Anda di halaman 1dari 56

PENYAKIT PARASIT PADA

KESEHATAN BAYI DAN ANAK


INDRIA AUGUSTINA, dr, M.Si
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
NEMATODA USUS STH (Soil Transmitted
Helminths)
Infeksi paling banyak disebabkan nematoda yang hidup
di intestinal yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura, Necator americanus, Ancylostoma
duodenale. Keempat spesies tersebut termasuk
NEMATODA USUS STH (Soil Transmitted Helminths)
Infeksi cacing pada anak dapat menyebabkan gangguan
pada tumbuh kembang seperti pertumbuhan fisik
defisiensi vitamin dan gangguan kognitif
Parasit nematoda usus menyebabkan inflamasi
dan perdarahan mukosa usus sehingga terjadi
gangguan absorbsi
Indikator malnutrisi dilihat dari pemeriksaan
hemoglobin, analisis mikronutrien dan respon
imunitas terhadap infeksi cacing STH
Anemia dipengaruhi keperluan tubuh yang
meningkat akibat penyakit kronis dan
kehilangan darah salah satunya parasit (cacing)
Kekurangan zat besi menimbulkan gangguan
pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak
Menurunnya kadar Hb ditandai dengan lesu,
lemas, lelah dan mudah lupa berdampak
prestasi sekolah anak  imunitas terganggu
 infeksi
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
• Penyakit : ascariasis
• Hospes definitif : manusia
• Distribusi geografis
Tersebar luas (cosmopolitan) : iklim tropis dan
panas dengan kelembaban tinggi. Sanitasi
jelek dan penduduk yang padat. Kasus lebih
sering terjadi pada anak-anak
Habitat lumen usus halus
Cara infeksi
Manusia terinfeksi secara tidak sengaja menelan
telur stadium infektif bersama makanan atau
minuman → dalam usus halus, dinding telur pecah
→ larva keluar, penetrasi dinding usus halus masuk
ke dalam pembuluh darah → jantung → paru →
esophagus → tertelan lagi sampai di usus halus →
menjadi cacing dewasa jantan dan betina
Gejala klinis
• Infeksi kronis pada anak-anak menimbulkan gangguan
pertumbuhan
• Infeksi berat menyebabkan rasa sakit pada abdomen,
diare, kolik dan sumbatan pada usus
• Cacing dewasa dapat migrasi ke saluran empedu,
pankreas, mulut atau hidung
• Larva migrasi ke paru menimbulkan gejala batuk, sesak
nafas, sputum bercampur darah (Loeffler’s syndrome).
Sensitisasi pada manusia timbul alergi, asma, urticaria
• Laboratorium : peningkatan eosinofil
Diagnosis
• Menemukan telur cacing pada pemeriksaan feses
• Menemukan cacing dewasa, dalam beberapa kasus
cacing dewasa dapat keluar melalui mulut, hidung atau
anus
• Menemukan larva pada sputum atau aspirat gastric
selama parasit mengalami migrasi melalui paru
Terapi
• Mebendazole
• Albendazole
• Pyrantel pamoat
Morfologi telur Ascaris lumbricoides
a. Telur yang dibuahi (fertilized egg):
• Ukuran 60 x 45 μ, bentuk agak lonjong, terdiri dari tiga lapis dinding yaitu albuminoid
layer, middle layer dan lipoidal vitelline membrane (germinal layer)
• Albuminoid layer (luar) : tebal dan bergerigi, berwarna coklat
• Middle layer : dinding tebal dan transparan
• Lipoidal vitelline membrane (dalam) : lapisan transparan
b. Telur yang tidak dibuahi (unfertilized egg):
• Ukuran 90 x 44 μ, bentuk lebih lonjong dibandingkan telur yang dibuahi, terdiri dari dua
lapis dinding yaitu albuminoid layer dan middle layer, tidak ada lipoidal vitelline
membrane (germinal layer)
• Seluruh bagian dalam telur berisi penuh dengan granula
c. Telur infektif :
• Morfologi seperti telur yang dibuahi
• Berisi larva rhabditiform yang terbentuk sesudah 3 minggu berada di atas tanah
• Kadang lapisan albumnoidnya terkelupas yang dikenal dengan telur decorticated yaitu
telur yang lapisan albuminoid bergerigi sudah hilang
Morfologi telur Ascaris lumbricoides

KET. A KET. B
Morfologi telur Ascaris lumbricoides

KET. C
Morfologi cacing dewasa Ascaris lumbricoides

• Berbentuk silindris
• Berwarna putih atau merah muda
• Betina : panjang 25–35 cm, diameter 3-6 mm
• Jantan : panjang 15-30 cm, diameter 2-4 mm
• Tubuh bagian anterior tumpul
• Kepala mempunyai tiga bibir yang lebar yaitu satu
terletak mediodorsal dan dua ventrolateral
• Ekor betina lurus dan lancip
• Ekor jantan melingkar kearah ventral seperti kait, pada
ujung posterior terdapat dua buah copulatory spicules
Morfologi cacing dewasa Ascaris
lumbricoides
Trichuris trichiura (cacing cambuk)
• Penyakit : trichuriasis
• Hospes definitif : manusia
• Distribusi geografis
• Tersebar luas (cosmopolitan) terutama di
daerah beriklim tropis, seringkali infeksinya
ditemukan bersama infeksi Ascaris
lumbricoides, Hookworm atau Entamoeba
histolytica.
Cara infeksi
• Manusia terinfeksi secara tidak sengaja menelan telur
stadium infektif bersama makanan atau minuman →
dalam usus halus, dinding telur pecah → larva keluar,
penetrasi dinding usus halus → usus besar → menjadi
cacing dewasa jantan dan betina
• Cacing dewasa menanamkan tubuh bagian anteriornya
pada mukosa usus besar sementara bagian posterior
berada di lumen usus besar. Bagian anterior Trichuris
trichiura yang menembus mukosa usus besar akan
merusak pembuluh darah dan mengakibatkan
perdarahan.
Cara infeksi
• Akibat infeksi Trichuris trichiura menurunkan
insulin like growth factor -1 (IGF-1) 
gangguan pertumbuhan, proses hematopoesis
 anemia
Gejala klinis
• Pada umumnya tidak menimbulkan gejala
• Infeksi berat pada anak-anak menyebabkan
gangguan pencernaan berupa rasa sakit pada
abdomen, diare disertai bercak darah, prolapsus
rekti, anemia dan gangguan pertumbuhan
Diagnosis
• Menemukan telur cacing pada pemeriksaan
feses
Terapi
• Mebendazole
• Albendazole
• Pyrantel pamoat
• Anti anemia
Pencegahan
• Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan
lingkungan
• Pengobatan penderita atau sumber infeksi
Morfologi telur Trichuris trichiura
• Ukuran :50 x 22 μ
• Bentuk seperti buah lemon (lemon shape) atau
tong anggur (barrel shape)
• Pada kedua ujungnya terdapat sumbat
transparan (mucoid plug)
• Dinding luar telur berwarna coklat kekuningan
• Dinding dalam transparan, isi telur berupa
massa bergranula berwarna kuning
Morfologi telur Trichuris trichiura
Morfologi cacing dewasa Trichuris trichiura

• 3/5 bagian anterior berbentuk kecil panjang


seperti cambuk
• 2/5 bagian posterior membesar
• Betina: 35–50 mm, ekor membulat, tumpul tapi
tidak melingkar
• Jantan: 30–45 mm, ekor melingkar mempunyai
copulatory spicule untuk kopulasi
• Habitat di usus besar
Morfologi cacing dewasa Trichuris trichiura
Hookworm (cacing tambang)
Terdapat 2 spesies cacing tambang yang bersifat
parasit pada manusia yaitu Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus.
Penyakit : ankilostomiasis, nekatoriasis
Hospes definitif : manusia
Distribusi geografis
• Tersebar luas (cosmopolitan) terutama di daerah
beriklim tropis dan subtropics termasuk di
Indonesia.
Cara infeksi
• larva filariform Necator americanus menginfeksi dengan
menembus kulit di bawah kuku, sela jari, kulit perianal
dan perineum
• larva filariform Ancylostoma duodenale secara per oral
tertelan bersama makanan yang terkontaminasi tanah
Siklus hidup
• Telur dikeluarkan bersama feses → bila telur berada di
tanah dengan kondisi sesuai, menetas → larva
rhabditiform → larva filariform (stadium infektif) →
sirkulasi darah → paru-paru → esophagus → usus halus
→ cacing dewasa
Gejala klinis
• Larva di sekitar tempat menembus kulit
menyebabkan iritasi local disebut ground itch
yang merupakan reaksi alergi, paling sering
terjadi di kaki. Gejala akibat larva di jaringan paru
mirip pharingitis.
• Keberadaan cacing dewasa di usus halus
menyebabkan keluhan tidak enak pada perut,
nyeri epigastrium, mual, muntah dan diare.
Gejala anemia terjadi secara perlahan sesuai
infeksi yang menahun terjadi anemia kekurangan
zat besi atau anemia hipokromik mikrositik.
• Infeksi parasit merangsang respon imun 
sekresi sitokin berupa Interleukin (IL-4, IL-13,
IL-5), sel B, Ig E, eosinofil, makrofag dan sel
mast  kontraksi usus, produksi mukus 
ekspulsi cacing dalam lumen
Diagnosis
• Menemukan telur cacing pada pemeriksaan feses
• Peningkatan aktivitas Ig E dan eosinofil
Terapi
• Mebendazole
• Albendazole
• Pyrantel pamoat
• Anti anemia
Pencegahan
• Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan
• Pengobatan penderita atau sumber infeksi
Morfologi telur Hookworm
• Telur kedua spesies tidak dapat dibedakan
• Berdinding tipis, jernih, tampak transparan
• Ukuran 60x40 μ
Morfologi larva Hookworm
a. Larva rhabditiform
• Berbentuk agak gemuk dan pendek
• Ukuran 300x20 μ
• Mulut sempit dan panjang, esophagus pendek seperti tabung,
panjang esophagus = ¼ panjang tubuh
• Tidak mempunyai selubung (sheath)
• Merupakan stadium feeding
b. Larva filariform
• Berbentuk langsing, panjang dan berekor runcing
• Ukuran 600x25 μ
• Panjang esophagus = 1/3 panjang tubuh
• Mempunyai selubung (sheath)
• Merupakan stadium non feeding dan stadium infektif bagi manusia
Morfologi cacing dewasa Hookworm
• Habitat lumen usus halus
Ancylostoma duodenale
• Bentuk tubuh menyerupai huruf C
• Jantan : panjang 8-11 mm, diameter 0,4-0,5 mm
• Betina 10-13 mm, diameter 0,6 mm
• Pada rongga mulut terdapat dua pasang gigi ventral
• Cabang bursal rays pada bursa copulatrix bercelah tidak dalam
Necator americanus
• Bentuk tubuh menyerupai huruf S
• Jantan : panjang 7-9 mm, diameter 0,3 mm
• Betina 9-11 mm, diameter 10 mm
• Pada rongga mulut terdapat cutting plates berbentuk semilunar gigi
ventral
• Cabang bursal rays pada bursa copulatrix bercelah dalam
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
NEMATODA USUS NON STH (SOIL
TRANSMITTED HELMINTHS)

Enterobius vermicularis (cacing kremi)


• Sinonim : Oxyuris vermicularis
• Penyakit : enterobiasis, oxyuriasis
• Hospes definitif : manusia
• Distribusi geografis
Tersebar luas (cosmopolitan) di seluruh dunia,
paling sering menginfeksi anak-anak.
Cara infeksi
• Infeksi parasit pada manusia terjadi per oral, per
inhalasi, autoinfeksi, retroinfeksi
Gejala klinis
• Pruritus ani terutama malam hari, anoreksia, rasa
nyeri pada abdomen
Diagnosis
• Menemukan telur pada pagi hari
• Menemukan cacing dewasa pada malam hari
• Digunakan Scotch adhesive tape swab
Terapi
• Mebendazole
• Albendazole
Pencegahan
• Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan
lingkungan
• Pengobatan penderita atau sumber infeksi
Morfologi telur Enterobius vermicularis

• Bentuk lonjong, asimetris pada salah satu


sisinya datar sedangkan sisi lain cembung
• Dindingnya jernih dan tebal
• Berisi larva
Morfologi cacing dewasa Enterobius vermicularis

• Betina panjang 8-13 mm, ekor lancip, uterus penuh


telur dan vulva pada 1/3 bagian tubuh anterior
• Jantan panjang 2-5 mm, ekornya melingkar dan
mempunyai satu spikula
• Pada sisi lateral di ujung anterior terdapat
pelebaran kutikula (cervical alae) yang tampak
bening
• Mempunyai bulbus oesophagus yang menonjol
• Habitat di lumen usus besar terutama caecum dan
colon asendens
Morfologi cacing dewasa Enterobius
vermicularis
PROTOZOA
Entamoeba histolytica
Penyakit : Amebiasis
Hospes definitive : manusia
Habitat : lumen usus besar
Distribusi geografis
Tersebar di daerah tropis dan subtropics
seperti Afrika, Asia, Amerika Selatan dan
Cina
Cara infeksi
Manusia menelan kista infektif
Siklus hidup
Kista matang → tertelan → usus halus →
ekskistasi → amubula → trofozoit → lumen
usus besar → mukosa usus besar → trofozoit
multiplikasi→ keluar bersama feses →
enkistasi → kista matang
Kista  ekskistasi di usus halus di lumen usus
besar, trofozoit merupakan Ag yang mempunyai
molekul Galactose atau N-acetyl-D-galactosamine
spesific lectin (Gal/Gal-Nac-Spesific lectin), molekul
tsb melekat pada reseptor Gal/Gal-Nac pada
dinding sel epitel  apoptosis sel epitel  ulkus
kecil-kecil yang tersebar di mukosa usus, bentuk
rongga ulkus seperti botol dengan lubang sempit,
dasar yang lebar dengan tepi tidak teratur, agak
tinggi dan menggaung  keadaan tidak kondusif,
trofozoit membentuk kista keluar bersama feses
Gejala klinis
• Asimptomatis
• Amebiasis usus akut ( nyeri perut hebat sebelum BAB,
penderita BAB 6-8 kali sehari, feses bercampur darah dan
lendir disertai bau menyengat)
• Amebiasis usus kronis ( terjadi pembentukan ulkus →
jaringan parut dan dinding usus menipis → pembentukan
amuboma yang mirip tumor usus
• Penyebaran amebiasis usus ke organ di luar usus (ekstra
intestinal ) secara hematogen atau perkontinuitatum
(menyebar secara langsung) → abses di hepar, otak, paru
Diagnosis
• Amebiasis intestinal ditemukan trofozoit pada
pemeriksaan feses yang di dalamnya ada eritrosit serta
melihat pergerakan parasit
• Stadium kista pada feses padat atau setengah padat
Terapi
• Metronidazole
Pencegahan
• Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan
• Pengobatan penderita atau sumber infeksi
Morfologi Entamoeba histolytica
Stadium trofozoit
• ukuran : 20-40 
• mempunyai satu inti dengan nucleolus terletak
di tengah
• endoplasma bergranula sedangkan ektoplasma
tampak bening dan membentuk tonjolan
disebut pseudopodia yang berfungsi untuk
pergerakan
• terdapat vakuola berisi sel darah merah
(eritrosit)
Entamoeba histolytica : stadium trofozoit
Morfologi Entamoeba histolytica
Stadium kista
• ukuran : 10-20 
• bentuk bulat atau lonjong
• dinding kista tipis
• inti kista (infektif) mempunyai 4 buah
Entamoeba histolytica : stadium kista
PROTOZOA (2)
Giardia lamblia
Penyakit : Giardiasis
Hospes definitive : manusia
Habitat : duodenum, jejunum
Distribusi geografis
Tersebar di daerah tropis dan subtropics seperti
Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Cina
Cara infeksi
Manusia menelan kista infektif
Siklus hidup
Manusia tertular melalui makanan atau minuman
yang tercemar kista infektif  sampai di
duodenum bentuk kista berubah menjadi bentuk
trofozoit  trofozoit melekatkan diri
menggunakan sucking disc  timbul gangguan
penyerapan lemak sehingga feses mengandung
lemak (steatorrhea), menghasilkan toksin 
keradangan
Bila keadaan lingkungan duodenum tidak sesuai
 trofozoit masuk ke saluran empedu atau
kandung empedu menjadi bentuk kista
Gejala klinis
• Asimptomatis
• Demam, nyeri abdomen, nausea, malaise
diare diselingi konstipasi, anemia, malabsorbsi
vitamin dan lemak (steatorrhea)
Diagnosis
• Identifikasi trofozoit atau kista melalui pemeriksaan feses
langsung
• Biopsi cairan duodenum
Terapi
• Metronidazole
• Tinidazole
Pencegahan
• Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan
• Pengobatan penderita atau sumber infeksi
Morfologi Giardia lamblia
stadium trofozoit
• Ukuran 9,5-21 mikron x 5-15 mikron, tebal 2-4 mikron
• Bentuknya seperti layang-layang dimana ujung
anteriornya membulat, posterior meruncing dan bilateral
simetris
• Terdapat dua buah aksonema dari anterior sampai
posterior dan benda parabasal yang merupakan dua
lengkungan di bagian tengah tubuh menyilang aksonema
• Terdapat dua buah sucking disk pada bagian ventral yang
sedikit konkaf
• Terdapat dua buah inti dengan kariosom yang besar pada
masing-masing lobus sucking disk
• Mempunyai empat flagella
Morfologi Giardia lamblia stadium trofozoit
Morfologi Giardia lamblia
stadium kista
• Berbentuk oval dengan dinding dua lapis
• Berukuran 9-12 mikron
• Berinti 2-4 buah
• Tampak axonema, badan parabasal, flagella
Morfologi Giardia lamblia stadium kista

Anda mungkin juga menyukai