Monisme
• Monisme (Yun.): monos: tunggal, sendirian, satu-satunya.
• Menurut Monisme: hanya ada satu kenyataan. Kenyataan itu bersifat
roh (segala-galanya adalah roh) dan bersifat benda (segala-galanya
adalah benda). Monisme roh melahirkan paham panteisme.
• Panteisme (Yun.): Panta: segala dan Theos yang berarti Allah, Tuhan.
Menurut panteisme, segala yang ada hanyalah cara (modus) Tuhan
berada. Tuhan menjadi prinsip pemersatu dari segala yang ada. Paham
panteisme ini meniadakan keunggulan atau transendensi Tuhan. Pada
gilirannya, pandangan ini dapat menyamakan Tuhan, Realitas
Tertinggi, dengan sehala yang ada, segala ciptaan, dunia.
• Dari pandangan Panteisme, muncullah paham panteisme
benda (monisme benda). Salah satu bentuk panteisme
benda adalah pankosmisme.
• Pankosmisme (Yun.) Pan: segala, semua, seluruhnya;
Kosmos: alam yang teratur.
Pankosmisme: alam raya dengan segala isinya adalah
satu-satunya realitas. Tak ada realitas lain di luarnya.
Akibatnya, Tuhan tidak mendapat tempatnya. Panteisme
benda dalam bentuk pankosmisme berakhir pada
penyangkalan Tuhan (ateisme).
Dualisme
• Duo (Latin), dua.
• Faham dualistis: kenyataan dikendalikan oleh dua prinsip,
kekuatan atau kekuasaan. Dalam paham ini, Tuhan
(realitas tertinggi) dan dunia (alam semesta) masing-
masing bergerak menurut azasnya sendiri.
Dua kekuatan ini berjalan menurut kekuatan dan
iramanya sendiri.
PENGETAHUAN MANUSIA TENTANG
TUHAN
Wahyu Tuhan
• Wahyu Tuhan termuat dalam Kitab Suci. Di antara para penganut, ada yang mendapat
pengetahuan tentang tuhan berdasarkan wahyu, ada yang mengikuti paham fideistis
(fideisme), dan ada yang mengikuti paham tradisionalistis (tradisionalisme)
• Fideisme (Fides. Latin: iman, kepercayaan)
pada hakikatnya manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apa pun
tentang Tuhan dengan kekuatan sendiri. Untuk dapat mengetahui, Tuhan harus turun
tangan. Tuhan mewahyukan diri kepada manusia. Maka, satu-satunya sumber
pengetahuan tentang Tuhan adalah Wahyu-Nya. Wahyu itu termuat dalam Kitab Suci.
Pengetahuan akan Tuhan hanya dapat dimiliki bila orang percaya kepada isi Kitab Suci.
• Tradisionalisme (trader: menyerahkan, menyampaikan, meneruskan, memberikan)
manusia hanya mungkin mengetahui sesuatu tentang Tuhan bila Tuhan berkenan
mewahyukan diri. Wahyu yang dipercayai adalah wahyu yang diberikan Tuhan kepada
manusia pertama, yang kemudian diturunkan dan disampaikan kepada keturunan
mereka, begitu seterusnya. Kritik terhadap paham ini: karena wahyu yang disampaikan
secara turun-temurun, apalagi lisan, maka sulit mempertahankan kemurniannya.
• Pengalaman
Manusia juga mengenal Tuhan lewat pengalaman hidup. Pengalaman
religius adalah pengalaman yang membawa manusia kepada
kepercayaan akan adanya Tuhan.
Pengalaman religius terjadi karena manusia berhadapan dengan
peristiwa-peristiwa alam: apa atau siapa yang menciptakan, siapa yang
menyelenggarakan, dll.
Pengalaman religius juga bisa terjadi pada saat manusia mengalami
pengalaman hidup yang penuh misteri: sepi, bahagia, cinta, dll.
Pengalaman religious juga bisa muncul pada wakty manusia mengalami
“Yang Kudus”, sesuatu yang menakutkan (tremendum) tetapi sekaligus
menarik (fascinosum). Berhadapan dengan situasi ini, manusia lalu
merasa kecil, lemah, dan mau bersatu.
GAMBARAN TENTANG ALLAH
1. Gambaran Tuhan ideal: gambaran tentang Tuhan yang
disimpulkan dari bacaan KS yang dilakukan secara
lengkap dan benar.
2. Gambaran Tuhan real: gambaran tentang Tuhan
sebagaimana ada dalam benak orang dalam hubungan
pribadi dengan Tuhan.
3. Gambaran Than menurut para filsof
Karena manusia menggambarkan Tuhan, maka tidak jarang terjadi
bahwa Tuhan digambarkan secara manusiawi. Gejala ini disebut
Antropomorfisme. (anthropos: manusia; morphe: bentuk).
Antropomorfisme adalah cara penggambaran manusia tentang Tuhan
berdasarkan pengalamannya sebagai manusia. Allah digambarkan
dengan unsur-unsur cara berpikir dan berperilaku manusia.
Misal: Tuhan gembira, marah, menghukum, memberi ganjaran.