencanakan dan mengusulkan suatu kegiatan atau proyek penelitian. Secara
umum ada aturan-aturan, baik yang bersifat metodologis maupun teknis dalam
menyusun proposal. Aturan-aturan itu pada umumnya bersifat universal,
meskipun untuk hal-hal tertentu yang bersifat teknis ada yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan lembaga-lembaga tertentu. Dalam kaitannya
dengan penyelesaian studi di perguruan tinggi, penyusunan proposal penelitian
adalah langkah awal tatkala seorang mahasiswa bermaksud menyusun suatu
skripsi (S1), tesis (S2), dan disertasi (S3). Melihat begitu pentingnya proposal
penelitian, maka akan dipelajari tentang proposal penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian proposal penelitian ?
2. Apa saja jenis-jenis proposal penelitian ?
3. Bagaimana isi proposal penelitian ?
4. Apa saja ciri-ciri proposal penelitian ?
5. Apa saja unsur-unsur proposal penelitian ?
6. Bagaimana petunjuk penulisan proposal penelitian ?
7. Bagaimana prosedur penyusunan proposal penelitian ?
8. Bagaimana sistematika penyusunan proposal penelitian ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian proposal penelitian ?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis proposal penelitian ?
3. Untuk mengetahui isi proposal penelitian ?
4. Untuk mengetahui ciri-ciri proposal penelitian ?
5. Untuk mengetahui unsur-unsur proposal penelitian ?

1
6. Untuk mengetahui petunjuk penulisan proposal penelitian ?
7. Untuk mengetahui prosedur penyusunan proposal penelitian ?
8. Untuk mengetahui sistematika penyusunan proposal penelitian ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proposal Penelitian


Proposal Penelitian ialah usulan yang berisi rencana kegiatan
penelitian yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan dari
pihak yang berwewenang. Pihak yang berwewenang di sini dapat saja seperti
lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai penelitian tersebut,
tempat atau sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang meminta
dilakukannya penelitian. Untuk keperluan penulisan skripsi,
proposal penelitian diperlukan untuk memperoleh persetujuan dari Ketua
Jurusan atau Ketua Program Bidang Studi.

2.2 Cara Penyusunan Proposal Penelitian


Dalam penyusunan proposal penelitian di bagi menjadi 3 bagian,
diantaranya :
1. Bagian Awal
Bagian awal mencakup halaman judul, halaman pengesahan,
ringkasan, prakata, daftar tabel, daftar gambar, daftar simbol, daftar isi
A. Halaman Judul
Halaman judul memuat : judul, lambang universitas/politeknik, nama
dan nomor mahasiswa, instansi, kota, dan waktu pengajuan
a. Judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan
menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti, dan
tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
b. Lambang Instansi Pendidikan.
c. Nama Mahasiswa ditulis lengkap di bawah lambang, di samping
kanan nama dituliskan Nomor Induk mahasiswa. Urutan penulisan
nama mahasiswa (kelompok) berdasarkan Nomor Induk
Mahasiswa.
d. Nama Instansi Pendidikan

3
e. Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan bulan dan tahun di
bawah Tasikmalaya
B. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan rasa terima kasih yang dituliskan
peneliti kepada semua pihak yang membantu penyelesaian proposal
penelitian. Namun perlu diperhatikan, ucapan terima kasih dituliskan
secara singkat dan tetap menggunakan pedoman penulisan yang
benar.
C. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi persetujuan dari pembimbing
maupun penguji proposal penelitian.
D. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Singkatan
a. Daftar isi merupakan daftar tiap bab pada proposal penelitian
serta nomor halamannya.
b. Daftar tabel/gambar adalah daftar tabel/gambar pada proposal
penelitian serta nomor halamannya.
c. Daftar singkatan adalah daftar singkatan pada proposal
penelitian

2. Bagian Utama
Bagian utama proposal penelitian meliputi beberapa bab, yaitu Bab
1 Pendahuluan, Bab 2 Tinjauan Pustaka, Bab 3 Metodologi Penelitian.
A. Bab 1: Pendahuluan
• Latar belakang penelitian, berisi hal-hal yang menjadi
permasalahan penelitian
• Rumusan masalah, menjelaskan alasan masalah tersebut
menarik untuk diteliti
• Tujuan penelitian, menjelaskan jawaban yang hendak dicari
dalam menyelesaikan masalah penelitian

4
• Manfaat penelititan, menjelaskan manfaat yang akan diperoleh
pada penelitian
• Keabsahan Penelitian

B. Bab 2: Tinjauan Pustaka


• Landasan Teori memuat uraian sistematis tentang teori yang
digunakan oleh peneliti terkait topik masalah penelitian.
• Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara
berbagai variabel untuk menjelaskan sebuah fenomena
(Wibowo,2014). Hubungan antara berbagai variabel
digambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur dan
skema yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena. Sumber
pembuatan kerangka teori adalah dari paparan satu atau lebih
teori yang terdapat pada tinjauan pustaka. Pemilihan teori dapat
menggunakan salah satu teori atau memodifikasi dari berbagai
teori, selama teori yang dipilih relevan dengan keseluruhan
substansi penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka teori yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Seorang
peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar dalam
menyusun kerangka teori yang menghasilkan hipotesis.Di
bidang rekam medis dan informasi kesehatan, teori yang
berkembang belum sebanyak teori-teori di bidang kesehatan
lainnya.Teori yang diadopsi masih rujukan lama untuk
pendokumentasian rekam medis dan masih dipakai hingga
sekarang.Selama belum terjadi perubahan pada teori lama,
maka teori tersebut masih dapat dipergunakan.Contohnya teori
tentang analisis kuantitatif menurut Huffman (1995) dalam
Hatta, sampai sekarang masih banyak digunakan.Teori

5
menurut Huffman ini dapat digunakan sebagai teori yang
mendasari sebuah penelitian tentang kelengkapan
pendokumentasian rekam medis.Dapat juga dimodifikasi
dengan mengkompilasi teori tersebut dengan teori sejenis
lainnya misalnya dengan teori analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif yang dikembangkan oleh Hatta, tergantung dari
tujuan penelitiannya dan relevansinya dengan substansi
penelitiannya tersebut.
Di bidang perilaku kesehatan, teori tentang perilaku
menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2010) membagi perilaku
manusia ke dalam tiga domain yaitu: kognitif, afektif dan
psikomotor. Teori ini masih banyak diadopsi dan digunakan
untuk keperluan penelitian di bidang kesehatan. Termasuk di
bidang rekam medis,teori perilaku tersebut dapat digunakan
dengan cara dikompilasi dengan teori rekam medis.Berikut ini
contoh cara membuat kerangka teori.
Contoh:
Judul: Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat
Inap Kasus Demam Berdarah Dengue di RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya Tahun 2016
Tujuan:
1. Mengetahui gambaran kelengkapan identifikasi
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus Demam
Berdarah Dengue di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya Tahun 2016.
2. Mengetahui gambaran kelengkapan autentikasi
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus Demam
Berdarah Dengue di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya Tahun 2016.
3. Mengetahui gambaran kelengkapan laporan yang
penting Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus

6
Demam Berdarah Dengue di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya Tahun 2016.
4. Mengetahui gambaran kelengkapan pencatatan yang baik
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus Demam
Berdarah Dengue di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya Tahun 2016.

Kerangka Teori:
Teori yang digunakan mengacu pada teori analisis kuantitatif
menurut Huffman (1995). Kerangka teori disusun dalam
bentuk alur skema variabel-variabel yang menjelaskan tentang
kelengkapan dokumen rekam medis.Berikut ini merupakan
contoh kerangka teori berdasarkan judul dan tujuan diatas.

kelengkapan identifikasi
DRM rawat inap kasus DBD

kelengkapan autentifikasi Analisis Kelengkapan Dokumen


DRM rawat inap kasus DBD Rekam Medis Rawat Inap Kasus
Demam Berdarah Dengue di
kelen gkapan pelaporan yang RSUD dr. Soekardjo Kota
penting DRM rawat inap Tasikmalaya Tahun 2016
kasus DBD

kelengkapan pencatatan
yang baik DRM rawat inap
kasus DBD

• Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan turunan dari
kerangka teori yang telah disusun sebelumnya dalam telaah
pustaka. Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan

7
antara berbagai variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah
membaca berbagai teori yang ada dan kemudian menyusun
teorinya sendiri yang akan digunakannya sebagai landasan
untuk penelitiannya. Pengertian lainnya tentang kerangka
konsep penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep –
konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang
akan dilakukan. Diagram dalam kerangka konsep harus
menunjukkan hubungan antara variabelvariabel yang akan
diteliti. Kerangka yang baik dapat memberikan informasi yang
jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian.

Contoh 1. kerangka konsep penelitian:


Judul: Gambaran faktor internal dan eksternal kinerja petugas
P – Care di Puskesmas.

Faktor Internal
- Umur
- Pendidikan
- Masa Kerja
- Motivasi
kinerja petugas P –
Care di Puskesmas
Faktor Eksternal
- Sumber Daya
- Kepemimpinan
- Imbalan
- Beban Kerja

Gambar Kerangka Konsep

Berdasarkan contoh kerangka konsep penelitian diatas, terdapat


tiga konsep yaitu konsep tentang faktor internal, faktor eksternal,
dalam kinerja petugas P – care, dan faktor kinerja petugas P –
care. Setiap konsep mempunyai variabel-variabel sebagai
indikasi pengukuran, misalnya untuk mengukur faktor internal

8
maka melalui variabel umur, pendidikan, masa kerja, dan
motivasi. Dan untuk mengukur faktor eksternal melalui variabel
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan beban kerja.
• Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya
sementara kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau
teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan
diuji kebenarannya. Hipotesis ini merupakan jawaban
sementara berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan
dengan data atau fakta.Pembuktian dilakukan dengan
pengujian hipotesis melalui uji statistik.Dalam hal ini hipotesis
menjadi panduan dalam menganalisis hasil penelitian,
sementara hasil penelitian harus dapat menjawab tujuan
penelitian terutama tujuan khusus, jadi sebelum merumuskan
hipotesis harus dilihat dulu tujuan penelitiannya.Hasil
pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan benar atau salah,
berhubungan atau tidak, diterima atau ditolak.Hasil akhir
penelitian tersebut merupakan kesimpulan penelitian sebagai
generalisasi dan representasi dari populasi secara keseluruhan.
A. Fungsi Hipotesis dalam penelitian:
1. Mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-
variabel yang akan diteliti

2. Memberikan batasan penelitian

3. Lebih fokus dan memberikan arah dalam


pengumpulan data

4. Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui


uji statistik yang sesuai
B. Ciri-ciri hipotesis:
1. Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada
batasannya

9
2. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan
pertanyaan
3. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan diteliti
4. Terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur
sehingga dapat dilakukan pengujian
C. Jenis-Jenis Rumusan Hipotesis dalam Statistika
1. Hipotesis Nol (Ho)
Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak
ada hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara variabel yang satu dengan
yang lainnya.
Contoh:

• Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan


terjadinya keterlambatan pelaporan
• Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara
pasien di Puskesmas A dan B dalam hal pelayanan
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Merupakan hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan antara variabel yang satu dengan yang
lainnya.

Contoh :
• Ada hubungan pengetahuan petugas dengan
terjadinya keterlambatan pelaporan
• Ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di
Puskesmas A dan B dalam hal pelayanan

10
D. Arah atau Bentuk Uji Hipotesis
Dalam hipotesis alternatif dapat ditentukan arah uji statistik
apakah satu arah (one tail) atau dua arah (two tail).
1. Satu arah atau satu sisi (one tail)
Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan
adanya perbedaan dengan pernyataan bahwa hal yang
satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal lainnya.
Contoh: Pola asuh ibu yang tidak bekerja lebih baik
dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja.
2. Dua arah atau dua sisi (two tail)
Merupakan hipotesis alternatif yang
menyatakan adanya hubungan atau perbedaan tanpa
melihat hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah
dari hal lainnya.
Contoh: Pola asuh ibu yang tidak bekerja berbeda
dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja.

D. Hipotesis Dalam Penelitian


1. Hipotesis Deskriptif
Merupakan hipotesis terhadap nilai satu variabel
dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat
beberapa kategori.
Contoh:
Sebagian besar petugas surveilans DBD di
puskesmas terlambat megirimkan laporan ke Dinas
Kesehatan
Rumusan Masalah: Apakah petugas surveilans
puskesmas di RS sering terlambat mengirimkan laporan
ke Dinas Kesehatan?

11
Ho : petugas surveilans DBD di puskesmas tidak
terlambat mengirimkan laporan ke Dinas
Kesehatan
Ha : petugas surveilans DBD di puskesmas sering
terlambat mengirimkan laporan ke Dinas
Kesehatan
2. Hipotesis Komparatif
Merupakan hipotesis terhadap perbandingan nilai
dua sampel atau lebih. Hipotesis Komparatif terdiri dari
beberapa macam yaitu: komparatif berpasangan dan
komparatif independen.

Contoh: (komparatif berpasangan)


Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan rata-rata
berat badan antara sebelum dan sesudah diet?
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan
antara sebelum dan sesudah diet
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara
sebelum dan sesudah diet

Contoh: (komparatif independen)


Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan pemberian
ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang tidak
bekerja?
Ho: Tidak ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh
ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja
Ha: Ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu
bekerja dan ibu yang tidak bekerja

12
3. Hipotesis Asosiatif
Merupakan hipotesis terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih.
• Definisi operasional yang dibuat ke dalam tabel berisi uraian
singkat terkait komponen dalam variabel penelitian. Isi tabel
definisi operasional antara lain: no., nama variabel, definisi
operasional, indikator, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan
skala ukur (jika penelitian kualitatif, tidak memerlukan kolom
skala ukur).

C. Bab 3: Metodologi Penelitian


• Jenis Penelitian merupakan rancangan penelitian yang
digunakan oleh peneliti. Secara garis besar pendekatan
penelitian dibedakan menjadi pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Selanjutnya peneliti dapat menentukan desain
penelitian apa yang sesuai dengan tujuan penelitian.
• Lokasi dan Waktu Penelitian menjelaskan lokasi spesifik
peneltian berlangsung dan waktu penelitian dimulai dari proses
pencarian masalah, pembuatan instrumen, pengumpulan data,
analisis data, hingga diseminasi laporan KTI.
• Populasi dan Sampel menjelaskan keseluruhan subjek
penelitian dan juga sampel yang dibutuhkan. Pengambilan
sampel dapat menggunakan teknik probability sampling dan
non probability sampling.
• Etika Penelitian memuat upaya yang diakukan peneliti dalam
menerapkan etika penelitian.
• Teknik Pengumpulan Data memuat tentang instrumen yang
digunakan dalam penelitian juga upaya menjaga keabsahan
instrumen.

13
• Teknik Analisis Data memuat teknik pengolahan data dan
analisis data yang ditentukan oleh peneliti.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari proposal penelitian adalah daftar pustaka dan
lampiran. Daftar pustaka merupakan daftar referensi yang digunakan
sesuai pedoman penulisan daftar pustaka. Sedangkan pada lampiran
adalah informasi pelengkap yang diperlukan pada penelitian, misalnya
instrumen penelitian.
Penulisan referensi harus memuat minimal tiga unsur yaitu nama
penulis, judul tulisan, dan informasi tahun penerbitan. Nama penulis
tidak selalu berupa nama orang namun dapat juga nama sebuah instansi
misalnya Kementerian Kesehatan, BKKBN, BPS, Balitbangkes, dan
sebagainya. Penulisan nama dimulai dengan nama belakang atau nama
keluarga, namun apabila namanya tunggal maka dicantumkan langsung
sesuai namanya tersebut. Di bawah ini contoh dalam penulisan nama:
Nama tunggal : Sugiyono ditulis Sugiyono
Nama belakang : Soekidjo Notoatmodjo ditulis
Notoatmodjo S Nama keluarga/marga : Abdul Haris
Nasution ditulis Nasution AH
Judul artikel penelitian dalam sebuah majalah atau jurnal
penelitian, ditulis selengkapnya termasuk mencakup nama majalah,
volume, halaman pertama dan terakhir, serta tahun penerbitan. Apabila
terdapat kutipan sebuah teori berasal dari buku maka harus ditulis nama
buku, penulis, edisi (kecuali yang pertama), halaman pertama dan
terkahir, penerbit, kota tempat penerbitan dan tahun penerbitan.
Penulisan singkatan nama majalah dan penerbit harus ditulis menurut
aturan yang telah dibakukan (Index Medicus). Nama kota penerbit bila
lebih dari satu hanya ditulis nama kota pertama atau nama kota pertama
dan terakhir jangan dituliskan semua nama kota penerbit.

Cara penulisan referensi ada beberapa macam yaitu:

14
1. Sistem nomor
Pada sistem nomor ini setiap rujukan diberi nomor sesuai
dengan urutannya di dalam makalah yang diletakkan di antara tanda
kurung, baik di belakang nama penulis, akhir pernyataan atau akhir
kalimat. Untuk penunjukan lebih dari satu digunakan nomor-nomor
yang bersangkutan yang dipisahkan dengan koma.
Contoh:
Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu
(host), agent dan lingkungan (environment) (1).Faktor pejamu antara
lain penyakit infeksi. Masa baduta terutama usia 6 – 23 bulan
merupakan kelompok umur paling rentan untuk mengalami ISPA (2).
Penyakit infeksi lainnya selain ISPA adalah diare (3,4).
Kemudian pada daftar pustaka dituliskan nama-nama penulis
berdasar pada nomor urut di uraian dalam makalah, bukan menurut
urutan abjad (alphabet).

a. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi: Penerbit


Buku Kedokteran EGC. cetakan 1; 2002. Hal 8-78.

b. Chalabi DAK. Acute Respiratory Infection and Malnutrition


among children below 5 years of age in Erbyl. Eastern
Mediterranian Journal. Past Issues. Volume 19. Issue 1. 2013.

c. Hidayat TS, Fuad N. Hubungan sanitasi lingkungan,


morbiditas dan status gizi balita di Indonesia. PGM.2011.
34(2): 104 - 113. 2011.

d. Rice AL. Malnutrition as an Underlying Cause of Childhood


Deaths Associated With Infectious Diseases in Developing
Countries. Bulletin of the World Health Organization.
2000, 78: 1207 – 1221.

15
2. Sistem Nama dan Tahun (Harvard)
Pada sistem ini daftar referensi disusun secara alfabetik
berdasarkan nama penulis (dengan nama keluarga berada di depan).
Penunjukannya dalam artikel penelitian dengan mencantumkan
nama belakang penulis dan tahun di dalam kurung dengan tanda
koma diantaranya. Bila nama penulis lebih dari satu orang, di
belakang tahun dibubuhkan tanda titik koma sebelum penulis
berikutnya.
Contoh:
Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu
(host), agent dan lingkungan (environment) (Supariasa, 2002).Faktor
pejamu antara lain penyakit infeksi. Masa baduta terutama usia 6 –
23 bulan merupakan kelompok umur paling rentan untuk mengalami
ISPA (Chalabi, 2013).
Penyakit infeksi lainnya selain ISPA adalah diare (Hidayat, 2011;
Rice, 2000).
Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada
dalam daftar pustaka dengan penulisan berdasar urutan abjad
(alphabet).Bila terdapat penulis yang sama, maka urutan abjad
berdasarkan nama penulis berikutnya. Apabila nama para penulis
sama, maka penulisannya berdasarkan kronologi (tahun penerbitan).
Apabila nama penulis dan tahun penerbitannya sama, maka
ditambahkan huruf a, b, c dan seterusnya di belakang tahun.
Pola penulisan referensi berjenis buku; nama belakang
pengarang, inisial tahun terbit, judul buku (edisi jika edisinya lebih
dari satu), tempat diterbitkan, penerbit. Hal hal yang perlu
diperhatikan adalah judul buku yang dituliskan secara italic dengan
peggunaan huruf kapital mengikuti standar penulisan kalimat.
Jumlah pengarang yang boleh dituliskna di satu referesi maksimal

16
berjumlah enam. Jika pengarang lebih dari enam makapengarang
ketujuh dan selajutnya dituliskan et al.
Contoh:
Satu pengarang : Conley, D. 2002. The daily miracle: an
introduction to journalism. New York: Oxford University Press.
Dua pengarang : Anna, N & Santoso, CL. 1997. Pendidikan Anak.
Edisi 5. Jakarta: Family Press.
Lebih dari dua pengarang : Kotler, P, Adam, S, Brown, L, &
Amstrong, G 2003, Priciples of marketing, 2nd edn. Melbourne:
Pearson Education Australia, Melbourne.
Pola penulisan referensi berjenis artikel atau jurnal; nama
belakang pengarang, inisial tahun terbit, judul artikel meggunakan
tanda kutif tunggal, Nama jurnal menggunakan format italic, Nomor
Volume (ditulis Vol), nomor halaman.
Contoh:
Satu pengarang : Hall, M 1999, ‘Breaking the silence:
marginalization of registered nurses employed in nursing home,
Contemporary Nurse, Vol.8, No.1, hh. 232 – 237.
Dua pengarang : Davis, L, Mohay, H & Edwards, H 2003,
‘Mothers involvement in caring for their premature infants: an
historitical overview’, Journal of Advanced Nursing, vol. 42. No.6,
hh.578 – 586.
Lebih dari dua pengarang : Wijaya, K, Phillips, M & Syarif, H
2002, ‘Pemilihan sistem penyimpanan data skala besar’, Jurnal
Informatika Indonesia, vol.1, no.3, hh. 132 – 140.

3. Sistem Kombinasi Alphabet dan Nomor


Pada sistem ini menunjukkan di dalam makalah diberi nomor
seperti pada butir 2 dan pada daftar rujukan nama penulis disusun
secara alfabetik. Penulisan referensi dalam daftar pustaka disusun
menurut alphabet nama penulis. Diantara nama keluarga dan nama

17
diri diberikan tanda koma, antara nama-nama penulis diberikan tanda
titik koma, dan pada akhir nama penulis diberikan tanda titik dua,
kemudian diikuti dengan judul makalah lengkapnya. Di belakang
judul makalah ditulis nama majalah yang disingkat menurut aturan
yang baku, kemudian diberi tanda titik. Di belakang nama majalah
ditulis volume majalah kemudian titik dua, halaman pertama sampai
terakhir, akhirnya ditulis tahun penerbitan dalam tanda kurung.

Contoh
1. Majalah

- Allan, J.D., Mason, A., Moss, A. D.: Nutritional


supplementation in the treatment of cystic fibrosis. Am. J.
Dis. Child. 126 : 22 – 26 (1973)
- Brozovich, B.; Cattel, W.R.; Cottrail, M.F,; Gwyther, M.
M.; McMillan, J. M., Jr.; Malpas, J.S.; Salisbury, A.;
Trotta, N.G. von: Iron metabolism in patients undergoing
regular dialysis therapy. Br.med.J.ii: 695 – 698 (1975)
2. Buku

- Bucher, T.; Pfleiderer, G.: Pyruvate kinase from muscle;


in Colowick, Kaplan, Methods in enzymology, vol.1,
p.323 (Academic Press, New York 1972).
- Rueff, F.; Korfmacher, I.: Zeichen akut lebensbedroh-
licher Zusta” nde; in Hadorn, Zo”llner, Vom Symtom zur
Diagnose; 7. Aufl. (Karger, Basel 1979).

3. Monogram
- Dixon, M.; Webb, E.C.: Enzymes; 2nd ed., pp. 43 – 68
(Longmans Green, London 1976).
4. Simposium

18
 Symposium: La radiotherapie de la maladie de Hodgkin.
Nouv. Revue fr.Hemat.6: 1 – 176 (1976)
5. Badan internasional, kelompok kerja
 World Health Organization: Standardization of procedures
for the study of glucose-6phosphate dehydrogenase. Tech.
Rep. Ser. Wld Hlth Org., No.366 (1977).

4. Sistem Vancouver
Sistem ini dibuat dengan tujuan untuk menyeragamkan atau
membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah di dunia. Cara ini
telah mengalami revisi beberapa kali dan yang terakhir adalah revisi
tahun 2010, yang diterbitkan oleh International Committee of
Medical Journal Editors dengan judul “Uniform requirements for
manuscript submitted to biomedical journal”. Sistem ini merupakan
cara penulisan referensi dengan menggunakan penomoran dimana di
setiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutannya di dalam artikel,
yang diletakkan di akhir pernyataan atau akhir kalimat tanpa
menggunakan tanda kurung, nomor ditulis dengan font superscript,
dan selanjutnya dicantumkan pada daftar pustaka dengan urutan
penulisan sebagai berikut: nomor urut, nama penulis, judul buku atau
artikel, nama kota penerbit, nama penerbit dan tahun penerbitan.

Contoh:
Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu
(host), agent dan lingkungan (environment)1. Faktor pejamu antara
lain penyakit infeksi. Masa baduta terutama usia 6 – 23 bulan
merupakan kelompok umur paling rentan untuk mengalami ISPA 2.
Penyakit infeksi lainnya selain ISPA adalah diare 3,4.

19
Kemudian pada daftar pustaka dituliskan nama-nama penulis
berdasar pada nomor urut di uraian dalam makalah, bukan menurut
urutan abjad (alphabet). Bila ada nama penulis, judul dan tahun yang
sama persis dengan sebelumnya maka nomor mengikuti pada yang
pertama kali tercantum. Kemudian untuk makalah dengan jumlah
pengarang kurang atau sama dengan 6 orang maka nama pengarang
ditulis semuanya.

1. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi: Penerbit


Buku Kedokteran EGC. cetakan 1; 2002. Hal 8-78.

2. Chalabi DAK. Acute Respiratory Infection and Malnutrition


among children below 5 years of age in Erbyl. Eastern
Mediterranian Journal. Past Issues. Volume 19. Issue 1. 2013.

3. Hidayat TS, Fuad N. Hubungan sanitasi lingkungan,


morbiditas dan status gizi balita di Indonesia. PGM.2011.
34(2): 104 - 113. 2011.

4. Rice AL. Malnutrition as an Underlying Cause of Childhood


Deaths Associated With Infectious Diseases in Developing
Countries. Bulletin of the World Health Organization.
2000, 78: 1207 – 1221.

2.3.Jenis-Jenis Proposal Penelitian


1. Proposal Penelitian Kualitatif

20
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara
holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya.
Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi
yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik
yang penuh keotentikan.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah
jelas, realitas merencanakan piknik. Yang direncanakan dalam piknik
adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan apa yang ingin
diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada situasi
setelah seseorang berada ditempat piknik tersebut. Proposal penilitian
kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang mungkin akan dilakukan.
Jadi perbedaan utama proposal yang menggunakan metode penilitian
kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya
spesifik dan sudah baku, dan dianggap tunggal, tetap teramati, pola fikir
deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue
print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan
dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang
berpadangan, realitas dipandang sesuatu holistic, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka
proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan
akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penilitian/situasi social.
Oleh karena itu proposal penelitian kualitatif di ibaratkan oleh bogdan
seperti seseorang yang akan yang kualitatif masih bersifat umun dan
sementara.
Komponen dan Sistematika Proposal secara garis besarnya terdiri
atas, pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian,

21
organisasi penilitian, biaya penelitian. Komponen dalam proposal tersebut
dapat disusun kedalam bentuk sistematika proposal seperti gambar berikut.
1.1 Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah ini dikemukakan gambaran keadaan
yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan
peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman,
sehingga terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah.
Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari
studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau
pernyataan orang-orang yang dianggap kredibel dalam media baik
dalam media cetak atau media elektronika.
b. Fokus Penelitian
Kalau dalam penelitian kuantitatif, focus penelitian ini merupakan
batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana,
dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti
tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada
pada obyek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan
fokus.
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh
pembimbing atau orang yang dipandang ahli.
c. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pernyataan penelitian, yang
dijawabannya dicarikan melalui penelitian.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan
dengan variable penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih
makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa yang terjadi pada
obyek/situasi sosisal penelitian tersebut.
d. Tujuan Penelitian

22
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan,
mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan
secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan.
Menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum
diketahui. Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat
menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi social
yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi social tersebut
sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya
dapat kembangkan menjadi teori. Tujuan penelitian dalam proposal
penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
e. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut
bisa bersifat teoritis, dan praktis. Untuk penelitian kualitatif,
manfaat penelitian lebih bersifat teoritits, yaitu untuk
pengembangan ulmu, namun juga tidak menolak manfaat
praktisnya untuk memecahkan masalah.
1.2 Studi kepustakaan
Studi kepustakan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain
yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada
situasi sosial yang diteliti.
Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai
landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian
a. Relevansi
Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti.
b. Kemutakhiran
Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi
yang digunakan. Pada umumnya referensi yang sudah lebih dari
lima tahun diterbitkan dianggap kurang mutakhir.
c. Keaslian

23
Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksutnya supaya peneliti
menggunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori. Jangan
sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain, dan sebaiknya
dicari sumber aslinya.
Berapa teori yang dikemukakan dalam proposal, akan sangat
tergantung pada fokus penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
Dengan dikemukakan landasan teori dan nilai-nilai budaya
yang ada pada konteks sosial yang diteliti, maka hal ini merupakan
indikator bagi peneliti. Validasi awal bagi peneliti kualitatif adalah
seberapa jauh kemampuan peneliti mendeskripsikan teori-teori
yang terkait dengan bidang dan konteks sosial yang diteliti.
Dalam landasan teori ini perlu dikemukakan definisi setiap
fokus yang akan diteliti. Dalam definisi perlu dikemukakan
definisi-definisi yang sejalan maupun yang tidak sejalan. Dengan
demikian maka landasan teori yang dikemukakan semakin kuat.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat
sementara. Selanjutnya dalam landasan teori, tidak perlu dibuat
kerangka berfikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena
dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi
justru menemukan hipotesis.
1.3 Metode penelitian
Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah alasan
menggunakan merode kualitatif, tempat penelitian, instrumen
penelitian, sampel sumber data penelitian, teknik pengumpulan data
teknik analisis data dan rencana pengujian keabsahan data.
a. Metode dan alasan menggunakan metode kualitatif
Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif
karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan
penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial
tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan
instrumen seperti test, kesioner, pedoman wawancara.

24
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat dimana situasi sosial
tersebut akan diteliti. Misalnya di sekolah, di perusahaan, di
lembaga pemerintah, di jalan, di rumah dan lain-lain.
c. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama
adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti.
d. Sampel Sumber Data
Sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat
snowball sampling. Sampel sebagai sumber data atau sebagai
informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi
juga dihatinya
2. Mereka yang tergolong masih dengan berkecimpung atau terlibat
pada kegiatan yang tengah diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan
peneliti sehingga lebih menggairahka untuk dijadikan semacam
guru atau narasumber
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang
utama adalah observasi participant, wawancara mendalam studi
dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi.

f. Teknik Analisis Data

25
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam
penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapanga dengan grand
tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain.
Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data
dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis
taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang
digunakan adalah pertanyaan struktural, analisis data dengan
analisis komponensial. Setelah analisis komponensial dilanjutkan
analisis tema.
g. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas
internal), uji depenabilitas (reliabilitas) data, uji komfirmabilitas (
obyektivitas)

1.1 Organisasi penelitian dan jadwal penelitian


a. Organisasi
Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas ketua tim peneliti,
beberapa anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga
administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan uraian tugas dan
waktu yang tersedia.
b. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan
akan dilakukan.

Contoh jadwal penelitian kualitatif :

26
No Kegiatan Bulan ke :
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan proposal √
2 Diskusi proposal √
3 Memasuki lapangan, grand √ √
tour dan mini tour question,
analisis domain
4 Menentukan fokus, minitour √ √
question, analisis taksonomi
5 Tahap selection, structural √ √ √
question, analisis
komponensial
6 Menentukan tema, analisis √ √
tema
7 Uji keabsahan data √ √
8 Membuat draf laporan √ √
penelitian
9 Diskusi draf laporan √ √
10 Penyempurnaan laporan √ √

1.2 Pembiayaan
Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat
profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko
kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal
peneliti, serta lamanya penelitian yang dilakukan. Semua biaya yang
dibutuhkan perlu diuraikan secara rinci.

2. Proposal Penelitian Kuantitatif

27
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori,
gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris
di lapangan.
Adapun isi dan setiap bagian dari sistematika proposal peneltian
kuantitatif adalah sebagai berikut :
2.1 Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari
standard yang ada, baik standard yang bersifat keilmuan maupun
aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini. Penelitian
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi
jela. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan
adanya suatu penyimpangan yang ditujukkan dengan data dan
menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
b. Indentifikasi Masalah
Dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang
diteliti. Baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti
sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi
masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi
pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan
wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan
dapat diidentifikasikan.
Permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya
dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain.
Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara

28
masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga
berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti.
Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
variabel.
c. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori,
dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam,
maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan
diteliti. Untuk itu maka penelitian memberi batasan, dimana akan
dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta
bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat
dirumuskan masalah penelitian.

a. Rumusan Masalah
Setelah masalah itu ditentukan (variabel apa saja yang akan
diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain),
dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka perlu
dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah itu dinyatakan
dalam kalimat pernyataan. Jadi pola pikir dalam merumuskan
masalah itu ada empat tahapan yaitu :
 Latar belakang masalah
 Identifikasi masalah
 Batasan masalah
 Rumusan masalah
b. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada pada
sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana).
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat

29
disiplin kerja pegawai di Depertemen A? Maka tujuan
penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat
disiplin pegawai di departemen A. Rumusan masalah dan tujuan
penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
c. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan
rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang
kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis.
2. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.
2.2 Landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
a. Deskripsi teori
Deskripsi teori adalah, teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti,
serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan
instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari
pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah
teruji kebenarannya. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung
pada variabel yang diteliti.
b. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diindentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Kerangka berfikir dalam
suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Penelitian yang

30
berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Kerangka
berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang yang
assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
c. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk
merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka
berfikir.
Contoh : Bila rumusan masalah berbunyi adakah “perbedaan
produktivitas antara lembaga yang menggunakan teknologi tinggi
dan rendah?” selanjutnya kerangka berfikir berbunyi “Karena
lembaga A menggunakan teknologi tinggi, maka produktivitas
kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang
teknologi kerjanya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat
perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara Lembaga A
dan B, atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan lembaga B”
2.3 Prosedur penelitian
a. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis,
diperlukan metode penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu
ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah
metode survey atau eksperimen.
b. Populasi dan sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan
digeneralisasikan (kesimpulan data yang dapat diberlakukan untuk
populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus
representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari
populasi secara random sampai jumlah tertentu.

31
c. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan
digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang
diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrumen.
Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan
digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap
jenis instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen.
d. Teknik pengumpulan data
Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpilan data mana yang
paling tepat, sehingga betul-betul di dapat data (angket, observasi,
wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan.
Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ke tiga teknik
pengumpulan data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang
dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan
data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik sangat
diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka
teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.
e. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik
analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Bila peneliti tidak
membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang
perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,
maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang
dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak
dapat berlaku untuk populasi.
2.4 Organisasi dan jadwal penelitian
a. Organisasi Penelitian

32
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan
adanya organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang
bertanggung jawab dan anggota, sebagai pembantu kita.
b. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa
saja yang akan dilakukan, dan erapa lama akan dilakukan.
Contoh :
No Kegiatan Minggu Ke:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan
instrumen
3. Seminar proposal
dan instrumen
penelitian
4. Pengujian
validitas dan
reliabilitas
instrumen
5. Penentuan sampel
6. Pengumpulan data
7. Analisis data
8. Pembuatan draf
laporan
9. Seminar laporan
10. Penyempurnaan
laporan

33
11. Penggandaan
laporan penelitian

2.5 Biaya penelitian


Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah
biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga
penelitian dan pendukungnya, tinggi resiko kegiatan dilakukan, jarak
tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya
penelitian dilakukan.

3. Proposal Penelitian Pengembangan


Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai
untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan
pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan
masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja
pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan
skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena
karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut
berbeda.Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban
terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya
menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan

4. Proposal Penelitian Kajian Pustaka


Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada
dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-
bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya
dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk
keperluan baru.

34
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide
untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk
melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka
teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

35
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Keberhasilan suatu penelitian sangat bergantung kepada proprosal yang
dirancang. Ada dua sistematika penulisan proposal penelitian yang bisa kita
gunakan, yaitu, proposal penelitian kualitatif dan proposal penelitian
kuantitatif. Kedua sistematika proposal tersebut memiliki perbedaan dan
persamaan, sehingga masing-masing penelitian tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan.
1.2 Saran
Setelah menyelesaikan makalah tentang panduan penyusunan proposal ini,
penulis berharap para pembaca sekalian dapat lebih memahami cara membuat
proposal penelitian sesuai dengan jenis-jenisnya dan tujua yang ingin dicapai
serta dapat membagikan ilmu yang didapat dalam makalah tentang proposal
penelitian ini untuk lebih mengembangkan masyarakat.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta
2. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Bantul: Nuha
Medika
3. Sastroasmoro, S dan Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi ke – 5. Jakarta: Binarupa Aksara
4. Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
5. Wibowo, A. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

37

Anda mungkin juga menyukai