Anda di halaman 1dari 21

Danang N Adiwibawa, dr, Sp.

KJ
 Adanya keluhan gejala fisik yang berulang
yang disertai dengan permintaan pemeriksaan
medis, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik
yang menjadi dasar keluhannya.
 Meskipun onset dan kelanjutan gejala tadi
mempunyai hubungan yang erat dengan
peristiwa kehidupan yang tidak
menyenangkan atau konfliknya selama ini,
biasanya pasien menolak untuk membahas
kemungkinan adanya penyebab psikologis,
bahkan terkadang ditemukan gejala anxietas
dan depresi yang nyata.
 Pada gangguan ini terkesan adanya perilaku
mencari perhatian, terutama pada pasien yang
kesal karena tidak berhasil meyakinkan dokter
untuk menerima bahwa keluhannya adalah
penyakit fisik dan perlu pemeriksaan lebih
lanjut.
1. Ganguan somatisasi
2. Gangguan somatoform tak terinci
3. Gangguan hipokondrik
4. Disfungsi otonomik somatoform
5. Gangguan nyeri somatoform menetap
6. Gangguan somatoform lainnya
7. Gangguan somatoform YTT
 Ciri utama adanya gejala fisik yang bermacam-
macam, berulang dan sering berubah-ubah,
yang biasanya sudah berlangsung beberapa
tahun sebelum pasien datang ke psikiater.
 Kebanyakan pasien mempunyai riwayat
pengobatan yang panjang dan kompleks.
 Yang paling sering keluhan gastrointestinal,
rasa abnormal di kulit, mengenai libido dan
haid.
 Seringkali terdapat anxietas dan depresi yang
nyata sehingga memerlukan terapi khusus.
 Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita
daripada pria, dan biasanya mulai pada usia
dewasa muda.
 Ketergantungan atau penyalahgunaan obat-
obatan seringkali terjadi akibat seringnya
menjalani rangkaian pengobatan.
1. Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang
tidak dapat dijelaskan adanya dasar kelainan
fisik yang memadai, yang sudah berlangsung
min 2 tahun
2. Selalu tidak mau menerima nasihat atau
penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhannya.
3. Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam
berfungsinya di masyarakat dan keluarga yang
berkaitan dengan sifat keluhannya dan
dampak pada perilakunya.
 Bilamana keluhan fisik bersifat multipel,
bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran
klinis yang khas dan lengkap dari gangguan
somatisasi tidak terpenuhi, sebaiknya
digunakan kategori ini.
 Ciri utama adanya preokupasi yang menetap
akan kemungkinan menderita satu atau lebih
gangguan fisik yang serius dan progresif.
 Depresi dan anxietas yang berat seringkali
menonjol, dan mungkin memenuhi syarat
untuk suatu diagnosis tambahan.
 Gangguan ini jarang timbul untuk pertama kali
sesudah usia 50 tahun, perkembangan gejala
dan disabilitasnya bersifat kronis dan
fluktuatif.
 Tidak boleh ada waham yang menetap
mengenai gangguan fungsi atau bentuk badan.
 Ketakutan akan adanya satu atau lebih
penyakit (nosofobia) harus dimasukkan
kategori ini.
 Sindrom ini dapat terjadi pada pria dan wanita
serta tidak ada karakteristik khusus mengenai
keluarga.
1.Keyakinan yang menetap perihal adanya
sekurangnya satu penyakit fisik yang serius
yang melandasi keluhan, meskipun
pemeriksaan berulang tidak menunjang
adanya alasan fisik yang memadai, ataupun
adanya preokupasi yang menetap terhadap
adanya deformitas atau perubahan bentuk.
2. Penolakan yang menetap dan tidak mau
menerima nasihat atau penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tidak ditemukan
penyakit atau abnormalitas fisik yang
melandasi keluhannya.
 Keluhan fisik yang ditampilkan pasien seakan-
akan merupakan gejala dari sistem saraf
otonom, misalnya sistem kardiovaskuler,
gastrointestinal, atau pernapasan.
 Seringkali ditemukan bukti adanya stres
psikologis yang berkaitan dengan gangguan
yang diderita.
1. Adanya gejala bangkitan otonomik, seperti
palpitasi, berkeringat, tremor, muka merah,
yang menetap dan mengganggu.
2. Gejala subyektif tambahan yang mengacu
kepada sistem atau organ tertentu.
3. Preokupasi dan distres mengenai kemungkinan
adanya gangguan yang serius, dari sistem atau
organ tertentu, yang tidak terpengaruh oleh
hasil pemeriksaan berulang,maupun
penjelasan para dokter.
4. Tidak terbukti adanya gangguan yang
bermakna pada struktur atau fungsi dari
sistem atau organ yang dimaksud.
 Keluhan yang predominan adalah nyeri berat,
menyiksa, dan menetap, yang tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses
fisiologis maupun adanya gangguan fisik.
 Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya
konflik emosional atau problem psikososial
yang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan
dalam mempengaruhi terjadinya gangguan
tersebut.
 Pada gangguan ini keluhannya tidak melalui
sistem saraf otonom, dan secara spesifik
terbatas pada bagian tubuh atau sistem
tertentu.
 Setiap gangguan sensasi lainnya yang tidak
disebabkan oleh gangguan fisik, terjadinya erat
dengan masalah psikologis, atau yang
berakibat peningkatan perhatian terhadap
pasien, dimasukkan kategori ini.
1. Globus hystericus (perasaan ada benjolan di
kerongkongan yang menyebabkan disfagia)
2. Torticollis psikogenik dan gangguan gerakan
spasmodik lainnya
3. Pruritus psikogenik
4. Dismenore psikogenik
5. Teeth-grinding
 VII. Gangguan Somatoform YTT

Anda mungkin juga menyukai