Anda di halaman 1dari 13

Pendekatan Klinis Tumor Ganas

Anamnesis
 Rasa gatal/nyeri
 Perubahan warna (gelap, pucat, dan terang)
 Ukurannya membesar
 Pelebarannya tak merata ke samping
 Permukaan tak rata
 Trauma
 Perdarahan (walaupun terkena trauma
ringan)
 Ulserasi/infeksi yang sukar sembuh
Objecktif
 Tidak berambut
 Warna : suram
 Permukaan : tidak rata, cekung di tengah dengan
pinggir agak menonjol
 Penyebaran warna tidak homogen
 Skuamasi halus atau krusta yang meekat bila
diangkat timbul perdarahan
 Sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor
induknya.
 Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan;
dapat keras, kenyal, terasa nyeri
 Diameter terpanjang membentuk sudut dengan
garis R.S.T.L (Rest Skin Tension Line)
 Telengiektasis
Faktor Resiko
 Usia : 82 tahun
Insidens kanker kulit akan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia.
 Paparan sinar matahari
Diagnosis Banding
 Melanoma maligna
 Karsinoma sel basal
 Karsinoma sel skuamosa
Melanoma Maligna Karsinoma Sel Basal Karsinoma Sel Skuamosa

Etiologi & faktor - Paparan sinar matahari - Faktor lingkungan : radiasi, bahan - Lesi precursor (actinis
predisposisi - Iritasi yang berulang pada kimia (mis. Arsen), pekerjaan yang keratose dan Bowen disease)
tahi lalat banyak terkena sinar matahari, adanya - Paparan sinar UV
- Faktor herediter trauma (luka bakar), ulkus sikatriks. - Paparan radiasi ionic
- Faktor genetic : misalnya xeroderma - Paparan karsinogenik
pigmentosum, albinism. lingkungan
- Imunosupresan
- Skar kronik dan dermatosis
inflamatori
- Infeksi HPV
- Genodermatosis (albinisme,
xeroderma pigmentosum,
epidermolisis bulosa)

Patogenesis Perjalanan penyakit tidak dapat Disangka berasal dari sel epidermal Berasal dari sel epidermis yang
ditentukan dengan pasti, kadang pluripotensial, atau dari mempunyai beberapa tingkat
tumor kecil akan tetapi telah epidermis/adneksanya. kematangan, dapat intraepidermal,
bermetastasis jauh, tumor yang dapat invasif dan bermetastasis
besar dapat juga setempat saja jauh.
dalam jangka waktu lama.
Gejala klinis - Lokalisasi terbanyak wajah - Umumnya ditemukan di daerah - Lokalisasi tersering di
dan telinga, kadang-kadang di berambut tungkai bawah
ekstremitas bawah, kemudian - Berifat invasif - Tumor dapat tumbuh lambat
di daerah badan, kepala/leher, - Jarang bermetastasis atau tumbuh cepat, merusak
ekstremitas atas, kuku. - Dapat merusak jar. sekitar jaringan di sekitarnya dan
- Cenderung residif bermetastasis.

Prognosis Faktor yang mempengaruhi Prognosis cukup baik - Prognosis yang paling buruk bila
prognosis: tumor tumbuh di atas kulit normal
- Tumor primer (de novo), sedangkan tumor
- Stadium sedangkan tumor yang ditemukan
- Metastasis di kepala dan leher prognosis lebih
- Jenis kelamin baik.
- Jika terdapat melanogen di - Prognosis di ekstremitas bawah
urin maka prognosis lebih lebih buruk daripada ekstremitas
buruk atas.
- Kondisi hospes : jika fisik
lemah dan imunitas menurun,
maka prognosis lebih buruk
 Diagnosis pasti keganasan ditentukan
dengan pemeriksaan histopatologi
 Pasien belum dilakukan pemeriksaan
histopatologi  diagnosis pasti belum bisa
ditentukan.
Terapi
Melanoma Maligna Karsinoma Sel Skuamosa
 Bedah Karsinoma Sel Basal
 Sistemik : D.T.I.C Bedah
(Dymethyl Triazone  Radiasi
Imidazole Carboxamide  Topikal : krim 5-fluorourasil
Decarbazine), Me-CCNU (efudex 5%), selama 4-6 minggu
(Methyl Nitrosourea), setiap hari diganti.
kombinasi DTIC dan Me-
 Sistemik : jika cara lain tidak
CCNU
berhasil diberikan bleomycin
sebagai ajuvan.
Prognosis Pasien
 Prognosis ad functionam : dubia et
malam
 Prognosis ad vitam : dubia et malam
 Prognosis ad cosmeticum : dubia et
malam.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus keganasan pada kulit
dengan diagnosis banding Melanoma Maligna,
Karsinoma Sel Basal, dan Karsinoma Sel
Skuamosa pada wanita usia 82 tahun. Pada
pasien juga ditemukan penyakit penyerta yakni
tinea cruris yang telah ditegakkan melalui
pemeriksaan penunjang KOH 10%.Namun,
diagnosis tumor ganas pada pasien ini belum bisa
ditegakkan karena pada pasien ini belum
dilakukan pemeriksaan histopatologis.Jadi, pasien
ini konsulkan ke bagian bedah dan diberikan
terapi anti jamur.
Daftar Pustaka
 Azamris. Kanker Kulit di Bangsal Bedah RS. Dr. M. Djamil Padang. CDK 183. 2011.hlm 109-110
 Rata, IGA. Tumor Kulit. Dalam : Djuanda, A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi ke-6. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.hlm 229-241
 Diepgen TL, Mahler V. Epidemiology of skin cancer. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11966724 pada tanggal 9 Juni 2014
 Birch-Johansen F, Jensen A, Mortensen L, Olesen AB, Kjaer SK. Trends in the incidence of nonmelanoma
skin cancer in Denmark 1978-2007; rapid incidence increase among young Danish women. Int j cancer.
2010: 2190-8
 Malaguarnera, G. 2013. Skin cancer in elderly patients. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/24102278/ Diunduh pada tanggal 9 Juni 2014.
 Kraemer KH, Runger TM. In Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7nded. New York: Mc Graw-Hill; 2008.p.977-986
 Partogi, D. Karsinoma sel skuamosa. 2008. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3431/1/08E00856.pdf pada tanggal 11 Juni 2014
 Goldenberg, et al. Histopathology of skin cancer. New York : Mc Graw-Hill; 2010.p 17-34
 National Cancer Institute. Skin Cancer Treatment. Health Professional Version. Diunduh dari
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/skin/ Diunduh pada tanggal 8 Juni 2014
 Sjamsuhidajat R, Jong W editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta : EGC; 2005; p 319-334

Anda mungkin juga menyukai