Anda di halaman 1dari 9

Kebebasan Beragama

Manusia makhluk otonom


Tuhan memberikan manusia: akal budi (kognisi), perasaan (afeksi), dan kehendak,
yang BEBAS.

Manusia DIPERBOLEHKAN memilih semua nilai kehidupan yang ditawarkan


kepadanya.

Oleh karena itu, manusia juga bebas menentukan iman-nya, memilih religiositas
mana yang dikehendakinya.
Bentuk-bentuk Kebebasan
1. Kebebasan Moral
– Ada banyak nilai dalam kehidupan manusia: ada nilai yang menguntungkan, ada nilai
yang menyenangkan.
• Bisa jadi yang menyenangkan tidak harus dipilih karena tidak menguntungkan. Misalnya, merokok
tidak dipilih karena merugikan kesehatan, meskipun menyenangkan.
• Bisa jadi pula yang menguntungkan tidak harus dipilih karena bertentangan dgn kebaikan umum.
– kebebasan yang bertanggungjawab terjadi bila manusia dengan kesadaran dan
kebebasannya memilih untuk berbuat yang baik dan benar sesuai dengan
martabatnya sebagai manusia.
2. Kebebasan Religius
– Setiap orang berusaha utk mencari KESEJATIAN hidup
– KESEJATIAN hidup terdapat pada TUHANKebebasan Religius
– Untuk melaksanakan kebebasan ini manusia perlu selalu
membina kepekaan untuk selalu mendengarkan suara hati
serta bertindak menurut suara hati yang terdidik secara benar.
Kebebasan moral dan kebebasan religius menjadi dasar bagi kebebasan beragama

– Kehendak Tuhan utk menyelamatkan selalu bersifat universal/utk semua


– Manusia bebas memilih agama sesuai keyakinannya, sesuai pengalaman
religius
– Kebebasan memilih agama sesungguhnya mempertaruhkan martabat
manusia
– Sesuai dgn Pasal 29 UUD 1945, negara menjamin kemerdekaan tiap
penduduk utk memeluk agama dan kepercayaannya, karena negara berdasar
atas Ketuhanan yang Maha Esa
Mitologisasi dan Demitologisasi
Pemahaman Konseptual
• Anggapan umum: mitos sebagai cerita rekaan tentang dewa
– dewa, tidak berdasarkan peristiwa sejarah (ahistoris).
• Cerita itu diulang – ulang, direka-reka atau ditambah-
tambah sehingga nampak atau terasa lebih hebat daripada
kisah senyatanya.
• Carilah contoh mitos!
• Mitos yang terus diulang-ulang, akan menjadi
RITUS/RITUAL.
– Ritual diwujudkan dalam upacara-upacara tertentu
– Pemujaan, “memberi makan laut” dll.
bersambung

Anda mungkin juga menyukai