Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN , KEBUDAYAAN, RISET &,TEKNOLOGI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI


TASIKMALAYA

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022-2023

MATA UJIAN : STUDI KELAYAKAN BISNIS


HARI/ TANGGAL : SELASA / 4 OKTOBER 2022
JURUSAN/SMT / KELAS : AKUNTANSI /V/ A s/d D
WAKTU : TAKE HOME
DOSEN PENGUJI : TIM DOSEN SKB.

1.JAWABAN KASUS DITULIS TANGAN PADA LEMBAR JAWABAN YANG DISEDIAKAN


2.JAWABAN KASUS DIKUMPULKAN SESUAI JADWAL UTS YANG SUDAH DITETAPKAN

KASUS ASPEK PASAR


“PERLUASAN USAHA PT SBE “
1.SEJARAH PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

Perusahaan SBE berlokasi di Yogyakarta , didirikan pada bulan Januari 1976, tetapi ijin
tetap operasi baru diperoleh pada bulan Oktober 1978. Selama tenggang waktu tersebut
perusahaan beroperasi dengan ijin sementara. Produksi percobaan dilakukan sejak
berdiri sampai dengan bulan Mei 1977, dan kemudian dilanjutkan dengan produksi
komersial sampai sekarang. Perusahaan ini berstatus badan hukum “Perseroan Terbatas”
dan merupakan Proyek Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN).
Produk yang dihasilkan berupa lampu pijar dengan 4 type, yakni :
a.Bohlam type MG Frosted/Cleor berwarna bening, tidak begitu terang dan berbentuk
bulat.
b.Bohlam type PX Cleor berwarna putih bening, berbentuk bulat panjang,
c.Bohlam type PX Frosted berwarna putih susu,dan lebih terang ,
d.Bohlam type G , lampu warna untuk dekorasi.

Jumlah produksi lampu pijar dari PT SBE ini sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1982
dari keseluruhan type produk yang dihasilkan secara berturut-turut adalah 0,58 juta
buah; 2,84 juta buah; 4,3 juta buah; 6,38 juta buah dan 6,96 juta buah.
Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu dari dua perusahaan di Indonesia
yang menghasilkan produk sejenis yang telah memenuhi standarisasi industri lampu-
lampu pijar, sesuai dengan II No : 0195-78, dengan kata lain kualitas produk yang
dihasilkan telah cukup memadai.

Daerah pemasaran produk ini telah mencakup hampir seluruh Indonesia, dan
pendistribusiannya dilakukan sendiri oleh perusahaan ini dibantu oleh satu perusahaan
dagang lain yang khusus untuk menyalurkannya , yakni Perusahaan Dagang SBE yang
berlokasi di Jakarta.
Daerah pemasaran yang dijangkau oleh PT SBE Yogyakarta meliputi daerah Yogyakarta,
Denpasar, Menado,Banjarmasin,Samarinda,Surabaya dan Bandung. Sedangkan daerah
pemasaran Perusahaan Dagang (PD) SBE Jakarta meliputi daerah Medan, Padang,
Bangka,Pekanbaru,Jambi,Lampung, Palembang dan Pontianak.
Perkembangan posisi keuangan perusahaan sejak 1980 sampai dengan tahun 1982,
dalam bentuk neraca sederhana adalah sebagai berikut :
PT SBE
NERACA Per 31 DESEMBER 1980, 1981,1982 (Rp)

Keterangan 1980 1981 1982


AKTIVA : Aktiva lancar 666.120.571 921.637.928 1.255.598.367
Aktiva tetap (Netto) 486.561.744 543.247.073 977..634.150
Aktiva Tetap tak 120.000 -
Berwujud
Aktiva lain-lain 1.830.272 1.231.000 1587.935
TOTAL AKTIVA 1.154.632.587 1.466.116.901 2.234.820.957
PASSIVA : Hutang lancar 479.017.656 424.155.099 962.406.699
Hutang jangka panjang 535.049.881 420.129.107 615.604.830
Moda Saham disetor 100.000.000 500.000.000 500.000.000
Laba ditahan 40.565.050 121.632.695 156.809.429
TOTAL PASSIVA 1.154.632.587 1.466.116.901 2.234.820.957

Pada tahun 1983, perusahaan merencanakan perluasan usaha yang diharapkan dapat
mulai beroperasi pada awal tahun 1984, yakni menambah jenis produk yang dihasilkan,
berupa lampu tabung, dan untuk keperluan tersebut dikumpulkan data-data yang
berkaitan dengan aspek pasar dari rencana perluasan usaha tersebut sebagai berikut ini.

2.PERKIRAAN KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENERANGAN


Berdasarkan data dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) perkiraan konsumsi
tenaga listrik di Indonesia yang didasarkan pada pola pengembangan sistem kelistrikan
PLN menurut Pan C hingga akhir pelita VI (1999) adalah sebagai berikut :

PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK, DARI PENYEDIAAN PLN DAN NON PLN
HINGGA AKHIR PELITA VI

Akhir Pelita Dalam Twh ( jutaan KWH )


(tahun) II III IV V VI
1979 1984 1989 1994 1999
Konsumsi dari PLN 4.900 13.500 33.700 72.100 139.800
Konsumsi dari Non PLN 5.600 13.700 19.600 23.300 30.900
Jumlah 10.500 27.200 53.300 95.400 170.700

Berdasarkan perkiraan Perusahaan umum Listrik negara proporsi konsumsi listrik


menurut golongan konsumen adalah 60% untuk sektor industri, 25% untuk sektor rumah
tangga, 14% untuk sektor komersial dan umum, serta 13% untuk penerangan jalan.
Sehingga jumlah konsumsi menurut golongan konsumen sampai akhir pelita V dapat
dilihat pada tabel berikut

TABEL KONSUMSI TENAGA LISTRIK MENURUT GOLONGAN KONSUMEN


SAMPAI AKHIR PELITA V

Konsumsi Tenaga Listrik (Dlm Twh = jutaan KWH )


Golongan 1979 1984 1989 1994
konsumen
Rumah tangga 3.100 7.600 14.400 25.000
Industri 6.000 15.800 31.400 56.800
Komersial/Umum 1.200 3.300 6.600 12.200
Penerangan jalan 200 500 900 1.400
Jumlah 10.500 27.200 53.300 95.400

Dari tabel tersebut diatas ,khusus untuk golongan konsumen selain untuk penerangan
jalan,konsumsi tenaga listrik sebagian besar digunakan untuk penerangan dari masing-
masing golongan konsumen tersebut.
Konsumsi listrik untuk penerangan dari ketiga golongan konsumen, yakni rumah tangga,
industri dan komersial/umum adalah sebagai berikut :

KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENERANGAN dari PLN DAN NON PLN
TAHUN 1981 – 1991

Konsumsi Tenaga Listrik ( Dalam Twh = milyar KWH )


Tahun Rumah tangga Industri Komersial/umum Jumlah
1981 2,26 0,88 0,57 3,71
1982 2,69 1,06 0,68 4,43
1983 3,20 1,28 0,82 5,30
1984 3,80 1,60 1,0 6,40
1985 4,33 1,82 1,15 7,30
1986 4,80 2,08 1,32 8,20
1987 5,33 2,37 1,52 9,22
1988 5,92 2,70 1,75 10,37
1989 5,60 3,10 2,0 11,70
1990 7,19 3,50 2,26 11,95
1991 7,84 3,96 2,55 14,35
1992 8,55 4,47 2,88 15,90
1993 9,32 5,05 3,25 17,62
1994 10,50 5,70 3,70 19,90

3.PERKIRAAN KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK LAMPU TABUNG


Konsumsi tenaga Listrik untuk lampu tabung ialah besar konsumsi tenaga listrik untuk
penerangan yang diserap oleh seluruh pemakaian lampu tabung dalam suatu waktu
tertentu.
Besarnya perkiraan konsumsi tenaga listrik untuk penerangan yang dibutuhkan oleh
seluruh pemakaian lampu tabung dalam suatu periode, ditentukan oleh perbandingan
antara konsumsi daya listrik untuk lampu pijar dan konsumsi daya listrik untuk lampu
tabung.
Menurut hasil perhitungan Gabungan Pengusaha Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik
Rumah Tangga Indonesia, perbandingan konsumsi daya listrik untuk lampu pijar dan
lampu tabung untuk golongan konsumen rumah tangga sama dengan 1 : 0,41 ; untuk
industri 1: 4,93 ; untuk komersial/umum 1 : 4,93
Berdasarkan perbandingan antara konsumsi daya listrik lampu pijar dan lampu tabung,
perkiraan seluruh tenaga listrik untuk lampu tabung dan perhitungan daya listrik rata-
rata untuk satu buah lampu pijar dan satu buah lampu tabung maka dapat diketahui
kebutuhan (permintaan) lampu tabung di Indonesia, yakni sebagai berikut :

TOTAL PERMINTAAN LAMPU TABUNG DI INDONESIA


TAHUN 1981-1994 ( dlm JUTAAN BUAH)

Tahun Rumah tangga Industri Komersial/umum Jumlah


1981 3,47 3,79 2,50 9,76
1982 4,31 4,62 2,96 11,86
1983 5,37 5,61 3,56 14,57
1984 6,90 7,06 4,42 18,38
1985 7,83 8,04 5,09 20,96
1986 8,88 9,24 5,87 23,99
1987 10,15 10,58 6,81 31,61
1988 11,57 12,14 7,90 36,36
1989 13,25 14,02 9,10 40,94
1990 14,72 15,88 10,34 46,17
1991 16,41 18,06 11,70 52,01
1992 18,25 20,50 13,26 58,61
1993 20,30 23,25 15,06 67,03
1994 23,51 26,36 17,16 75,64

4.PRODUKSI LAMPU TABUNG DI DALAM NEGRI DAN IMPORT


Produksi di dalam negri dan import lampu tabung yang dilakukan sejak tahun 1977-1982
adalah sebagai berikut :

PRODUKSI DALAM NEGRI DAN IMPORT LAMPU TABUNG 1977-1982 (ribuan)

Tahun Jumlah Produksi Jumlah Import


1977 3,366 22,641
1978 4,460 29,291
1979 4,648 9,693
1980 4,964 7,894
1981 4,893 11,789
1982 4,943 8,840
Sumber: Biro Pusat Statistik

5.KASUS YANG DIAJUKAN


Jika PT SBE merencanakan perluasan usaha dengan menambah jenis produk yang
dihasilkan berupa lampu tabung untuk penerangan, apakah masih tersedia pasar
potensil yang cukup selama 5 tahun kedepan ?

Sumber : Studi Kelayakan Proyek (SUAD HUSNAN)

***SEMPURNAKAN USAHA DENGAN DO’A ***

Anda mungkin juga menyukai