(Bagian 1)
2
Epidemiologi
3
UNAIDS. Report on the global AIDS epidemic 2013
Indonesia ?
HIV & AIDS estimates 2013 (UNAIDS 2013):
Number of people living with HIV : 640.000
Children aged 0-14 living with HIV : 25.000
Women aged 15 and up living with HIV : 240.000
Deaths due to AIDS : 29.000
Jumlah kasus baru HIV & AIDS selama tahun 2014 :
HIV : 22.869 kasus
AIDS : 1.876 kasus
Etiologi
6
Siklus
replikasi
virus
HIV
Fusion
inhibition Budding
RNA RNA
Proteins Viral protease
Reverse RT
transcriptase
RNA
transcription Replication
RNA
DNA
RT Viral regulatory
proteins
DNA
DNA Provirus
Viral integrase
Transmisi HIV
12
Resiko penularan
HIV/AIDS TREATMENT AND CARE CLINICAL PROTOCOLS FOR THE WHO EUROPEAN REGION 2007 13
Respon imun terhadap infeksi HIV awal
15
Respon imun terhadap HIV
17
Pola viral load dan jumlah CD4 dalam infeksi HIV
18
Pola viral load dan CD4 dalam infeksi HIV, sesuai tipe progresifitas penyakit
19
Faktor2 yg mempengaruhi Viral Load dan Riwayat Alami
+ + -
aktivasi
Imun Viral Load HIV
- Terapi Antiretroviral
HIV-NAT
Faktor yang mempengaruhi progresifitas penyakit
21
Gejala yang sering muncul pada infeksi HIV akut
Gejala Persentase
Demam 17,9%
Rash 25%
Fatique 25%
22
PLOSone April 2013 | Volume 8 | Issue 4 | e62928
Testing Options for HIV
Confidential Testing
Person’s name is recorded along with HIV results
Name and positive results are reported to the State Department and the
Centers for Disease Control and Prevention
Results issued only to test recipient
Counseling
Pre-test Counseling
Transmission
Prevention
Risk Factors
Voluntary & Confidential
Reportability of Positive Test Results
Post-test Counseling
Clarifies test results
Need for additional testing
Promotion of safe behavior
Release of results
Diagnosa HIV
Generasi awal (generasi 1 dan generasi 2)
Tes immunoassai mencari IgG anti HIV
25
Perbandingan pemeriksaan HIV
tiap generasi
26
Diagnosa HIV
27 Detection of Acute HIV Infection in Two Evaluations of a New HIV Diagnostic Testing Algorithm. 2012
Diagnosa HIV
Ulang HIV1/HIV (+) HIV 1, Western (+) Diagnosis HIV1
2, EIA blot (+)
(+)
Penapisan (-) Indeterminated
HIV1/HIV 2, EIA (-)
HIV 2, EIA
29
Model Diagnostik
Risk factor model untuk mendiagnosa infeksi HIV akut
Risk score = Rash (2) +
nyeri tenggorok (1) +
Penurunan nafsu makan (2) +
Penurunan BB (1) +
Vaginal discharge (2) +
Genital ulcer (2) +
umur < 25 tahun (1)
Stadium 2
Penurunan berat badan bersifat sedang yang tidak diketahui penyebabnya (<10% dari perkiraan
berat badan atau berat badan sebelumnya)
Infeksi saluran nafas yang berulang
Herpes zoster
Cheilitis angularis
Ulkus mulut yang berulang
Papular pruritus eruption
Dermatitis Seboroik
Infeksi jamur pada kuku
32
Stadium 3
Penurunan berat badan bersifat sedang yang tidak diketahui penyebabnya (>10% dari perkiraan berat badan atau berat badan
sebelumnya)
Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya
Kandidiasis pada mulut yang menetap
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (contoh pneumonia, empiema, meningitis, bakteremia)
Stomatitis nekrotikans ulcerative akut, gingivitis, atau periodontitis
Anemi yang tidak diketahui penyebabnya (<8 g/dL), neutropenia (<0,5x109/L) dan atau thrombositopenia kronis (<50 x 109)
Stadium 4
Bacterial
Tuberculosis (TB)
Strep pneumonia
Viral
Kaposi Sarcoma
Herpes
Influenza (flu)
Parasitic
Pneumocystis carinii
Fungal
Candida
Cryptococcus
Diagnosis HIV presumtif pada anak < 18 bln
Alur Diagnosis HIV Pemeriksaan PCR HIV
PCR HIVtersedia
Nonreaktif Reaktif
ODHA hepatitis,
ibu hamil, Nonreaktif Reaktif
pasangan serodiskordan,
ODHA TB, A1 Hasil
Pengulangan A1 (R) A1 (NR) A1 (NR) A1 (+) A1 (+) A1 (+)
A2 (-) A2 (+) A2 (+)
ODHA IMS, dan non A1 (NR) A2 (NR) A2 (R) A2 (+)
reaktif A2 (NR) A3 (NR) A3 (NR) A3 (+)
A3 (+) A3 (-) A3 (+)
Warga Bina Permasyarakatan (WBP). Laporan laboratorium
Berisiko
HIV Negatif Indeterminate HIV Positif
Tidak Ya
Keputusan klinis
Kriteria interpretasi tes anti-HIV dan tindak lanjutnya
Pencegahan Penularan HIV
1. Pencegahan penularan HIV pada pasangan serodiskordan
a. Terapi ARV pada penderita HIV yang mempunyai pasangan seksual non-
HIV (pasangan serodiskordan) bertujuan mengurangi resiko penularan
pada pasangan
b. Treatment as prevention (TasP) yaitu upaya pencegahan dgn pemberian
ARV pada penderita HIV dengan pasangan serodiskordan, dimana kadar
CD4 > 350 sel/mm3.
c. Positive prevention yaitu Penggunaan ARV harus disertai dengan
penurunan perilaku beresiko, penggunaan ARV secara konsisten dan
tepat, penggunaan kondom secara konsisten, perilaku seks dan NAPZA
yang aman. pengobatan IMS konsisten
Pencegahan Penularan HIV
2. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
Prong 1: pencegahan primer agar perempuan pada usia reproduksi tidak tertular HIV.
Prong 2: pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV.
Prong 3: pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya.
Prong 4: pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV
beserta anak dan keluarganya.
a. Pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV
ARV segera dimulai setelah didiagnosis HIV
ARV yang diberikan sebelum kehamilan, diteruskan setelah melahirkan dan seterusnya tanpa perlu
diganti.
CD4 dilakukan untuk memantau terapi bukan indikasi memulai terapi
b. Persalinan yang aman
Persalinan per vaginam dapat dipilih bila ibu sudah mendapat terapi ARV teratur setidaknya enam
bulan dan/ atau viral load < 1000 kopi/mm3 pada minggu ke 36.
c. Pemberian ARV pencegahan pada bayi
Diberikan Zidovudin dalam 12 jam pertama selama enam minggu baik yang diberi ASI eksklusif atau
susu formula (sesuai tabel)
d. Pemberian nutrisi yang aman pada bayi
Pilih antara ASI saja atau susu formula saja (bukan mixed feeding)
syarat susu formula AFASS (affordable, feasible, acceptable, sustainable, safe
Pencegahan Penularan HIV
3. Pencegahan paska pajanan HIV (PPP)
a. diberikan sesegera mungkin dalam 72 jam setelah paparan, selama 28-
30 hari.
Alur
pelayanan
ODHA
45