Anda di halaman 1dari 30

TUHAN YANG MAHA ESA

Dan FILSAFAT KETUHANAN

Oleh : Dr. Baidarus, MM.,M.Ag


Menurut anda apa yang dimaksud
dengan Iman & Taqwa ?

Diskusikan dengan teman di samping


anda.

Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


Para Mutakallimin merumuskan unsur-unsur
iman terdiri dari :

Tasdiq bi
al-Qalb
Iqrar bi al
Lisan

‘Amal bi
al-Jawarih/
Arkan
• Berdo’a sebelum dan sesudah belajar.
• Menghormati Bapak/Ibu Dosen.
• Membina kerukunan umat beragama
antar warga kampus.
• Menghormati kebebasan menjalankan
ibadah.
• Tidak memaksakan agama atau Dalam
keyakinan kepada orang lain. Kehidupan
Kampus
Prinsip-prinsip Pembinaan Iman
Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan
memerlukan pemupukan yang berkesinambungan.
Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan
yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah.
Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan
mengarahkan iman/kepribadian seseorang, baik yang
datang dari lingkungan keluarga, masyarakat,
pendidikan, maupun lingkungan termasuk benda-
benda mati seperti cuaca, tanah, air, dan lingkungan
flora serta fauna.
Prinsip pembinaan berkesinambungan
 Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang
penting, terus menerus, dan tidak berkesudahan.
 Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang
semakin lama semakin mampu bersikap selektif.
Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan
berlangsung seumur hidup.
 Oleh karena itu penting mengarahkan proses motivasi
agar membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif
menghadapi nilai-nilai hidup yang patut diterima atau
yang seharusnya ditolak.
Prinsip internalisasi dan individuasi
 Iman dapat lebih mantap terjelma dalam bentuk tingkah laku
tertentu, apabila seseorang diberi kesempatan untuk
menghayatinya melalui suatu peristiwa internalisasi (yakni
usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya)
dan individuasi (yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat
kepribadiannya).
Prinsip sosialisasi
 Pada umumnya nilai-nilai hidup baru benar-benar mempunyai
arti apabila telah memperoleh dimensi sosial. Oleh karena itu
suatu bentuk tingkah laku terpola baru teruji secara tuntas
bilamana sudah diterima secara social melalui interaksi social
(proses sosialisasi).
Prinsip konsistensi dan koherensi
 Nilai iman lebih mudah tumbuh terakselerasi, apabila sejak semula
ditangani secara konsisten, yaitu secara tetap dan konsekuen, serta
secara koheren, yaitu tanpa mengandung pertentangan antara nilai
yang satu dengan nilai lainnya.
Prinsip integrasi
 Hakikat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan
setiap orang pada problematika kehidupan yang menuntut
pendekatan yang luas dan menyeluruh.
 Jarang sekali fenomena kehidupan yang berdiri sendiri.
 Begitu pula dengan setiap bentuk nilai hidup yang berdimensi sosial.
 Oleh karena itu tingkah laku yang dihubungkan dengan nilai iman
tidak dapat dibentuk terpisah-pisah.
Ruang Lingkup Keimanan &
Ketaqwaan
 Ruang lingkup Iman mencakup tiga aspek
kehidupan manusia, yaitu meliputi seluruh isi
hati, seluruh ucapan dan segenap laku
perbuatan.
 Ketiga aspek tersebut yaitu isi atau ketetapan
hati, seluruh ucapan dan segenap laku
perbuatan adalah satu kebulatan hidup
manusia dalam arti kebudayaan dan
peradaban.
 Ringkasnya: Bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan
menyatakan penilaian dan pandangan, lalu kita simpulkan
menjadi pandangan hidup; dan bagian isi hati dan ucapan
yang mengenai dan mencakup seluruh laku perbuatan
manusia kita simpulkan menjadi sikap hidup.

 Dengan demikian, pada hakikatnya Iman ialah Pandangan


dan Sikap Hidup.

 Ruang lingkup itu meliputi seluruh tempat dan waktu,


artinya di manapun dan kapan pun berada serta dalam
kondisi apapun seorang hamba berkewajiban untuk
bertaqwa.
 Seseorang akan disebut bertaqwa jika melaksanakan
kewajiban sebagai seorang hamba, menepati janji, jujur, dan
menjaga amanah.
 Dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya
sendiri.
 Manusia taqwa adalah sosok yang tidak pernah menyakiti
dan tidak zhalim pada sesama, berlaku adil di waktu marah
dan ridha, bertaubat dan selalu mohon ampun kepada Allah.
 Manusia taqwa adalah manusia yang mengagungkan syiar-
syiar Allah, sabar dalam kesempitan dan penderitaan,
beramar ma’ruf dan bernahi munkar, tidak peduli pada
celaan orang-orang yang suka mencela, menjauhi syubhat,
dan mampu meredam hawa nafsunya.
FILSAFAT KETUHANAN
 Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan
dengan pendekatan akal budi, maka dipakai
pendekatan yang disebut filosofis.
 Jadi, filsafat ketuhanan adalah pemikiran para manusia
dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan.
 Manusia, sejak mula pertama sejarah pemikiran, sudah
mengenal adanya suatu kekuatan-kekuatan yang
mengatasi manusia, suatu yang dianggap maha kuasa,
dapat mendatangkan kebaikan ataupun kejahatan serta
dapat mengabulkan doa dan keinginan.
Perkembangan pemikiran manusia dalam mencari Tuhan
dalam sejarah dapat kita temukan dalam bentuk paham
sebagai berikut:
 Dinamisme, berasal dari kata Yunani dynamis yang berarti kekuatan, dimana
tiap-tiap benda di sekeliling kita bisa mempunyai kekuatan bathin yang
rahasianya tidak diketahui, yaitu kekuatan yang misterius.
 Animisme, adalah kepercayaan yang mengajarkan atau mempercayai bahwa
tiap-tiap benda, baik yang bernyawa atau tidak mempunyai roh.
 Polyteisme, adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Dalam agama ini hal-hal
yang menimbulkan perasaan takjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-
roh tetapi oleh dewa-dewa.
 Henoteisme, yaitu suatu faham yang mempercayai bahwa hanya ada satu
Tuhan secara Nasional.
 Monoteisme, ialah kepercayaan kepada Tuhan Yang Satu, Tuhan Yang Maha
Esa, Pencipta alam semesta.
Sedangkan mengenai kepercayaan-
kepercayaan tentang keberadaan Tuhan
dalam filsafat dapat kita temukan berbagai
paham sebagai berikut:
1. Aliran Teisme
2. Aliran Deisme
3. Aliran Panteisme
4. Aliran Panenteism
Which of the
strategies we’ve
covered would
you like to try in
your own
classes?
Summarize the most important
points in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai