HIV, DIH,
LIMFADENITIS TB
OLEH:
Nadia annisa ratu
Rana nurfarizki fadhillah
PEMBIMBING
dr. M. Risnandar, Sp. PD
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DUMAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2019
PENDAHULUAN
1
Drug Induced Hepatitis (DIH) / Drug Induced Liver Injury
(DILI) dapat diartikan sebagai kerusakan hepatik yang
diinduksi oleh obat kimiawi atau herbal yang menyebabkan
disfungsi hati atau abnormalitas pada tes fungsi hati
(peningkatan ALT/AST >3x batas normal dan atau
kenaikan bilirubin > 2x batas normal )
Paparan patogen
Terapi dan keadaan
imunomodulator geografis
Faktor risiko
Usia
Malnutrisi
infeksi oportunistik
Meningitis
Esofagitis kriptokokal
Pneumonia
pneumocystis
Tuberkulosis Toksoplasmosi
(TBC) s
Leukoensefalo
pati multifocal
Diare Kompleks
demensia AIDS
Cara penularan
Transmisi seksual
1. Homoseksual
2. Heteroseksual
Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV
positif ke anak
Gejala Mayor :6
Tes
Antibody
HIV
DOT
ELISA
BLOT
AGLUTINASI
Stadium klinis 1
Asimtomatik
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium klinis 2
Stadium klinis 3
Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara adekuat terhadap terapi standara
Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih ) a
Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5o C intermiten atau konstan, > 1 bulan) a
Kandidosis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan)
Oral hairy leukoplakia
Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut
TB kelenjar
TB Paru
Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik
Penyakit paru-berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronkiektasis
Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8g/dl ), neutropenia (<500/mm3) atau trombositopenia (<50 000/ mm3)
Stadium klinis 4b
Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons terhadap terapi
standara
Pneumonia pneumosistis
Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi,
meningitis, kecuali pneumonia)
Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi manapun)
TB ekstrapulmonar
Sarkoma Kaposi
Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru)
Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset umur > 1bulan
Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis
Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
Kriptosporidiosis kronik (dengan diarea)
Isosporiasis kronik
Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata
Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik
Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral
Progressive multifocal leukoencephalopathy
Penatalaksanaan
No Nama Golongan Fungsi
Stadium Klinis Bila tersedia pemeriksaan CD4 Jika tidak tersedia pemeriksaan CD4
Pemeriksaan
Mikrobiologi Tes Tuberkulin Uji Interferon
Serologi Pemeriksaan
Patologi Anatomi
Radiologis
Penatalaksanaan
Biopsi eksisional
• Aspirasi OAT
• Insisi dan drainase
Drug induced hepatitis
Pasien mengaku sering opname di rumah sakit selama 3 bulan terakhir ini. Pasien
mengeluhkan pada bagian putih matanya berubah menjadi kekuningan sejak 3 bulan
yang lalu setelah mengkonsumsi obat tbc. Pasien merasakan nyeri saat buang air kecil
dan urin berwarna kuning pekat. Buang air besar lancar dan tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat diabetes mellitus disangkal
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat alergi disangkal
• Riwayat sakit jantung disangkal
• Riwayat sakit asam lambung ± 15 tahun
• Riwayat sakit paru diakui ( mengaku mendapat pengobatan pro TB selama 6 bulan,
namun ketika 1 bulan pengobatan timbul gejala mata menjadi kekuningan dan mual
muntah ketika mengkonsumsi obat, dan obatnya di stop)
• Riwayat operasi disangkal
Riwayat Keluarga
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat diabetes mellitus disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat sakit paru disangkal
• Riwayat sakit serupa disangkal
Riwayat Pribadi dan Sosial
• Riwayat merokok ± 20 tahun sehar 1-2 bungkus rokok, sudah berhenti 5 tahun yang
lalu
• Minum-minuman beralkohol disangkal
• Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang disangkal
• Riwayat pemakaian tatto disangkal
• Riwayat transfusi disangkal
• Riwayat berhubungan sex bebas disangkal
• Riwayat penyakit infeksi menular seksual disangkal
• Riwayat tinggal diluar kota diakui
Riwayat Lingkungan
Pasien sekarang tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya. Pasien bekerja sebagai
karyawan PT, sekarang pasien tidak bekerja. Teman dan lingkungan pasien tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
ANAMNESIS SISTEM
Sistem Serebrospinal Gelisah (+), Lemah (+), Demam (-), pusing (+)
Sistem Kardiovaskular Akral dingin (-), sianosis (-), anemis (+), palpitasi (-), nyeri
dada (-)
Sistem Genitourinarius BAK (+) tidak lancar, nyeri (+) darah (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut ulu hati (+), mual (+), muntah (+), nafsu makan
menurun (+), BAB baik.
Sistem Muskuloskeletal Badan lemas (+) nyeri seluruh tubuh (+), atrofi otot (-)
Inspeksi Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan gerak,
pelebaran costa (-), retraksi (-),bentuk dada normal
Palpasi Tidak ada nafas yang tertinggal, Fremitus dada kanan dan kiri
sama
Palpasi Tidak ada nafas yang tertinggal, Fremitus dada kanan dan kiri sama
Perkusi Batas belakang paru kanan setinggi vertebra thorakal IX, batas
belakang paru kiri setingga vertebra thorakal X.
Auskultasi Terdengar suara dasar vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
Jantung Inspeksi : IC tdk tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V
linea midklavikula sinistra
Perkusi : Pekak , batas jantung kesan
normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
reguler , murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi :
Perut lebih rendah dibanding dengan dinding dada, distended (-),
sikatriks (-), soepel (+)
Auskultasi :
Suara peristaltik (+), 12x/menit
Palpasi :
Nyeri tekan epigastrium (+), defans muskuler (-), hepar teraba 2 jari dari
dibawah arcus costarum, lien tidak teraba
Undulasi (-), nyeri ketok ginjal (-/-)
Perkusi :
Timpani, tanda asites tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Dextra Akral Hangat (+), Edem (-) sianotik (-)
clubbing finger (-), CRT < 2 dtk
Ekstremitas Superior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-)
clubbing finger (-), CRT < 2 dtk
Ekstremitas Inferior Dextra Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-)
clubbing finger (-), CRT < 2 dtk
Ekstremitas Inferior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-) sianotik (-)
clubbing finger (-), CRT < 2 dtk
Masalah aktif :
Sesak nafas, sakit tenggorokan, batuk berdahak, nyeri sendi, ruam kulit
dan gatal, nyeri saat BAK.
Masalah pasif :
GLUKOSA DARAH
Gula Darah Adrandum 133 < 140 Mg/dl
FAAL GINJAL
Ureum 16 20-40 Mg/dl
Creatinin 0,4 0,5-1,2 Mg/dl
FAAL HATI
Bilirubin Total 16,8 0,2-1,1 Mg/dl
FAAL HATI
12 Juni 2019
FAAL HATI
FAAL HATI
Albumin 2,0 3,5-5,3 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 123 125-149 MmoL/L
FAAL HATI
Keluhan badan lemas, nyeri sendi dan Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
mudah merasa lelah, mengalami sulit dapat ditegakkan diagnosis drug-
berkonsentrasi dan mudah lupa, mudah induced hepatitis dengan diagnosis
marah dan depresi, adanya bercak putih banding hepatitis virus. Pertama, dari
di kelamin dan anus sejak 3 bulan yang keluhan ikteriknya dapat diduga akibat
lalu dan terasa gatal, seluruh kulitnya gangguan intra hepatik karena tidak
muncul bercak kehitaman dan kulitnya ditemukan tanda-tanda anemia (pre-
terasa kering serta kasar . hepatik). Lalu, pasien juga memiliki
riwayat mengonsumsi OAT (RHZ) yang
memang memiliki efek samping
Pada pasien ditemukan adanya pembesaran gangguan fungsi hati.
kalenjer limfe daerah leher, ini merupakan
bentuk TB ekstrapulmonal yang sering terjadi
dan terbanyak pada kelenjer limfe leher.
Pemeriksaan penunjang tes VCT antibodi pada pasien didapatkan rapid tes sd bioline
(hasil: reaktif), rapid test focus new HIV 1&2 (hasil: reaktif), rapid test vikia HIV ½ (hasil:
reaktif). Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan didiagnosis pasien mengalami HIV.