Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOKINETIK - DISTRIBUSI

Kelompok 3
1. Annisa Tri Handini (04031281722032)
2. Humaira Fitriana (04031281722028)
3. Khofifa Arda A.P. (04031281722034)
4. Sayidati Mutiah (04031281722030)
5. Suci Pratiwi Kuswara (04031281722033)
6. Ratu Azizah N.P. (04031281722027)
7. Rahma Yunita (04031181419003)
8. Vira Refianni (04031281722029)
9. Yulia Christianti (04031281722031)
Distribusi
• Distribusi obat adalah proses suatu obat yg secara
reversibel meninggalkan aliran darah dan masuk ke
interstisium (cairan ekstrasel) dan /atau ke sel-sel
jaringan.

• P
‹ engiriman obat dari plasma ke interstisium
tergantung:
1. Aliran darah
2. Hidrofobisitas dari obat tersebut
3. Permeabilitas Kapiler
4. Derajat ikatan obat dgn protein plasma atau jaringan
Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah, segera
terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah
aliran darahnya. Organ dengan aliran darah
terbesar:
– jantung
– Hepar
– Ginjal

Hidrofobisitas
Distribusi ke organ lain kulit, lemak dan
otot lebih lambat

Permeabilitas Kapiler Tergantung:


– Struktur kapiler (Sawar darah otak
dan sawar uri)
– Struktur Obat
Ikatan dengan Protein
Obat beredar di seluruh
tubuh -> berkontak dengan
protein -> Dapat terikat atau
bebas.
Obat yang terikat protein
tidak aktif dan tidak dapt
bekerja. Hanya obat bebas
yang dapat memberikan
efek.
Obat dikatakan berikatan
protein tinggi bila >80%
obat terikat protein
Pengikatan Obat pada Protein Plasma
• ‹Derajat ikatan obat dengan protein plasma
ditentukan oleh :
 Afinitas obat terhadap protein
Kadar obat
Kadar protein

• Obat yg bersifat asam terutama terikat pada


albumin plasma ‹
• Obat yg bersifat basa terikat pada asam α 1
glikoprotein
Kompetisi untuk pengikatan diantara
obat
Obat kelas I : Dosis kurang dibanding tempat
perlekatan yang tersedia

Obat kelas II : Dosis lebih besar dibanding


tempat perlekatan yang tersedia
• ‹Distribusi obat berdasarkan penyebarannya
didalam tubuh, ada 2 fase :

1. Ke organ yg perfusinya sangat baik, mis :


jantung, paru-paru, ginjal, hati dan otak
2. Mencakup jaringan yg perfusinya tidak sebaik
organ diatas, mis : jaringan lemak tulang otot
kulit jaringan lemak jaringan lemak, tulang, otot,
kulit dan jaringan ikat
Volume Distribusi
Volume distribusi (V d) :
- Volume yang diperlukan untuk memuat jumlah obat secara homogen pada
konsentrasi yang ditemukan di dalam darah, plasma, atau air plasma.
- Berguna utk membandingkan distribusi dari suatu obat dgn volume suatu
obat dgn volume-volume kompartemen cairan di dalam tubuh
- Volume distribusi menggambarkan luas distribusi obat dalam tubuh.
Volume distribusi merupakan parameter kuantitatif distribusi.

A. Kompartemen cairan dlm tubuh


1. Kompartemen plasma
2. Cairan ekstraseluler
3. Cairan tubuh total
4. Tempat-tempat lain, mis : kehamilan tempat lain, mis : kehamilan ->fetus
B. Volume distribusi yg nyata

Sebagian besar obat terdistribusi kedalam


beberapa kompartemen, sering berikatan dgn
komponen misalnya lipid, protein, as.nukleat.

1. Penentuan Vd :
1.a. Distribusi obat tanpa adanya eliminasi.
Vd = D/C
C = Konsentrasi plasma obat
D = Jumlah total obat dlm tubuh
Distribusi obat ke tubuh memerlukan waktu
Distribusi obat dipengaruhi oleh eliminasi
Serum Concentration

1.5

Drug is not eliminated


1.0
Elimination Phase

0.5

Distribution Phase Drug is eliminated


0
0
Time
1.a. Distribusi Obat Tanpa Adanya
Eliminasi
1.b. Distribusi Obat Bila Terdapat
Eliminasi
1.c. Kalkulasi konsentrasi obat jika distribusi
bersifat segera

1.d. Distribusi obat yg tidak merata antar


kompartemen

2. Vd mempunyai efek yang besar terhadap


waktu paruh suatu obat.
Penggeseran Obat
• Jumlah protein plasma terbatas, maka terjadi
kompetisi antara obat yang bersifat basa
dengan obat yang bersifat asam.

• Tergantung dari kadar obat dan afinitasnya


terhadap protein plasma, maka suatu obat
dapat digeser dari ikatannya dengan protein
plasma oleh obat lain.
Mekanisme Kompensasi
• Peningkatan kadar obat bebas meningkatkan
efek farmakologik namun hanya sementara
• Hal ini terjadi karena peningkatan kadar obat
bebas juga meningkatkan eliminasinya
sehingga tercapai keadaan mantap
• Keadaan mantap yang baru ini memiliki kadar
obat total yang menurun namun kadar obat
bebas kembali seperti sebelumnya.
Obat yang Digeser
Interaksi penggeseran obat banyak terjdi, tetapi yang menimbulkan
masalah dalam klinik hanyalah yang memiliki sifat berikut untuk obat
yang digeser:

• Memiliki ikatan yang kuat dengan protein plasma (minimal 85%) dan
volume distribusi yang kecil ( < 0,15 L/kg) sehingga penggeseran
sedikit saja akan meningkatkan kadar obat bebas secara bermakna
(terutama pada obat yang bersifat asam karena obat yang bersifat
basa volume distribusinya sangat luas)

• Memiliki batas keamanan yang sempit sehingga peningkatan kadar


obat bebas dapat mencapai kadar toksik. Efek toksik yang serius
telah muncul sebelum mekanisme kompensasi muncul. Misalnya
terjadi pendarahan pada antikoagulan oral dan hipoglikemia pada
antidiabetik oral
Obat Penggeser
Obat yang dapat menimbulkan penggeseran yang
bermakna memiliki sifat:
• Berikatan dengan albumin di tempat ikatan yang
sama dengan obat yang digeser (site I atau site II)
dengan ikatan yang kuat
• Pada dosis terapi kadarnya cukup tinggi untuk
mulai menjenuhkan tempat ikatannya pada
albumin
Contoh: fenilbutazon akan menggeser warfarin
(ikatan protein 99%, Vd = 0,14 L/kg) dan
tolbutamid (ikatan protein 96%, Vd = 0,12 L/kg)
Kompetisi untuk Transporter Membran di Sawar
Darah Otak dan Sawar Darah dengan Cairan
Cerebrospinal
• Loperamid adalah substrat dari P-glikoprotein
• Kuinidin adalah substrat dan penghambat P-gp
di sawar darah otak
• Pemberian loperamid dan kuinidin secara
bersamaan memberikan efek samping netral
karena terjadi hambatan P-gp sehingga
loperamid dapat menembus sawar darah otak
• Contoh lainnya adalah ritonavir dan
penghambat protease HIV lainnya dengan
ketokonazol
Daftar Pustaka
Departemen Farmakologi.2007.Farmakologi dan Terapi.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ed.5.2011
Anonim.___.http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._K
ESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/1
98007212006042-
IMAS_DAMAYANTI/FARMAKOKINETIK.pdf. Diunduh tanggal
25 April 2018
Pane Y.S.___.Distribusi. Departmen Farmakologi dan
Terapeutik Universitas Sumatera Utara
Noviati N., Nurilawati V.2017. Farmakologi. PSDM Badan
Pengembangan dan Pembderdayaan Sumber Day`a
Manusia Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai