Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

SYNDROM STEVENS JOHNSON

Anniza Istiqomah(P27220016 152)


Dewi Wahyunintyas(P27220016 157)
Fitri Mulyasari (P27220016 167)
Maulidina F (P27220016 173)
Yanis Ikayulianti (P27220016 189)
Pengertian Sindrom Steven Johnson
Sindrorn Stevens-Johnson (SSJ) ialah reaksi kulit
dan mukosa akut dan berat ditandai nekosis luas
dan pengehpasan epiderrnis luas. ( Athuf
Taha,2010 )
Stevens Johnson Syndrome adalah sebuah
kondisi mengancam jiwa yang mempengaruhi
kulit dimana kematian sel menyebabkan
epidermis terpisah dari dermis. (Amin Huda
Nurarif 2015).
Etiologi Sindrom Steven Johnson
1. Alergi obat secara sistemik (misalnya penisilin,
analgetik, arti piuretik)
2. Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan
parasit)
3. Neoplasma dan faktor endokrin
4. Faktor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar-X)
5. Makanan
Klasifikasi Sindrom Steven Johnson
Terdapat 3 derajat klasifikasi Sindrom Stevens
Johnsons :
• Derajat 1 : erosi mukosa SJS dan pelepasan
epidermis kurang dari 10%.
• Derajat 2 : lepasnya lapisan epidermis antara
10-30%.
• Derajat 3 : lepasnya lapisan epidermis lebih
dari 30%
Patofisiologi Sindrom Steven Johnson
1. Reaksi Hipersensitif tipe III
2. Reaksi Hipersensitif Tipe IV
Reaksi Hipersensitif tipe III

Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi


dalam darah mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan
sebelah hilir. Antibodi tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi
terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen
asing dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya kompleks
antigen antibodi ditempat tersebut. Reaksi tipe III mengaktifkan
komplemen dan degranulasi sel mast sehingga terjadi kerusakan
jaringan atau kapiler ditempat terjadinya reaksi tersebut. Neutrofil
tertarik ke daerah tersebut dan mulai memfagositosis sel-sel yang
rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim sel serta penimbunan
sisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut
Reaksi Hipersensitif Tipe IV

Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi


pengaktifan sel T penghasil Limfokin atau
sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadi
penghancuran sel-sel yang bersangkutan. Reaksi
yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat
(delayed) memerlukan waktu 14 jam sampai 27
jam untuk terbentuknya.
Manifestasi klinis
Sindrom Steven Johnson
– Kelainan kulit
– Kelainan selaput lendir di orifisium
– Kelainan mata
Pemeriksaan Penunjang Sindrom
Steven Johnson
• Laboratorium
Biasanya dijumpai leukositosis atau eosinofilia. Bila disangka
penyebabnya infeksi dapat dilakukan kultur darah.
• Histopatologi
Kelainan berupa infiltrat sel mononuklear, oedema dan
ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis.
Nekrosis sel epidermal dan spongiosis dan edema intrasel di
epidermis.
• Imunologi
Dijumpai deposit IgM dan C3 di pembuluh darah dermal
superficial serta terdapat komplek imun yang mengandung
IgG, IgM, IgA.
Penatalaksanaan Medis Sindrom
Steven Johnson
– Kortikosteroid
– Antibiotik
– Infus dan tranfusi darah
– Topikal :
1. Kortikosteroid
Bila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh
cukup diobati dengan prednisone 30-40 mg sehari.
Namun bila keadaan umumnya buruk dan lesi
menyeluruh harus diobati secara tepat dan cepat.
Kortikosteroid merupakan tindakan file-saving dan
digunakan deksametason intravena dengan dosis
permulaan 4-6 x 5 mg sehari. Pasien steven-Johnson
berat harus segera dirawat dan diberikan
deksametason 6×5 mg intravena.
2. Antibiotik
Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya
bronkopneumonia yang dapat menyebabkan
kematian, dapat diberi antibiotic yang jarang
menyebabkan alergi, berspektrum luas dan
bersifat bakteriosidal misalnya gentamisin
dengan dosis 2 x 80 mg.
3. Infus dan transfusi darah
Bila terapi tidak memberi perbaikan dalam 2-3
hari, maka dapat diberikan transfusi darah
sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut,
terutama pada kasus yang disertai purpura yang
luas. Pada kasus dengan purpura yang luas
dapat pula ditambahkan vitamin C 500 mg atau
1000 mg intravena sehari dan hemostatik
4. Topikal :
Terapi topical untuk lesi di mulut dapat berupa
kenalog in oral base. Untuk lesi di kulit yang
erosif dapat diberikan sufratulle atau krim
sulfadiazine perak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
C:\Users\ASUS X453M\Documents\KMB
MAUL\hiperlink.docx

Anda mungkin juga menyukai