GRAVIS
KELOMPOK 3
Subunit alfa juga merupakan binding site dari asetilkolin.Sehingga pada pasien
miasteniagravis, antibodi IgG dikomposisikan dalam berbagai subklas yang berbeda,
dimana satu antibodi secara langsung melawan area imun ogenik utama pada subunit
alfa.Ikatan antibody reseptor asetilkolin pada reseptor asetilkolin akan mengakibatkan
terhalangnya transmisi neuromuskular melalui beberapa cara, antara lain : ikatan
silang reseptor asetilkolin terhadap antibodi anti-reseptor asetilkolin dan mengurangi
jumlah reseptor asetil kolin padaneuromuscular junction dengan cara menghancurkan
sambungan ikatan pada membrane post sinaptik, sehingga mengurangi area permukaan
yang dapat digunakan untuk insersi reseptor-reseptor asetilkolin yang baru disintesis
ETIOLOGI
Autoimun : 7) Obat-obatan :
1) direct mediated • Antibiotik (Aminoglycosides, ciprofloxacin, ampicillin,
antibody erythromycin)
• B-blocker (propranolol)
2) Virus
• Lithium
3) Pembedahan • Magnesium
4) Stres • Procainamide
• Verapamil
5) Alkohol
• Chloroquine
6) Tumor mediastinum • Prednisone
MANIFESTASI KLINIS
1) Kelemahan otot mata dan wajah (hampir selalu ditemukan)
– Ptosis
– Diplobia
– Otot mimik
2) Kelemahan otot bulbar
– Otot-otot lidah
– Suara nasal, regurgitasi nasal
– Kesulitan dalam mengunyah
– Kelemahan rahang yang berat dapat menyebabkan rahang terbuka
– Kesulitan menelan dan aspirasi dapat terjadi dengan cairan è batuk dan tercekik saat minum
– Otot-otot leher
– Otot-otot fleksor leher lebih terpengaruh daripada otot-otot ekstensor
Lanjutan….
1. Fulminan akut :
- Awitan yang cepat dengan kelemahan otot – otot rangka dan bulbar dan mulai
terserangnya otot – otot pernapasan
- Biasanya penyakit berkembang maksimal dalam waktu 6 bulan
- Respons terhadap obat buruk
- Insiden krisis miastonik, kolinergik, maupun krisis gabungan keduanya tinggi
- Tingkat kematian tinggi
1. Lanjut :
- Miastenia gravis berat timbul paling sedikit dua tahun setelah awitan gejala – gejala
kelompok I atau II
- Miastenia gravis dapat berkembang secara perlahan atau tiba – tiba
MIASTENIA UMUM BERAT - Respons terhadap obat dan prognosis buruk
1) Gagal nafas
2) Disfagia
3) Krisis miastenik
4) Krisis cholinergic
5) Komplikasi sekunder dari terapi obat
Penggunaan steroid yang lama :
Osteoporosis, katarak, hiperglikemi
Gastritis, penyakit peptic ulcer
Pneumocystis carinii
ASKEP MIATENIA GRAVIS
Pengkajian
– Pemeriksaan fisik :
B1(breathing): dispnea,resiko terjadi aspirasi dan gagal pernafasan akut, kelemahan
otot diafragma
B2(bleeding) : hipotensi / hipertensi .takikardi / bradikardi
B3(brain) : kelemahan otot ekstraokular yang menyebabkan palsi
okular,jatuhnya mata atau dipoblia
B4(bladder) : menurunkan fungsi kandung kemih,retensi urine,hilangnya sensasi
saat berkemih
B5(bowel) : kesulitan mengunyah-menelan,disfagia, dan peristaltik usus turun,
hipersalivasi,hipersekresi
B6(bone) : gangguan aktifitas / mobilitas fisik,kelemahan otot yang berlebih
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Rasionalisasi
Intervensi Rasional
1. Gangguan persepsi sensori bd ptosis,dipoblia • untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami
- Tujuan 1. Tentukan kondisi patologis klien gangguan.
Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal.
- Kriteria hasil : 1. Kaji gangguan penglihatan terhadap untuk mempelajari kendala yang berhubungan
•Adanya perubahan kemampuan yang nyata perubahan persepsi dengan disorientasi klien.
1. Berbicaralah dengan klien secara tenang dan memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap
gunakan kalimat-kalimat pendek. masalah dapat dimengerti.
Lanjutan…
Intervensi Rasionalisasi
1. Resiko tinggi cedera bd fungsi 1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan Menjadi data dasar dalam melakukan intervensi
indra penglihatan yang tidak optimal aktivitas selanjutnya
- Tujuan
Menyatakan pemahaman terhadap
faktor yang terlibat dalam kemungkinan
cedera.
Sasaran klien adalah memperbaiki kekuatandan daya
- Kriteria hasil : tahan. Menjadi partisipan dalampengobatan, klien
•Menunjukkan perubahan perilaku, pola harus belajar tentangfakta-faakta dasar mengenai
hidup untuk menurunkan faktor resiko agen-agenantikolinesterase-kerja, waktu,
dan melindungi diri dari cedera. penyesuaiandosis, gejala-gejala kelebihan dosis,
1. Atur cara beraktivitas klien sesuai danefek toksik. Dan yang penting padapengguaan
•Mengubah lingkungan sesuai dengan
kemampuan medikasi dengan tepat waktuadalah ketegasan.
indikasi untuk meningkatkan keamanan
Menilai singkat keberhasilan dari terapi yang boleh
1. Evaluasi Kemampuan aktivitas motorik diberikan