Anda di halaman 1dari 65

K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL

DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

DIKLAT PENGAWASAN SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG


KEBIJAKAN SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG

Oleh
SULISTYONO

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PUSDIKLAT MIGAS
18-Nov-13
2013
1
Nama : SULISTYONO
Instansi : Pusdiklat Migas
Pangkat/Gol. : Pembina, IV-a
Jabatan : Widyaiswara Madya
Pendidikan : S1 Teknik Kimia
: S2 Teknik Lingkungan
Alamat
Kantor : Jl. Sorogo No. 1 Cepu
Tlp. (0296) 421888 Ext 1411
Email : sulis_wi@pusdiklatmigas.com
Rumah : Tambakromo Lr 3 Blok 3F /2 Cepu
Telp. (0296) 425044
Hp 08156645779
18-Nov-13
2
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

KERANGKA SAJIAN
Pengertian dan Definisi
Permasalahan Bidang Migas
Latar Belakang Konversi Mitan ke LPG
Landasan Hukum
Tujuan Konversi Mitan ke LPG
Suplai dan Distribusi LPG
Kebijakan Suplai dan Distribusi LPG
18-Nov-13
3
3
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENGERTIAN DAN DEFINISI (1)


Apa pengertian LPG ?
Liquefied Petroleum Gas yang selanjutnya disebut
LPG adalah gas hidrokarbon yang dicairkan
dengan tekanan untuk memudahkan
penyimpanan, pengangkutan, dan
penanganannya yang pada
dasarnya terdiri atas propana, butana, atau
campuran keduanya.

18-Nov-13
4
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENGERTIAN DAN DEFINISI (2)


LPG Tertentu adalah LPG tabung 3 Kg
yang merupakan bahan bakar yang
mempunyai kekhususan karena kondisi
Tertentu seperti pengguna/
penggunaannya, kemasannya, volume dan
/atau harganya yang masih harus diberikan
subsidi

18-Nov-13
5
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

BEBERAPA MEREK LPG

18-Nov-13
6
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PERMASALAHAN BIDANG MIGAS


Produksi minyak bumi (crude oil) cenderung
menurun
Konsumsi BBM terus meningkat
Produksi gas bumi cukup besar tetapi
pemanfaatannya belum optimal
Subsidi BBM cukup besar sehingga
membebani APBN
Kebijakan energi nasional diversifikasi
energi belum optimal
18-Nov-13
7
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

2.000 PRODUKSI MINYAK BUMI INDONESIA


1.800

1.600

1.400

1.200
ribu BPD

1.000

800
INDUSTRI MINYAK INDONESIA SUDAH 100 TAHUN
600 Sebagian besar lapangan minyak sudah tua (mature)
400

200
Sejak tahun 1965-1999 t erj adi kenaikan BBM sebanyak 30 kali
Sejak tahun 2000-2008 t erj adi kenaikan BBM sebanyak 7 kali
0
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Catatan : Tahun
1.1995 Mulai mengalami penurunan secara alamiah
2.1997 Krisis ekonomi (tidak ada investasi)
3.1998 s.d. 2001 : Terjadi empat kali ganti pemerintah
4.2001 Undang-undang Migas terbit, masuk Mahkamah 8 Konstitusi s.d. 2004
5.2004 Pemilihan Umum
November 18, 2013
8
PRODUKSI MINYAKBUMI INDONESIA
(ribu barrel per hari)

Prod
No Minyak Th Th Th Th Th Th Th Th
Mentah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Asum-
Asum- 1075 1000 950 977 960 965 970 960
si/Tar
si /Tar--
get

2. Reali-
Reali- 999 959 899 931 950 948 940 832
sasi

Sumber : KESDM,18,
November 2013
2013 9
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PRODU K SI GAS BU M I I N DON ESI A

10,000

9,000

8,000

7,000

6,000
MMSCFD

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

*
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
00
01
02
03
04
05
06

20 7
08
0
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
20
20
20
20
20
20
20
*) Rata-Rata s/d Agt 2008 10
November 18, 2013
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

LATAR BELAKANG PEMANFAATAN


GAS BUMI
Cadangan gas bumi Ind cukup besar yaitu
sekitar 170 TSCF,
Produksi gas bumi rata-rata th 2012 sebesar
8.195 juta MMSCFD setara dengan 1,411 juta
BOEPD.
Pemanfaatan gas bumi didalam negeri masih
belum optimal sehingga banyak yang diekspor
Kontrak-kontrak baru untuk gas bumi
diprioritaskan untuk kebutuhan domestik
(1 MMSCF gas = 172,3 Barrel oil Equivalent)
18-Nov-13
11
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

LATAR BELAKANG
KONVERSI MITAN KE LPG
Subsidi untuk BBM sangat besar
Pada tahun 2006 subsidi BBM sebesar Rp. 64,212
triliun, khususnya minyak tanah sebesar Rp. 31,58
triliun
Mengurangi penyalahgunaan minyak tanah subsidi
Penggunaan sumber energi masih didominasi
minyak bumi (51,66%), gas bumi (28,57%)
Peningkatan potensi nilai tambah (added value) dari
minyak tanah menjadi bahan bakar avtur
18-Nov-13
12
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

TARGET BAURAN ENERGI NASIONAL


(Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006)

Energi (Primer) Mix 2006 Energi Mix Tahun 2025

Tenaga Air National (Primary) Energy Mix


3.11% Minyak Bumi
Panas Bumi
1.32% 20%
Gas Alam
28.57% Bahan Bakar Nabati, 5%
Gas, 30%

Panas Bumi, 5%
RE,17%

Biomasa, Nuklir, Tenaga air


Minyak Bumi Energi Matahari,
51.66% Tenaga angin,
5%
Batubara Batubara cair, 2%
15.34%
Batubara
33%
Elastisitas Energi = 1,8 Elastisitas Energi < 1

ENERGI NON FOSIL < 5% ENERGI NON FOSIL/EBT : 17 %

18-Nov-13
13
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

DASAR H U K U M SU PLAI DAN DI ST RI BU SI LPG

LANDASAN HUKUM YANG DIPAKAI UNTUK PROGRAM INI ADALAH:

1) Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.


2) PP No. 36 Tahun 2004 tentang Keg. Usaha Hilir Migasi.
3) Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
a) Bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan
keamanan pasokan energi dalam negeri.
b) Mengurangi ketergantungan penggunaan energi yang berasal dari minyak
bumi salah satunya dengan mengalihkan ke energi lainnya.
c) Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu
peranan minyak bumi menjadi kurang dari 20% dan peranan gas bumi
menjadi lebih dari 30% terhadap konsumsi energi nasional.
4) Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2007 tentang tentang Penyediaan,
Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg.
5) Permen ESDM No 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian
LPG.

6) Permen ESDM No. 7 Th 2005 Persyaratan dan Pedoman Izin Keg. Hilir Migas
14
TUJUAN PROGRAM KONVERSI MITAN KE LPG
Melakukan diversifikasi pasokan energi
untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM,
khususnya minyak tanah untuk dialihkan ke LPG

Mengurangi penyalahgunaan minyak tanah


T U J UAN bersubsidi karena LPG lebih aman
PROGRAM dari penyalahgunaan
KON V ERSI
M I TAN K E Melakukan efisiensi anggaran pemerintah karena
LPG penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya
relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah

Menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih


dan efisien untuk rumah tangga dan usaha mikro
18-Nov-13
15
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

T ARGET DAN SASARAN K ON V ERSI

TARGET KONVERSI:
Adanya pengurangan konsumsi minyak tanah dari yang sebelumnya
9,9 juta KL menjadi 2 juta KL
Pendistribusian paket perdana LPG 3 kg sebanyak 52,9 juta paket
sampai dengan tahun 2011

SASARAN KONVERSI:
Sesuai dengan Perpres No 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian,
dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg, maka penerima paket perdana LPG
3 kg (sasaran konversi) adalah:
Rumah tangga, yaitu konsumen yang mempunyai legalitas penduduk,
menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup rumah tangga
dan tidak mempunyai kompor gas
Usaha mikro, yaitu konsumen dengan usaha produktif milik perorangan
yang mempunyai legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk
18-Nov-13 memasak dalam lingkup usaha mikro dan tidak mempunyai kompor gas
16
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

MANFAAT KONVERSI MITAN KE LPG

Bagi masyarakat, akan mendapat bahan


bakar yang lebih bersih, hemat, praktis dan
efisien tanpa perlu biaya investasi
Bagi Pemerintah, beban subsidi secara
relatif akan berkurang

18-Nov-13
17
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

NERACA MINYAK TANAH DAN LPG


TAHUN 2006
Minyak Tanah LPG

Produksi 8,545 juta KL 1.428 ton

Kebutuhan 10,023 juta KL 1.100 ton

Cadangan 633,88 ribu KL

Impor 2,111 juta KL

Ekspor - 289 ton

18-Nov-13
18
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PROSENTASI PRODUK LPG DARI KILANG MINYAK


PRODUK RANTAI TITIK DIDIH % Volume KEGUNAAN
KARBON (oC)
LPG C1-C5 0 - 50 2,5 Gas tabung, BBG,
umpan proses
petrokimia
Naptha C6-C11 60 - 150 23 Bahan bakar motor,
bahan bakar
penerbangan
bermesin piston,
umpan proses
petrokomia
Kerosine C12-C20 160 - 240 21 bahan bakar industri,
bahan bakar
penerbangan
Light Gasoil C21-C30 250 - 270 11 Bahan bakar diesel,
bahan bakar industri

Heavy Gasoil C21-C30 280 - 350 12 bahan bakar industri.

Residue >C40 > 350 30,5 Minyak pelumas, lilin,


umpan proses
TATA NIAGA MINYAK TANAH
Penyediaan dan pendistribusian minyak tanah
bersubsidi dilakukan oleh BU pemegang izin
usaha umum BBM yang telah mendapat
penugasan dari pemerintah (PSO)
Harga ditetapkan melalui Perpres dan HET
ditetapkan oleh Pemda sesuai kondisi daerah
Permasalahan yg timbul dimana titik serah
berada pada Depot, bukan pada konsumen
akhir, memberi peluang terjadinya praktek
kecurangan dalam distribusinya kepada
konsumen
18-Nov-13
20
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

TATA NIAGA LPG

Penyediaan dan pendistribusian LPG


dilakukan oleh BU yg telah diberi izin niaga
dan mendapat penugasan dari Pemerintah
LPG didistribusikan dalam bentuk bulk
maupun kemasan ( 3kg, 12 kg dan 50 kg)
Pengawasan pendistribusian LPG lebih
mudah dilakukan karena adanya perbedaan
kemasan, sehingga penyalahgunaan dapat
diminimalisir
18-Nov-13
21
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

KEMASAN TABUNG LPG

18-Nov-13
22
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

ROADMAP PROGRAM KONVERSI


MINYAK TANAH KE LPG
. 2007 ke belakang 2007 - 2009 2010 ke depan
Minyak tanah digunakan oleh sebagian Program pemerintah : mendistribusikan 42 juta LPG akan menjadi bahan bakar utama
besar rumah tangga Indonesia (9.9 juta KL) paket konversi kepada rumah tangga yang dengan estimasi volume LPG sebesar
dan disubsidi secara besar-besaran oleh berhak. 3,5 juta Ton/tahun.
Pemerintah (Rp. 37 T /tahun) 2,069 juta KL Minyak Tanah yang telah ditarik 6 juta KL Minyak Tanah akan ditarik dari
LPG hanya digunakan 10% rumah tangga sampai dengan akhir 2008. S/d akhir tahun 2008 peredaran sehingga tersisa sebesar 3,9
dan harga per tabung jauh lebih mahal dari telah terbagi 19 juta paket. juta KL .
harga subsidi eceran minyak tanah. Target akumulasi penarikan minyak tanah sampai
dengan tahun 2009, 4,1 juta KL dan pembagian
paket perdana 23 juta paket (apabila
pembangunan infrastruktur dapat selesai sesuai
target waktu)

9.9 5.8 3 4.1


3.9
1.1

Kero LPG Kero LPG 3 Kero LPG


Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara
Daerah Hijau telah dikonversi
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Riau
Kalimantan Barat Gorontalo Maluku Utara pada tahun 2009 sebanyak 23
Kepulauan Riau
Papua
juta paket.
Sulawesi Tengah Irian Jaya Barat
Sumatera Barat Bangka Belitung
Sulawesi
Jambi
Barat
Sumatera Selatan
1 Bengkulu Kalimantan Tengah 2
Lampung Kalimantan Selatan Maluku
DKI Jakarta Sulawesi Tenggara
Jawa Tengah Sulawesi Selatan
Pada tahun 2007, 4 juta Banten
Jawa Barat Bali Daerah Merah telah dikonversi
paket telah dibagikan
18-Nov-13
D.I. YogyakartaJawa Timur
Nusa Tenggara Barat
pada 2007 dan 2008 sejumlah 19
diseluruh pulau Jawa. Nusa Tenggara Timur juta paket
23
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PEMANFAATAN GAS BUMI DI DALAM NEGERI


(Pasal 8 ayat (1) UU No.22 Th 2001)

(1) Pemerintah memberikan prioritas terhadap


pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan
dalam negeri dan bertugas menyediakan
cadangan strategis Minyak Bumi guna
mendukung penyediaan Bahan Bakar
Minyak dalam negeri yang diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

18-Nov-13
24
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PEMENFAATAN GAS DI DALAM


NEGERI UNTUK BAHAN BAKAR

18-Nov-13
25
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (1)


(Pasal 23 ayat (1), (2) UU No. 22 Th 2001)

(1) Kegiatan Usaha Hilir sebagaimana di maksud dalam Pasal


5 angka 2, dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha setelah
mendapat Izin Usaha dari Pemerintah,
(2). lzin Usaha yang diperlukan untuk kegiatan usaha Minyak
Bumi dan kegiatan usaha Gas Bumi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dibedakan atas:
a. Izin Usaha Pengolahan;
b. Izin Usaha Pengangkutan;
c. Izin Usaha Penyimpanan;
d. lzin Usaha Niaga.

18-Nov-13
26
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

BADAN USAHA PENYALUR LPG

18-Nov-13
27
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (2)


(Pasal 26 PP No. 36 Th 2004)

Badan Usaha yang akan melaksanakan


kegiatan usaha Pengangkutan Minyak
Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak,
Bahan Bakar Gas dan/atauHasil Olahan
wajib memiliki Izin Usaha Pengangkutan
dari Menteri.

18-Nov-13
28
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

DEPOT LPG

Pengangkutan LPG

Depot LPG Kilang LPG


18-Nov-13
29
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENGANGKUTAN LPG KE SPBE/ SPPBE

SPBE/ SPPBE
18-Nov-13 MOBIL PENGANGKUT LPG
30
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (3)


(Pasal 2 dan 3 PP No. 36 Th 2004)
Pasal 2
Kegiatan Usaha Hilir dilaksanakan oleh Badan Usaha
yang telah memiliki Izin Usaha yang dikeluarkan oleh
Menteri dan diselenggarakan melalui mekanisme
persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan.

Pasal 3
Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan atas penyelenggaraan Kegiatan Usaha
Hilir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
18-Nov-13
31
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (4)


(Pasal 4 PP No. 36 Th 2004)

Pengaturan dan pembinaan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 dilakukan oleh Menteri
yang meliputi:
a. Izin Usaha yang diberikan kepada Badan
Usaha;
b Jenis, standar dan mutu Bahan Bakar
Minyak, Gas Bumi, Bahan Bakar Gas, dan
Bahan Bakar Lain serta Hasil Olahan;
18-Nov-13
32
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (5)


(Pasal 4 Permen ESDM No. 7 Th 2005)

(1) Untuk mendapatkan Izin Usaha


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1), Badan usaha mengajukan permohonan
Izin Usaha kepada Menteri melalui
DirekturJenderal dilengkapi dengan
persyaratan administratif dan teknis.

18-Nov-13
33
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (6)


(Pasal 5 Permen ESDM No. 7 Th 2005)
(1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
meliputi :
a. Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya yang telah
mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang;
b. Profil perusahaan (Company Profile);
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
f. Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesanggupan
memenuhi aspek keselamatan operasi, kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat
setempat;

18-Nov-13
34
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

IZIN KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS (7)


(Pasal 5 Permen ESDM No. 7 Th 2005)

g. Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai


kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan;
h. Persetujuan prinsip dari Pemerintah Daerah
mengenai lokasi untuk pembangunan fasilitas dan
sarana;
i. Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai
kesediaan dilakukan inspeksi lapangan.

18-Nov-13
35
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

POLA SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG


Radius 60 km

Filling Station
Rp. 12.750/
tabung Warung/
Pangkalan toko
/Sub Penyalur
LPG

Rumah tangga
Agen
dan
Kilang LPG HET oleh Usaha Mikro
PEMDA

Pengangkutan LPG Depot


LPG/Filling Pengangkutan LPG
station

Harga Jual Eceran di titik serah:


Titik Serah
LPG 18-Nov-13
3 kg Rp 4.250 (ditetapkan melalui Perpres 104/ 2007 dan Permen 28/ 2008)

36
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

MEKANISME USAHA LPG

Pengisian LPG ke dalam tabung


(bottling plant, SPPBE/SPBE)

Badan Usaha (BU) Niaga LPG


Badan Usaha Pengangkutan LPG

SPPBE/SPBE mendapat fee atas pengisian LPG


ke tabung LPG milik Penyalur

Penyalur membeli LPG dari BU Penyalur mengisi tabung sesuai dengan yang telah
niaga LPG dibayar ke BU Niaga LPG di SPPBE/SPBE ditunjuk
Penyalur LPG

18-Nov-13
37
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

KETENTUAN PIDANA
(Pasal 53 UU No. 22 Th 2001)
Setiap orang yang melakukan:
a. Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa lzin Usaha
Pengolahan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan denda paling tinggi Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah);
b. Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasai 23 tanpa Izin Usaha
Pengangkutan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan denda paling tinggi Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh miliar
rupiah);
c. Penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa lzin Usaha
Penyimpanan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling tinggi Rp. 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah);
d. Niaga sebagaimana dimaksud dalam Pasai 23 tanpa lzin Usaha Niaga
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling tinggi Rp. 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).

18-Nov-13
38
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

KEWAJIBAN MEMILIKI SARPRAS PENGISIAN


TABUNG LPG
(Pasal 51 PP No.36 Th 2004)

(1) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga yang.


Melaksanakan kegiatan niaga LPG wajib memiliki atau
menguasai fasilitas dan sarana penyimpanan dan
pengisian tabung LPG (bottling plant).
(2) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
mempunyai dan menggunakan merek dagang tertentu.
(3) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga
bertanggung jawab atas standar dan mutu LPG,
tabung LPG, fasilitas dan sarana penyimpanan dan
pengisian.
18-Nov-13
39
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

INSTALASI BOTTLING PLANT

18-Nov-13
40
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

INSTALASI PENGISIAN LPG

18-Nov-13
41
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG (1)


(Pasal 3 Perpres No. 104 Th 2007)

(1) Penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg


hanya diperuntukkan bagi rumah tangga dan
usaha mikro.
(2) Penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara bertahap pada daerah
tertentu dalam wilayah NKRI
(3) Ketentuan mengenai penetapan daerah tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Menteri.
18-Nov-13
42
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

WI LAY AH K ON V ERSI M I T AN K E LPG

Daerah Konversi 2007-2008 Daerah Target Konversi 2011


Daerah Konversi 2009 Daerah Tidak Dikonversi
Daerah Target Konversi 2010

18-Nov-13
43
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG (2)


(Pasal 8 Perpres No. 104 Th 2007)

(1) Penyediaan dan pendistribusian atas volume


kebutuhan tahunan LPG Tabung 3 Kg
dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui
penugasan oleh Menteri.
(2) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib memiliki Izin Usaha Niaga
Umum LPG dan telah memenuhi
persyaratan penugasan dari Pemerintah.

18-Nov-13
44
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG (3)


(Pasal 9 Perpres No. 104 Th 2007)
(1) Penugasan kepada Badan Usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dapat dilakukan melalui penunjukan angsung
dan/atau lelang.
(2) Penunjukan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memenuhi ketentuan:
a. perlindungan aset kilang minyak dan gas dalam negeri
termasuk pengembangannya dalam jangka panjang;
b. jaminan ketersediaan LPG Tabung 3 Kg dalam negeri;
atau
c. apabila hanya terdapat 1 (satu) Badan Usaha pemegang
Iha Niaga Umum LPG untuk melaksanakan penyediaan
dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg
18-Nov-13
45
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SUPLAI DAN DISTRIBUSI LPG (4)


(Pasal 5 Permen ESDM No 21 Th 2007)
(1) Menteri memberikan penugasan kepada BU untuk melaksanakan
penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg.
(2) Penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. BU telah memiliki Izin Usaha Niaga Umum LPG untuk
melaksanakan penyed. dan pendistribusian LPG Tabung 3 Kg;
b. Memiliki aset kilang pengolahan BBM dan LPG dalam negeri
termasuk pengembangannya dalam jangka panjang;
c. Jaminan ketersediaan pasokan LPG Tabung 3 Kg;
d. Memiliki kemampuan dalam menyediakan infrastruktur dan
jaringan untuk penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung 3
Kg di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18-Nov-13
46
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENGAWASAN TABUNG LPG

18-Nov-13
47
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENGANGKUTAN LPG KE AGEN

18-Nov-13
48
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENETAPAN HARGA LPG (1)


(Pasal 7 Perpres No. 104 Th 2007)

(1) Dalam rangka penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung


3 Kg, Menteri menetapkan harga patokan dan harga jual
eceran LPG Tabung 3 Kg untuk rumah tangga dan usaha
mikro.
(2) Menteri menetapkan harga patokan LPG Tabung 3 Kg
sebagaimana dimaksud pads ayat (1) setelah mendapatkan
pertimbangan Menteri Keuangan.
(3) Menteri menetapkan harga jual eceran LPG Tabung 3 Kg
didasarkan pada hasil kesepakatan instansi terkait yang
dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.

18-Nov-13
49
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PENETAPAN HARGA LPG (2)


(Pasal 1 Permen ESDM No. 28 Th 2008)

(1) Harga jual eceran LPG Tabung 3 Kg untuk rumah


tangga dan usaha mikro pada titik serah Agen
termasuk Pajak Pertambahan Niiai (PPN) dan
margin Agen ditetapkan Rp.12.750,00 (dua betas
ribu tujuh ratus lima puluh rupiah).
(2) Rumah Tangga dan Usaha Mikro sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah sesuai dengan
ketentuan Perpres No. 104 Th 2007 tentang
Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan
Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kg
18-Nov-13
50
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PP No 36 Tahun 2004
tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

Pasal 2
Kegiatan Usaha Hilir dilaksanakan oleh Badan Usaha yang telah memiliki Izin Usaha yang dikeluarkan
oleh Menteri dan diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat dan
transparan

Pasal 12 Huruf b
Kegiatan usaha Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar
Minyak, Bahan Bakar Gas, dan/ atau Hasil Olahan baik melalui darat, air, dan/ atau udara termasuk
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dari suatu tempat ke tempat lain untuk tujuan komersial.

Pasal 12 butir c
Kegiatan usaha Penyimpanan meliputi kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan
pengeluaran Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, dan/atau Hasil
Olahan pada lokasi di atas dan/atau di bawah permukaan tanah dan/atau permukaan air untuk
tujuan komersial

18-Nov-13
51
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

Permen ESDM Nomor 0007 Tahun 2005


tentang Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha Dalam Kegiatan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi

Pasal 4 ayat (1):


Untuk mendapatkan Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1), Badan Usaha mengajukan permohonan Izin Usaha kepada Menteri
melalui Direktur Jenderal dilengkapi dengan persyaratan administrastif dan
teknis

Pasal 41 ayat (1)


Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas kegiatan usaha
Pengolahan, Pengangkutan, Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa,
Penyimpanan, Penyimpanan LNG, Niaga Umum (Wholesale) dan Niaga
Terbatas (Trading) yang dilakukan Badan Usaha

Pasal 41 ayat (2):


Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal

18-Nov-13
52
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2009


tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas

Pasal 13 ayat (1) :


Badan Usaha yang melakukan kegiatan pengisian
tabung LPG (bottling plant) dengan kegiatan usaha
penyimpanan LPG wajib memiliki Izin Usaha
Penyimpanan LPG

Pasal 13 ayat (2) :


Badan Usaha yang melakukan kegiatan pengisian
tabung LPG (bottling plant) dengan kegiatan usaha
pengangkutan LPG wajib memiliki Izin Usaha
Pengangkutan LPG

18-Nov-13
53
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

18-Nov-13
54
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PERSYARATAN ADMINISTRASI & TEKNIS


PENGAJUAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN DAN/ATAU PENYIMPANANLPG
(dengan fasilitas bottling plant, SPPBE/SPBE) UNTUK YANG TELAH BEROPERASI
PERSYARATAN ADMINISTRASI

Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya


Profil perusahaan (Company Profile)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Surat Tanda Daftar Perusahan (TDP)
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesanggupan
memenuhi aspek keselamatan operasi, kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat
setempat
Surat persyaratan tertulis diatas materai mengenai kesanggupan
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
Persetujuan prinsip dari Pemerintah Daerah mengenai lokasi untuk
pembangunan fasilitas dan sarana
Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesediaan
dilakukan inspeksi lapangan
Surat pernyataan bahwa telah beroperasi sebelum ditetapkannya
Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 tanggal 29 September 2009

18-Nov-13
55
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PERSYARATAN ADMINISTRASI & TEKNIS


PENGAJUAN IZIN USAHA PENGANGKUTAN LPG (dengan fasilitas bottling plant, SPPBE)
UNTUK YANG TELAH BEROPERASI

PERSYARATAN TEKN I S

Perizinan dari instansi lain terkait, meliputi :


Copy STNK (atas nama Perusahaan) atau kontrak
kerjasama paling sedikit selama 3 tahun (sewa
eksklusif);
Copy Buku KIR/Buku Uji Berkala;
Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur untuk fasilitas
bot t ling plant (Balai Metrologi Daerah);
Persetujuan studi lingkungan (UKL dan UPL) untuk
fasilitas bot t ling plant ;
SKPP, Izin Penggunaan Sistem Alat Ukur dan SKPI
(Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas)

18-Nov-13
56
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

PERSYARATAN ADMINISTRASI & TEKNIS


PENGAJUAN IZIN USAHA PENYIMPANAN LPG (dengan fasilitas bottling plant, SPBE)
UNTUK YANG TELAH BEROPERASI

PERSYARATAN TEKN I S

Surat Keterangan Kalibrasi Alat Ukur untuk fasilitas


Bottling Plant (Balai Metrologi Daerah)

Persetujuan studi lingkungan (UKL dan UPL) untuk


fasilitas Bottling Plant

SKPP, Izin Penggunaan Sistem Alat Ukur dan SKPI


(Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas)

18-Nov-13
57
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

18-Nov-13
58
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

Badan Usaha mengajukan permohonan Izin Usaha kepada Menteri melalui Direktur Jenderal
Migas dilengkapi dengan persyaratan administrastif dan teknis;

Direktur Jenderal melakukan penelitian dan evaluasi terhadap data administrasi dan teknis;

Badan Usaha wajib melakukan presentasi dalam rangka klarifikasi terhadap data administrasi
dan teknis;

Untuk pemeriksaan kesesuaian data dan informasi mengenai rencana kegiatan Badan
Usaha, dapat dilakukan peninjauan lokasi;

Badan Usaha mendapatkan Izin Usaha setelah data administrasi dan teknis lengkap dan
benar

18-Nov-13
59
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SANKSI PIDANA

Pasal 53 UU No. 22 Tahun 2001 :


Setiap orang yang melakukan :
Pengangkutan tanpa Izin Usaha Pengangkutan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling tinggi Rp 40.000.000.000,- (empat puluh
miliar rupiah).
Penyimpanan tanpa Izin Usaha Peyimpanan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling tinggi Rp 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar
rupiah).

18-Nov-13
60
60
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 44 Permen ESDM No. 0007 Tahun 2005 :

Badan Usaha pemegang Izin Usaha Pengangkutan dan/atau


Penyimpanan dapat dikenakan sanksi berupa teguran tertulis,
penangguhan kegiatan, pembekuan kegiatan dan pencabutan izin
usaha, apabila :

Melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku;


Tidak mematuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan;
Tidak memenuhi persyaratan kesanggupan sebagaimana yang
ditetapkan;
Apabila setelah beroperasi tidak melakukan kegiatan yang berarti
secara terus menerus selama 2 (dua) tahun setelah diberikan Izin
Usaha.

18-Nov-13
61
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

Badan Usaha SPPBE Yang telah mendapatkan Izin Usaha Pengangkutan LPG
dengan fasilitas Bottling Plant:
No Nama Badan Usaha Lokasi SPBE
1 PT Giga Intrax Kebumen
2 PT Restugas Aji Karanganyar
3 PT Sarigas Prima Abadi Karanganyar
4 PT Anugerah Terang Abadi Gasindo Sukoharjo
5 PT Sarana Investa Utama Sukoharjo
6 PT. Aroma Jaya Sejati Sragen
7 PT. Kaosa Rasmi Scada Boyolali
8 PT. Sekawan Maju Mapan Surakarta dan Klaten
9 PT. Anugrah Putra Tunggal Jaya Pekalongan
10 PT. Enerkon Nusantara Kab. Banjarnegara
11 PT Nusa Pradipta Sejati Kudus
12 PT Nusa Pradipta Sentosa Kudus
13 PT Usaha Dua Sahabat Pringsurat
14 PT Jatirata Mitra Mulya Sleman
15 PT Adiputra Gas Nusantara Semarang
16 PT Manggala Puri Sakti Semarang
17 PT Nisiha Biru Abadi Puroworejo
18 PT Pancadarma Puspa Wira Karanganyar
18-Nov-13
19 PT Indah Sri Rejeki Boyolali

62
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

Nama-nama Badan Usaha SPPBE yang sedang dalam proses Izin Usaha
Pengangkutan LPG (dengan fasilitas bottling plant):

No Nama Badan Usaha Lokasi SPPBE


1 PT Berkah Sejahtera Jepara
2 PT Dharmasrana Rahardja Semarang
3 PT Bumi Purnama Raya Yogyakarta
4 PT Rejeki Berkah Empat Putra Pati
5 PT Puri Kencana Merdeka Utama Semarang
6 PT Puri Sakti Energi Perkasa Semarang
7 PT Dirgantara Bakti Sentausa Tegal
8 PT Kartika Darma Wonogiri
9 PT Aji Gamita Wonosobo
10 PT Karyamas Niaga Manunggal Abadi Klaten
11 PT Puri Bakti Siwi Grobogan

18-Nov-13
63
K EM EN T ERI AN EN ERGI DAN SU M BER DAY A M I N ERAL
DI REK T ORAT J EN DERAL M I N Y AK DAN GAS BU M I

www.pusdiklatmigas.com
sulis_wi@pusdiklatmigas.com
sulismigas1@yahoo.com
18-Nov-13
64
64
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Anda mungkin juga menyukai