Anda di halaman 1dari 80

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pemicu 1

Kelompok 21
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

10 April 2012
Tutor : dr. Kumala
Ketua : Santi Iskandar (405110081)
Sekretaris : Qanita Afla Afnia (405110040)
Penulis : Peter Gunardi (405110222)
Anggota : Nurlatifah Chairil A (405100221)
Joyce Natalia Setiawan (405110070)
Sandy Laveda (405110120)
Wijaya (405110122)
Charlos Yosua C. M (405110128)
Andryan Kurniadi (405110139)
Steven Yosiardo P (405110210)
Mitya Delima Jayanthy (405110246)
2
Unfamiliar Terms
• Urine dipstick : strip kimia yang dapat direndam
dalam urine untuk memberikan
hasil tes langsung digunakan untuk
skrining kondisi seperti diabetes,
infeksi/pre eksklamsia
• DM : tingginya kadar gula darah karena
insulin

3
Penetapan masalah
1. Mengapa angka DM tipe 2 ↑ pada pengunjung
balai pengobatan umum kelurahan anyelir tahun
2011 ?
2. Mengapa pola makannya tidak sesuai dengan terapi
nutrisi penderita diabetes ?
3. Apakah yang membuat dr. B tertarik untuk meneliti
adakah perbedaan pada gula darah antara pasien
DM dengan pola makan yang sesuai diet diabetes &
yang tidak sesuai ?
4. Mengapa dokter mengambil rentang waktu 3 bulan
untuk mengumpulkan info ?
4
5. Mengapa perbedaan klinis yang diinginkan dengan
simpang baku dari kadar gula darah adalah 10 & 20
mg/dL ?
6. Mengapa pemeriksaan kadar gula darah dilakukan
pada peserta usia +30 tahun ?
7. Apa perbedaan antara hasil pemeriksaan urine
dipstick dengan kadar gula darah kapiler ?
8. Adakah pemeriksaan lain selain dengan cara kapiler
?

5
9. Dapatkah dibuktikan adanya perbedaan rerata
kadar gula darah diantara kelompok pasien DM
yang pola makannya sesuai diet DM dibandingkan
kelompok pasien DM yang pola makannya tidak
sesuai dengan diet DM di puskesmas kelurahan
anyelir ?
10. Apakah tes urine dipstick dapat digunakan sebagai
alat pemeriksaan pengganti yang valid untuk
mendeteksi tingginya kadar gula darah pada pasien
DM ?

6
Curah pendapat
1. Karena, pola makan tidak sesuai dengan terapi
nutrisi penderita diabetes
2. Karena, konsep pemikiran tentang pola makannya
salah
3. DM → komplikasi → upaya kuratif
4. Karena melihat Hba 1c
5. Dari penelitian sebelumnya
6. Karena, pada usia +30 tahun mulai timbul gejala DM
7. Hasil pemeriksaan kadar gula darah kapiler lebih
akurat
8. Dengan urine dipstick
7
9. Ya
10. Tidak, karena pemeriksaan kadar gula darah yang
valid adalah menggunakan kapiler sewaktu

8
Mind map
kel. Anyelir → faktor lingkungan

pola makan teratur pola makan tidak teratur

pemeriksaan

urine dipstick gula darah kapiler

hasil DM ↑

9
penelitian

1. Masalah 8. Mengolah data
2. Tujuan 9. Uji statistik
3. Faktor resiko 10. Uji analisis
4. Variabel 11. Kesimpulan
5. Definisi operasional 12. Uji diagnostik
6. Hipotesis penelitian 13. Saran
7. Metodologi

10
Learning Objective
1. Masalah penelitian
2. Tujuan umum & khusus
3. Tinjauan pustaka
4. Variabel
5. Definisi operasional variabel
6. Hipotesis penelitian
7. Metodologi penelitian
8. Hasil penelitian
9. Uji statistik

11
10. Kekurangan penelitian
11. Kesimpulan
12. Uji diagnostik
13. Saran

12
LO 1
Masalah penelitian

13
• Masalah
Adanya kesenjangan antara apa
yang ada dengan yang seharusnya;
atau bila dibandingkan dengan tolok ukur yg telah
ditetapkan.

“ meningkatnya angka penderita DM tipe 2 pd


pengunjung balai pengobatan umum kelurahan
anyelir tahun 2011”

14
• Pertanyaan masalah
- Berapa banyak koresponden dengan pola makan
sesuai?
- Berapa rerata gula darah responden?
- Adakah beda kadar gula darah kapiler dengan urine
dipstick?

15
LO 2
Tujuan umum & khusus

16
• Tujuan umum
dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir
penelitian yang hendak dilakukan

→ menurunkan tingginya kadar gula darah DM 2 di


Puskesmas Kelurahan Anyelir

17
• Tujuan khusus
disebutkan secara jelas & tajam hal-hal yang akan
langsung diukur, dinilai, /diperoleh dari penelitian

1. Diketahui jumlah responden yang mengikuti pola


makan sesuai diet
2. Diketahui rerata2 gula darah sewaktu kapiler pada
responden yg pola makan sesuai
3. Diketahui perbedaan kadar gula darah kapiler
sewaktu pd responden yg pola makannya sesuai
diet & tidak sesuai

18
LO 3
Tinjauan pustaka

19
Definisi
→ Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal
sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula
darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas
tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh.

20
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam
tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya,
dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai
kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin,
resistensi terhadap insulin atau berkurangnya
sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap
insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar
insulin di dalam darah

21
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara
70 – 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United
Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter
(satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18
mg/dl

Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi


peningkatan setelah makan dan mengalami
penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur.
Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia
apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai
normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu
kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
nilai gula dalam darah dibawah normal

22
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil
pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126
mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula
darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam)
mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan
gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu)
dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar
gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan
200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl

23
• Tinjauan pustaka
→ faktor-faktor resiko yang dapat menjadi penyebab
timbulnya masalah yang di teliti

- pola makan/diet
- usia
- faktor keturunan
- IMT
- ras suku
- stress
- trauma
- penyakit lain
- kelainan eritrosit
- obat-obatan
24
Gejala diabetes:
• 3P (poliuri, polidipsi, polifagi)
• Banyak kencing terutama pada malam hari
• Gampang haus dan banyak minum
• Mudah lapar dan banyak makan
• Mudah lelah dan sering mengantuk
• Penglihatan kabur
• Sering pusing dan mual
• Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
• Berat badan terus menurun
• Sering kesemutan dan gatal-gatal pada tangan dan
kaki

25
Patofisiologi

Pada diabetes dimana didapatkan jumlah insulin


yang kurang atau pada keadaan kualitas (resistensi
insulin), meskipun insulin ada dan reseptor juga ada,
tapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu
masuk sel tetap tidak dapat terbuka tetap tertutp
hingga glukosa tidak dapat masuk sel untuk dibakar
(dimetabolisme). Akibatnya, glukosa tetap berada di
luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah
meningkat

26
Kerangka teori

27
• Kerangka konsep
Di sini kami memilih untuk menekankan pola
kebiasaan makan sebagai penyebab dari tingginya
gula darah pada penderita DM karena dari data yang
diketahui dari kelurahan Anyelir , sebagian besar
kenaikan gula darah pada penderita DM adalah
orang yang tidak mengontrol pola makannya dengan
baik

28
Gambaran Kerangka Konsep

POLA / KEBIASAAN Kenaikan gula darah


Makan tidak sesuai diet pada penderita DM

29
LO 4
Variabel penelitian

30
• Variabel bebas (independent variable)
pola makan yang tidak sesuai & umur

• Variabel tergantung (dependent variable)


kadar gula darah sewaktu kapiler ↑

31
LO 5
Definisi operasional variabel

32
Definisi operasional

Menggambarkan / mendeskripsikan variabel penelitian

sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut bersifat :

• Spesifik ( Tidak Beinterpretasi Ganda )

• Terukur ( Observable atau Measurable )

33
Definisi lain:

Mendefinisikan variabel secara operasional


berdasarkan karakteristik yang diamati yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena. (Alimul Hidayat, 2007)

34
Definisi operasional variabel ditentukan berdasarkan
parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.

Definisi operasional variabel mencakup penjelasan


tentang :

• Nama variabel

• Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud


penelitian.

• Hasil Ukur / Kategori

• Skala Pengukuran
35
Definisi operasional variabel berdasarkan pemicu :

1. Pola makan : kebiasaan pola makan responden


dalam bulan terakhir

Cara ukur : wawancara

Alat ukur : kuesioner → FFQ ( Food Frequency


Quesioner)

Hasil ukur : sesuai & tidak sesuai dengan diet


DM

Skala ukur : data kategorik -> skala nominal


36
2. Kadar gula darah : kadar gula darah sewaktu kapiler
tanpa memperhatikan waktu
makan

Cara ukur : menusuk pembuluh darah kapiler


di ujung jari tangan (sebeum
masuk, tangan dibersihkan
dengan kapas beralkohol 70%)

Alat ukur : glukometer

Hasil ukur : kadar gula darah dalam mg/dL

Skala ukur : data numerik -> skala ratio


37
LO 6
Hipotesis penelitian

38
Hipotesis penelitian
• Pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya
• Hipotesis null (Ho) : ≠ ada hubungan faktor terhadap
masalah
• Hipotesis alternatif : (satu arah) sudah pasti ada
hubungan antara faktor terhadap masalah, (dua
arah) bisa ada atau tidak

39
Syarat hipotesis
• Dinyatakan dakam kalimat deklaratif
1. Jelas
2. Sederhana
3. Tidak bermakna ganda

• Mempunyai landasan teori yang kuat


1. Tidak muncul sendiri
2. Dibangun atas dasar teori, pengalaman, dan dari
sumber ilmiah yang sahih

40
• Menyatakan hubungan antara satu atau lebih
variabel bebas dengan satu variabel tergantung
• Memungkinkan diuji secara empiris
• Rumusan bersifat khas dan menggambarkan
variabel-variabel yang diukur

• Berdasarkan pemicu
Ada hubungan bermakna antara kadar gula darah yg
tidak terkontrol dan pola makan yg tidak sesuai diet
dengan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
Kelurahan Anyelir

41
LO 7
Metodologi penelitian

42
1. Desain penelitian : cross-sectional
2. Tempat penelitian : Puskesmas Kelurahan Anyelir
3. Waktu penelitian : Oktober 2011
4. Populasi : pasien yang berobat ke
Puskesmas Kelurahan Anyelir
pada oktober 2011
5. Sampel : pasien DM yang datang
berobat ke Puskesmas
Kelurahan Anyelir yang
berumur 30 tahun atau lebih
pada oktober 2011
6. Teknik pengambilan sampel : non-random sampling
43
7. Pengumpulan data : langsung diukur di
Puskesmas
8. Kriteria inklusi : pasien DM 2 Puskesmas
Kelurahan Anyelir 30 tahun
atau lebih yang berkunjung
pada oktober 2011 di
lakukan wawancara dengan
FFQ & diambil darah nya
dengan glukometer
didapatkan pada gula darah
kapilernya

44
9. Alat ukur : glukometer & FFQ
10. Pengolahan data : data diolah dan dilakukan uji
statistik T-test tidak berpasangan
dengan batas kemaknaan 5%. Bila
nilai p < 0.05 maka Ho ditolak,
sedangkan bila nilai p > 0.05
maka Ho gagal ditolak, yang
dihitung adalah perbedaan kadar
gula darah saat rerata kelompok
yang sesuai diet DM & yg tidak

45
• Alur pengumpulan data
Pengunjung puskesmas yang
memenuhi kriteria inklusi

ikut dalam tidak Tidak ikut dalam


penelitian penelitian

ya
Wawancara + FFQ
Pengukuran gula darah sewaktu kapiler

46
Pola makan Kadar gula darah
sewaktu kapiler

Tidak esuai
diet DM

Sesuai diet
DM

47
• Besar sampel

S²p = (n₁ - 1) S₁² + (n₂ - 1) S₂²


n₁ + n₂ - 2
= (80 – 1) 23² + (60 – 1) 18²
80 + 60 – 2
= 41.791 + 19.116
138
= 60.907
138
= 441,36

48
1 +1
SE = S²p
n₁ n₂
1 + 1
= 441,36 x
80 60
= 441,36 x 0,17
= 75,03

49
X₁ - X₂ = 256 – 124
= 132

S = SE
n
= 75,03
140
= 6,3423

N = 140
n₁ = n₂ =70
50
• Perhitungan α dan β
- mencari nilai α
n₁ = n₂ = 2 (Zα + Zβ) s ²

X₁ - X₂

70 = 2 (Zα + 0,842) 6,3423 ²

132

70 = (Zα + 0,842) 6,3423 ²

2 132

35 = (Zα + 0,842) 6,3423

132
51
5,9161 x 132 = 6,3423 Zα + 5,3402
780,9252 = 6,3423 Zα + 5,3402
Zα = 780,9252 – 5,3402
6,3423
Zα = 122,287
= 0,99 (dari table distribusi Z)
α = [(1-0,99) x 100 %] x 2
= 2%

52
• Perhitungan α dan β
- mencari nilai β
n₁ = n₂ = 2 (Zα + Zβ) s ²

X₁ - X₂

70 = 2 (1,96 + Zβ) 6,3423 ²

132

70 = (1,96 + Zβ) 6,3423 ²

2 132

35 = (1,96 + Zβ) 6,3423

132
53
5,9161 x 132 = 12,4309 + 6,3423 Zβ
780,9252 = 12,4309 + 6,3423 Zβ
Zβ = 780,9252 – 12,4309
6,3423
Zβ = 121,1696
= 0,99 (dari table distribusi Z)
β = [(1-0,99) x 100 %]
= 1%

54
Karena α = 2 % dan β = 1 %, maka tidak terjadi
kesalahan tipe I dan II

55
LO 8
Hasil penelitian

56
• Uji statistik
- Untuk menguji hipotesis penelitian
- T-test
t = ( X₁ - X₂ )
SE
= 256 – 124
75,03
= 1,76
- 0,025 < ρ < 0,05
- Ho ditolak
- Ha diterima
57
LO 9
Pembahasan

58
• Kadar gula darah pasien yang pola makannya tidak
sesuai dengan diet DM lebih tinggi dari pada pasien
yg pola makannya sesuai dengan diet DM
• Tercapainya hasil statistik karena tercukupnya jumlah
sampel

59
LO 10
Kekurangan penelitian

60
• Bias
kesalahan sistematik pada cara pemilihan
subjek/cara pengukuran variabel penelitian

a. Bias seleksi
- Bias seleksi dapat terjadi karena pengambilan
sampel tidak di ambil secara random
- Akibatnya pengambilan sampel ke populasi harus
diambil secara hati2
- Menyebabkan adanya perbedaan antara data yang
di kumpul

61
b. Bias informasi
- Terjadi interviewer bias, peneliti sudah tau pasien
terkena DM

c. Recall bias
- jawaban responden ttg faktor keterpaparan
diperngaruhi status penyakitnya

d. Bias perancu
- Dapat terjadi karena faktor2 yang tidak di ketahui
perancunya
62
LO 11
Kesimpulan

63
• Pasien yang menderita DM tipe 2 di puskesmas
kecamatan anyelir sebanyak 140 orang
• Jumlah pasien DM tipe 2 yang kadar gulanya tidak
terkontrol sebanyak 80 orang, sedangkan yg
terkontrol sebanyak 60 orang dengan rerata gula
darah kapilernya 124 mg/dL, perbedaan antara yg
sesuai dengan yg tidak sesuai adalah 132 mg/dL. P
bermakna 0,025 < p < 0,05 → Ho di tolak, Ha
diterima

64
• Pasien yang mematuhi pola makan sesuai dengan
diet DM kadar gula darahnya terkontrol dikarenakan
metabolisme karbohidrat, lipid, serta protein tidak
terlalu terbeban, seperti yang telah diketahui bahwa
pasien dengan DM tipe 2 mengalami gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, protein, serta
defisiensi dan resistensi dari insulin

65
LO 12
Uji diagnostik

66
1. Sensitifitas :
Probabilitas untuk mendapat hasil tes positif pada
orang dengan penyakit

a / (a+c)

2. Spesifisitas :
Probabilitas untuk mendapat hasil tes negatif pada
orang tanpa penyakit

d / (b+d)

67
• Predictive value
1. Positive predictive value:
Probabilitas orang dengan penyakit untuk
mendapat hasil tes yang positif

a / (a+b)

2. Negative predictive value:


Probabilitas orang tanpa penyakit untuk mendapat
hasil tes yang negatif

d / (c+d)

68
Urine dipstick
Sensitifitas = a x 100 %
a+c
= 445 x 100 %
445+125
= 0,78 x 100 %
= 78 %

69
Spesifisitas = d x 100 %
b+d
= 322 x 100 %
108+322
= 74 %

70
Positive predictive = d x 100 %
value c+d
= 322 x 100 %
125+322
= 72,03 %

71
Negative predictive = a x 100 %
value a+b
= 445 x 100 %
445+108
= 80,47 %

72
Kadar gula darah
Sensitifitas = a x 100 %
a+c
= 505 x 100 %
505+65
= 88,59 %

73
Spesifisitas = d x 100 %
b+d
= 370 x 100 %
60+370
= 86,04 %

74
Positive predictive = d x 100 %
value c+d
= 370 x 100 %
65+370
= 85,05 %

75
Negative predictive = a x 100 %
value a+b
= 505 x 100 %
505+60
= 89,38 %

76
• Dilihat dari hasil perhitungan sensitivitas dan
spesifisitas maka pengukuran kadar gula darah
diukur dengan pemeriksaan kadar gula darah kapiler
sewaktu lebih baik daripada urine dipstick.

• Kemudian probabilitas orang dengan penyakit untuk


mendapatkan hasil tes positif dan probabilitas orang
tanpa penyakit untuk mendapatkan hasil negatif;
pemeriksaan kadar gula darah kapiler sewaktu juga
lebih baik dari hasil urin dipstick

77
LO 13
Saran

78
• Penyuluhan kelompok dan konseling perorangan
pada penderita diabetes dan diabetes untuk kontrol
gula darah dan menjalani pola makan yang sesuai
diet DM

79
Daftar pustaka
• Sastroasmoro S, ismael sofyan. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung
Seto; 2008.
• http://eprints.undip.ac.id/13744/1/2003MIKM1994.
pdf

80

Anda mungkin juga menyukai