Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI : HALUSINASI
KELOMPOK 5:
AGUNG GUMILAR
AMIN SHOLIKAH
ARIFA P. RAGILIA
BARBARA C. B.
FERY C. POKUNDE
IRSUL KUREU
YUNITA Y. PEKEI
Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan.
Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyant, 2008)
Rentang Respon Neurobiologis

Respon Adaptf Respon Psikososial Respon Maladaptf

• Pikiran logis • Distori pikiran (pikiran • Gangguan


• Persepsi akurat kotor) pikir/delusi
• Emosi konsisten • Ilusi • Halusinasi
dengan pengalaman • Reaksi emosi berlebih • Perilaku
• Perilaku sesuai atau kurang disorganisasi
• Hubungan sosial • Perilaku aneh dan • Isolasi sosial
tidak biasa
• Menarik diri
Jenis – Jenis Halusinasi

a. Halusinasi pendengaran
b. Halusinasi penglihatan
c. Halusinasi penciuman
d. Halusinasi pengecapan
e. Halusinasi perabaan
f. Halusinasi kinistetik
g. Halusinasi viseral
Etiologi
Factor Predisposisi Factor Presipitasi
1) Factor perkembangan Factor perilaku yang dilihat dari 5
2) Factor sosiokultural dimensi:
3) Factor biologis 1) Dimensi fisik
4) Factor psikologis 2) Dimensi emosional
5) Factor genetik dan pola asuh 3) Dimensi intelektual
4) Dimensi sosial
5) Dimensi spiritual
Tanda & Gejala
• Bicara sendiri • Ekspresi muka tegang
• Senyum sendiri. • Mudah tersinggung,jengkel dan marah.
• Ketawa sendiri. • Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
• Mengerakkan bibir tanpa suara.
• Tampak tremor dan berkeringat.
• Pergerakan mata yang cepat.
• Perilaku panik.
• Respon verbal yang lambat.
• Menarik diri dari orang lain. • Agitasi dan kataton.
• Berusaha untuk menghindari orang lain. • Curiga dan bermusuhan.
• Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata • Bertindak merusak diri, orang lain dan
• Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan lingkungan.
tekanan darah. • Ketakutan
• Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya
• Tidak dapat mengurus diri
beberapa detik.
• Berkonsentrasi dengan pengalman sensori. • Biasa terdapat disorientasi, waktu,tempat dan
• Sulit berhubungan denga orang lain.
orang.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Halusinasi
Pengkajian

Implementasi & Diagnosa


Evaluasi Keperawatan

Intervensi
1. pengkajian
Isi pengkajian meliputi:
a. Identitas klien
b. Keluhan utama atau alasan masuk
c. Faktor predisposisi
d. Aspek fisik atau biologis
e. Aspek psikososial
f. Status mental
g. Kebutuhan persiapan pulang
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan
k. Aspek medik
Kemudian data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai data objektif dan data subjektif.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (Keliat &
Akenat, 2009)
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan klien yang muncul dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi adalah sebagai berikut
a. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
b. Isolasi sosial
c. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
verbal)
3. Intervensi
Tujuan:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenali halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
d. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
membina menunjukkan rasa percaya dengan mengungkapkan merupakan dasar untuk
hubungan saling senang, ada kontak mata, prinsip komunikasi terapeutik; kelancaran hubungan
percaya mau berjabat tangan, a. Sapa klien dengn ramah baik interaksi selanjutnya.
mau menyebutkan verbal maupun nonverbal
nama,mau menjawab b. Perkenalkan diri dengan sopan
salam, klien mau duduk c. Tanyakan nama lengkap klien
berdampingan dengan dan nam panggilan yang
perawat, mau disukai klien
mengutarakan masalah d. Jelaskan tujuan pertemuan
yang dihadapi. e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar
klien
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
2. Klien dapat 2.1 klien dapat menyebutkan waktu, isi,
frekuensi timbulnya halusinasi.
2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap. Kontak sering tapi singkat selain membina
hubungan saling percaya, juga dapat
mengenali memutuskan halusinasi.
halusinasinya 2.2 Klien dapat mengungkapkan perasaan 2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan Mengenal prilaku pada saat halusinasi timbul
terhadap halusinasi. halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus, memudahkan perawat dalam melakukan
memandang ke kiri atau ke kanan atau ke depan seolah- observasi.
olah ada teman bicara

2.1.3 Bantu klien mengenali halusinasinya. Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk
a. Jika menemukan yang sedang halusinasi, tanyakan menghindarkan faktor pencetus timbulnya
apakah ada suara yang didengar halusinasi.
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan: apa yang
dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar
suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
d. Katakan bahwa klien ada juga yang seperti klien.

2.1.4 Diskusikan dengan klien; Dengan mengetahui waktu, isi dan frekuensi
a. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan munculnya halusinasi mempermudah tindakan
halisinasi. keperawatan klien yang akan dilakukan perawat.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore dan malam atau jika sendiri, jengkel atau
sedih).

Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi


2.1.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika klien.
terjadi halusinasi (marah atau takut, sedih, senang) beri
kesempatan mengungkapkan perasaannya.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
3. Klien dapat 3.1 Klien dapat menyebutkan 3.1.1 Identifikasi bersam klien cara tindakan Upaya untuk memutuskan siklus
mengontrol tindakan yang harus dilakukan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, halusinai sehingga halusinasi tidak
untuk mengendalikan marah, menyibukkan diri, dll). berlanjut.
halusinasinya ahlusinasinya.

3.2 Klien dapat menyebutkan 3.1.2 Diskusikan manfaat cara yang Reinforcement positif akan
cara baru. dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian. meningkatkan harga diri klien.

3.3 Klien dapat memilih cara 3.1.3 Diskusikan cara baru untuk memutus Memberikan alternatif pilihan bagi
mengatasi halusinasi seperti yang atau mengontrol halusinasi: klien untuk mengontrol halusinasi.
telah didiskusikan dengan klien. a. Katakan “Saya tidak mau dengar kamu”
pada saat halusinasi terjadi.
b. Menemui orang lain
(perawat,taman,anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi
yang didengar.

3.1.4 Bantu klien memilih dan melatih cara Memotivasi dapat meningkatkan
memutus halusinasi secara bertahap. kegiatan klien untuk mencoba
memilih salah satu cara
mengendalikan halusinasi dan dapat
meningkatkan harga diri klien.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
4. Klien dapat 4.1 Klien dapat membina 4.1.1 Anjurkan klien untuk memberi tahu Untuk mendapatkan bantukan
dukungan dari hubungan saling percaya dengan keluarga jika mengalami halusinasi. keluarga mengontrol halusinasi.
perawat.
keluarga dalam
mengontrol 4.2 Keluarga dapat menyebutkan 4.1.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat Untuk mengetahui pengetahuan
halusinasi pengertian, tanda dan kegiatan berkunjung/pada saat kunjungan rumah): keluarga dan meningkatkan
untuk mengendalikan halusinasi. a. Gejala halusinasi yang dialami klien. kemampuan pengetahuan tentang
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan halusinasi.
keluarga untuk memutus halusinasi.
c. Cara merawat anggota keluarga untuk
memutus halusinasi di rumah, beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.
d. Beri informasi follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan: halusinasi terkontrol
dan risiko mencederai orang lain.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
5. Klien dapat 5.1 Klien dan keluarga dapat 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga Dengan menyebutkan dosis, frekuensi
memanfaatkan menyebutkan manfaat, dosis dan tentang dosis, frejuensi manfaat obat. dan obat diharapkan klien
efek samping obat. melaksanakan program pengobatan.
obat dengan
baik
5.2 Klien dapat 5.1.2 Anjurkan klien minta sendiri obat pada Menilai kemampuan klien dalam
mendemonstrasikan penggunaan perawat dan merasakan manfaatnya. pengobatannya sendiri.
obat secara benar.

5.3 Klien dapat informasi tentang 5.1.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter Dengan mengetahui efek samping
efek samping obat. tentang manfaat dan efek samping obat obat klien akan tahu apa yanag harus
yang dirasakan. dilakukan setelah minum obat.

5.4 Klien dapat memahami akibat 5.1.4 Diskusikan akibat berhenti minum Program pengobatan dapat berjalan
berhenti minum obat. obat tanpa konsultasi. secara lancar.

5.5 Klien dapat menyebutkan 5.1.5 Bantu klien menggunakan obat Dengan mengetahui prinsip
prinsip 5 benar penggunaan dengan prinsip benar. penggunaan obat, maka kemandirian
obat. klien untuk pengobatan dapat
ditingkatkan secra bertahap.
Contoh intervensi/rencana keperawatan klien gangguan
persepsi sensori: halusinasi dalam bentuk Strategi
Pelaksana (SP)

STRATEGI PELAKSANAAN
NO SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi klien 1. Mendiskusikan masalah yg dirasakan keluarga dlm
merawat klien
2 Mengidentifikasi isi halusinasi klien 2. Memberikan penkes ttg pengertian , jenis, tanda &
gejala halusinasi, serta proses terjadinya halusinasi.
3 Mengidentifikasi waktu halusinasi klien 3. Menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi
4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
5 Mengidentifikasi situasi yg dapat menimbulkan
halusinasi klien
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi klien
7 Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8 Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik ke
dlm kegiatan harian klien
Lanjutan SP......

NO SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat klien dengan halusinasi

2 Melatih klien mengendalikan halusinasi 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat


dengan cara bercakap-cakap dengan orang langsung kepada klien halusinasi
lain
3 Menganjurkan klien memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
NO SP3P SP3K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 1. Membantu keluarga membuat jadwal
kegiatan aktivitas di rumah termasuk minum
obat (Discharge planning)

2 Melatih klien mengendalikan halusinasi 2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang


dengan cara melakukan kegiatan

3 Menganjurkan klien memasukkan ke dalam


jadwal kegiatan harian
Lanjutan SP.....

NO SP4P
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2 Memberikan penkes tentang
penggunaan obat secara teratur
3 Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian
4. Evaluasi
• Percaya dengan perawat
• Menyadari halusinasinya
• Mampu mengontrol halusinasi

Anda mungkin juga menyukai