• Sulit BAK
1 tahun • Tidak bisa BAK
• Menunggu 1-2 menit • Pancaran air kencing
untuk BAK lemah, terputus-
• Mengedan saat BAK putus
• Menetes akhir BAK
• Tidak puas
3 Pulmo dalam
4 batas normal
Jantung dalam
batas normal
5
Abdomen dalam
batas normal
7
Akral hangat CRT < 2
detik, Edema (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status lokalis
Regio Suprapubik
I: cembung (+), tidak tampak massa
P: NT suprapubik,vesika urinaria penuh/full blast
Regio Genitalia Eksterna: DBN
Regio Anal
I: tampak benjolan disamping kiri luar ukuran 2x2 cm
P: NT (-)
RT: Tonus sfingter ani mencepit kuat, mukosa licin,
teraba massa arah jam 11-1, konsistensi kenyal padat,
batas tegas, sulkus medianus teraba, simetris, NT (-)
Handscoon: lendir (-), darah (-), feses (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,8 g/dL 12-16 g/dL
Leukosit 10,8 rb/mm3 4-11 rb/mm3
Trombosit 284 rb/mm3 150-400 rb/mm3
Hematokrit 38,2 % 37-43%
CT 3’ 30’’ 2-6 menit
BT 2’30’’ 1-3 menit
Normal
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Creatinin 1,3 mg% 0,7-1,4 mg%
Glukosa sewaktu 158 mg% <140 mg%
SGOT 18 u/l 6-35 u/l
SGPT 17 u/l 6-45 u/l
Urea 20 mg% 10-50 mg%
Albumin 4,8 gr% 3,5-5,5 gr%
Natrium 132 mEq/l 136-146 mEq/l
Kalium 4,3 mEq/l 3,5-5,1 mEq/l
Clorida 98 mEq/l 98-108 mEq/l
HbSAg Negatif Negatif
Normal
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Protein Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 2-5 0-2/lpb
Leukosit 1-2 0-5/lpb
Epithel Positif Negatif/positif
Bakteri Negatif Negatif
Sel ragi Negatif Negatif
Cylinder Negatif Negatif
Cristal Negatif Negatif
Normal
Pemeriksaan skor IPSS
• 32
• Skor 0-7 : gejala ringan
• Skor 8-9 : gejala sedang
• Skor 20-35 : gejala berat
Resume
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang
P IFVD RL 20 gtt/i
Kateter terpasang lancar
Inj Ranitidin amp/12jam/ IV
Inj Paracetamol 500 gr /8 jam/IV
Konsul dr. Agnis Sp.PD
- Cek GD 2jam PP
Tanggal: 08 Maret 2019; Hari rawat ke 2
S BAK menggunakan kateter, mual (-), muntah (-), demam (-), BAB (-), sesak (-)
O Kesadaran: composmentis
TD: 140/80 mmHg, HR: 90x/i, RR: 20X/i, T: 36,6 °C
GD 2 jam PP: 113 mg/dl
Thorax
Suara nafas vesikuler, rh-/-, wh -/-
Status lokalisata:
Regio Suprapubik
Inspeksi : cembung (-), tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-) ,vesika urinaria penuh(-), massa (-)
A Benigna prostat hiperplasia
DM tipe 2
PPOK
Hipertensi stage 1
P IFVD RL 20 gtt/i
Kateter terpasang lancar
Paracetamol 3x500 mg/PO
Amlodipin 1x5mg/PO
Metformin 3x500mg/PO
Rencana operasi : pro transvesika prostatektomi, hari senin, 11 maret 2019
Konsul anestesi
Tanggal: 09 Maret 2019; Hari rawat ke 3
S BAK menggunakan kateter, mual (-), muntah (-), demam (-), BAB (+), sesak (-)
O Kesadaran: composmentis
TD: 140/80 mmHg, HR: 76x/i, RR: 20x/i, T: 36,54°C
Thorax
Suara nafas vesikuler, rh-/-, wh -/-
Status lokalisata:
Regio Suprapubik
Inspeksi : cembung (-), tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-) ,vesika urinaria penuh(-), massa (-)
P IFVD RL 20 gtt/i
Kateter terpasang lancar
Paracetamol 3x500 mg/PO
Amlodipin 1x5mg/PO
Metformin 3x500mg/PO
Rencana operasi : pro transvesika prostatektomi, hari senin, 11 maret 2019
Tanggal: 10 Maret 2019; Hari rawat ke 4
S BAK menggunakan kateter, mual (-), muntah (-), demam (-), BAB (+), sesak (+) hilang
timbul, batuk (+)
O Kesadaran: composmentis
TD: 150/70 mmHg, HR: 70x/i, RR: 20x/i, T: 36,5 °C
GDS 130 mg/dl
Status lokalisata:
Regio Suprapubik
Inspeksi : cembung (-), tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-) ,vesika urinaria penuh(-), massa (-)
A Benigna prostat hiperplasia
DM tipe 2
Hipertensi stage 1
PPOK
P IFVD RL 20 gtt/i
Kateter terpasang lancar
Paracetamol 3x500 mg/PO
Amlodipin 1x5mg/PO
Metformin 3x500mg/PO
Asetilsistein 3x1/PO
Salbutamol 2x4mg/PO
Pasien puasa pukul 00.00
Rencana operasi : pro transvesika prostatektomi, hari senin, 11 maret 2019
Tanggal: 11 Maret 2019; Hari rawat ke 5
S BAK menggunakan kateter, mual (-), muntah (-), demam (-), BAB (+), sesak (-), batuk (+)
O Kesadaran: composmentis
TD: 130/60 mmHg, HR: 78x/i, RR: 18x/i, T: 36,6 °C
GDP 118 mg/dl
Status lokalisata:
Regio Suprapubik
Inspeksi : cembung (-), tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-) ,vesika urinaria penuh (-), massa (-)
O Kesadaran: composmentis
TD: 130/80 mmHg, HR: 78x/i, RR: 20x/i, T: 36,4 °C
Status lokalis pubis
Infeksi : tampak luka ditutupi perban, rembesan darah(-), drainase (+), DC 3 way
(+),urine jernih (+), irigasi (+) jernih dan lancar
O Kesadaran: composmentis
TD: 130/80 mmHg, HR: 78x/i, RR: 18x/i, T: 36,4 °C GDP 119 mg/dl
Status lokalis pubis
Infeksi : tampak luka ditutupi perban, rembesan darah(-), drainase aff (+)
DC 3 way (+), urine jernih (+)
P GV
Bledder bawa pulang
Boleh pulang
Benigna Prostat Hiperplasia
(BPH)
Anatomi
Patofisiologi
Ketidakseimbangan Hiperplasia epitel dan
Usia lanjut hormon (estrogen dan strome pada kelenjar
testosteron) prostat
• Ringan
0-7 • Watchful waiting
• Sedang
8-19 • Medikamentosa
• Berat
20-35 • Operasi
Pemeriksaan fisik
Digital Rectal Examination (DRE) DRE pada BPH
• Konsistensi prostat • Konsistensi kenyal
• Adakah asimetris • Simetris
• Adakah nodul pada prostat • Tidak didapatkan nodul
• Apakah batas atas dapat
diraba
• Sulkus medianus prostat
Pemeriksaan Penunjang
• Pencitraan: Ultrasonografi, foto polos abdomen,
pielografi intravena
• Urinalisis
• Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
Tatalaksana
• Anamnesis
• Pem. Fisik
• Pem. Penunjang
Untuk memulai BAK harus
menunggu ± 1-2 menit
Sulit BAK
Nyeri BAK
Penurunan BB drastis
Demam
Nyeri pinggang
Rectal Toucher
• Ringan
0-7 • Watchful waiting Keuntungan:
• Seluruh jaringan adenoma
dapat diangkat sampai bersih.
• Sedang • Otot sfingter uretra masih
8-19 • Medikamentosa
baik
• Penyembuhan luka primer
• Berat TVP
20-35 • Operasi (Transvesica Prostatektomi)
Kesimpulan
• Pada kasus ini, ditegakkan diagnosis Benigna Prostat Hiperplasia
(BPH) pada seorang laki-laki berusia 70 tahun berdasarkan
anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• BPH mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi
pria lanjut usia.
• Gejala dari pembesaran prostat ini terdiri dari gejala obstruksi dan
gejala iritatif.
• Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamentosa,
dan terapi intervensi/pembedahan.
• Prognosis untuk BPH ini berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi
pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat.
Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang
buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat.