Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

A DENGAN
MENINGITIS DI RUANG KANTHIL RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh :

Intan Nurcahyaningsih (1811040002)


Tuti Novilia (1811040053)
Inayatus Solikha (1811040013)
Ade Dwinanjar (1811040025)
Idatul Awaliyah (1811040121)
Proses Asuhan
Keperawatan

1. Pengkajian
Pasien bernama An. A dengan usia 37 hari
dengan diagnosa medis Meningitis. Pasien merupakan
anak ke 3 dari tiga bersaudara dari TN. S (Buruh 39 th)
dan Ny. A (Guru 35 th) .
HMRS (17 April 2019) jam 15.15 WIB pasien datang ke IGD
RSUD Banyumas dengan keadaan demam, dan mengalami
penurunan kesadaran dengan GCS E2V4M5 dengan kesadaran
apatis, dengan kondisi sempat kejang 2 kali. Di IGD dilakukan

TTV, pemasangan infus, pemasangan OGT, binasal kanul O2 1
lpm. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan T 39.4oC, SPO2 dengan O2
94%, HR 163 kali/menit dan RR 47 kali/menit. Pasien di IGD
sempat mengalami apnoe period 4 kali. Di IGD pasien di berikan
loading phenobarbital 76 mg jam 17.00 WIB.
Kemudian pasien dipindahkan keruang Kanthil 18 April
2019 (04.30) yang kemudian dilakukan pengkajian pada tanggal 19
April 2019. pemeriksaan fisik, pemantauan suhu dan status
neurologis. Berdasarkan hasil pengkajian di ruang kanthil
didapatkan T 40.3oC, HR 155 kali/menit, RR 42 kali/menit, SPO2
dengan O2 1 lpm 94%, CRT < 3 detik.
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Prenatal: pada saat hamil, Ibu pasien mengatakan rutin
kontrol ke bidan desa 1 bulan sekali dan tidak mempunyai


masalah kehamilan. Intranatal: An. A dilahirkan dengan
persalinan normal/spontan di Puskesmas, dengan BB lahir 3000
gram dengan PB 48 cm. Postnatal: Ibu pasien mengatakan pada
saat An. A lahir menangis spontan, tidak ada kebiruan (Asfiksia)
dan tidak ditemukan masalah kesehatan lain yang berarti. Ibu
pasien mengatakan bahwa An. A saat lahir sudah langsung di
imunisasi Hepatitis di Puskesmas.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ibu pasien mengataan bahwa An. A belum pernah
mengalami sakit atau pun di rawat sebelumnya. 1 minggu SMRS
pasien pernah dipijat, An. A berobat jalan di klinik Afdhila 15
April 2019 karena demam dan kejang.
4. Kebutuhan Dasar
 Nutrisi: Pasien menggunakan OGT dengan sonde ASI 40 cc/3
jam, Ibu pasien mengatakan An. A tidak mau netek seperti


sebelum sakit. BB lahir 3000 gram, BB sekarang 4120 gram
 Eliminasi: Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah pada BAK
anaknya, BAK lancar, tidak menangis saat BAK, An. A BAK (4-
6 kali/hari) dengan warna kuning jernih dan bau khas
amoniak. An. A sudah 2 hari tidak BAB, BAB terakhir 17 April
2019 dengan konsistensi lembek.
 Istirahat tidur: Untuk saat ini An. A sering tertidur dan terlihat
lemas, An. A sempat kejang terakhir di IGD 17 April 2019 2
kali. Sebelum sakit An. A tidur sing (+ 3 jam), tidur malam (+ 8
jam). Setelah sakit An. A lebih banyak tidur tidur siang (+ 5
jam) dan tidur malam (+ 9 jam).
5. Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik 19 April 2019 didapatkan keadaan
umum pasien apatis dengan GCS E2V4M5. Pasien lemas, BB 4120 gram, TB 54


cm, LILA 13 cm, lingkar dada 37 cm, lingkar kepala 35 cm, T 40.1oC, RR 47
kali/menit (tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada retraksi dinding
dada), HR 163 kali/menit, SPO2 dengan O2 94%. Pemeriksaan observasi kepala
normal (mesocepal), reflek mata terhadap cahaya bagus, pupil isokor <3 mm
+/+, mukosa mulut kering. Auskultasi: Irama jantung reguler reguler, suara
napas vesikuler, bentuk dada simetris antara dada kanan dan kiri, tidak ada
bunyi napas tambahan, tidak terdapat kekakuan pada abdomen, bising usus
normal (12 kali/menit), mukosa mulut kering, kulit tidak pucat, tugor kulit
elastis. Ibu pasien mengatakan anaknya sesak dan batuk pileknya masih.
Pasien sudah tidak mengalami kejang, kejang terakhir di IGD 17 April 2019,
namun Ibu pasien mengeluhkan anaknya masih demam terus menerus
dengan suhu tubuh yang tidak stabil. Ibu pasien juga mengatakan anaknya
terkadang mual/muntah saat diberikan ASI lewat selang OGT.
Program Terapi
1.

Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
2. Paracetamol syrup (0.4 ml/4 jam) jika demam
3. Cefotaxim (4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 10 mg)
6. Phenobarbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6cc/jam)
Genogram dan riwayat keluarga

Ibu pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang
sama dengan pasien, Ibu pasien juga mengatakan bahwa keuarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.
1. Pemeriksaan laboratorium
NO Jenis pemeriksaan hasil satuan Nilai normal keterangan
1. Hemostasis
PT & APTT (Sitrat)
PT 13,0 detik 11,4 -16,5 Normal
APTT 34,1 detik 22,5 -37,7 Normal
INR 0,92 0,90 -1,10 Normal

2. Pemeriksaan Diagnostik
 Lumbal Pungsi ( Sampel kurang, hanya 0,5 cc)
No Jenis pemeriksaan Hasil
 Satuan Nilai Normal Keterangan
1 Analisa cairan otak
Makroskopis
Warna kemerahan
Kejernihan keruh
mikrroskopia
Jumlah sel 2,0 Sel/mmk RNF
No
Analisa Data
Data Fokus Problem Etiologi

1. DS:

 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih demam
 Ibu pasien mengatakan sudah mencoba mengompres anaknya
Hipertermi Proses
penyakit

namun demamnya tidak kunjung turun


 Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak kejang, terakhir
kejang di IGD 17 April 2019, namun Ibu pasien mengatakan
khawatir jika anaknya kejang lagi karena suhu tubuhnya yang
masing tinggi
DO:
 Akral hangat
 Mukosa mulut kering
 Anak terlihat lemas
 Suhu tubuh (thermoregulasi) tidak stabil
 Suhu tubuh 2 hari sejak 18 April 2019 diatas normal (37.5oC)
 T 38.8OC, SPO2 dengan O2 95%
No Data Fokus Problem Etiologi

2. DS: Resiko Terpasang


 Ibu pasien mengatakan anaknya terkadang aspirasi selang oral

OGT namun hanya sedikit 


mual/muntah saat di berikan ASI melalui selang

 Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau netek


(OGT)

sejak masuk RS
 Ibu pasien mengatakan anaknya terkadang batuk
DO:
 Pasien terlihat lemas
 Saat di berikan ASI lewat selang OGT pasien seperti
mual
 Selang OGT bersih
 Pasien diberikan ASI 40 cc/3 jam
 Pasien terlihat batuk
No Data Fokus Problem Etiologi

3. DS: Ketidakefekti Gangguan


 Ibu pasien mengatakan anaknya sesak napas, fan pola neurologis


masih batuk dan terdapat ingus (batuk/pilek)
 Ibu pasien mengatakan khawatir jika anaknya
napas (kejang)

mengalami kejang lagi karena suhu tubuh tidak


stabil
DO:
 Pasien terpasang binasal kanul O2 1 lpm
 Pasien terlihat sesak (dispnea)
 RR 47 kali/menit (cepat dan dangkal)
 SPO2 dengan O2 95%
Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas


1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

2. Ketidakefektifan pola napas b.d gangguan neurologis (kejang)

3. Resiko aspirasi dengan faktor resiko terpasang selang oral (OGT)


Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
1.

Hipertermi b.d
proses penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperwatan 3 x 24 jam diharapkan
thermoregulasi pasien optimal,
1.
2.
3.
Monitor TTV
Manajemen cairan
Berikan terapi O2
dengan kriteria hasil:
4. Tingkatkan sirkulasi udara
5. Lakukan pengecekan kulit
6. Lakukan kompres hangat dengan
Indikator A T
benar
Penurunan suhu 2 5 7. Edukasi cara menurunkan suhu
kulit tubuh dengan kompres hangat
Hipertermia 2 5 8. Anjurkan keluarga untuk tetap
Keterangan
menyelimuti pasien
1. Berat
9. Kolaborasi pemberian obat
2. Cukup berat
3. Ringan
4. Sedang
5. Tidak ada
NO Diagnosa NOC NIC

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV


pola napas b.d keperawatan 3 x 24 jam 2. Monitor status pernapasan


gangguan diharapkan pasien 3. Berikan terapi O2
neurologis (kejang) menunjukan keefektifan pola 4. Pengaturan posisi nyaman
napas, dengan kriteria hasil: 5. Fisioterapi dada
6. Bersihkan nasal jika terdapat sekret
Indikator A T di hidung
Frekuensi napas 2 5 7. Anjurkan keluarga untuk
memperhatikan kebersihan hidung
Kepatenan jalan 2 5 8. Kolaborasi pemberian obat
nafas
Keterangan
1. Berat
2. Cukup berat
3. Ringan
4. Sedang
5. Tidak ada
NO Diagnosa NOC NIC

3. Resiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV


dengan faktor keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor pernapasan


resiko terpasang diharapkan tidak terjadi 3. Monitor kebersihan mulut
selang oral (OGT) aspirasi pada pasien, dengan 4. Lakukan perawatan selang OGT
kriteria hasil: 5. Lakukan pemberian nutrisi (sonde)
dengan benar
6. Manajemen muntah
Indikator A T 7. Anjurkan keluarga untuk tetap
Mempertahankan 2 5 menjaga kebersihan mulut
kebersihan mulut 8. Edukasi keluarga tentang
penatalaksanaan muntah
9. Kolaborasi pemberian obat
Keterangan
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang
4. Sering
5. konsisten
Implementasi Dan Evaluasi
Tgl/jam No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
Jumat,
19 April
2019
1. 1.
2.
Memonitor TTV
Memberikan
terapi O2
S:



Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih demam
Ibu pasien pasien mengatakan sudah mencoba untuk mengompres
anaknya dengan air hangat namun suhu tubuhnya masih tinggi
(12.30) 3. Melakukan  Ibu pasien mengatakan sudah sedikit mengerti tentang cara
pengecekan kulit mengompres hangat dengan benar
4. Melakukan O:
kompres hangat  Pasien terlihat lemas
dengan benar  Akral hangat
 Mukosa mulut kering
5. Mengedukasi cara
 Turgor kulit elastis
menurunkan suhu  Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
tubuh dengan  SPO2 dengan O2 96%, T 38.3oC, HR 155 kali/menit, RR 47 kali/menit
kompres hangat  Therapi obat: Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00 WIB),
6. Mengkolaborasika Dexamethasone (4 x 0.12 mg), Cefotaxim(4 x 200 mg), Ampicilin (4 x
n pemberian obat 200 mg), Sibital (2 x 10 mg), Phenobrbital (2 x 10 mg), IVFD Ka EN 3B (6
cc/jam)
A: Masalah Hipertermi belum teratasi

Indikator A TS

 Penurunan suhu kulit


Hipertermia
2 5 3
2 5 3
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan terapi O2
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Lakukan kompres hangat dengan benar
5. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti
pasien
6. Kolaborasi pemberian obat
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
2. 1. Memonitor TTV S:
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
2. Memonitor status hidung


pernapasan  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya masih sesak
3. Memberikan terapi  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai rewel
O:
O2  Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
4. Melakukan  Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
pengaturan posisi  Pasien nyaman dengan posisi telentang dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
 Pasien terlihat masih sesak
nyaman  Pasien terlihat masih batuk
5. Membersihkan nasal  Terdapat sekret/cairan di hidung
jika terdapat sekret  Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm, SPO2 dengan O2 96%, T 38.3oC, HR 155 kali/menit, RR
47 kali/menit
di hidung  Therapi obat
6. Menganjurkan A: Indikator A T S
keluarga untuk Masalah ketidakefektifan
pola nafas belum teratasi Frekuensi napas 2 5 3
memperhatikan
kebersihan hidung Kepatenan jalan napas 2 5 3
7. Mengkolaborasian P: Lanjuutkan Intervensi
pemberian obat 1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Berikan terapi O2
4. Pengaturan posisi nyaman
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
3. 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
3. Memonitor kebersihan hidung
mulut  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya terkadang masih mual/muntah saat diberikan


4. Melakukan perawatan ASI lewat selang OGT namun hanya sedikit
selang OGT  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai mengecap-kecapkan bibir seperti mau
5. Melakukan pemberian netek.
nutrisi (sonde) dengan O:
benar  Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
6. Memanajemen muntah  GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
7. Menganjurkan keluarga  Pasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
untuk tetap menjaga  Pasien terlihat masih batuk
kebersihan mulut  Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan bibirnya seperti mau netek
8. Mengkolaborasikan  Selang OGT bersih
pemberian obat  ASI 40 cc masuk jam 12.00 WIB
 Mulut besih, sudah tidak ada sekret
 Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm, SPO2 dengan O2 96%, HR 155 kali/menit, RR 47
kali/menit
A: Masalah resiko aspirasi belum teratasi
Indikator A T S
Mempertahankan kebersihan 2 5 3
mulut
P : Lanjutkan intervensi
4. Lakukan perawatan selang OGT
5. Lakukan pemberian nutrisi (sonde) dengan benar
6. Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan mulut
Tgl/jam No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
Sabtu, 20 1. 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Memberikan terapi O2  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih demam namun sudah tidak se
(19.00) 3. Melakukan pengecekan parah kemarin
kulit  Ibu pasien mengatakan sudah melakukan kompres hangat ketika anaknya


4. Melakukan kompres demam
hangat dengan benar O:
5. Menganjurkan keluarga  Akral hangat
untuk tetap menyelimuti  Mukosa mulut lembab
pasien  Turgor kulit elastis
6. Mengkolaborasikan  SPO2 tanpa O2 96%
pemberian obat  T 37.8oC, HR 143 kali/menit., RR 37 kali/menit
 Therapi obat: Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (18.00 WIB), Dexamethasone (4
x 0.12 mg) Stop, Cefotaxim (4 x 200 mg), Ampicilin (4 x 200 mg), Sibital (2 x 10
mg) diganti per oral, Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop, IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A: Masalah hipertermi teratasi sebagian
Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 3 5 4
hipertermia 3 5 4
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lakukan pengecekan kulit
3. Lakukan kompres hangat dengan benar jika demam
7. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti pasien
8. Kolaborasi pemberian obat
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
2. 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih batuk pilek dan terkadang terdapat ingus
pernapasan di hidung
3. Melakukan pengaturan  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya masih sesak


posisi nyaman  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai rewel
4. Membersihkan hidung O:
jika terdapat sekret  Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
5. Menganjurkan keluarga  Pasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
untuk memperhatikan  Pasien nyaman dengan posisi telentang dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
kebersihan hidung  Pasien sudah tidak terpasang binasal kanul
6. Mengkolaborasian  Pasien terkadang masih batuk
pemberian obat  Terdapat sekret/cairan di hidung
 SPO2 tanpa O2 96%, T 37.8oC, HR 143 kali/menit, RR 37 kali/menit
A: Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
Indikator A T S

Frekuensi napas 2 5 4

Kepatenan jalan napas 2 5 5

P: Lanjuutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Pengaturan posisi nyaman
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
3. 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih batuk pilek
3. Memonitor kebersihan  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak mual/muntah saat diberikan
mulut ASI lewat selang OGT namun hanya sedikit


4. Melakukan perawatan  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai mengecap-kecapkan bibir seperti
selang OGT mau netek.
5. Melakukan pemberian O:
nutrisi (sonde) dengan  Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai rewel
benar  GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
6. Menganjurkan keluarga  Pasien terkadang masih batuk
untuk tetap menjaga  Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan bibirnya seperti mau netek
kebersihan mulut  Selang OGT bersih
7. Mengkolaborasikan  ASI 40 cc masuk jam 18.00 WIB
pemberian obat  Mulut besih, sudah tidak ada sekret
 SPO2 tanpa O2 96%, T 37.8oC, HR 147 kali/menit, RR 37 kali/menit
A: Masalah resiko aspirasi teratasi
Indikator A T S
Mempertahankan kebersihan 2 5 5
mulut

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lepas selang OGT
3. Kolaborasi Pemberian obat
Tgl/jam No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
Sabtu, 20 1. 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Melakukan pengecekan  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak demam sejak kemarin
(19.00) kulit siang
3. Melakukan kompres  Ibu pasien mengatakan sudah melakukan kompres hangat ketika anaknya


hangat dengan benar demam
4. Menganjurkan keluarga  Ibu pasien mengatakan hari ini anaknya tidak minum paracetamol
untuk tetap menyelimuti O:
pasien  Pasien terlihat lebih aktif
5. Mengkolaborasikan  Akral hangat
pemberian obat  Mukosa mulut lembab
 Turgor kulit elastis
 SPO2 tanpa O2 96%, T 36.8oC, HR 143 kali/menit, RR 37 kali/menit
 Therapi obat: Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (20 April 2019 jam 18.00 WIB),
Cefotaxim (4 x 200 mg), Ampicilin (4 x 200 mg), Sibital (2 x 10 mg) , IVFD Ka EN
3B (6 cc/jam)
A: Masalah hipertermi teratasi
Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 3 5 5
hipertermia 3 5 5
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Observasi hipertermi (3x24 jam terbebas dari hipertermi) pasien boleh pulang
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Kolaborasi pemberian obat
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
2. 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak batuk lagi
pernapasan  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak sesak
3. Melakukan pengaturan  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai rewel dan aktif kembali


posisi nyaman O:
4. Membersihkan hidung  Pasien terlihat sudah mulai rewel
jika terdapat sekret  Pasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
5. Mengkolaborasian  Pasien nyaman dengan posisi telentang dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
pemberian obat  Hidung bersih, tidak terdapat sekret
 SPO2 tanpa O2 96%, T 36.8oC, HR 143 kali/menit, RR 37 kali/menit
 Therapi obat: Cefotaxim(4 x 200 mg), Ampicilin (4 x 200 mg), Sibital (2 x 10 mg), IVFD Ka
EN 3B (6 cc/jam)
A: Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
Indikator A T S

Frekuensi napas 2 5 5

Kepatenan jalan napas 2 5 5

P: Lanjuutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Kolaborasi dalam pemberian obat
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
3. 1. Memonitor TTV S:
2. Melepas selang OGT  Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak batuk pilek
3. Mengkolaborasikan  Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak mual/muntah
pemberian obat  Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau netek


O:
 Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai rewel
 GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
 Pasien terlihat sudah mulai netek kepada Ibunya
 Pasien sudah tidak terpasang selang oal (OGT)
 Nutrisi sudah per oral (ASI)
 SPO2 tanpa O2 96%, T 37.8oC, HR 147 kali/menit, RR 37 kali/menit
 Therapi obat: Cefotaxim (4 x 200 mg), Ampicilin (4 x 200 mg), Sibital (2 x 10 mg) , IVFD Ka
EN 3B (6 cc/jam)
A: Masalah resiko aspirasi teratasi

Indikator A T S
Mempertahankan kebersihan 2 5 5
mulut
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Kolaborasi Pemberian obat
THANKS GUYS

Anda mungkin juga menyukai