Anda di halaman 1dari 32

Oleh

dr. Surya Tan, M.Sc,.Sp.S

BLUD RSD dr.H. Soemarno Sosroatmodjo


DEFINISI

TRAUMA KEPALA ADALAH CIDERA PADA KEPALA


YANG DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN YANG
KOMPLEKS DI KULIT KEPALA, TULANG
TEMPURUNG KEPALA, SELAPUT OTAK, DAN
JARINGAN OTAK ITU SENDIRI, MERUPAKAN
SUATU TRAUMA MEKANIK YANG SECARA
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG MENGENAI
KEPALA DAN MENGAKIBATKAN GANGGUAN
FUNGSI NEUROLOGIS
ANATOMI
 Kulit kepala/ Scalp
 Tulang kepala :
1. Kalvaria
- Anterior : frontal bone
- Middle : parietal & temporal
bones
- Posterior : occipital bone
2. Basis kranii
ANATOMI

Isi tengkorak :
1. Meningen :
Duramater, Arachnoid,
Piamater
2. Otak
3. Cairan cerebrospinal
OTAK

 Merupakan suatu struktur


gelatin dengan berat pada
orang dewasa sekitar 1400g.
 Terdiri dari
• Proensefalon (serebrum
dan diensefalon)
• Mesensefalon
• Rhombensefalon (pons,
medula oblongata dan
serebellum)
Patofisiologi
 Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen
dan glukosa
 Berat otak 2% dari BB tapi menerima 20% dari
curah jantung
 80% glukosa dan oksigen dikonsumsi oleh otak
 Cidera kepala berakibat lanjutan berupa gangguan
suplai sel otak terutama oksigen dan glukosa
 Sehingga cidera kepala harus terjamin kecukupan
oksigen dg bebaskan airway dan oksigenasi
PATOFISIOLOGI

1. Cedera langsung ( primer )


 Perdarahan dlm jaringan (kontusio serebri)
 Robekan jaringan otak (laserasi serebri)
 Perdarahan karena putusnya pembuluh darah
2. Cedera otak sekunder
 Edema serebri
 Ischemic jaringan otak
 Infark jaringan otak

Penyebab : Hypovolemia, Hypoksia & Hyperkarbia


TEKANAN INTRAKRANIAL
suatu fungsi nonlinear dari fungsi otak, cairan serebrosspinal
(CSS) dan volume darah otak

Klinis penderita dengan TIK meningkat:


 Sakit kepala hebat
 Muntah proyektil
 Tekanan darah meningkat
 Bradikardi
 Papil edema
 Tanda-tanda herniasi otak: kesadaran menurun,
pupil anisokor, hemiparesis, gangguan pola
napas
1. Cedera Otak Langsung (Primer)

ischemic jaringan otak

2. Cedera Otak Sekunder

infark jaringan otak


KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Berdasarkan mekanisme cedera
1. Cedera tumpul
2. Cedera tajam

Berdasarkan morfologi – fraktur tengkorak


1. Fraktur kalvaria
2. Fraktur basis cranii
PERDARAHAN OTAK

1. Perdarahan dalam rongga


tengkorak
 Epidural hematome
(antara dura mater
dengan tengkorak)
 Subdural hematome
(dibawah dura mater).
2. Perdarahan di dalam jar.
otak (intraserebral)
Epidural Hematoma (EDHs)
Adanya perdarahan antara tabula interna kranii dengan
duramater
Penyebabnya adalah rupturnya a/v meningea media
Lokasi tersering regio temporal
Trias Epidural Hematom :
1. Lucid interval
2. Hemiparese kontralateral lesi
3. Pupil anisokor

CT scan EDHs :
Hyperdense, Lenticular/ Biconvex shape
Lanjutan..

Epidural Hematoma (EDHs)


 Sakit kepala ,muntah dan penurnan kesadaran
 Gejala neurologik terpenting: pupil anisochor

 Relflek patologis positif,hemiparese,reflek


tendo meninggi
 Khas : Lucid interval (interval bebas antara
dua penurunan kesadaran)
 Sangat emergensi karena sangat progresif
Lanjutan..
Lanjutan..
Subdural Hematoma (SDHs)

Adanya perdarahan antara duramater dan arakhnoid


Penyebabnya adalah rupturnya bridging vein
 Lusid interval pada subdural
hematoma lebih lama daripada
epidural hematom
 Perdarahannya tidak masif &
dapat berhenti sendiri
 Morbiditas/mortalitas
tergantung kerusakan jaringan
otak
Lanjutan..
Subdural Hematoma (SDHs)
 SDH akut jika terjadi hr 1-3, sulit dibedakan dg EDH
 Terjadi gejala desak ruang yang hebat hingga sering
dianggap neoplasma
 Gejala yang timbul Nyeri kepala hebat,gangguan
penglihatan kr edema papil N II
 Pemeriksaan: Ro Kepala,CT scan,EEG

 Terapi :trapanasi danevakuasi hematom

 Prognosis lebih jelek

CT scan SDHs :
Hyperdense, Crescent shape
Lanjutan..
Subdural Hematoma
Intraserebral Hematoma/Kontusio

Adanya perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak

• Karena cedera coup/contra


coup
• Sering terjadi di frontal
dan temporal
• Bisa progresif
INTRA CEREBRAL HEMATOM Lanjutan..
Fraktur Impresi/Depresi

• Tabula eksterna tulang yang fraktur masuk melebih


tabula interna tulang sehat
• Bila terbuka: bersihkan, buang jaringan otak yang
keluar/rusak, jahit dengan rapat
Fraktur Basis Cranii
Gejala tergantung letak frakturnya.
 Fraktur basis kranii media  os petrosum :
– Otorrhoe dan likuorrhoe

– Parese N. VII dan VIII

 Fraktur basis kranii posterior


– Brill’s hematom unilateral/bilateral

– gangguan N. II jika fraktur melalui foramen


optikum
– Rinirrhoe dan likuorrhoe dan diikuti :
Anosmia,
– Battle sign

 Diagnosa bantu : 50 % fraktur basis tidak


dapat dilihat pada X foto polos basis.
Diagnostic Tests
 CT
 MRI
 Cerebral angiography
 EEG
 PET

5/17/201
Cidera Kep_SUnardi 24
9
Berdasarkan Kondisi Cidera

CKR CKS CKB


• GCS: 14-15 • GCS: 13-9 • GCS: ≤ 8
• Dapat disertai • Penurunan • Kehilangan
kehilangan kesadaran untuk kesadaran kira-kira
kesadaran < 1 beberapa waktu 5-10 menit
menit, kejang • Disertai lupa • Luka atau memar,
singkat, muntah, mengenai kejadian perdarahan dari
sakit kepala dan tersebut hidung atau
lesu • Luka terbuka dan rinorrhoe, kejang,
luka tertutup dan muntah
• Ro foto atau CT • Perdarahan dalam
Scan otak atau di tulang
tengkoraknya
EYE VERBAL MOTORIK

• 4:SPONTAN • 5:ORIENTASI BAIK • 6:IKUTI PERINTAH


• 3:SUARA • 4:MENGACAU • 5:MELOKALISIR NYERI
• 2:NYERI • 3:KATA2 SAJA • 4:MENJAUH DARI NYERI
• 1:RESPON(-) • 2:MENGERANG • 3:FLEKSI ABNORMAL
• 1:RESPON(-) • 2:EKSTENSI ABNORMAL
• 1:RESPON(-)
PENATALAKSANAAN

PRIORITAS:
 PRIMARY SURVEY

 CEGAH CEDERA OTAK SEKUNDER


o Berikan oksigen
o Pertahankan ventilasi yang adekuat
o Pertahankan tekanan darah
PENATALAKSANAAN

SECONDARY SURVEY
 Dilakukan setelah survey primer dan
setelah resusitasi telah ditangani.
 Periksa tiap bagian secara sistemik :
pemeriksaan tanda-tanda vital
 Pemeriksaan kepala: otorrhea, rhinorrhea,
raccoon’s eyes, battle’s sign
lanjutan

 Pada cidera sedang dan berat,segera pasang infus


NaCl/RL,cairan isotois ini tdk menambah edem
serebri.
 Lakukan pemeriksaan darah lengkap
 Selain foto kepala lakukan juga foto leher
 Pemasagan kateter
 Kejang harus diatasi karena bisa perberat edema
otak
Terapi
 Memperbaiki dan pertahankan fungsi vital
 Mengrangi udem otak:
Hiperventilasi
Cairan hiperosmolar ; Manitol
kortikosteroid
Pembatasan cairan 1500-2000 cc/hari
 Neuroprotektor
 Antikonvulsan jika ada kejang
Kesimpulan

– Cedera kepala bisa menyebabkan kematian tetapi juga


penderita bisa mengalami penyembuhan total
– Jenis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi dan
beratnya kerusakan otak yang terjadi.
– Terjadinya cedera kepala, kerusakan dapat terjadi dalam dua
tahap, yaitu cedera primer yang merupakan akibat yang
langsung dari suatu ruda paksa. Dan cedera sekunder yang
terjadi akibat berbagai prosese patologis yang timbul
sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer.

Anda mungkin juga menyukai