Anda di halaman 1dari 22

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

DALAM PENGUSAHAAN SUMBER


DAYA AIR TANAH DI JAWA TENGAH

Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah


Jl. Madukoro AA-BB No. 44 SEMARANG
PEMBINAAN AIR TANAH
(Pengelolaan dan Konservasi Air
Tanah)
PERUBAHAN DASAR HUKUM PENGELOLAAN
AIR TANAH

Undang-Undang 23 Tahun 2014


Putusan MK Nomor : 85/PUU-XI/2013
Tentang Pemerintahan Daerah
Tentang Pembatalan Undang-Undang
(Kewenangan Pengelolaan Air tanah
Nomor 7 Tahun 2004 Teng Sumber
kembali ke Provinsi)
Daya Air

Perda Jawa Tengah No.11 Tahun Pencabutan Undang-Undang Nomor 7


2010Tentang Pengelolaan Air Tanah Di Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Jawa Tengah Batal dengan batalnya
Undang-Undang 7 Tahun 2004
1. Berlakunya kembali Undang-Undang
No.11 tahun 1974 Tentang Pengairan
2. PP No. 121 Tahun 2015 Tentang
Revisi Peraturan Daerah Jawa Pengusahaan Sumber Daya Air
Tengah Bidang Air Tanah 3. PP No. 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
4. 6 Prinsip dasar pengelolaaan sumber daya
air hasil putusan MK
DASAR HUKUM PENGELOLAAN AIR TANAH

 UU No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan


 UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 121 Tahun
2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
 Peraturan Pemerintah RI No. 122 Tahun 2015 Tentang
Sistem Penyediaan Air Minum
 Peraturan Menteri ESDM No.15 Tahun 2012 Tentang
Penghematan Pengunaan Air Tanah.
 Peraturan Menteri ESDM No.02 Tahun 2017 Tentang
Cekungan Air Tanah Di Indonesia.
 Pergub No.18 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral Di
Provinsi Jawa Tengah.
PENGELOLAAN AIR TANAH

Pengelolaan air tanah diselenggarakan berlandaskan


pada strategi pelaksanaan Pengelolaan air tanah
dengan prinsip keseimbangan antara upaya
konservasi dan pendayagunaan air tanah

(menjaga kelangsungan (Pemanfaatan air tanah dengan


keberadaan, daya mengutamakan pemenuhan
dukung, dan fungsi air kebutuhan pokok sehari-hari
tanah) secara adil dan berkelanjutan)
LATAR BELAKANG
PENGELOLAAN AIR TANAH

 Air tanah sebagai barang publik dan untuk mengendalikan


pengambilannya harus diatur oleh pemerintah.
 Air tanah sebagai SDA bersifat hampir tak terbarukan dan
keberadaanya tidak merata semua wilayah.
 Pemanfaatnya harus dapat menjamin keadilan dan
kelestarian sumber daya itu sendiri.
 Air tanah terdapat dalam sistem Cekungan Air Tanah yang
memiliki keterkaitan erat antara pengimbuhan dan
pengambilan dimana keberadaanya tidak dibatasi oleh
batas-batas administrasi pemerintahan.
PERMASALAHAN PENGELOLAAN AIR TANAH

ISU TEKNIS
•Pengambilan air tanah berlebihan
•Pengambilan air tanah di zona rawan & kritis
•Pengambilan air tanah tanpa izin
•Pengeboran tanpa memperhatikan persyaratan teknis dan lingkungan
•Siklus hidrogeologi tidak / belum dipahami
•Penurunan fungsi daerah imbuhan air tanah sehingga diperlukan optimalisasi informasi
higrogeologi untuk menunjang penataan ruang;
•Beralihnya fungsi wilayah resapan (catchmen area) menjadi kawasan perumahan

DAMPAK DEGRADASI POTENSI DAN LINGKUNGAN


•Pengambilan at cenderung makin meningkat
•“Run off” air permukaan dan sedimentasi semakin tinggi
•Daya serap lahan (permeabilitas) semakin menurun
•Pengelolaan at secara partial/lokal kurang memberikan hasil optimal
Kegiatan Pengendalian
Airtanah

Pengendalian Pemulihan
Pengelolaan kualitas
Pengambilan / Kerusakan
dan Pengendalian
Pemanfaatan Airtanah
Pencemaran Airtanah
Airtanah
KRITERIA KERUSAKAN
AIRTANAH

• Kedalaman mat
• Kualitas airtanah
• Lingkungan airtanah
• Potensi ketersediaan airtanah

Zona aman Zona rawan Zona kritis Zona rusak

• Penurunan mat • Penurunan mat • Penurunan mat Terjadi perubahan


< 20% 20 - 40% > 40% kuantitas,
• Kand.padat terlarut • Kand.padat terlarut • Kand.padat terlarut
< 1000 mg/L 1000–10.000 mg/L 10.000–100.00 mg/L kualitas, dan
(DHL < 1000 uS/cm) (DHL 1000-1500uS/cm) (DHL 1500-5000 uS/cm) lingkungan sangat
parah
KONSERVASI AIRTANAH

 Menjaga kelestarian airtanah


 Menjaga kesinambungan ketersediaan dan daya
dukung airtanah
 Menjaga fungsi airtanah
 Mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan
airtanah
KONSERVASI

1. Perlindungan dan Pelestarian Fungsi Air Tanah


a. Menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan air tanah;
b. Menjaga daya dukung akuifer; dan/atau
c. Memulihkan kondisi dan lingkungan air tanah pada zona kritis dan zona
rusak
2. Pengawetan Air Tanah
a. Menghemat penggunaan air tanah;
b. Meningkatkan kapasitas imbuhan air tanah; dan/atau
c. Mengendalikan penggunaan air tanah.
d. Mengutamakan penggunaan air permukaan
dan menjadikan air tanah sebagai alternatif (terutama utk
industri)
3. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air Tanah
a. Mencegah pencemaran air tanah;
b. Menanggulangi pencemaran air tanah; dan/atau
c. Memulihkan kualitas air tanah yang telah tercemar
CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) DI JAWA TENGAH

a) Jumlah CAT di Jawa Tengah sebanyak 31 CAT (Keppres No.26 Tahun 2011),
terdiri dari 6 CAT dlm wilayah satu kab/kota, 6 CAT lintas Provinsi, 19 CAT lintas
Kab/kota.
b) Potensi air tanah bebas CAT lintas Provinsi sebesar 411,15 Juta m3/thn, CAT
lintas kab/kota sebesar 7.368,64 Juta m3/thn dan CAT dalam kabupaten sebesar
3619 Juta m3/thn.
c) Volume pengambilan air tanah di Jawa Tengah rata-rata per bulan ± 15.300.000m 3
atau 183.600.000 m3/tahun
CEKUNGAN AIRTANAH

STRATEGI KONSERVASI AIRTANAH

Konservasi Tindakan Tindakan


Alamiah Pemulihan Pencegahan

Kegiatan Konservasi Airtanah


PENGAWASAN DALAM
PENGUSAHAAN AIR TANAH
PERIZINAN

1. Izin diterbitkan oleh Gubernur :


 UU No.11/1974 (Pasca putusan MK terkait pencabutan UU No. 7 tahun 2004)
 UU No.23/2014 ( Pemerintahan Daerah)
 PP No. 121/2015 ( Pengusahaan Sumber Daya Air)
 Pergub 18/2016 (Penyelenggaraan Pelayanan Bidang Energi Dan Sumber Daya
Mineral Di Provinsi Jawa Tengah)
 Pergub 18/2017 (Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Provinsi Jawa
Tengah)
2. Jenis Izin :
a. Izin eksplorasi air tanah
b. Izin Pengeboran/Penggalian Air Tanah
c. Izin Pengusahaan Air tanah (Baru/Perpanjangan)
d. Izin Pemakaian Air Tanah (Baru/Perpanjangan)
e. SIPPAT dan SIJB
f. STIB
3. Setelah terbitnya Pergub No 18/2017 tanggal 10 Mei 2017, Pelayanan
izin tersebut berada di DPMPTSP kecuali STIB masih di Dinas ESDM
Prov. Jateng
PERIZINAN

3. Semua Ijin di Air Tanah butuh Rekomtek dari Dinas ESDM Prov. Jateng,
kecuali Ijin Pengusahan/Pemakaian Air Tanah Baru.
4. Prosedur penerbitan rekomtek: setelah berkas lengkap dan benar dari PTSP,
Kepala Dinas mendelegasikan kepada Kapala Balai untuk melakukan Kajian
teknis & administratif dan Tinjauan & kajian lapangan;
5. Izin tidak boleh disewakan/dipindahtangankan
PERIZINAN

Urutan prioritas pemberian izin air tanah:


(PP No.:121/2015 pasal 5 ayat (3))
1. Kebutuhan pokok sehari-hari utk kelompok dgn kebutuhan
air dlm jumlah besar
2. Kebutuhan pokok sehari-hari yg mengubah kondisi alami
sumber air
3. Pertanian rakyat diluar sistem irigasi yg sdh ada
4. Kebutuhan pokok sehari-hari melalui sistem penyediaan
air minum
5. Kegiatan non usaha untuk publik
6. Pengusahaan air tanah oleh BUMN/BUMD
7. Pengusahaan air tanah oleh swasta/perorangan
PERIZINAN

Jenis Izin Air Tanah sesuai dengan PP 121/2014 dan Pergub 18/2016 sbb :
A.Izin Pengeboran /Penggalian air tanah
Izin diberikan kepada :
Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Desa/Swasta,
Koperasi
Perorangan
Berlaku untuk semua jenis sumur kecuali :
Proses pengeringan (dewatering) pada eksplorasi dan eksploitasi pertambangan
Izin pengeboran/penggalian diterbitkan setelah mendapatkan Rekomendasi aspek
Sosial, Ekonomi dan Lingkungan dari Bupati/Walikota (muatan lokal)
Pengeboran dilakukan oleh pengusaha yang telah memiliki SIPPAT dan SIJB
Pada Zona kritis hanya untuk keperluan rumah tangga sedangkan untuk industri harus
menyadap pada kedalaman > 150 meter
Izin berlaku selama 6 bulan
PERIZINAN

B. Izin Pengusahaan air tanah


 Izin diberikan kepada :
 Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Desa/Swasta
 Koperasi
 Perorangan
 Berlaku untuk semua jenis sumur tanpa batasan debit sbg pendukung kegiatan
komersial baik scr langsung/tidak langsung
 Penggunaan langsung, antara lain : Produsen AMDK, Soft drink, dll
 Tidak langsung, antara lain : MCK pabrik tekstil/garment, hotel, dll
 Diterbitkan setelah memiliki izin pengeboran/penggalian
 Melaporkan pengambilan air tanah kepada Dinas ESDM Prov. Jateng
 Berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang
C. Izin Pemakaian Air Tanah
 Izin diberikan kepada :
 Perorangan
 Badan sosial
 Instansi pemerintah
 Pertanian rakyat
 Diterbitkan setelah memiliki izin pengeboran/penggalian
 Melaporkan pengambilan air tanah kepada Dinas ESDM Prov. Jateng
 Berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang
PENGAWASAN

20

 Pengawasan ditujukan untuk menjamin kesesuaian antara


penyelenggaraan pengelolaan air tanah dengan peraturan
perundangundangan terutama menyangkut ketentuan
administratif dan teknis pengelolaan air tanah.
 Pengawasan sebagaimana dimaksud pada dilakukan terhadap:
 pelaksanaan pengeboran atau penggalian air tanah,
pemakaian dan/atau pengusahaan air tanah;
 kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan air
tanah; atau
 Pelaksanaan pengelolaan lingkungan, pemantauan
lingkungan dan/atau analisis mengenai dampak lingkungan.
Pengawasan Ketentuan Teknis
21
– Mengukur dan merekam perubahan kedudukan muka air
tanah.
– Memeriksa sifat fisika, kandungan unsur kimia, biologi
dalam air tanah (perubahan kualitas air tanah)
– Pemantauan jumlah pengambilan dan pemanfaatan air
tanah yang dipakai atau diusahakan pada sumur produksi.
– Mengukur dan merekam perubahan lingkungan air tanah.
– Pengawasan pada saat konstruksi sumur antara lain :
 Kududukan pipa saringan
 Kedalaman pengeboran
 Penyemenan sumur bor
 dll

Anda mungkin juga menyukai