Anggota:
1. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut
dan neutrofil.
2. Gastritis Kronis
Penyebabanya tidak jelas, sering bersifat multi factor dengan
perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan dengan
infeksi H. Dyiori.
Patofisiologi
2. Gastritis kronik disebabkan oleh inflamasi lambung yang lama oleh ulkus
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H.pylori
Manifestasi Klinis
1. Pengkajian
• Biodata klien dan keluarga (nama, usia, jenis kelamin, alamat)
• Riwayat penyakit (keluhan, riwayat sekelompok 11, penyakit)
2. Pengkajian fungsional
a. Aktivitas/istirahat.
Gejala : Kelemahan/kelelahan.
Tanda : Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
b. Sirkulasi.
Gejala :Takhikardi. Disritmia., Kelemahan nadi / perifer, Pengisian
kapiler lambat., Warna kulit pucat, sianosis., Kelembaban kulit,
berkeringat.
c. IntegritasEgo.
Gejala :Faktor stress akut / psikologi.Perasaan tidak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
Perhatian menyempit.
d. Eliminasi.
Gejala :Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Tanda :Nyeri tekan abdomen., Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.
Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
e. Makanan/Cairan
Gejala :Anorexia, mual, dan muntah, cegukan., Tidak toleran terhadap
makanan.
Tanda : Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
f. Neorosensori
Gejala :Pusing, sakit kepala, terasa berdengung. Status mental, tingkat
kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan &
hilang setelah minum obat antasida. Nyeri epigastrium kiri menyebar
ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan (
ulkus peptik ). Nyeri epigastrium kanan 4 jam setelah makan dan
hilang setelah diberi antasida ( ulkus doudenum ). Faktor pencetus,
makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. Stress psikologis.
Diagnosa
KH :
- Nyeri klien berkurang atau hilang.
- Skala nyeri 0.
- Klien dapat relaks.
- Keadaan umum klien baik.
Intervensi :
- Observasi TTV.
- Kaji skala nyeri klien.
- Atur posisi yang nyaman bagi klien.
- Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.dalam pemberian analgetik.
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidakadekuat.
Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien dapat teratasi dan BB klien dapat
dipertahankan.
KH :
- Nafsu makan klien membaik.
- BB klien menunjukkan peningkatan.
Intervensi
- Anjurkan istirahat sebelum makan.
- Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut
- Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.
- Hindari makanan yang menimbulkan gas.
- Beri makanan selagi hangat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan:Klien dapat beraktivitas.
KH :
- Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan,
- Skala aktivitas 0-1
Intervensi
- Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas
- Berikan lingkungan yang tenang.
- Berikan bantuan dalam aktivitas.
- Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.
4. Ganguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sakit kepala dan
pusing.
Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur klien tidak terganggu.
KH :
- Klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa.
- Klien merasa lebih sehat.
- Klien tidak kelihatan lesu.
Intervensi
- Kaji pola istirahat dan tidur klien.
- Ciptakan lingkungan tenang.
5. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Ansietas klien dapat teratasi.
KH :
- Kepercayaan diri klien meningkat.
Intervensi
- Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
- Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
- Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
- Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
- Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalam dan bimbingan imaginasi.