Anda di halaman 1dari 14

Isolasi senyawa NMR (anti kanker)

Kelompok v

SITTI RASMI (500 18 0 11 035)


NURJANNAH (510 17 0 11 314)
DEBBY GRACE FEBRIANTY (513 18 0 11 067)
ERAL YUSUF (515 18 0 11 186)
R I S K A P U R WAT I H (513 18 0 11 066)
N I N A N O V I TA T. P (513 18 0 11 065)
BITTEALLO (515 18 0 11 464)
R I S N AWAT I R A J A B (513 17 0 11 271)
Introduction to NMR Spectroscopy
Spektroskopi NMR
adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang menggunakan
radiasi frekuensi gelombang radio untuk menginduksi terjadinya transisi
antara dua tingkat energi spin suatu inti yang mempunyai momen magnetik
inti bukan nol.

Setiap inti dikelilingi oleh awan elektron yang selalu bergerak yang
dipengaruhi oleh medan magnet, electron ini dipaksa bersirkulasi sedemikian
rupa dalam usaha melawan medan magnet ini. Akibatnya, ini seakan-akan
mendapat efek perlindungan (shielding) terhadap medan magnet luar. Dengan
kata lain kuat medan atau frekwensi medan magnet harus ditambah agar inti
dapat mengalami resonansi.
DE

B0
Bila suatu molekul diletakkan dalam medan magnet yang kuat,
momen magnetik inti akan sejajar dengan medan magnet. Posisi ini dapat
dirubah keadaan setimbang ke keadaan tereksitasi dengan mengaplikasikan
getaran radio frekuensi (RF) . Bila inti kembali kekeadaan semula, akan
memancarkan radiasi RF yang dapat dideteksi
Isolasi senyawa pada anti kanker dengan
metode NMR spektrofotometri
PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT

Contoh : SITOTOKSIK TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA


P388 DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG
DIPTEROCARPUS CONFERTUS SLOOT
(DIPTEROCARPACEAE)

Metode :
Spektrum UV dan IR ditetapkan dengan Cary
Varian 100 Conc. dan Perkin-Elmer Spectrum One FT-
IR spectrophotometers. Spektrum 1H dan 13C-NMR
ditentukan dengan spektrofotometer JEOL ECP400,
yang beroperasi pada 400 MHz (1H) dan 100 MHz
(13C). Kromatografi cair vakum menggunakan Silika
60 GF254 (Merck), kromatografi radial menggunakan
Silika 60 PF254 (Merck), dan analisis KLT
menggunakan plat KLT Kieselgel 60 GF254 0,25 mm
(Merck).
PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT
SITOTOKSIK TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA
P388 DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG
DIPTEROCARPUS CONFERTUS SLOOT
(DIPTEROCARPACEAE)

Gambar 1. Spektrum UV KP-4 (MeOH) (kiri) dan KP-4 + NaOH (kanan)

Gambar 2. Spektrum IR KP-4 (pellet KBr)


Karakteristik unit-unit struktur tersebut
menyarankan bahwa senyawa KP-4 ini
memiliki struktur molekul sama dengan (-)-
α- viniferin yang telah dilaporkan oleh Pryce
and Langcake (1977) yang diisolasi dari Vitis
vinifera (Vitaceae). Perbandingan data 1H
dan 13C NMR (Tabel 1) senyawa KP-4
dengan (-)-α-viniferin oleh Pryce and
Langcake (1977) memperlihatkan
kesesuaian yang tinggi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa senyawa KP-4
adalah α-viniferin.
Tabel 1. Data 1H dan 13C NMR (aseton-d 6)
senyawa KP-4

cm-1 (C=C benzena), 1272 dan


1107 cm-1 (C-O oksiaril).
Pengukuran H-NMR dan C-NMR
sedang diproses (di UKM).
Berdasarkan data spektrum UV
dan IR, senyawa KP-6 lebih
mengindikasikan sebagai
senyawa flavonoid.
Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa
senyawa KP-2 dan KP-1 sangat aktif masing-masing
nilai IC50 dari senyawa ini masing-masing adalah 2,25
dan 5,1 μg / mL. Sementara yang lain tidak aktif
terhadap sel leukemia P388 murine.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai