Anda di halaman 1dari 15

NEFROTIK SINDROME

Oleh:
Theofilus Irwan Nugroho
30120118033K
DEFINISI
• Nephrotic Syndrome adalah merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada
anak dengan karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema (Suriadi dan
Yuliani, 2010)
• Sindrom nefrotik adalah sindrom yang terjadi akibat
peningkatan permeabilitas membrane dasar glomerulus yang
memungkinkan pengeluaran protein secara abnormal ke dalam
urine. Sindrom nefrotik secara umum terjadi dalam tiga bentuk
yaitu, kongenital, idiopatik dan sekunder (Teri & Susan, 2016)
Lanjutan...
• Sindroma nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
kerusakan glomerulus karena ada peningkatan permeabilitas
glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan proteinuria,
hipoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Betz & Sowden,
2009)
• Jadi dapat disimpulkan bahwa sindrom nefrotik adalah
kumpulan gejala akibat adanya injury glomerular karena adanya
peningkatan permeabilitas membrane dasar glomerulus dengan
karakteristik proteinuria, hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan
edema.
Insiden
Menurut keputusan, sindrom nefrotik, kasus sindrom nefrotik ini
paling banyak ditemukan pada anak berumur 3 – 4 tahun. Tetapi
berdasarkan penelitian yang dijalankan di RSCM Jakarta oleh Wila
Wirya I.G.N. dari tahun 1970 – 1979, didapati sindrom nefrotik pada
umumnya mengenai anak umur 6 – 7 tahun. Penyakit Sindrom
Nefrotik pada anak mulai umur kurang dari 1 tahun sampai umur 14
tahun (Nyastiyah 2005). Di Indonesia gambaran histopatologik
sindrom nefrotik primer agak berbeda dengan data – data di luar
negeri. Wila Wirya menemukan hanya 44.2% tipe kelainan minimal dari
364 anak dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi (Wirya 2002),
sedangkan Noer di Surabaya mendapatkan 39,7 % tipe kelainan
minimal dari 401 anak dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi
(Noer 2005).
Etiologi

• Menurut Nurarif & Kusuma (2013) penyebab sindrom


nefrotik yang pasti belum diketahui. Akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen
antibody. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
1. Sindrom nefrotik bawaan
2. Sindrom nefrotik sekunder
3. Sindrom nefrotik idiopatik
- Kelainan minimal
- Nefropati membranosa
- Glomerulonefritis proliferative
- Glomerulosklerosis fokal segmental
Patofisiologi
• Peningkatan permeabilitas glomerulus mengakibatkan
pengeluaran protein plasma yang lebih besar melewati
membrane dasar glomerulus. Hal ini mengakibatkan
pengeluaran banyak protein (albumin) ke dalam urine
(proteinuria) dan terjadi penurunan protein dan albumin
(hipoalbuminemia) di dalam aliran darah. Protein yang hilang
dalam sindrom nefrotik hampir sebagian besar berupa
albumin. Hipoalbuminemia mengakibatkan perubahan tekanan
osmotic, dan cairan berpindah dari aliran darah ke dalam
jaringan interstitial (menyebabkan edema). Penurunan volume
darah ini memicu ginjal untuk berespon dengan meretensi
natrium dan air, yang memperparah edema.
• Hati “merasakan” kehilangan protein dan meningkatkan produksi
lipoprotein. Hyperlipidemia kemudian terjadi karena kelebihan lipid
tidak dapat diekskresi ke dalam urine. Hyperlipidemia akibat sindrom
nefrotik dapat cukup parah, tetapi kadar kolesterol mungkin rendah
ketika sindrom nefrotik berada dalam masa remisi, dan kembali
meningkat tajam pada masa relaps. Anak yang menderita sindrom
nefrotik beresiko tinggi terhadap pembentukan bekuan darah
(tromboembolisme) karena penurunan volume intravascular. Anak
tersebut juga beresiko tinggi mengalami infeksi serius, yang paling
sering mengalami pneumonia pneumokokus, sepsis, atau peritonitis
spontan. Sindrom nefrotik resisten steroid dapat mengakibatkan
gagal ginjal akut.
Manifestasi Klinis

Menurut Teri & Susan (2016) menyatakan bahwa tanda dan gejala
pada sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
• Mual atau muntah (mungkin berkaitan dengan (asites)
• Kenaikan berat badan baru-baru ini
• Riwayat edema periorbital saat bangun tidur, yang memburuk
menjadi edema umum selama siang hari
• Kelemahan atau keletihan
• Iritabilitas atau rewel
Komplikasi

Menurut Suriadi (2010) komplikasi dari sindrom nefrotik adalah


sebagai berikut
• Hipovolemi
• Infeksi
• venous thrombosis
• Anemia
• Gagal Ginjal Akut
• Gangguan Pertumbuhan dan Nutrisi
Tes Diagnostik

• Pemeriksaan laboratorium dan diagostik


• Riwayat infeksi saluran nafas atas
• Analisa urine; meningkatnya protein dalam urine
• Menurunnya serum protein
• Biopsy ginjal
Penatalaksanaan Terapi dan Pengelolaan medik

• Meningkatkan diuresis
• Mencegah infeksi
• Mendorong nutrisi dan pertumbuhan yang adekuat
• Memberi pendidikan kesehatan kepada keluarga
• Kortikosteroid.
• Antibiotik hanya diberikan bila ada infeksi.
• Lain - lain. Pungsi asites,pungsi hidrotoraks dilakukan bila ada
indikasi vital. Jika ada gagal jantung diberikan digitalis.
Konsep Dasar Keperawatan
• Pengkajian
• Lakukan pengkajian fisik, termasuk pengkajian luasnya edema.
• Kaji rowayat kesehatan, khususnya yang berhubungan engan adanya peningkatan berat badan
dan kegagalan fungsi ginjal
• Observasi adanya manifestasi dari sindrom nefrotik :
• Kenaikan berat badan
• Edema
• Bengkak pada wajah (khususnya di sekitar mata yang timbul pada saat bangun [agi, berkurang di
siang hari)
• Pembengkakan abdomen (ascites)
• Kesulitan nafas (efusi pelura)
• Pucat pada kulit
• Mudah lelah
Perubahan pada urine (peningkatan volume urine, urine berbusa)
• Pengkajian diagnsotik meliputi analisa urine untuk protein dan sel darah
merah, analisa darah untuk serum protein (total albumin/ globulin ratio,
kolesterol), jumlah darah dan serum sodium.
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d kehilangan protein skunder terhadap
peningkatan permeabilitas glomerulus
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. Malnutrisi skunder
terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan
3. Intoleransi aktivitas b.d. kelelahan
Rencana Keperawatan
WOC

Anda mungkin juga menyukai