0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengalaman religius manusia yang meliputi bersentuhan dengan realitas lain, melibatkan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, serta membutuhkan komunikasi. Komunikasi religius melibatkan subjek penyampai dan penerima dalam dialog yang membutuhkan substansi, sarana, dan konteks waktu dan tempat. Pengalaman religius adalah perjumpaan antara wahyu dan iman, di mana wahyu adalah pengungkapan diri d
Dokumen tersebut membahas tentang pengalaman religius manusia yang meliputi bersentuhan dengan realitas lain, melibatkan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, serta membutuhkan komunikasi. Komunikasi religius melibatkan subjek penyampai dan penerima dalam dialog yang membutuhkan substansi, sarana, dan konteks waktu dan tempat. Pengalaman religius adalah perjumpaan antara wahyu dan iman, di mana wahyu adalah pengungkapan diri d
Dokumen tersebut membahas tentang pengalaman religius manusia yang meliputi bersentuhan dengan realitas lain, melibatkan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, serta membutuhkan komunikasi. Komunikasi religius melibatkan subjek penyampai dan penerima dalam dialog yang membutuhkan substansi, sarana, dan konteks waktu dan tempat. Pengalaman religius adalah perjumpaan antara wahyu dan iman, di mana wahyu adalah pengungkapan diri d
• Melibatkan kognisi, afeksi, psikomotorik • Membutuhkan komunikasi Komunikasi • Adanya pribadi-pribadi yang berperanan sebagai subjek PENYAMPAI (sender) dan subjek PENERIMA (receiver) dalam komunikasi itu (timbal balik)dialog • Ada substansi/isi • Membutuhkan sarana/media • Terjadi dlm ruang dan waktu tertentu (ada konteks tertentu) Pengalaman Religius Rasa diri terbatas saat berhadapan dgn sang maha tanpa batas
• “DIA” yg tanpa batas itu adalah “misterium tremendum et
fascinans”, sebagai yang menggetarkan dan menakutkan, namun sekaligus menarik dan mempesonakan.
• Sikap religius manusia terhadap misterium itu ialah takut
penuh hormat dan cinta Pengalaman religius = perjumpaan antara wahyu dan iman
• Wahyu = pengungkapan diri dari yang maha
tinggi • Iman = jawaban manusia/tanggapan manusia atas sapaan yang maha tinggi • Yg mahatinggi menggunakan sarana/media, baik yg vertikal maupun non vertikal • Terjadi dlm ruang dan waktu tertentu (ada konteks tertentu, ada budaya tertentu) Beriman dan Beragama • Beriman kepada yg mahatinggi merupakan sikap manusia menanggapi sapaan yg mahatinggi, serah diri dan tunduk sepenuhnya • Ber-‘agama’ untuk menunjuk segi lahiriah dari sikap batin itu. Agama merupakan pelembagaan (institusionalisasi) dari hidup beriman itu Pola-pola beriman dan beragama • Kelompok substansialis-kontekstual lebih mengutamakan substansi (isi) pengalaman iman manusia; yang terus menerus perlu diimplementasikan dalam konteks yang berbeda. • Kelompok skripturalis-fundamentalis lebih mengutamakan hidup beragamanya pada apa yang dimengerti secara harafiah sebagaimana yang tersurat dalam kitab suci. PILIHLAH JAWABAN-JAWABAN BERIKUT • Saya sebagai seorang beragama percaya bahwa keselamatan manusia hanya terjadi melalui agama saya. Hanya orang yang memeluk agama saya akan diselamatkan. Orang-orang yang mau diselamatkan Tuhan harus memeluk agama yang sama dengan agama saya, karena agama saya dikehendaki begitu oleh Tuhan sendiri. Negara saya harus berjuang keras mempertobatkan orang-orang kafir supaya masuk agama saya. • Saya sebagai seorang pemeluk agama memang percaya bahwa satu-satunya yang benar adalah ajaran agama saya. Namun, saya pun percaya masing-masing pemeluk agama lain sesuai dengan keyakinannya sendiri-sendiri akan diselamatkan juga oleh Tuhan, kalau mereka dengan jujur dan tekun menaati ajaran agamanya. • Sebagai seorang beriman saya percaya bahwa Tuhan menyelamatkan semua orang menurut kebijaksanaan-Nya yang tak terselami oleh pikiran manusia. Saya berpendapat bahwa masalah kepercayaan pada Tuhan ini adalah masalah rohani pribadi seseorang dengan Tuhan-nya. Masalah rohani ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah sosial kemasyarakatan. • Sebagai seorang beriman saya percaya bahwa dengan menciptakan manusia, Tuhan mencintaiNya. Saya menyadari pentingnya peran agama saya bagi keselamatan. Namun, saya juga berpendapat bahwa setiap orang yang tidak beragama sekalipun, kalau ia secara jujur mencari kebenaran, diselamatkan juga oleh Tuhan. Terima kasih