Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

DEMAM TYPHOID
DIABETES MELITUS TIPE-II
KASUS KAMBUH

ROMI ANDRIYANA
11.2016.304
Identitas

 Nama Lengkap : Tn. H


 Tanggal Lahir : Semarang,14 Oktorber 1965 (53 tahun)
 Pekerjaan : TNI AU
 Alamat : Jln. PGT 4 No. 47 RT/RW: 06/12 Dwikoraa halim
 Status Perkawinan : Menikah
 Suku Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan : Sarjana
 Tanggal Masuk : 12 Januari 2018
Keluhan Utama

 Demam sudah sejak kurang lebih 1 bulan SMRS.


Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sudah sejak +/- 1


bulan SMRS. Demam timbul secara perlahan tidak mendadak dan
intermitten (naik turun), dirasakan naik saat menjelang sore ke
malam hari, siangnya badan tidak terasa demam lagi. Demam
tidak disertai menggil dan keringat dingin. Selain itu, keluhan
demam disertai mual, tidak muntah, pusing, nafsu makan menurun
karena lidah terasa pahit dan batuk kering. BAK dan BAB juga
normal.
 Os menyangkal adanya keluhan nyeri otot, nyeri didaerah perut,
ruam-ruam pada kulit, mimisan, perdarahan gusi, kulit terlihat
kuning, dan berpergian ke luar kota.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Sebelumnya os sudah berobat ke klinik dan diberikan obat penurun


panas, tetapi tidak ada perbaikan. Lalu OS cek darah dan
dikatakan typhus.
 OS memiliki riwayat diabetes melitus yang sudah cukup lama dan
tidak konsumsi obat rutin untuk riwayat diabetesnya itu. Os
menyakal adanya riwayat alergi obat / makanan, hipertensi dan
penggunaan jarum suntik juga tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga

 OS mengatakan tidak ada anggota keluarga ataupun tetangga


yang mengalami penyakit serupa seperti pasien.
Riwayat Sosial

 Pasien mengatakan sering makan-makanan diluar seperti goreng-


gorengan, dan juga os merupakan perokok aktif tetapi sudah
berhenti +/- 2 bulan terakhir ini. Lingkungan dirumah pasien baik,
tidak padat penduduk, ventilasi dan pencahayaan juga cukup.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : TSS  Pernafasaan : 20 kali/menit


 Kesadaran : Compos Mentis  Keadaan gizi : Baik
 Tinggi Badan : 170 cm  Sianosis : Tidak ada
 Berat badan : 65 kg  Udema umum : Tidak ada
 Tekanan Darah : 140/80 mmHg  Cara berjalan : Normal
 Nadi : 78 kali/menit  Mobilitas ( aktif / pasif ) : Aktif
 Suhu : 37,30C
Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

Kulit  Pembuluh darah : Tidak tampak


pelebaran
 Warna : kuning langsat
 Keringat : Umum (+)
 Effloresensi : Tidak ada
 Turgor : Baik
 Jaringan Parut : Tidak ada
 Ikterus : Tidak ada
 Pigmentasi : Tidak ada
 Lapisan Lemak : Merata
 Pertumbuhan rambut : Merata
 Oedem : Tidak ada
 Lembab/Kering : Lembab
 Suhu Raba : Hangat
Lanjutan

Kepala
 Ekspresi wajah normal, simetris normocephal, rambut hitam, pembuluh
darah temporal dapat teraba pulsasi, tidak ada kelainan kulit kepala.
Mata
 Isokor, CA -/- , SI -/-, tidak tampak kelainan bola mata, mulu mata merata.
Hidung
 bentuk simetris, sekret -/-, deviasi (-), mukosa hiperemis -/-, konka hipertrofi -/-
Telinga
 Normotia, liang telinga lapang, serumen -/-, sekret -/-,
Lanjutan

Mulut
 Bibir normal, tidak sianosis. langit-langit tidak ada kelainan. gigi geligi utuh tidak
tampak karies dentis. lidah tidak tampak atrofi, coated tongue (+). faring
hiperemis. tonsil T1/T1, tidak hiperemis. tidak tampak kekakuan (trismus), bau
nafas (-).
Leher
 Tidak tampak benjolan, tidak tampak pembesaran KGB, JVP tidak meningkat.
Dada
 Bentuk dada normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk.
Lanjutan
Pemeriksaan
Paru-paru Inspeksi Kiri
Depan
Simetris saat statis dan dinamis
Belakang
Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri Sela iga normal, tidak ada Sela iga normal, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, benjolan, tidak ada nyeri tekan,
fremitus normal fremitus normal
Kanan Sela iga normal, tidak ada Sela iga normal, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, benjolan, tidak ada nyeri tekan,
fremitus normal fremitus normal
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kiri suara napas vesikuler suara napas vesikuler
tidak ada wheezing tidak ada wheezing
tidak ada ronkhi tidak ada ronkhi
Kanan suara napas vesikuler suara napas vesikuler
tidak ada wheezing tidak ada wheezing
tidak ada ronkhi tidak ada ronkhi
Lanjutan

Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi kulit, tidak ada bekas operasi

Palpasi Ictus cordisteraba di linea midclavicula sinistra sela iga IV


Perkusi Batas kanan : linea sternalis dextra sela iga IV
Batas kiri : linea axillaris anterior sinistra sela iga IV
Batas atas : linea sternalis sinistra sela iga II
Batas bawah: linea midclavicula sinistra sela iga VI
Batas pinggang jantung : linea parasternalis sinistra sela iga IV

Auskultasi BJ I-II murni, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Lanjutan

Abdomen
 Inspeksi : perut datar, dilatasi vena (-), striae (-), tidak tampak sikatrik
 Palpasi : Dinding perut : Supel, datar, tidak teraba adanya defens
muscular,tidak teraba adanya massa/benjolan, nyeri tekan epigastrium (+). Hati :
Tidak teraba, Murphy sign (-), Limpa : Tidak teraba membesar, Ginjal :
Ballotement -/-
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
 Auskultasi : Bising usus (+)
Anggota gerak (Ext. Atas dan Bawah)
 Normotonus, eutrofi, tidak nyeri sendi, tidak tampak lesi, gerak aktif.
Laboratorium

Tanggal 12 Januari 2018  Diabetes


 Darah Rutin GDS : 249 mg/dL
HB : 13,4 g/dL  Uji Widal
Ht : 41 % Thypi O : 1/320
Leukosit : 10.100 mm3 Thypi H : 1/320
Trombosit : 408.000 mm3 Para Thypi AO : negative
 Faal Ginjal Para Thypi AH : 1/320
Ureum : 26 mg/dL Para Thypi BO : 1/320
Kreatinin :1.3 mg/dL Para Thypi BH : negative
Lanjutan

Tanggal 15 Januari 2018 Neut. Batang : 3 % Trigliserida : 118 mg/dL


 Darah Lengkap Neut. Segmen : 73 %  Faal Ginjal
Hemoglobin : 13.0 g/dL Limfosit : 19 %  Asam Urat : 3.8
Hematokrit : 40 % Monosit :4%
Leukosit : 8600  LED : 100 mm/jam
Trombosit : 446.000  Faal Hati
 Hitung Jenis SGOT : 21 u/l
Basofil :0% SGPT : 19 u/l
Eusinofil :1%  Profil Lemak
Koles. Total : 211 mg/dL
Rontgen Thorax
Deskripsi :
Dilakukan tanggal 12 Januari 2018
Bentuk dan ukuran jantung normal.
Tampak perselubungan semi opak inhomogen
dibagian tengah kedua paru, dengan
gambaran fibrosis dibawah kiri.
Sinus costofrenikus dan diagfragma normal.
Skeletal dinding thorax normal.
Kesan
Susp.TB paru duplex lama aktif DD/
Broncopneumonia duplex.
Cor normal.
Ringkasan (Resume)

 OS datang ke IGD dgn keluhan demam sejak +/- 1 bulan SMRS. Demam dirasakan naik
turun terutama saat sore ke malam hari. Selain itu, OS mengeluh (+) mual, (-) muntah, (+)
pusing, (+) batuk kering dan nafsu makan berkurang. Os menyangkal adanya keluhan
nyeri otot, ruam-ruam pada kulit, mimisan, perdarahan gusi, kulit terlihat kuning, dan
berpergian ke luar kota. BAK dan BAB normal. Sebelumnya OS sudah berobat ke klinik
dan diberikan obat penurun panas, tetapi tidak ada perbaikan. Lalu OS cek darah dan
dikatakan typhus. OS memiliki riwayat diabetes melitus (+), alergi obat / makanan (-),
hipertensi(-).OS mengatakan sering makan-makanan diluar seperti goreng-gorengan.
 Hasil PF : TD 140/80 mmHg, RR 20 x/menit, HR 78 x/menit, T 37,30C. (+) NTE, (+) coated
tongue
 Hasil PP yang bermakna : S.Typhi O 1/320, Thyphi H 1/320, Paratyphi AH 1/320, Paratyphi
BO 1/320, Paratyphi BH (-), Paratyphi AO (-), GDS : 249, Foto thorax : Kesan Susp TB paru
duplex lama aktif.
Diagnosis

 Diagnosis Kerja
Demam Typhoid
Diabetes Melitus Tipe-II
TB Paru Kasus Kambuh
 Diagnosis Differensial
Malaria
Lanjutan

 Anjuran Pemeriksaan Ceftriaxon 1 x 2 gram IV (skintest)


Uji Widal Ulang PCT 3 x 500 mg
Kultur darah Neurodex 1 x 1 tablet
GDP dan GD2PP Omeprazol 1 x 1 ampul (IV)
HbA1C Metformin 2 x 500 mg

 Penatalaksanaan Konsul dokter spesialis paru

Diet bubur kasar


Tirah baring
Infus RL 20 tetes per menit
Lanjutan

 Pencegahan
 Jangan makan makanan yang kasar, asam, ataupun pedas
 Hindari makan makanan atau minum minuman yang tampak tidak bersih
 Cuci makan sebelum dan sesudah makan
 Olahraga yang teratur
 Gunakan masker bila batuk
 Prognosis
 Ad vitam : ad bonam
 Ad functionam : ad bonam
 Ad sanationam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi Demam Typhoid

 Suatu penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh


Salmonella enterik serotype typhi atau paratyphi yang biasanya
menyerang saluran pencernaan sehingga akan menimbulkan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan, dan gangguan kesadaran.
 Nama lain penyakit ini adalah enteric fever, dan tifus abdominalis.
 Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi (Tifoid
Karier).
Etiologi

 Demam tifoid merupakan infeksi akut yang disebabkan


oleh Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih
rendah yaitu Salmonella paratyphi.
 Berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk
spora, motil, berkapsul, dan mempunyai flagella.
 Kuman ini tumbuh dalam suasana aerob dan fakultatif
anaerob
 Salmonella typhi memiliki tiga macam antigen yaitu:
antigen O, antigen H, dan antigen Vi
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah perifer
- Leukopenia
- Leukositosis
- Anemia ringan
- Trombositopenia
- LED 
- SGOT dan SGPT 
Lanjutan

Faktor yang Mempengaruhi Uji Widal


Pemeriksaan Widal Test
 U/ mendeteksi antibodi terhadap S.typhi. 1. Pengobatan dengan antibiotik
2. Volume pengambilan darah
 Menentukan adanya aglutinin dlm serum 3. Daerah endemik dan non-endemik
penderita 4. Riwayat vaksinasi
 Aglutinin O (dari tubuh kuman) 5. Reaksi anamnestik

 Aglutinin H ( flagella kuman)


 Aglutinin Vi (simpai kuman)

Pembentukan aglutinin mulai terjadi pada


akhir minggu pertama,  minggu ke-4
Lanjutan

Pemeriksaan Tubex Test


 Mendeteksi antibodi
anti-S typhi 09 pada
serum
Manisfestasi Klinik

 Masa inkubasi = 7-14 hari


 Minggu I : demam, nyeri kepala, pusing, myalgia, anorexia,
mual, muntah, obstipasi/diare, tidak enak diperut. Pada PF :
suhu badan meningkat
 Minggu II : >jelas yaitu : demam, bradikardia relative, lidah
berselaput (coated tongue), hepatomegaly, splenomegaly,
gangguan mental.
Penatalaksanaan

 Sampai saat ini trilogi penatalaksanaan demam tifoid adalah:


Istirahat dan Perawatan
Diet dan Terapi Penunjang (simtomatik dan suportif)
Pemberian Antimikroba
Kloramfenikol
Tiamfenikol
Sefalosporin Generasi ke-3
Komplikasi

 Intestinal
 Perdarahan Intestinal
 Perforasi Usus
 Ekstra-intestinal
 Kelainan Hematologi
 Hepatitis Tifosa
 Pankreatitis Tifosa
 Miokarditis
 Manisfestasi Neuropskiatrik/ tifoid toksik
Definisi Diabetes Melitus

 Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
 American Diabetes Association (ADA) memberikan klasifikasi
diabetes melitus menjadi 4 tipe, diantaranya:
 DM Tipe-I
 DM Tipe-II
 DM Tipe lain
 DM Gestational
Penegakan Diagnosis

 Diagnosis DM ditegakkan  kadar glukosa darah. Dianjurkan adalah


pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah
vena.
 PERKENI membagi alur diagnostik menjadi 2 bagian besar, berdasarkan
ada atau tidak adanya gejala khas DM(3P dan BB turun), sedangkan
gejala tidak khas (lemas, kesemutan, luka yang sukar sembuh, gatal,
mata kabur, disfungsi ereksi, dan pruritus vulva).
 Bila (+) gejala khas DM  pemeriksaan darah abnormal 1x saja sudah
cukup menegakan diagnosis.
 Bila (-) gejala khas DM  Perlu 2x pemeriksaan glukosa darah
abnormal
Kriteria Diagnosis DM

 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL. puasa adalah


kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Atau
 Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2-jam setelah Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
Atau
 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL dengan keluhan
klasik. Atau
 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunaka
Penatalaksanaan

 Pilar Penatalaksanaan DM
Edukasi
Terapi Nutrisi Medis
Olahraga
Intervensi Farmakologi
Komplikasi

 Komplikasi Akut
Koma Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetikum
Status Hiperglikemia Hiperosmolar
 Komplikasi Kronik
Makroangiopati
Mikroangiopati
Tuberkulosis Paru

 Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis.
 Myobacterium tuberculosis  berbentuk batang, bersifat asam
dalam pewarnaan dengan metode Zihel Neelsen
Klasifikasi TB

 Klasifikasi Tuberkulosis Berdasarkan Lokasi:


Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis Extraparu
 Klasifikasi Tuberkulosis Berdasarkan Tipe Pasien
Kasus Baru
Kasus Kambuh
Kasus Gagal
Putus Obat
Penegakan Diagnosis

 Diagnosis tuberculosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,


pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya
 Gejala klinik
 Respiratorik : batuk > 2 minggu, nyeri dada, batuk darah, dan sesak
 Sistemik : demam, malaise, keringat malam, anorexia, dan bb menurun
Penatalaksanaan
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai