Anda di halaman 1dari 17

Gagal Napas

Oleh:
Ria Chairul
11101057
Pembimbing:
D r. B e n n y C h a i r u d d i n , S p . A n , M . K e s
D r. A r i f f a n d y D w i C i t r a

Kks Bagian Ilmu Anestesi Rsud SIAK


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
Pekanbaru
2016
GAGAL NAPAS

adalah kondisi dimana sistem respirasi mengalami


kegagalan dalam fungsi pertukaran gas (oksigenasi
dan eliminasi karbon dioksida) dalam darah

Gagal napas  suatu sindrom  karena banyak


penyakit yang dapat menyebabkan pasien jatuh
dalam kondisi gagal napas.

Gagal napas dapat merupakan suatu proses akut


ataupun kronis
ARTERIAL
HIPOKSEMIA

OKSIGENASI JARINGAN YANG


TIDAK ADEKUAT

DELIVERY O2
HIPOKSEMIK HIPERKAPNIK

 Disebabkan oleh  Kegagalan pompa


gangguan di alveoli respiratorik
DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA

 gejala klinis : sesak napas


 pemeriksaan fisis : otot bantu napas, kelainan
gerakan torakoabdominal
 pemeriksaan penunjang : AGD
 Hipoksia serebral  perubahan status mental
 Peningkatan CO2 menimbulkan gejala letargi,
stupor, dan koma, kelelahan otot pernapasan akibat
pelepasan katekolamin
 AGD merupakan pemeriksaan utama untuk
menegakkan diagnosis gagal napas tipe I
 Pemeriksaan AGD perlu diulang untuk monitoring
perjalanan penyakit dan terapi
 Fungsi otot napas dapat dinilai dengan pemeriksaan
PImax dan PEmax (maximum expiratory pressure)
Penatalaksanaan

 terapi medikamentosa penyakit primer


 perbaikan aliran O2 ke jaringan melalui tatalaksana
jalan napas, ventilasi, dan oksigenasi
Management
Non Ventilatory Ventilatory

 Terapi Oksigen
 Untuk pasien gagal
 Bronkodilator
Anti kolinergik
napas tipe II yang
Aminofilin tidak mengalami
Steroid perbaikan bahkan
Inhaled β2 agonist perburukan setelah
 Antibiotik
mendapat terapi
 Secretion Clearence
Technique medikamentosa
Chest Physiotherapy
Nebulised Mucolytic Agents
NIV

 NIV adalah alat bantu ventilasi sepanjang saluran


napas atas dengan menggunakan masker atau alat
sejenisnya.
 Penggunaan pertama kali untuk tatalaksana
hipoventilasi pasien kelainan neuromuskular pada
malam hari.
 Penggunaan NIV kemudian diterima secara luas
menjadi metode standar tatalaksana gagal napas tipe
II yang disebabkan kelainan dinding dada,
neuromuskular, dan kerusakan pusat pengaturan
pernapasan.
 NIV juga digunakan untuk tatalaksana gagal napas
akut dengan kelainan paru.
Ventilasi mekanik

 Pasien yang tidak mengalami perbaikan dengan


penggunaan NIV perlu dipertimbangkan penggunaan
ventilasi mekanik
 Ventilasi mekanik dapat menjadi alat untuk
menyelamatkan pasien hipoksemi akut berat atau
perburukan asidosis respiratorik yang tidak perbaikan
dengan penanganan konservatif.
 Target terapi oksigenasi pasien dengan ventilasi mekanik
yaitu PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 89%, dengan
anggapan lebih dari target tersebut O2 tidak akan lebih
mudah mencapai jaringan.
 Gagal napas tipe II kronik dengan PaCO2 > 46
mmHg berhubungan dengan asidosis respiratorik
tetapi mendapat kompensasi dari metabolik
 Mekanisme kompensasi adaptif atau disfungsi otot
pernapasan merupakan mekanisme penting
terbentuknya hiperkapnia kronik stabil.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai