Anda di halaman 1dari 191

Pemicu 5

Blok Reproduksi
Aldi Firdaus
405140098
LI
1. Infertilitas pd Laki2 & Perempuan
2. Infeksi
3. Tumor & Keganasan
4. Kelainan Organ Genital
LI 1
Infertilitas pada Wanita
Klasifikasi
infertilitas primer
infertilitas sekunder
Definisi
primer  belum pernah hamil walaupun
bersenggama dan dihadapkan kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan
sekunder pernah hamil, tetapi tidak terjadi
kehamilan lagi selama 12 bulan
Pemeriksaan pasangan infertil
• Syarat pemeriksaan
– Istri (20 – 30 thn) akan diperiksa setelah berusaha
untuk hamil selama 12 bulan. Kec :
• Abortus berulang
• Kelainan endokrin
• Riwayat PID atau rongga abdomen
• Bedah ginekologik
• Istri (31-35 thn) dapat diperiksa pada pertama
kali kunjungan
• Istri (36-40 thn) bila sama sekali belum
memperoleh anak dari perkawinan
• Tidak dapat dilakukan bila salah satu dari
pasangan mengidap penyakit yg dapat
membahayakan kesehatan istri dan anak
Pemeriksaan masalah infertilitas
• Meliputi :

– Pria (Air mani ):


• Makroskopik : koagulasi & likuefaksi, viskositas, warna,
konsistensi, bau, volume, pH, fruktosa
• Mikroskopik : konsentrasi spermatozoa, motilitas,
morfologi, dan uji ketidakcocokan imunologik
• Wanita :
– Vagina
– Serviks
– Uterus
– Uji pasca coitus
– Uji in vitro( gelas obyek & kontak mani-lendir serviks)
– Biopsi, bila ada perubahan khas
– Histerosalpingografi
– Histeroskopi
UTERUS
• Endometritis
• Sindroma Asherman
• Myoma uteri
• Kelainan bentuk
Endometritis
Sindrom Asherman
• Pelekatan intrauterin yang biasanya
disebabkan kuretase atau endometritis karena
jaringan parut
• Gejala : Amenore atau oligomenore, infertil
dan keguguran
• Diagnosis : tes darah, histeroscopi dan
histerosalphingografi
Sindrom Asherman
• Terapi : pembedahan daerah perlengketan
dengan histeroskopi. Setela selesai
melepaskan bagian yang lengket, dokter
biasanya meletakan balon kecil untuk
mencegah perlengketan kembali
LI 2
VULVITIS
Definisi
• Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva
(organ kelamin luar wanita).
• Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva
dan vagina.
Gejala
• keluarnya cairan abnormal dari vagina
• baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. misalnya seperti
keju atau kuning kehijau-hijauan atau kemerah-merahan.

• Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang


berwarna putih, kehijauan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.
• Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disbabkan oleh infeksi virus
papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang
belum menyebar ke daerah lain.
• Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi
herpes atau abses.
• Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis (raja
singa).
• Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) juga bisa menyebabkan gatal-gatal di
daerah vulva.
Etiologi
1. Karena Infeksi Bakteri
- Bakteri (klamidia gonokokus)
- Jamur (terutama penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
antibiotik)
- Protozoa (trichomonas vaginalis)
- Virus (virus herpes dan papiloma manusia)
2. zat atau Benda yang Bersifat Iritatif (Bisa menyebabkan iritasi)
- spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks, spons
- sabun cuci dan pelembut pakaian
- deodoran
- zat di dalam air
- tinja
3. Tumor / Jaringan Abnormal
4. Terapi Penyinaran
5. Obat-Obatan
6. Perubahan Hormonal
Diagnosa
Didiagnosis berdasarkan dengan gejala yang
timbul, hasil dari pemeriksaan fisik dan
karakteristik cairan yang keluar dari vagina.
Misalnya cairan diperiksa dengan mikroskop dan
dibiakan untuk mengetahui organisme
penyebabnya dilakukan dengan papsmear dan
pemeriksaan biopsi jaringan.
Pengobatan
Cara Mengobati/Mengatasi (Pengobatan) Umum Vaginitis dan
Vulvitis :
a. Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang
pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah
cairan.
b. Jika penyebabnya adalah infeksi diberikan anti biotik, anti
jamur atau anti virus, tergantung organisme penyebabnya.
c. Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit disekitar vagina dan
uretra) menjadi nempel satu sama lain bisa dioleskan krim
estrogen selama 7 - 10 hari.
d. Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh
infeksi bisa diolekan krim atau salep corticosteroid dan
antihistamin per oral.
VAGINITIS
Definisi
Vaginitis berarti peradangan pada vagina.

Peradangan dari vagina dapat disebabkan oleh


berbagai hal, yaitu infeksi bakteri, virus, jamur,
gangguan keseimbangan hormon, bahkan alergi.

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit


tersering yang menyebabkan wanita pencari
pengobatan ke dokter.
Penyebab

1.Vaginosis bakterialis
2.Trikomoniasis
3.Kandidiasis vulvavagina
4.Vaginitis atrofi
Vaginosis Bakterialis
Gejala yang ditemukan dapat bermacam-macam, yaitu:
• 1. Tidak ada gejala : pada 50% dari penderita yang diagnosis dengan
penyakit ini tidak merasakan gejala apapun. Pada pemeriksaan dari
sekret atau cairan vagina secara mikroskopis dapat ditemukan
bakteri anaerob walaupun penderita tidak menunjukkan gejala
apapun.
• 2. Bau amis yang tidak sedap : ini merupakan gejala tersering yang
dikeluhkan penderita. Bau amis makin terasa pada saat setelah
berhubungan seksual dan saat menstruasi.
• 3. Cairan atau sekret vagina berwarna keabu-abuan : sekret vagina
yang normal berwarna bening hingga putih. Perubahan warna pada
sekret dari vagina dapat menjadi salah satu penanda terjadinya
peradangan pada vagina
• 4. Kadang dapat ditemukan gatal pada kemaluan : keluhan ini jarang
ditemukan
• 5. Tidak ada nyeri dan kemerahan pada kemaluan
Vaginosis Bakterialis
Faktor resiko untuk penyakit ini adalah
1. Sosial ekonomi rendah
2. Sering mencuci vagina terutama yang
mengandung antiseptik
3. Merokok
4. Penggunaan KB spiral/IUD
5. Penggunaan spermisida dosis tinggi
6. Hubungan seksual tanpa pengama
Vaginosis Bakterialis
Untuk mendiagnosis vaginosis bakterialis digunakan
kriteria Amsel, yaitu:
• 1. Sekret atau cairan vagina yang homogen dan encer
• 2. pH vagina > 4,5
• 3. Tes Whiff yang positif dimana ditemukan bau amis pada
penambahan KOH 10% pada sekret vagina
• 4. Ditemukan 20% sel clue pada pemeriksaan mikroskopis
• Apabila ditemukan 3 dari 4 kriteria tersebut sudah dapat
mendiagnosis vaginosis bakterialis. Untuk pengobatan
dapat diberikan antibiotik untuk bakteri anaerob. Probiotik
lactobacillus juga dapat diberikan. Pengobatan kepada
pasangan tidak diperlukan pada penyakit ini. Vaginosis
bakterialis ditelah dikaitkan dengan meningkatnya resiko
untuk HIV/AIDS, keguguran dan pecah ketuban dini
VAGINOSIS BAKTERIALIS
Vaginosis Bakterial
• Merupakan sindrom klinik akibat pergantian
Lactobaccillus sp penghasil H2O2 yang
merupakan flora normal vagina dengan
bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi
• Contohnya : Bacteroides sp, Mobiluncus sp,
Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma
hominis
Etiologi
• Memperlihatkan bahwa ada 4 kategori dari bakteri vagina yang
hubungan dengan vaginosis bakterial yaitu:
– Gardnerella vaginalis  dapat diisolasi pada sekitar 95% wanita
dengan vaginosis bakterial dan 40-50% pada wanita tanpa gejala
vaginitis atau penyebab vaginitis lainnya
– Bakteri anaerob  Bacteroides Spp diisolasi sebanyak 76% dan
Peptostreptococcus sebanyak 36% pada wanita dengan vaginosis
bakterial
– Mycoplasma hominis  sebagai agen etiologik untuk vaginosis
bakterial,bersama-sama dengan G.vaginalis dan bakteri anaerob
Kriteria Diagnostik Klinis
• Duh tubuh vagina warna putih homogen, melekat pada
dinding vagina dan vestibulum
• Terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh
vagina yg ditetesi dgn larutan KOH 10% (tes amin/
Whiff test)  terutama waktu berhubungan seksual
• pH cairan vagina >4,5
• 50% wanita asimtomatik
• Pada pemeriksaan terdapat sekret yang homogen,
tipis, dan cair. Sekret yang normal vagina  lebih tebal
dan terdiri atas kumpulan sel epitel vagina yang
memberikan gambaran berkelompok atau
menggumpul
Komplikasi
• Predisposisi komplikasi obstetrik dan
ginekologik tertentu, seperti : korioamnionitis,
infeksi cairan ammnion,infeksi pada masa
nifas, penyakit radang panggul, kelahiran
prematur dan his prematur
Diagnosis
• Amsel dan kawan-kawan merekomendasikan diagnosis
klinis vaginosis bakterial berdasarkan pada adanya 3 dari
empat tanda-tanda berikut:
– Cairan vagina homogen, putih dan keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina
– pH vagina lebih besar dari 4,5
– Sekret vagina berbau amis sebelum atau setelah penambahan
KOH 10% (Whiff test)
– Clue cell pada pemeriksaan mikroskop
PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
• Pasien dianjurkan utk menghindari pemakaian
vaginal douching atau antiseptik
• Komunikasi, informasi, dan edukasi
PENATALAKSANAAN Medikamentosa
• Rejimen terapi yang dianjurkan : metronidazol 500 mg 2x sehari
selama 7 hari
• Rejimen alternatif :
– Metronidazol oral 2 gram dosis tunggal
– Klindamisin cream 2% intravagina
– Metronidazol gel 0,75% intravaginal
– Klindamisin 300 mg 2 x sehari selama 7 hari
– Augmentin oral
– Sefaleksin 500 mg 4 x sehari selama 7 hari
SERVISITIS
Servisitis kronika
• Servisitis kronika adalah infeksi menahun
akibat luka-luka pada serviks karena
partus/abortus yang disebabkan masuknya
kuman-kuman kedalam endoserviks dan
kelenjar-kelenjarnya.
Gambaran patologis dapat ditemukan :
Serviks
• Kelihatan normal
• Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan leukosit dalam stroma
endoserviks
• Pengeluaran secret agak putih-kuning
Portio
• Sekitar ostium eksternum tampak kemerahan
• Secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah
Sobekan pada serviks uteri lebih luas
• Mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstroplon)
• Mukosa lebih mudah kena infeksi dari vagina
• Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropi dan
mengeras
• Secret mukosa purulen bertambah banyak
Pengobatan
• Pap smear
• Biopsi untuk memastikan tidak adanya Ca
Therapi
• Dilakukan kanterisasi radial sehingga terjadi nekrosis
• Jaringan yang meradang terlepas kira-kira 2 minggu,
lambat laun diganti jaringan sehat
• Bila radang menahun mencapai endoserviks jauh
kedalam kanalis servikalis dilakukan ronisasi dengan
mengangkat sebagian besar mukosa endoserviks
• Jika infeksi sangat luas dilakukan amputasi serviks
SALPINGITIS
Salpingo – ooforitis/ adneksitis
• Radang tuba fallopii dan radang ovarium dan
dapat terjadi bersamaan.
• Radang itu kebanyakn akibat infeksi yang
menjalar keatas dari uterus, walau pun infeksi
ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal
lewat darah dan limfe /jaringan sekitarnya
Klasifikasi :
1. Salpingo – ooforitis Akuta
2. Salpingo – ooforitis kronika
Salpingo – ooforitis Akuta
• ada 2:
A. Salpingitis gonoroika :
Et : Gonore (sampai ke tuba dari uterus melalui mukosa).
Pada endosalping
Tampak: Edema,Hiperemi dan Infitrasi leukosit.
Pada infeksi
• ringan : epitel masih utuh
• lebih berat :
– degenerasi epitel, hilang pada daerah yang agak luas,
– terlihat lapisan otot dan serosa
– Ada eksudat purulen keluar melalui ostium tuba abdominalis 
menyebabkan peritonitis pelvika
Pada gonorre ada cenderung perlekatan fimbria pada ostium
tuba abdiminalis  penutupan ostium  nanah
terkumpul  piosalping
B. Salpingitis akuta piogenik
Banyak ditemukan pada
– infeksi puerperal
– abortus septik
– tp dpt juga karena berbagai tindakan.
Infeksi dapat disebabakan oleh bermacam-macam kuman
: streptokokus,stafilokokus, e.colim, klostridium
welchii, dll.
Cara Infeksinya : serviks uteri/kavum uteri  jalan
darah/limfe parametriumtuba/peritoneum pelvik.
Menimbulkan salpingitis interstisialis akuta,mesosalping,
dinding tuba menebal, infiltrasi leukosit, ttp mukosa
sering kali normal.
Pada infesi septik dengan kuman-kuman
patogen gejala-gejala umum lebih menonjol
karena terjadinya Septikemia/peritonitis.
Umum : penderita sakit keras dengan Suhu dan
leukositosis tinggi.
Pada ovarium dapat terjadi abses ovarium.
Jarang terdapat pada ke dua adneksa.
Setelah lewt beberapa hari dijumpai pula tumor
dengan batas tidak jelas dan yang nyeri tekan.
Gambaran klinik
• Demam
• Leukositosis
• Rasa nyeri disebelah kanan/kiri uterus
DD
PENYAKIT KETERANGAN

APPENDIKSITIS Biasanya lokasi nyeri tekan : (dititik mac


burney) lebih tinggi dari pada adneksitis
akuta ttp bila proses agak meluas
perbedaan jadi kurang jelas.
PIELITIS AKUTA Letak nyeri : lebih tinggi dan pada daerah
ginjal
Nyeri tekan yang nyata
Pd pemeriksaan air kencing banyak sel-sel
radang pielitis(tp tidak pasti)
TORSI ADNEKSA Rasa nyeri mendadak
Bila defende musculaire tidak terlalu
keras dapat teraba tumor nyeri tekan dgn
batas nyeri yang nyata
Ruptura Tuba pada kehamilan ektopik terganggu disertau gejala- gejala yng
mendadak, sangat nyeri, dan anemi
Terapi
• Istirahat baring
• Perawatan umum
• Pemberian antibiotika dan analgetika
• Pembedahan perlu dilakukan jika:
– Terjadi ruptur piosalping/abses ovarium
– Ada gejala-gejala Illeus karena perlekatan
– Kesukaran antara appendiksitis dengan salpingo-
oofiritis.
Salpingo – ooforitis kronik
Terdiri dari :
• Hidro salping : terdapat penutupan ostiumtuba abdominalis
• Piosalping : dalam stadium menahun merupakan kantung dengan
dinding tebal yang berisi nanah
• Salpingitis interstisialis kronika : dinding tuba menebal dan banyak
fibrosis serta ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-
tengah jaringan otot
• Kista tuba ovarial, abses tuba ovarial : bersatu dengan folikel
ovarium, pada abses tuba ovarial piosalping bersatu dengan abses
ovarium
• Abses ovarial : jarang terdapat sendiri dari stadium akut dapat
memasuki stadium menahun
• Salpingitis tuberkulosa : merupakan bagian penting dari
tuberculosis genital
Gejala-gejala :
• Panas
• Nyeri cukup kuat dibagian bawah sebelah kiri dan
kanan
• Bertambah sakit pada pekerjaan berat disertai
sakit pinggang
• Leukorea disebabkan oleh servisitis kronika
• Haid lebih banyak dari biasa dengan siklus yang
tidak teratur
Therapi keadaan sub akut :
• Antibiotik spektrum luas
• Tidak melakukan pekerjaan yang berat
• Terapi diatermi
• Terapi operasi bila ada indikasi :syarat dilakukan
operasi bila :
– Setelah Terapi diatermi berulang-ulang tp keluhan tetap
dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
– Tiap kali timbul reactivisasi dari proses radang
– Ada tumor dusebelah uterus
– Ada infertilitas sebabnya terletak pada tuba.
ABSES TUBO-OVARIUM
Definisi
Abses Tubo Ovarial (ATO) adalah radang
bernanah yang terjadi pada ovarium dan atau
tuba fallopii pada satu sisi atau kedua sisi
adneksa.
Etiologi
• gonococcus,
• staphylococus dan streptococ
Gejala
Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari ovarium yang meradang. ·
Naik dari cavum uteri.

Gejala-gejala ·
Demam tinggi dengan menggigil. ·
Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan. ·
Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsang
peritoneum. ·
Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rektum dan
sigmoid. ·
Toucher : - Nyeri kalau portio digoyangkan. - Nyeri kiri dan kanan dari uterus. -
Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba. - Nyeri
pada ovarium karena meradang.
Patofisiologi
• Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke tuerus lalu ke tuba dan
atau parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis,
keadaan ini bisa terjadi pada pasca abortus, pasca persalinan atau setelah
tindakan genekologik sebelumnya. Mekanisme pembentukan ATO yang
pasti sukar ditentukan, tergantung sampai dimana keterlibatan tuba
infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen tuba masih
terbuka mengeluarkan eksudat yang purulent dari febriae dan
menyebabkan peritonitis, ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis
mengalami keradangan, tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk
infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tempat masuk infeksi. Abses
masih bisa terbatas mengenai tuba dan ovarium saja, dapat pula
melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-buli atau
adneksa yang lain. Proses peradangan dapat mereda spontan atau sebagai
respon pengobatan, keadaan ini biasanya memberi perubahan anatomi
disertai perlekatan fibrin terhadap organ terdekatnya. Apabila prosesnya
menhebat dapat terjadi pecahnya abses
Pemeriksaan
a) Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi daerah
panggul dengan umur antara 30-40 tahun, dimana 25-50 % nya
adalah nulipara
b) Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80 % dari kasus),
peningkatan Leo
c) Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau
curiga adanya masa dianeksa
d) Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau
adanya masa diadneksa melihat ada tidaknya pembentukan
kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi kemajuan terapi.
e) Pinki Douglas dilakukan bila pada VT : Cavum Douglas teraba
menonjol. Pada ATO yang utuh, mungkin didapatkan cairan akibat
reaksi jaringan. Pada ATO yang pecah atau pada abses yang
mengisi cavum Douglas, didapat pus pada lebih 70 % kasus
DD
a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan
- Kistoma ovarii, tumor ovarii
- - Kehamilan ektopik yang utuh
- - Abses peri, apendikuler
- - Mioma uteri
- - Hidrosalping

b) ATO utuh dengan keluhan : -


- Perforasi apendik
- - Perforasi divertikel / abses divertikel
- - Perforasi ulkus peptikum
- - Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal
- - Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir
Komplikasi
a) ATO yang utuh : Pecah sampai sepsis reinfeksi
dikemudian hari, iteus, infertilitas kehamian
ektopik

b) ATO yang pecah Syok spsis, abses


intraabdominal, abses subkronik, abses paru
/ otak
Tata laksana
a. Curiga ATO utuh tanpa gejala - Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian
golongan : doksiklin 2x / 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari,
selama 1 minggu. - Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau
mungkin membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan kemungkinan
untuk laparatomi

b. bATO utuh dengan gejala : - Masuk rumah sakit, tirah baring posisi “semi fowler”,
observasi ketat tanda vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang
infuse P2 - Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam Gol
ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg / kg BB / hari, IV/im
terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole 1 gr reksup 2x / hari atau
kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5 hari metronidzal atau sefaloosporin
generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari - Pengawasan
ketat mengenai keberhasilan terapi - Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau
pengangkatan seluruh organ genetalia interna

c. ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain kultur
nanah - Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan
metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)
Prognosis
ATO yang utuh
- Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan pengobatan
medidinaslis tidak ada perbaikan keluhan dan gejalanya maupun
pengecilan tumornya lebih baik dikerjakan laparatomi jangan
ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu tindakan
lebih luas Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan
reinfeksi harus diperhitungan apabila terapi pembedahan tak
dikerjakan

ATO yang pecah


Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu
penanganan dini dan tindakan pembedahan untuk menurunkan
angka mortalitasnya
PENYAKIT RADANG PANGGUL
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE

• Infeksi di uterus, fallopian tubes, dan struktur


pelvis dan tidak ada hubungan dengan
pembedahan dan kehamilan
Etiology and Pathogenesis
• 2 stages of PID:
-acquisition of a vaginal or cervical infection
-naiknya mikro organisme dari vagina and cervix

ORGANISMS MOST COMMONLY ISOLATED :


• Neisseria gonorrhoeae and Chlamydia trachomatis
• Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma
urealyticum, herpes simplex virus-2 (HSV-2), Trichomonas
vaginalis, cytomegalovirus, Haemophilus influenzae, Streptococcus
agalactiae
Risk factors

• young age
• multiple sexual partners
• certain methods of contraception
• previous history of chlamydia or another
sexually transmitted infection
• delayed and decreased access to care
Symptoms
• Nyeri perut bawah
• abnormal vaginal discharge
• Pendarahan uterine abnormal
• dysuria
• dyspareunia
• nausea
• vomiting
• Demam

Gonococcal PID - dramatic symptoms of fever and


peritoneal irritation
Diagnosis

• Pemeriksaan Fisik : lower abdominal tenderness, adnexal


tenderness, pain on manipulation of the cervix
• Pemeriksaan Lab: ESR, CRP, CBC, gonorrhea DNA probes and culture,
clamydial DNA probes and culture, testes for hepatitis and HIV

• Radiologitransvaginal ultrasonography , CT
• PA: endometrial biopsy
laparoscopy
Complications
SCARRING INSIDE THE REPRODUCTIVE ORGANS

CHRONIC PELVIC
ECTOPIC
PAIN INFERTIL- PREGNANCY
ITY

SPREAD TO IN THE PERITONEUM


& FITZ-HUGH-CURTIS SYNDROME
Management
• relief of acute symptoms
• eradication of current infection
• minimalization of the risk of long term
consequences
• antibiotics
• surgery (remove or drain a tubo-ovarian
abscess)
Antibiotics
 Inpatient treatment Outpatient treatment
 Regimen A: Administer cefoxitin 2 g IV q6h or Regimen A: Administer ceftriaxone 250 mg IM
cefotetan 2 g IV q12h plus doxycycline 100 mg once as a single dose plus doxycycline 100 mg
PO/IV q12h.. Continue this regimen for 24 PO bid for 14 days, with or without
hours after the patient remains clinically metronidazole 500 mg PO bid for 14 days.
improved, and then start doxycycline 100 mg Metronidazole can be added if there is
PO bid for a total of 14 days. Administer
doxycycline PO when possible because of pain evidence or suspicion for vaginitis or
associated with infusion. Bioavailability is gynecologic instrumentation in the past 2-3
similar with PO and IV administrations. If tubo- weeks.
ovarian abscess is present, use clindamycin or Regimen B: Administer cefoxitin 2 g IM once
metronidazole with doxycycline for more as a single dose and probenecid 1 g PO
effective anaerobic coverage. concurrently in a single dose or other single
 Regimen B: Administer clindamycin 900 mg IV dose parenteral third-generation cephalosporin
q8h plus gentamicin 2 mg/kg loading dose IV (ceftizoxime or cefotaxime) plus doxycycline
followed by a maintenance dose of 1.5 mg/kg
q8h. IV therapy may be discontinued 24 hours 100 mg PO bid for 14 days with or without
after the patient improves clinically, and PO metronidazole 500 mg PO bid for 14 days.
therapy of 100 mg bid of doxycycline should be Metronidazole can be added if there is
continued for a total of 14 days. If tubo-ovarian evidence or suspicion of vaginitis or
abscess is present, use clindamycin or gynecological instrumentation in the past 2-3
metronidazole with doxycycline for more weeks.
effective anaerobic coverage.
LI 3
KARSINOMA SERVIKS
CERVIX
Secara histologis dibagi 2 yaitu:
- Ectocervix yang dilapisi oleh epitel berlapis ge
peng tidak bertanduk, kaya dengan glikogen.
- Endocervix yang dilapisi oleh epitel torak yang
membentuk musin dan tumbuh bercabang ke
dalam mukosa membentuk kelenjar serviks.
Ada yang disebut area transformasi yaitu daerah
peralihan dari ektoserviks ke endoserviks:
squamokolumnar junction
CERVIX
Daerah peralihan penting karena merupakan
tempat terjadinya CIN dan ca. serviks.
Diawali dengan sel-sel yang mengalami
metaplasia skwamosa kemudian berubah
menjadi CIN I (displasia ringan), CIN II (displasia
sedang), CIN III ( displasia berat), carcinoma in
situ sampai carcinoma invasif.

Karsinoma Serviks
Paling banyak ditemukan.
Kebanyakan mulai dari daerah peralihan tapi
jenis adenoca. mulai dari canalis servikalis.
Etiologi:
1. Infeksi virus
HPV tipe 6,11,42 dihubungkan dengan CIN I dan
kondilomata.
HPV tipe 16 atau 18 dihubungkan dengan CIN 111 dan
karsinoma invasif.
2. Fakta-fakta epidemiologi
a. Penggunaan alat kontrasepsi menurunkan
insidens.
b. Penyakit jarang diderita oleh perawan dan
insidens paling tinggi pada prostitusi.
c. Penderita biasanya berusia antara 40 dan 50 th, tp
sekarang insidens tinggi pd usia 30 (freesex)
3. Kemungkinan co-faktors atau mutagens
misal tobacco.
4. Dalam banyak kasus, awal dari perkembangan
keganasan dimulai pada umur-umur awal sebelum
daerah peralihan stabil.
Jenis karsinoma serviks:
- Karsinoma skwamosa 90%
- Adeno karsinoma 10%
Untuk mengurangi insidens karsinoma serviks
sebaiknya melakukan pap tes pada wanita yang
telah menikah, minimal setahun sekali,terutama
bagi penderita fluor albus.
Ada 2 jenis karsinoma serviks yaitu :
1. Jenis fungating  epitel menonjol keluar
bisa merusak seluruh serviks akibat infil-
trasi, bisa menjalar ke kanalis servikalis &
kavum uteri.
2. Jenis infiltratif  mukosa tebal, serviks
besar, padat. Bisa terjadi ulkus dimukosa.
Secara mikroskopik dibagi atas:
1. Epidermoid karsinoma serviks (95%)
2. Sisanya 5% terdiri dari:
a. Adenokarsinoma serviks
b. Adenoakantoma
Epidermoid karsinoma serviks dibagi atas ada
tidaknya pertandukan :
1. Epidermoid karsinoma serviks dengan per-
tandukan, yaitu dengan adanya pseudohorn
cyst (mutiara tanduk)
2. Epidermoid karsinoma serviks tanpa pertan
dukan, yaitu tidak adanya mutiara tanduk.
Penyebaran karsinoma serviks :
# Per continuitatum ke organ-organ sekitar.
# Limfogen
# Hematogen
KARSINOMA ENDOMETRIUM
UTERUS
Endometrium :
Endometritis sekarang sudah sangat jarang dijumpai.
Terjadi setelah kehamilan intra uterin baik kronis
maupun akut nonspesifik, setelah penggunaan alat
ginekologi, sisa hasil konsepsi, akibat pemakaian
IUD.
Penyebab spesifik yaitu:
- tuberkulosis
- chlamydia (bisa menyebabkan radang akut
dan kronis disertai infiltrasi limfosit yang
hebat  follikel limfoid)
UTERUS
Pada penggunaan pil KB jenis kombinasi endo
metrium menunjukan gambaran kelenjar kecil2
dan berbentuk tubulus, tidak aktif;
Pertumbuhan stroma tidak baik.

Polip endometrium :
Sering ditemukan pada usia sekitar peri-meno
pause dan pasca menopause.
Suatu tonjolan yang dilapisi oleh mukosa endo
metrium (epitel torak rendah), merupakan
proliferasi dari kelenjar endometrium terhadap
rangsang estrogen.
UTERUS
Hiperlasia endometrium:
Terjadi sebagai respons terhadap rangsang
estrogen tanpa diimbangi oleh progesteron.
Menyebabkan perdarahan abnormal.
Ada 3 bentuk :
1. Complex hyperplasia
2. Simple hyperplasia
3. Atypical hyperplasia
Complex hyperplasia:
Kelenjar tersusun rapat dan tidak teratur.
Kelainan ini mempunyai sedikit resiko untuk
terjadinya pertumbuhan ganas.
UTERUS
Simple hyperplasia:
Sering terjadi sekitar peri-menopause.
Rangsang estrogen yang berlebihan
dikaitkan dengan siklus unovulatoir tapi
jarang dengan terapi estrogen atau tumor
yang menghasilkan estrogen.
Mikroskopik menunjukkan kelenjar yang
melebar kistik dengan epitel kelenjar >1
lapis, stroma padat.
Bentuk ini tidak menunjukkan pening-katan
resiko terjadinya keganasan.
UTERUS

Atypical hyperplasia :
Terdapat perubahan struktur kelenjar dan
sitologi selnya. Inti sel epitel menunjukkan
bentuk atipik dalam berbagai tingkatan.
Ada korelasi antara resiko terjadinya perubahan
ganas dengan derajat atipiknya.
Yang menunjukkan sitologi atipik derajat berat,
resikonya setelah 3 tahun adalah 25% menjadi
ganas  adenocarcinoma.
UTERUS
KARSINOMA ENDOMETRIUM
Dijumpai pada wanita yang telah menopause,
yaitu pada usia > 50 tahun dengan gejala
perdarahan per vaginam.

Etiologi:
Stimulasi estrogen yang lama yang berhubung
an dengan:
1. Produksi estrogen yang berlebihan dlm
tubuh penderita, misal tumor yang meng
hasilkan estrogen.
2. Terapi estrogen eksogen.
UTERUS
3. Obesitas : peningkatan konversi andro-
stenedione dari adrenal menjadi oestron
4. Atypical hyperplasia sebagai stadium pra
kanker.
Pertumbuhan karsinoma ini dimulai pada satu
tempat sebagai plak atau polip, kadang2 difus.
Jenis yang terbanyak adalah adenocarcinoma.
Pada beberapa kasus bisa dijumpai adenoacan-
thoma (adenocarcinoma dengan metaplasia
skwamosa) dan adenosquamous carcinoma
(adenocarcinoma dengan epitel skwamosa yang
ganas sehingga prognosanya buruk).
UTERUS
• Endometrium
1. Endometritis
2. Polip endometirum
3. Hiperplasia endometrium
1. Complex hyperplasia
2. Simple hyperlasia
3. Atypical hiperplasia
4. Karsinoma endometrium
5. Endometriosis
1. Endometriuosis interna (adenomyosis)
2. Endometriosis eksterna
• Miometrium
ENDOMETRIUM
1. Endometritis
• Sekarang sudah sangat jarang dijumpai
• Etiologi:
– Setelah kehamilan intra uterin (kronis maupun akut
nonspesifik)
– Setelah penggunaan alat ginekologi
– Sisa hasil konsepsi
– Akibat pemakaian IUD
– Penggunaan pil KB jenis kombinasi (endo: kelenjar kecil2 dan
berbentuk tubulus, tidak aktif, pertumbuhan stroma tidak
baik.
• Etiologi spesifik yaitu:
– Tuberkulosis
– Chlamydia ( radang akut
dan kronis disertai infiltrasi limfosit yang
hebat  follikel limfoid)
ENDOMETRIUM
2. Polip endometrium :
• Sering ditemukan pada usia sekitar peri-
menopause dan pasca menopause.
• Suatu tonjolan yang dilapisi oleh mukosa endo
metrium (epitel torak rendah), merupakan
proliferasi dari kelenjar endometrium terhadap
rangsang estrogen.
ENDOMETRIUM
3. Hiperlasia endometrium
• Terjadi sebagai respons terhadap rangsang
estrogen tanpa diimbangi oleh progesteron.
• Menyebabkan perdarahan abnormal.
• Ada 3 bentuk :
1. Complex hyperplasia
2. Simple hyperplasia
3. Atypical hyperplasia
ENDOMETRIUM
• Complex hyperplasia:
– Kelenjar tersusun rapat dan tidak teratur.
– Kelainan ini mempunyai sedikit resiko untuk terjadinya
pertumbuhan ganas.
• Simple hyperplasia:
– Sering terjadi sekitar peri-menopause.
– Rangsang estrogen yang berlebihan karena siklus
unovulatoir jarang karena terapi estrogen atau tumor
yang menghasilkan estrogen
– Mikroskopik: kelenjar yang melebar kistik dengan epitel
kelenjar >1 lapis, stroma padat.
– Bentuk ini tidak menunjukkan pening-katan resiko
terjadinya keganasan
• Atypical hyperplasia :
– Perubahan struktur kelenjar dan sitologi
selnya. Inti sel epitel →bentuk atipik
dalam berbagai tingkatan.
– Ada korelasi antara resiko terjadinya
perubahan ganas dengan derajat
atipiknya.
– Sitologi atipik derajat berat, resikonya
setelah 3 tahun adalah 25% menjadi
ganas  adenocarcinoma.
4. Karsinoma endometrium
• Wanita yang telah menopause (usia > 50 thn)
• Gejala perdarahan per vaginam.
• Etiologi:
Stimulasi estrogen yang lama yang berhubung
an dengan:
1. Produksi estrogen yang berlebihan dlm tubuh
penderita, misal tumor yang menghasilkan estrogen.
2. Terapi estrogen eksogen
3. Obesitas, peningkatan konversi andro-stenedione
dari adrenal menjadi oestron
4. Atypical hyperplasia sebagai stadium pra kanker
4. Karsinoma endometrium
• Pertumbuhan karsinoma dimulai pada satu tempat
sebagai plak atau polip, kadang2 difus.
• Jenis yang >> adalah adenocarcinoma.
• Pada beberapa kasus bisa dijumpai:
– Adenoacan-thoma (adenocarcinoma dengan
metaplasia skwamosa)
– Adenosquamous carcinoma (adenocarcinoma
dengan epitel skwamosa yang ganas sehingga
prognosanya buruk).
5. Endometriosis
• Ditemukannya kelenjar endometrium atau
stroma endometrium atau kedua-duanya
pada tempat yang bukan semestinya
• Ada 3 teori yang menerangkan terjadinya
endometriosis :
 Teori Implantasi,
Adanya regurgitasi dari darah menstruasi ke
rongga pelvis melalui tuba fallopii &
mengadakan implantasi.
 Teori Metaplasia
Adanya suatu metaplasi epitel coelom (duktus
Muller)
 Terjadinya emboli jaringan endometrium dalam
pembuluh darah & limfe
• Ditemukan >>> pada
• daerah pelvis & traktus genitalis
• tempat lain yaitu
• Caecum
• Appendix
• vesica urinaria
• Rektum
• Umbilikus
• jaringan parut bekas laparatomi
• Ada 2 jenis :
1.Endometriosis Interna (Adenomyosis)
2.Endometriosis Eksterna

1. Adenomyosis :
• Terdapatnya kelenjar atau stroma
endometrium atau kedua-duanya di dalam
myometrium, sehingga menyebabkan
pembesaran uterus.
• Ditemukan pada wanita peri-menopause
yang multipara
2. Endometriosis Eksterna :
• Terdapatnya kelenjar atau stroma
endometrium atau kedua-duanya pada
jaringan diluar endometrium.
• Biasanya dijumpai pada wanita usia 20-40
tahun, lebih sering pada usia lebih tua &
sedikit anak.
• Selalu mengikuti siklus haid, sehingga terjadi
perdarahan secara periodik
• Bila endometriosis eksterna ditemukan di
ovarium, bisa terbentuk kista coklat.
KARSINOMA OVARIUM
Germ cell tumors
Embryonic Extra-embryonic
Primitive germ cell
differentiation differentiation

No differentiation Mature Immature Yolk salk Choriocarci


teratoma teratoma tumours noma

Dysgerminoma

KARSINOMA
Disgerminoma
• Tumor ganas solid yang bersifat radiosensitif dan
memberikan respons terhadap khemoterapi.
• Dijumpai pada wanita muda.
• Histologis terlihat sel2 bulat besar dengan inti
besar, sitoplasma granuler, sel2 tersusun dalam
kelompok membentuk trabekula/alveolar.
Gambaran ini serupa dengan seminoma testis.
Tumor menyebar ke kelenjar paraaorta
TERATOMA OVARIUM
TERATOMA
Ada 2 jenis yaitu :
a. Teratoma matur/teratoma kistik/kista
dermoid
b. Teratoma immatur/teratoma solidum
TERATOMA MATUR/KISTA DERMOID :
Tumor ovarium yang paling sering ditemukan.
dijumpai dalam segala usia walaupun biasanya
pada usia muda.
Tumor berdinding halus,berbentuk kista unilateral,
mengandung rambut, bahan sebaseus, gigi.
Mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel
skuamosa dengan kelenjar sebasea dan follikel rambut,
gigi, usus, tulang, tulang rawan. dll.
sebagian besar tumor berasal dari oosit yang telah
mengalami pembelahan meiosis pertama secara
lengkap, dalam sifatnya yang analog dengan
partenogenesis.

TERATOMA IMMATUR
Tumor solid dan bersifat ganas.
Mikroskopik terdiri atas jaringan saraf, jaringan
mesenkim yang primitif.
Ditemukan pada wanita muda.
Metastasis ke peritoneum dimana jaringan saraf
berdifferensiasi (gliomatosis peritonei).
KISTA OVARIUM
Tumor ovarium
• Tumor epitel :
a. Kistadenoma serosum
b. Kistadenoma musinosum
c. Tumor Brenner
d. Kistadenokarsinoma musinosum
e. Kistadenokarsinoma papilliferum serous
• Tumor sel benih :
a. Dysgerminoma b. Teratoma
• Tumor stroma dan sex cord
• Tumor sekunder
a. Kistadenoma Serosum
• Merupakan 25% dari tumor ovarium,
sepertiga dari kasus ditemukan bilateral.
• Epitel pelapis kista kuboid dan menghasilkan
sekret serous.
• Psammoma bodies dengan perkapuran
sering dijumpai.
• Komplikasi :
– Torsi
– Biasanya tumbuh menjadi ganas (30% dari tumor
ganas : bilateral)
b. Kistadenoma Musinosum
• Merupakan 20% dari seluruh tumor ovarium &
sebanyak 25% ditemukan bilateral
• Ukurannya besar sekali dan multilokuler
• Kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti di
basal dan menghasilkan musin.
• Komplikasi yaitu :
– Torsi tangkai kista.
– Ruptur  pseudomyxoma peritonei.
– Berubah menjadi ganas.
– Sel besar dengan inti besar tak teratur, ada mitosis.
c. Tumor Brenner
Tumor jinak, dijumpai adanya pulau2 epitel
transisionil dalam stroma fibrosa.
d. Kistadenokarsinoma Musinosum
Mulai dengan kistadenoma yang berubah
menjadi ganas, Merupakan 20% dari
keganasan primer ovarium.
e. Kistadenokarsinoma Papilliferum Serosum
Tumor yang paling sering dijumpai,
merupakan 40% dari tumor ganas ovarium,
sering bilateral. Bisa menyebar ke peritoneum
 invasi kel.limfe  metastase
TORSI DAN RUPTURE KISTA
Latar Belakang
• Torsi dan rupture kista adalah kegawatan di
bidang obstetric dan ginekologi

• Torsi komplit menyebabkan gangguan


peredaran darah  kongesti + nekrosis,
radang, pendarahan
Definisi
• Torsi dan rupture kista merupakan komplikasi
dari kista ovarium
Torsio
• Menyebabkan tuba falopi berotasi, situasi ini
bisa menyebabkan nekrosis.

• Kondisi ini sering menyebabkan infertilitas.


• Manifestasi dari torsio kista ovarium adalah
nyeri perut unilateral yang biasanya menyebar
turun ke kaki.

• Pada kondisi ini pasien harus segera di bawa


ke rumah sakit. Jika pembedahan selesai pada
6 jam pertama setelah onset krisis, intervensi
pada kista torsio bisa dilakukan.
Tanda dan Gejala
• nyeri kuat yang berlokasi di salah satu sisi dari
abdomen, biasanya bersifat radial

• Jika torsio lebih dari 6 jam dan tuba falopi


sudah nekrosis, pasien akan kehilangan tuba
falopinya.10
Faktor Resiko Torsio
• Teratoma kistik benigna – kista dermoid
• Kistadenoma pseudomusinosum
• Kista teka lutein
Ruptur Kista
• Pendarahan / rupturnya kista yang ditandai
dengan ascites dan sering sulit untuk
dibedakan dari kehamilan ektopik.

• Situasi ini juga perlu pembedahan darurat.


Gejala
• nyeri kuat yang berlokasi di salah satu sisi dari
abdomen (pada ovarium yang mengandung
kista).
• Ruptur kista ovarium juga mengakibatkan
anemia.
• Kadang Asimptomatik
• Tanda pertama yang bisa terjadi adalah terasa
nyeri di abdomen bagian bawah, mual,
muntah dan demam.
Faktor Resiko Ruptur
• Korpus luteum
• Kista folikel
• Endometrioma
• Kista teka – lutein
• Teratoma kistik benigna – kista dermoid
• Kisadenokarsinoma
KORIOKARSINOMA ADENOMIOSIS
CHORIOCARCINOMA
Merupakan tumor ganas dari trofoblast, tidak ditemukan adanya
villi chorialis, hanya proliferasi dari sel2
syncitiocytotrophoblast dengan inti pleiomorfik,
hiperkromatik.
Di sini dikenal Trias yaitu:
a. Nekrosis
b.Perdarahan
c. Radang
Tumor menyebuk myometrium menembus serosa uteri dan
organ2 yang berdekatan. Kadar HCG yang meningkat dalam
darah dan urine digunakan untuk memonitor kemajuan
penyakit dan terapi.
Tumor stroma dan sex cord
Dibagi dalam 2 kelompok besar:
1. Memproduksi estrogen yang berlebihan,
misal thecoma, tumor sel granulosa
2. Memproduksi androgen & menyebabkan
virilisasi, misal tumor sel hilus, tumor sel
sertoli Leydig, tumor sel lemak.
Tumor sel granulosa
• Berasal dari folikel de graff
• Tumor dapat terjadi : pada anak (5%), wanita
para (50%), dan wanita post-menopause
(40%)
• Berpotensi menjadi malignan
• Untuk mengetahui progresivitas penyakit 
periksa kadar serum inhibin (glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel granulosa)
Thecoma
• Tumor jinak dari sel spindel
• Sering terjadi pada dekade 3, 4, 5
• Efek tumor  manifestasi estrogen :
– Pubertas pada anak
– Hiperplasia endometrium
– Pembesaran mammae
Sertoli – leydig cell tumors
(androblastoma)
• Sel leydig dan sel sertoli menghasilkan
androgen  efek :
– Atrofi mammae dan genitalia eksterna
– Pemberatan suara, penipisan rambut temporal
– Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh
– Klitoris membesar
Komplikasi tumor ovarium dan
kehamilan
• Torsi tumor ovarium  nekrosis dan infeksi 
akut abdomen
• Kista dapat pecah karena trauma atau kista dapa
tertekan kepala bayi karena partus spontan
• Kerusakan tumor pada saat bayi lahir
• Tumor cukup besar  kelainan letak janin dalam
uterus atau menghalangi kepala janin masuk PAP,
bahkan bisa mengobstruksi janin saat persalinan
Tumor sekunder

TUMOR KRUKENBERG
Tumor dari saluran cerna atas (lambung,saluran
empedu dan pankreas) yang menyebar ke ova-
rium.
Mikroskopik terdiri atas stroma fibromiksomatosa
dengan diantaranya terdapat signet ring sel
Diagnosis tumor ovarium
• Dengan USG dan MRI  deteksi dini
neoplasma ovarium lebih cepat dan tepat
• Tumor pada rongga panggul mudah dikenal
dalam persalinan bila dilakukan VT
Penanganan tumor ovarium
• Ukuran lebih besar dari telur angsa  dikeluarkan 
pertimbangan :
– Kemungkinan keganasan
– Kemungkinan torsi
– Kemungkinan komplikasi obstetri yang gawat
• Trimester I : pengangkatan tumor ditunda s/d
kehamilan 16 minggu (waktu yg terbaik : 16-20 minggu
kehamilan)
• Pada kehamilan tua tanpa komplikasi  biarkan
sampai berlangsung partus spontan  operasi selama
masa nifas
• Pada kehamilan tua dengan komplikasi : sectio cesarea
• Bila tumor ganas disertai gejala akut : operasi
pengangkatan segera tanpa peduli umur kehamilan
MIOMA
MYOMETRIUM
• Tumor jinak (sering): Leiomyoma uteri
• Tumor ganas: Leiomyosarcoma
• Tumor yang jarang , kadang-kadang sangat ganas
tetapi lainnya menunjukkan sedikit mitosis
sehingga sukar untuk memprediksi hasilnya:
Smooth Muscle Tumours of Unknown Malignant
Potential (STUMP)
MYOMETRIUM
• Leiomyoma/myoma uteri :
– Frekwensi umur : 20 – 40 thn.
– Pada menopause tumor mengecil menjadi fibrotik dan
tampak perkapuran
– Pada kehamilan tumor membesar
– pasca menopause tidak pernah dijumpai
– Dibagi atas 3 jenis, tergantung dari letaknya tumor :
1. Intramural  didalam myometrium
2. Submukosa  dibawah mukosa
3. Subserosa  dibawah serosa
MYOMETRIUM
• Leiomyoma/myoma uteri :
– Makroskopis : tumor berbatas jelas, berkapsul,
pada penampang tampak massa putih dengan
susunan lingkaran2 konsentrik didalamnya.
– Mikroskopik : tumor terdiri atas berkas2 otot
polos yang mengikal, stroma mengalami
degenerasi hialin.
Gejala dan tanda Mioma :
a. Perdarahan abnormal
b. Rasa nyeri
c. Gejala dan tanda penekanan

Infertilitas dan abortus


Mioma uteri dan kehamilan

Pengobatan : Pemberian GnRH


Pengobatan operatif : a. Miomektomi
b. Histerektomi
Radioterapi
LI 4
KISTA DAN ABSES KELENJAR
BARTOLINI
Tumor Jinak Pada Vulva

3-4% kanker pada system reproduksi wanita merupakan kanker vulva (Kista
Nabothi dan Kista Bartolini dan biasanya terjadi setelah menopause.

Klasifikasi Tumor Jinak (Benigna)


a. Tumor Kistik Vulva
Kista Kelenjar :Kista bhartolini
b. Tumor Solid Vulva
TUMOR KISTIK

1. Kistik Inclusi (kista epidermis)


2. Kista sisa jaringan embrio
3. Kista bidrokele saluran nuck
4. Kista mucinosa
5. Kista Kelenjar
Kista Kelenjar
Kista Bartholini, terjadi akibat radang
(Bartholinitis kronis)
Teraba sebagai suatu tonjolan pada bagian
belakang dari labium majus, mudah
digerakkan.
tidak memberikan keluhan,tetapi kadang
mengalami pernanahan.
ABSES FOLIKEL RAMBUT ATAU
KELENJAR SEBASEA
Definisi
Abses disebabkan oleh terhalangnya minyak
pada kelenjar sebasea dan terjadi peradangan
pada folikel rambut yang menyebabkan kuman
masuk di bawah kulit atau ke dalam kelenjar,
yang menyebabkan respon inflamasi berupa
pembengkakan pada jaringan kulit yang
menyebabkan rasa sakit sebagai pertahanan
tubuh Anda untuk membunuh kuman.
Gejala
• Masa atau benjolan dengan pertumbuhan yang
lambat;
• Dapat berukuran beberapa milimeter hingga
sentimeter
• papul, yakni benjolan berbentuk setengah kubah
berukuran mulai dari 3 mm hingga beberapa
sentimeter, dan dapat digerakkan dari jaringan
sekitarnya. Pada perabaan konsistensi lunak-
kenyal, tidak padat. Berwarna putih atau sedikit
kekuningan.
• Terkadang demam, nyeri, panas (akut)
Etiologi
• Proses pertumbuhan jaringan secara spontan
membentuk struktur seperti selubung dan kemudian
terisi cairan;
• Proses peradangan;
• Sumbatan pada saluran suatu kelenjar;
• Beberapa jenis parasit, termasuk cacing, dapat
membentuk kista. Kista menjadi tempat berlindungnya
parasit tersebut dari sel-sel imun kita. Contoh parasit
yang dapat membetuk kista adalah trchinosis,
cacing Toxocara canis, dan echinococcus. Kista tersebut
dapat terbetuk di otot, hati, paru-paru, bahkan organ
mata
Tata Laksana
• Eksisi (mengeluarkan kista beserta sebagian
kulit normal di sekitarnya) dengan
melakukan enukleasi(mengeluarkan isi) kista;
• Bedah listrik untuk lesi dengan diameter <5
mm dengan membuat lubang pada kista dan
mengeluarkan isinya
Pencegahan
• Meningkatkan asupan cairan yang terjaga
kebersihannya
• Mengkonsumsi sayuran segar dan jus buah
• Hindari semua makanan pemicu stres, seperti :
rokok dan alkohol
• Mengurangi konsumsi produk susu sapi dan
makanan olahan yang tinggi lemak, guna
mengurangi produksi lemak berlebih dalam
tubuh yang dapat memicu terbentuknya abses.
CORPUS ALINEUM VAGINAE
Definisi
Terdapatya benda asing yang tertinggal di dalam
vaginaakibat memasukkan benda asing ke dalam
vagina, biasanya oleh penderita
psikopatiaseksualis, anak-anak, dan kasus
perkosaan.

Benda asing ini bisa tetap tinggal di dalam


vagina karena lupa atau karena penderita sendiri
tidak ingin mengeluarkannya
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan pasien (leukorea, nyeri, perasaan
tidak nyaman)
• Riwayat memasukkan benda asing ke dalam
vagina
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan corpus
alineum di dalam vagina pada pemeriksaan
ginekologis
• Pengaruh corpus alineum dalam vagina
tergantung dari bentuk dan jenis bendatersebut
• Benda-benda yang terbuat dari kain cepat
menimbulkan infeksi disertaileukorea berbau
• Benda-benda yang tidak steril (biasanya untuk
abortus provokatus kriminalisdengan tenaga
tidak terdidik) dapat mengakibatkan perdarahan,
tetanus, atausepsis
Tata Laksana
• Mengambil benda asing
• Melakukan pemulihan bentuk anatomik
vagina dengan cara menghindari berhubungan
seksual hingga iritasi sudah sembuh
Pencegahan
• Tidak memasukkan benda asing ke dalam
vagina.
KISTA GARTNER
Tumor Jinak Pada Vulva

3-4% kanker pada system reproduksi wanita merupakan kanker vulva (Kista
Nabothi, kista Gartner dan Kista Bartolini) dan biasanya terjadi setelah
menopause.
Klasifikasi Tumor Jinak (Benigna)
a. Tumor Kistik Vulva
Kista Kelenjar :Kista bhartolini
b. Tumor Solid Vulva
TUMOR KISTIK

1. Kistik Inclusi (kista epidermis)


2. Kista sisa jaringan embrio
3. Kista bidrokele saluran nuck
4. Kista mucinosa
5. Kista Kelenjar
TUMOR KISTIK

Kista sisa jaringan embrio


Kista Gartner, berasal dari saluran
mesonefridikus ujolfifi. Terdapat pada
dinding lateral-anterolateral vagina sampai
pada vulva dekat urethra dan klitoris.
Berukuran kecil dan multhipel namun
dapat mencapai ukuran kepala janin,
konsistensi yang lunak
KISTA NABOTHIAN
Definisi
kista penuh lendir pada permukaan serviks
uterus.
Gejala
Makroskopik
• 1. Tampak jaringan tumor yang berwarna putih
kekuningan
• 2. Terdapat tampakan yang transparan dan
mengandung mukusb.

Mikroskopik
• Terdapat fibrosis di beberapa stroma dan tidak
mengindikasikanperubahan ke arah malignant
Etiologi
Kista lendir servik uterus disebabkan oleh
penutupan duktus kelenjar nabothian pada
servik uterus.
Tata Laksana
• Kista nabothian pada dasarnya tidak memerlukan
penanganan lebih lanjut. Karena akan menghilang
dengan sendirinya, namun pada kasus dimana
kista tersebut membesar didalam leher rahim.

• Kista tersebut harus dihilangkan dengan cara


eksisi (operasi kecil untuk pengangkatan jaringan)
atau dengan menggunakan elektrokauter.
Prognosis
• Tergantung dari besarnya kista, tetapi
umumnya memiliki prognosis baik
POLIP SERVIKS
Definisi

Polip serviks adalah polip berukuran kecil,


tumbuh di permukaan mukosa serviks, atau
pada saluran endoserviks dan menonjol pada
mulut serviks
Klasifikasi
• Polip ektoserviks Yaitu Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan
permukaan luar serviks.
Polip ektoserviks sering diderita oleh wanita yang telah memasuki
periode paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh
wanita usia produktif. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara
2 hingga 5% wanita.2

• Polip endoserviks yaitu pertumbuhan polip berasal dari bagian


dalam serviks. Biasanya Pada wanita premenopause (di atas usia 20
tahun) dan telah memiliki setidaknya satu anak.
Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan
endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi
berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut
untuk menetapkan letak polip secara pasti
Etiologi
• Penyebab timbulnya polip serviks belum
diketahui dengan pasti.

• Namun sering dihubungkan dengan radang yang


kronis, respon terhadap hormon estrogen dan
pelebaran pembuluh darah serviks.

• Penampilan polip serviks menggambarkan respon


epitel endoservik terhadap proses peradangan.
Gejala
1. Abnormal pendarahan vagina yang terjadi
antara periode :
a. menstruasi,
b. setelah menopause
c. setelah hubungan seksual
d. dan setelah douching.
Gejala
Banyak polip serviks tidak memberikan gejala tetapi
ada gejala utama adalah dasar diagnosa perdarahan
intermitten dan gejala-gejala umum ke-3 bentuk
abnormal tersebut:
a. Leukorea yang sulit disembuhkan.
b. Terasa discomfort dalam vagina
c. Kontak berdarah dan Terdapat infeksi.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai:
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas
Makroskopis
• Dapat tunggal atau multipel dengan ukuran
beberapa centimeter, warna kemerah –
merahan dan rapuh. Kadang – kadang
tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari
introitus. Kalau asalnya dari portio
konsistensinya lebih keras dan pucat dengan
tangkai yang tebal
Mikroskopis
Berasal dari mukosa yang dilapisi oleh 1 lapis epitel
yang terdiri dari sel – sel silindris yang tinggi, yang
khas berasal dari endocervix, dengan kelenjar cervix
dan stroma dari jaringan ikat yang halus disertai
oedem dan infiltrasi sel bulat. Sering pula disertai
ulserasi pada ujungnya yang menyebabkan
terjadinya perdarahan. Banyak polip servic yang
menunjukkan metaplasia yang luas, disertai infeksi,
menyerupai permulaan dari carcinum, Ca
epidermoid kadang – kadang berasal dari polip
Faktor resiko
 diabetes mellitus
 Vaginitis berulang dan
 Servisitis
 perempuan usia 40 sampai 50 tahun.

 Hal ini juga mengatakan bahwa polip serviks


dapat ditemukan pada insiden yang memicu
produksi hormon.
Tata laksana
1. konservatif, yakni bila ukuran polip kecil,
tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan
keluhan (misal sering bleeding, sering
keputihan). dokter akan membiarkan dan
mengobservasi perkembangan polip secara
berkala

2. Invasif - operatif
Pencegahan
1. Pakai celana katun atau stoking dengan
selangkangan kapas. Ini membantu mencegah
akumulasi kelebihan panas dan kelembaban.
Panas dan kelembaban membuat seorang
wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher
rahim.

2. Pakailah kondom setiap hubungan seksual.


Ini mengurangi resiko infeksi menular seksual.
PROLAPS UTERUS
Definisi
• Prolapsed uterus adalah sebuah Kondisi
dimana uterus jatuh kedalam atau
sepenuhnya keluar vagina
Patologi terjadinya prolaps organ
pelvik

• Kelemahan otot levator ani dan levator plate


• Kelemahan ligamentum endopelviks
• Kelemahan otot-otot diafragma urogenitalia
dan perineum
Faktor resiko
• Trauma persalinan
• Paritas
• Tekanan intra abdominal kronik
• Usia
• Kelainan bawahan
• Ras
Gejala
• Sesuatu yang turun atau keluar dari liang
kemaluan
• Terasa atau teraba ada benjolan di liang
kemaluan
• Terasa pegal didaerah belakang atau punggung
• Susah berjalan
• Perdarahan pervaginam
• Inkontinensia urin
• Konstipasi
• Gangguan bersenggama
Klasifikasi

• Stadium I bila bagian prolapsus masih


diatas introitus vagina
• Stadium II bila bagian prolapsus sudah
mencapai introitus vagina
• Stadium III bila bagian prolapsus sudah
keluar dari introitus vagina
SISTOKEL
Definisi
• Suatu kondisi medis yang ditandai dengan
penurunan kandung kemih ke dalam vagina
dikarenakan oleh melemahnya dinding antara
kandung kemih dan vagina.
Etiologi dan Patfis
• Melemahnya dinding ini termasuk mengangkat
beban, terus menerus mengejan saat buang air
besar dan pada saat melahirkan.
• wanita yang telah memasuki masa menopause
akan terjadi sistokel karena tubuh wanita
tersebut berhenti memproduksi estrogen,
hormon wanita yang membantu memperkuat
otot-otot di antara kandung kemih dan vagina,
sehingga menyebabkan melemahnya daerah
tersebut
Gejala
• {erasaan penuh pada panggul dan vagina terutama
setelah berdiri lama, perasaan seperti duduk di atas
telur yang menghilang ketika berbaring dan rasa nyeri
ketika berhubungan seksual.
• Pada kasus yang berat, hal ini dapat menyebabkan
hilangnya kemampuan untuk mengendalikan
berkemih, menyebabkan keluarnya urin ketika batuk,
tertawa, bersin, dan saat berhubungan seksual.
• Kasus sistokel ringan biasanya tidak menunjukkan
gejala apapun.
Klasifikasi
• Derajat 1 (ringan) adalah ketika kandung
kemih sedikit turun ke vagina.
• Derajat 2 (lebih berat) adalah ketika kandung
kemih turun jauh kedalam vagina yang
mencapai lubang vagina.
• Derajat 3 (paling berat) terjadi ketika kandung
kemih menonjol ke luar dari lubang vagina.
Tata Laksana
• Perawatan sistokel tergantung dari derajat
keparahannya.
• Kasus ringan dapat dirawat dengan semacam
spiral, alat yang dimasukkan ke dalam vagina
untuk menahan kandung kemih tetap berada
di tempatnya.
• Kasus berat memerlukan intervensi bedah
untuk memindahkan kandung kemih kembali
ke tempat asalnya.
REKTOKEL
Definisi
• Rektokel terjadi jika lapisan jaringan ikat
(fascia) yang memisahkan rektum dan vagina
menjadi lemah, sehingga dinding depan
rektum menonjol ke dalam vagina.
Etiologi
• Sering diakibatkan oleh proses persalinan (berulang-
ulang).
• Biasanya rektokel terjadi di usia menopause, ketika
estrogen yang dalam hal ini berfungsi menjaga
kekuatan jaringan panggul kuat, jumlahnya menurun
drastis.
• Sebab lain selain dari persalinan adalah semua aktifitas
yang bisa meningkatkan tekanan pada dasar panggul
seperti: sembelit yang kronis, batuk kronis, sering
mengangkat beban berat dan kegemukan (obesitas)
Gejala
• Rektokel yang kecil biasanya tidak
memperlihatkan tanda-tanda dan gejala-
gejala.
• Jika ukurannya besar, bisa menimbulkan
tonjolan ke dinding vagina sehingga terlihat
dari liang vagina . Sering menimbulkan
ketidaknyamanan tetapi tidak nyeri.
DD
• Sistokel (penonjolan kandung kemih ke
vagina),
• Enterokel (Usus halus menonjol ke vagina)
• Prolapsus uteri (turunnya peranakan ke
rongga vagina).
Pemeriksaan
• Pemeriksaan dilakukan di rektum dan vagina, saat
pemeriksaan pasien disuruh mengedan seperti saat
nge-pup. Hal ini akan membuat rektokel menonjol ke
dinding vagina. Sedangkan untuk memeriksa kekuatan
otot panggul, pasien disuruh melakukan gerakan
mengeluarkan dan menahan pipis.

• Selanjutnya jika ditemukan rektokel maka dilakukan


pemeriksaan lanjutan dengan X-ray atau MRI untuk
menentukan ukuran rektokel dan seberapa efisiennya
pengosongan rahim (defekografi).
Tata Laksana
• Pengobatan tergantung pada berat-ringannya
rektokel.
• Jika ringan dan tidak ada gejala, maka tidak
diperlukan pengobatan, cuma perlu dilakukan
latihan/senam Kegel untuk memperkuat otot-
otot dasar panggul.
• Bedah / KOLPORAPI

Anda mungkin juga menyukai