Anda di halaman 1dari 25

KESAN OBSRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) TERHADAP

PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PENYUSUN :

NGAKAN MADE ARI MARHADIKA ( 11 - 2 0 1 6 - 3 2 6 )


ABDUL SIDDIQ BIN RAHANI ( 11 - 2 0 17 - 11 6 )

RAYMOND FERDINAND NOELNONI ( 11 - 2 0 17 - 0 2 2 )

PEMBIMBING :

D R R I Z A R I Z A L D I , S P. T H T - K L

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RSUD TARAKAN JAKARTA PUSAT
PERIODE 23 APRIL 2018 – 26 MEI 2018
Pendahuluan Tidur merupakan proses
fisiologis yang kompleks dan
dinamis

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Manifestasi pada penyakit


kardiovaskular -> dampak pada
proses fisiologis

95% : obstruksi saluran napas atas sebagai faktor morbiditas dan


5% gangguan sistem saraf pusat mortalitas

Materi ini akan membahas mengenai OSA, hubungannya terhadap sistem kardiovaskuler, cara
mendiagnosisnya dan serta tatalaksananya.
Definisi
Obstructive sleep apnea syndrome
(OSAS)

Gangguan pernafasan sewaktu tidur

- Obstruksi jalan nafas partial yang


lama
- Obstruksi total yang intermittent

- Terjadi berulang kali


- Lebih dari dari 10 detik
- Penurunan saturasi oksigen lebih
dari 4%
Etiologi
Pada anak, pembesaran tonsil
dan adenoid

Obesitas

Penyebab lain :
Tumor saluran nafas, Down
syndrome, Pierre-Robin
Syndrome
Epidemiologi
Amerika Serikat, prevalensi OSA (AHI ≥ 5) pada orang dewasa kulit putih dengan usia 30 – 60
tahun sekitar 24% laki-laki dan 9% perempuan, sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 9% laki-laki dan 4%
perempuan.
Eropa, usia 30 - 70 tahun dengan AHI ≥ 5 didapatkan 26% laki-laki dan 28% perempuan,
sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 14% laki-laki dan 7% perempuan.
Hong Kong, prevalensi usia 30 - 60 tahun dengan AHI ≥ 5 sebesar 9% dan 4%, serta AHI ≥ 15
sebesar 5% dan 3%.8-10
Patofisiologi
Teori balance of forces
Ukuran lumen faring tergantung pada keseimbangan antara tekanan negatif intrafaringeal yang
timbul selama inspirasi dan aksi dilatasi otot-otot jalan nafas atas. Pada saat tidur tonus
neuromuskular berkurang, akibat lumen farings mengecil sehingga menyebabkan aliran udara
terbatas atau terjadi obstruksi.

Teori starling resistor


Perubahan tekanan yang memungkinkan faring untuk mengalami kolaps yang menentukan aliran
udara melalui saluran nafas atas.
Diagnosa

Anamesis Fokus pada kualitas tidur


• IMT,
• keadaan rongga hidung,
Pemeriksaan Fisik •

Perasat Mueller,
Friedman Tounge Position,
• nilai ada tidaknya penyempitan
pada area tonsil

Pemeriksaan Penunjang
 Populasi dewasa dengan
IMT >30 kg/m2 memiliki
prevalensi OSA >50%.

Friedman tounge position, 4


derajat,
◦ Semakin tinggi derajat >>
semakin besar % obstruksi
 PerasatMueller yang  Sefalometri, Foto Polos
dilakukan saat terjaga,
◦ mencerminkan keadaan
saluran napas, CT Scan,
mendengkur pasien OSA saat MRI
tidur • Digunakan untuk
◦ memprediksi keberhasilan dari
operasi mengetahui ada tidaknya
uvulopalatopharyngealplasty kelainan anatomi
kraniofasial
Polisomnografi
• Pemeriksaan Gold Standard
• Dilakukan saat tidur
• Terdiri dari penilaian :
EEG
EOG
EMG
EKG
Polisomnografi memerlukan waktu, biaya yang mahal, dan belum tentu tersedia

Hitung skor OSAS


Skor OSAS = 1,42D + 1,41A + 0,71S – 3,83
D: kesulitan bernafas (0: tidak pernah, 1: sekali-sekali, 2: sering, 3: selalu)
A: apnea (0: tidak ada, 1: ada)
S: snoring (mendengkur) (0: tidak pernah, 1: sekali-sekali, 2: sering, 3: selalu)
Skor < -1 : bukan OSAS
Skor -1 sampai 3,5 mungkin OSAS/ mungkin bukan OSAS
Skor > 3,5 sangat mungkin OSAS
nilai sensitivitas 73% dan spesifisitas 83% dibandingkan dengan polisomnografi
Manifestasi Klinis
Mendengkur hingga terjadi kesulitan bernapas
(apneu, bisa tampak retraksi sela iga)
Dapat terlihat facies adenoid, obesitas, gagal tumbuh,
Perlu diperhatikan keadaan anatomi hidung dan mulut,
ada tidaknya kelainan anatomi
Penatalaksanaan
Non Bedah Bedah
CPAP, dianggap paling efektif, Indikasi pembedahan OSA adalah
direkomendasikan pada AHI > 30 atau AHI 5- AHI ≥20x/jam, saturasi O2 <90%,
30 dengan gejala tekanan esofagus di bawah -10
Menurunkan berat badan (pada pasien cmH2O, adanya gangguan
obesitas) kardiovaskuler (seperti aritmia dan
Hindari alkohol, obat penenang, dan kafein hipertensi), gejala neuropsikiatri,
pada malam hari gagal dengan terapi non-bedah dan
adanya kelainan anatomi yang
menyebabkan obstruksi jalan napas
Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) Genioglosus advancement

◦ eksisi pada margo inferior • dapat memperbaiki obstruksi


palatum mole termasuk retroglosal.
uvula dan tonsil • Teknik ini dilakukan pada pasien
◦ kurang efektif pada pasien usia lanjut
dan IMT yang tinggi dengan AHI >30 yang disebabkan
oleh obstruksi pada dasar lidah
maksila-mandibular osteotomi Radiofrequency ablation (RA) palatum.

• dilakukan pada pasien yang • Indikasinya untuk pasien dengan


tidak mengalami kemajuan obstruksi daerah palatum dan AHI
pasca-UPPP dan genioglosus <15.
advancement setelah • Angka keberhasilan RA palatum dalam
dievaluasi selama enam mengeliminasi keluhan mendengkur
bulan dengan PSG. dan memperbaiki nilai ESS mencapai
75%, namun tidak mengubah nilai AHI
• nasal radioablation pada hipertrofi
konka mampu mereduksi obstruksi
jalan napas atas.
Penyakit Kardiovaskular/ CVD
Istilah : Gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah
3 bentuk penyakit kardiovaskular :
Penyakit jantung coroner
Penyakit serebrovaskuler
Penyakit vaskuler perifer

Faktor2 predisposisi dan faktor risiko terjadi CVD :


Umur, obesitas, jenis kelamin, ras, pola hidup, rokok dan makanan.
Obstructive sleep Apnoe (OSA) juga dpt meningkatkan CVD.
OSA dan Hipertensi
Pasien dgn OSA memiliki rata2 tekanan darah (TD) ↑ dibanding
kelompok kontrol.
Mekanismenya :
◦ Fase Apnea
◦ Tidak ada aliran udara ke paru → kadar O2 ↓ CO2 ↑ dlm darah → TD akan turun selanjutnya naik
secara signifikan sbg akibat dari mekanisme REFLEKS SIMPATIS dan usaha melawan obstruksi jalan
napas.
◦ ↑ aktivitas saraf saraf simpatik 2x daripada normal
◦ Repitisi (hipoksemia dan arousal) → ↑ TD
◦ Kerusakan endotel dan ggn kemampuan vasodilatasi pembuluh darah.
OSA dan Gangguan Fungsi Jantung
OSA menggangu aktivitas jantung selama tidur dgn memacu jalur :
◦ Hemodinamik
◦ Fungsi otonom
◦ Efek kimiawi
◦ Inflamasi
◦ Metabolik

1. Siklus hipoksia dan retensi CO2 akibat OSA → efek trhdp parasimpatis dan
simpatis kardiak → pengaruh ke Heart Rate (HR)
◦ ↑ PARASIMPATIS , HR ↓
◦ ↑ SIMPATIS, HR ↑
2. Apnea dan retensi CO2 selama tidur yg berulang → usaha nafas x efektif →
tekanan intrathorakal –ve → ↑ perbedaaan tek.intrakardiak dgn ekstrakardiak → ↑
tek.transmural ventrikel kiri.

Gambar 2. Patofisiologi OSA terhadap CVD. PNA = Parasympathetic Nervous System Activity. PO 2 = Partial Pressure of Oxygen. PCO 2 = Partial Pressure of Carbon
Dioxide. SNA = Sympathetic Nervous System Activity. HR = Heart Rate. BP = Blood Pressure. LV = Left Ventricular. (Lancet 2009; 373: 82–93).
OSA dan Hipertensi
Menurut Penelitian,

◦ Ada hubungan independen antara OSA dan peningkatan tekanan darah pada siang hari.
◦ Orang dewasa dengan AHI ≥ 15 memiliki risiko 3 kali lebih besar utk menjadi HIPERTENSI
dalam 4 tahun ke depan.

Penelitian di poli saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (SEP-OKT 2015),
◦ Terdapat hubungan yg bermakna antara OSA dgn kejadian hipertensi.
◦ Penderita OSA memiliki risiko mengalami hipertensi sebesar 6,879 kali lebih besar
Gambar 5. Mekanisme hipoksia intermiten menyebabkan disfungsi endotel, inflamasi, dan aterosklerosis.
OSA dan Gagal Jantung
OSA (+) pada 37% dari 450 pasien dengan gagal jantung, dominan pada laki laki
Faktor resiko : obesitas (laki-laki), usia tua (perempuan)
OSA > Hipertensi > gagal jantung
[hipertensi, factor resiko paling umum hipertrofi ventirkel kiri dan gagal
jantung]
OSA dapat memperparah keadaan gagal jantung yang telah ada
◦ Meningkatkan afterload dari ventrikel kiri secara akut maupun kronik
◦ Memicu terjadinya hipoksia
◦ Meningkatkan resiko terjadinya myocardial infark
OSA dan Aritmia
Aritmia Nokturnal ditemukan pada 50% pasien OSA

Trakeostomy dapat membantu

OSA sebagai etiologi utama dari Aritmia nocturnal masih berupa


kontroversi
Inskemia dan Infark Miokardium
Hipoksemia intermiten, asidosis, BP ^ >> pemicu iskemia jantung
Pasien OSA, lebih mungkin mempunyai riwayat penyakit jantung
coroner
Sudden cardiac death, kecenderungan interval waktu :
◦ Tradisional : 06.00 – 11.00
◦ OSA : 22.00 – 06.00
OSA mempengaruhi waktu terjadinya sudden cardiac death, namun
masih tidak diketahui apakah OSA meningkatkan seluruh resiko
kejadian tersebut
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai