Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN MOLA


HIDATIDOSA

Anisa Fitri Amalia


17014101109

Supervisor Pembimbing:
dr. J. Joice Kaeng, SpOG(K)
PENDAHULUAN

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya


mengalami perubahan hidrofobik.
Sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi berupa gelembung yang
menyerupai anggur.

Pada kebanyakan kasus, sekiar 2-3 kasus per 1000 wanita, kasus mola
hidatidosa dapat berubah menjadi ganas dan disebut koriokarsinoma.

1
• Amenorea

Anamnesis •


Mual dan muntah berlebihan
Perdarahan dari jalan lahir, keluar gelembung mola dari jalan lahir
Perut membesar

• Uterus tumbuh cepat melebihi umur kehamilannya


PF • Tidak ditemukan tanda-tanda pasti kehamilan berupa balotemen, gerakan
janin (-), bagian janin (-), BJJ (-)

• Kadar β-HCG pada mola hidatidosa lebih tinggi dibanding kadar β-HCG pada
PP kehamilan biasa dengan umur yang sama
• USG snow flake pattern atau Honey Comb
Prinsip Penanganan
Perbaiki KU

Pengeluaran
jaringan mola
Terapi profilaksis
dengan sitostatika
Pemeriksaan
tindak lanjut
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. SO
• Umur : 43 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : tamat SLTA
• Alamat : Malamenggu Tabukan Selatan
• Agama : Kristen Protestan
• Suku/Bangsa : Indonesia
• MRS : 18 Januari 2019
B. ANAMNESIS
• Keluhan Utama: • Riwayat Obstetrik :
Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari P1 : 2001/♂/ SPT LBK/Rumah/Bidan/3200
SMRS gram/sehat
• Riwayat Penyakit Sekarang: • Riwayat Ginekologi :
Pasien mengalami perdarahan pada jalan Menarche 12 tahun. Siklus haid teratur setiap
lahir 2 hari SMRS. Darah bergumpal- 28 hari dengan lama haid 3 hari. Banyaknya
gumpal, warna merah segar dan haid 3 - 4 kali ganti pembalut setiap hari.
bergelembung. Perut membesar sejak 2 HPHT: 5 November 2018
bulan yang lalu, mual dan muntah (+),
Dada berdebar, sering berkeringat, dan
sering gemetar disangkal. BAK dan BAB
normal, riwayat trauma disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu : -
B. Anamnesis
• Riwayat KB :
pil KB digunakan terakhir 4 tahun yang lalu.

• Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali. Umur pertama kawin 25 tahun.
Lamanya usia perkawinan dengan suami pertama 18 tahun.

• Riwayat Penyakit Keluarga :-

• Riwayat Sosio Ekonomi :


Ibu Rumah Tangga dan tinggal bersama keluarga. Biaya
kesehatan oleh BPJS.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens
• Keadaan Umum: Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis Abdomen
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg • Inspeksi : cembung, tampak
membesar
• Nadi : 84 kali/menit
• Auskultasi: BU (+) normal, BJJ (-)
• Respirasi : 20 kali/menit • Palpasi : Lemas, bagian janin (-),
• Suhu : 36,5ᵒC ballottement (-), TFU 2 jari dibawah
pusat
• Berat badan : 52 kg
• Tinggi Badan : 154 cm
• IMT : 21,9 kg/m2
D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Inspeksi : Fluksus (+), fluor (-), vulva tak


• Inspekulo : Fluksus (+), fluor (-), vagina tak, erosi (–), portio livide (+)
• PD : Flukus (+), fluor (-), vulva/vagina tak,
portio licin dan lunak, OUE tertutup, nyeri goyang (-)
CUT : Ukuran 20 minggu.
Adneksa/parametrium bilateral : lemas, massa (-), nyeri (-)
CD : Tidak menonjol
Pemeriksaan Laboratorium
(18 Januari 2019)
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK
• Leukosit : 11.8 10^3/uL • Ureum : 21 mg/dL
• Eritrosit : 4.71 10^6/uL • Creatinin : 0,7 mg/dL
• Hemoglobin : 10.0 g/dL • GDS : 97 mg/dL
• Hematokrit : 32.5 % • Chlorida : 104.9 mEq/L
• Trombosit : 222 10^3/uL • Kalium : 3.74 mEq/L
• MCH : 21.2 pg • Natrium : 137 mEq/L
• MCHC : 30.8 g/dL
• MCV : 69.0 fL IMUNOLOGI
• Beta HCG : >10000
KIMIA KLINIK • TSH : 0.30
• SGOT : 36 U/L • FT 4 : 1.55
• SGPT : 33 U/L • FT3 : 6.50
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG (18 Januari 2019)


• Hasil USG :
• VU terisi minimal, uterus
ukuran 17,83 cm x 8,54 cm.
Tampak gambaran vesikuler
dalam cavum uteri. Adneksa
bilateral dalam batas
normal.Kesan : Mola
Hidatidosa

2. EKG (11 Juni 2019):


• Irama Sinus, HR 74 kali per
menit, axis normal
Patologi Anatomi (29 Januari 2019)
MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS
Diterima potongan-potongan Sediaan kerokan endometrium
jaringan kecil tak teratur ± 2 cc, terdiri dari villi-villi khorealis
gelembung mola (+). yang mengalami degenerasi
hidropik, ada sedikit sel-sel
trofoblast dan pembuluh darah.

Kesimpulan : Mola Hidatidosa


RESUME
• P1A0 43 tahun MRS 18 Januari 2019 dirujuk dari RSU Liun Kandage
Tahuna dengan Mola hidatidosa. Pasien mengeluh perdarahan dari
jalan lahir sejak 2 hari lalu, amenore, mual (+), muntah (+)
• Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, abdomen terlihat membesar, bagian-bagian janin
(-), ballottement (-), TFU 2 jari di bawah pusat
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit meningkat dan
beta HCG (+), sedangkan eritrosit, hemoglobin, hematocrit, menurun.
Pada pemeriksaan USG tampak VU terisi minimal, uterus ukuran
17,83 cm x 8,54 cm. Tampak gambaran vesikuler dalam cavum uteri.
Adneksa bilateral dalam batas normal.
ANAMNESIS RESUME
•Perdarahan jalan lahir (+)
• Amenorea (+)
• Mual, muntah (+) PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
•HPHT : 5 November 2018 Inspeksi : Fluksus (+) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inspekulo : Fluksus (+), tampak • Laboratorium
PEMERIKSAAN FISIK portio licin, portio livide (+), OUE Leukositosis (11.8)
tertutup beta HCG (+) (>10000)
•Tanda-tanda vital dalam PD : Flukus (+), teraba portio licin
batas normal Hemoglobin (10.0)
dan lunak, massa (-), nyeri goyang
• konjungtiva anemis (+) (-), OUE tertutup • USG tampak VU terisi
•Abdomen tampak CUT : Ukuran 20 minggu. minimal, uterus ukuran
membesar Adneksa/parametrium bilateral : 17,83 cm x 8,54 cm. Tampak
lemas, massa (-), nyeri (-) gambaran vesikuler dalam
•TFU 2 jari di bawah CD : Tidak menonjol
umbilikus cavum uteri. Adneksa
•ballottement (-) bilateral dalam batas
•BJJ (-) normal.
Diagnosis
• P1A0 43 tahun dengan mola hidatidosa + anemia (Hb 10,0 g/dL)
Penatalaksanaan
Rencana Diagnosis
• Cek DL, β-hCG, fungsi tiroid
• USG
• PA
Rencana Terapi
• Infus RL 20 tpm
• Cross match dan persediaan darah
• Section kuretase
Rencana Monitoring
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
• Observasi perdarahan
KIE pasien dan keluarga
TINDAKAN KURETASE (LAPORAN OPERASI)
• Tanggal Operasi : 18 Januari 2019
• Jam Operasi dimulai :23.00 WITA
• Jam Operasi selesai :00.00 WITA
• Lama Operasi :1 jam
• Operator : dr. Abraham A. L. Maukar, SpOG(K)
• Asisten :dr. Vanya
• Diagnosa pre op :P1A0 43 tahun dengan abortus mola hidatidosa
• Diagnosa post op :P1A0 43 tahun post kuretase suction atas indikasi abortus mola
hidatidosa
• Tindakan Pembedahan : Kuretase Suction
Uraian Pembedahan
• Pasien dibaringkan dalam posisi litotomi. Dalam keadaan general anestesi dilkukan
desinfeksi vulva dan sekitarnya dengan betadine, kemudian ditutup dengan doek steril,
kecuali daerah genital. Dilakukan pengosongan vesika urinaria dengan kateter foley.
Dilanjutkan pemasangan speculum. Daerah vagina dibersihkan dengan sisa jaringan dan
darah, tampak OUE terbuka. Dilakukan pemasangan tenakulum. Dilakukan sondase
uterus, uterus antefleksi ukuran 16 cm. dilanjutkan dengan kuretase suction sampai
bersih, keluar jaringan mola ± 200 cc. Kontrol pendarahan. Tenakulum dilepaskan.
Daerah vagina dibersihkan dari sisa darah dan keluaran darah. Speculum dilepaskan.
Kuretase selesai.
• Jaringan : ± 200 cc
• Perdarahan : ± 600 cc
Uraian Pembedahan
Penemuan Intra Kuretase :
• Darah
• Gelembung-gelembung mola
• Tidak ditemukan janin
FOLLOW UP
Rencana Terapi
• IVFD RL 20 gtt/m
• Cefriaxon 1 gram per 12 jam intravena
selama 2 hari
• 19 Januari 2019 (Post Operasi) • Metronidazole 500 mg per 12 jam drip
S : perdarahan jalan lahir (-), selama 1 hari
nyeri perut (-) • Ranitidin per 12 jam intravena
O : • Cek DL post kuretase
• KU : Cukup ; Kes : CM • Transfusi PRC jika Hb <10 gr/dL
Rencana Monitoring
• T: 120/70 mmHg
• Observasi keadaan umum dan tanda-
• N: 74 x/m tanda vital
• R: 20 x/m • Observasi perdarahan
• S: 36,5ᵒC KIE pasien dan keluarga
Pemeriksaan Laboratorium Post Op (19 Januari
2019)
HEMATOLOGI
• Leukosit : 18.8 10^3/uL
• Hemoglobin : 9.0 g/dL
• Hematokrit : 24.3 %
• Trombosit : 222 10^3/uL
• 20 Januari 2019 (Irina D) 23 Januari 2019 (Irina D) 24 Januari 2019 (Irina D)
S : Keluar darah dari jalan lahir (-),
nyeri perut (-) S: Keluar darah dari jalan lahir (-), S: Keluar darah dari jalan lahir (-),
mual muntah (-) mual muntah (-)
O: KU : Cukup ; Kes : CM
O: KU : Cukup ; Kes : CM O: KU : Cukup ; Kes : CM
T: 110/80 mmHg T: 120/70 mmHg T: 120/80 mmHg
N: 82 x/m N: 81 x/m N: 92 x/m
R: 20 x/m R: 20 x/m R: 20 x/m
S: 36,2ᵒC S: 36,4ᵒC
S: 36,5ᵒC Conjungtiva anemis (-/-) Conjungtiva anemis (-/-)
Conjungtiva anemis (-/-) A: Post kuretase suction atas TFU 2 jari di atas simfisis pubis
A: Post kuretase suction atas indikasi mola hidatidosa A: P1A0, 43 tahun, post kuretase
indikasi mola hidatidosa + Anemia P : suction atas indikasi mola hidatidosa
P: IVFD RL 20 gtt/m Aff infuse P:
Cefadroxyl 3x50 mg per oral - R/ rawat jalan
• Cefriaxon 1 gram per 12 jam iv
Paracetamol 3x500 mg per oral Cefadroxyl 3x50 mg per oral
• Ranitidin per 12 jam intravena Sulfat Ferosus 1x20 mg per oral Paracetamol 3x500 mg per oral
• Transfusi PRC sampai Hb ≥10 gr/dL Observasi keadaan umum dan KIE pasien dan keluarga
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, perdarahan
tanda-tanda vital, perdarahan KIE pasien dan keluarga
PEMBAHASAN
ANAMNESIS TEORI

• Mola hidatidosa merupakan salah


satu penyebab perdarahan
KASUS pervaginam pada masa awal
kehamilan
• Pasien masuk rumah sakit dengan • Perdarahan dapat terjadi antara
keluhan keluar darah sedikit-sedikit bulan pertama sampai ketujuh,
dari jalan lahir, warna merah segar, tetapi rata-rata terjadi pada
bergumpal-gumpal, dan trimester pertama.
bergelembung sejak 2 hari yang • Sifat perdarahannya bisa
lalu intermiten, sedikit-sedikit, atau
langsung banyak. Hal ini sesuai
dengan sifat sel trofoblas yang
mengadakan invasi kedalam
pembuluh darah sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah tersebut.
ANAMNESIS

KASUS TEORI
• Pada dasarnya Mola hidatidosa
merupakan suatu kehPmilan, walaupun
• Riwayat terlambat haid (HPHT
bentuknya patologis.
5 November 2018)
• pada bulan-bulan pertama, tanda-
• Sering mual dan muntah sejak tandanya tidak berbeda dengan
2 bulan yang lalu kehamilan biasa, yaitu dimulai dengan
amenorea, mual dan muntah.
PEMERIKSAAN FISIK

KASUS TEORI
• Pada Mola hidatidosa vili korialis
•Uterus yang membesar tidak sesuai mengalami degenerasi hidropik,
usia kehamilan, TFU 2 jari di bawah berkembang dengan cepat mengisi
umbilikus seluruh kavum uteri, akibatnya uterus
ikut membesar dengan cepat, sehingga
•HPHT ( 5 November 2018) kehamilan ukuran uterus lebih besar dari usia
terhitung 11-12 minggu tetapi besar kehamilan atau lamanya amenorea,
uterus setinggi 2 jari di bawah pusat, • Pemeriksaan fisik abdomen bagian-
sesuai dengan usia kehamilan 16-18 bagian janin, balotemen, dan gerakan
minggu. janin tidak teraba. Pada auskultasi bunyi
• Palpasi tidak teraba bagian-bagian jantung janin tidak terdengar. Ini
janin merupakan tanda-tanda klinis dari Mola
•balotemen (-), gerakan janin (-), BJJ (-) hidatidosa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

KASUS TEORI
• Perdarahan pervaginam dari bercak sampai
perdarahan berat dengan sifat perdarahan
• Pada pemeriksaan laboratorium bisa intermiten selama beberapa minggu
sampai bulan sehingga dapat menyebabkan
didapatkan Hb 10 gr/dL dan beta anemia defisiensi besi
HCG > 10000
• Kadar β-HCG membantu memperkuat
diagnosis mola hidatidosa dimana kadar β-
HCG pada mola hidatidosa lebih tinggi
dibanding kadar β-HCG pada kehamilan
biasa dengan umur yang sama
PEMERIKSAAN PENUNJANG

KASUS TEORI
• Hasil USG memberikan
• Pemeriksaan USG: gambaran vesicular pattern
sound. Bila gelembung mola
Tampak gambaran vesikuler pada mempunyai diameter yang lebih
cavum uteri besar, gambarannya tampak
seperti rangkaian buah anggur
(grape de raisins).
PENATALAKSANAAN
KASUS TEORI
Secara umum, penanganan pada Mola
hidatidosa terdiri dari empat tahap,
• Pada kasus ini, tanda-tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan 1. Perbaikan keadaan umum
laboratorium saat masuk 2. Pengeluaran jaringan mola
didapatkan anemia (Hb 10,0) dan
lab post kuretase didapatkan (Hb 3. Pemberian sitostatika
9,0). Pada pasien diberikan 4. Pemeriksaan tindak lanjut
transfusi darah sampai Hb >10
gr/dL
PENATALAKSANAAN
KASUS TEORI

• Pada kasus ini dilakukan • Evakuasi jaringan mola dapat


kuretase suction dilakukan melalui dua cara, yaitu
kuretase dan histerektomi
• Tindakan ini diambil mengingat • Kuretase merupakan pilihan utama
riwayat obstetrik pasien yaitu mengingat ukuran uterus dan
memiliki anak 1 dan pasien keinginan pasien untuk
masih ingin memiliki anak mempertahankan fertilitas
• Batasan yang digunakan adalah
umur 35 tahun dengan anak hidup
tiga
KESIMPULAN

Pasien P1A0 43 tahun didiagnosa dengan mola hidatidosa

Penatalaksaan mola hidatidosa meliputi 4 tahap yaitu perbaiki keadaan umum,


pengeluaran jaringan mola, pemberian sitostatika, dan pemeriksaan tindak lanjut

Prognosis pada pasien ini adalah dubia, karena adanya risiko kekambuhan dan perlu
untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan selama 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai