Anda di halaman 1dari 26

KEDOKTERAN KERJA

SUB-KELOMPOK 18
PEMBIMBING
dr. Lie T. Merijanti,MKK.

ANGGOTA KELOMPOK
Risky Hadining Tias : 030.14.168

Shina Niko Apredo : 030.14.176

Syamsul Arifin : 030.14.185

Viera Aprilia : 030.14.195


Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang


memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.

Tujuan K3

• Mencegah

• Mengurangi

• Menihilkan risiko kecelakaan kerja


Tujuan

a) Tujuan Umum
 Meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan melakukan
penilaian resiko di tempat tersebut.
b) Tujuan khusus
 Untuk mengetahui resiko yang terdapat di lingkungan pekerja
 Untuk mengetahui cara pencegahan/ cara meminimalisir
resiko yang terjadi
Manfaat

 Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan


pertimbangan bagi sablon dalam menerapkan dan
melaksanakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja
untuk meningkatkan kinerja karyawannya.

 Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan


dan wawasan yang lebih luas bagi perusahan akan
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut

UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap


warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”

ILO melaporkan bahwa satu pekerja meninggal setiap 15 detik


akibat kecelakaan di tempat kerja atau sakit akibat kerja
Di Indonesia sendiri, dilaporkan bahwa selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir kasus kecelakaan kerja meningkat. Dari 96.314 kaus kecelakaan
kerja di Tahun 2009, meningkat mencapai 103.285 kasus kecelakaan kerja
di Tahun 2013

Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan


kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan
dengan program keselamatan dan penanganan hukum

Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan


menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut
ke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi
Analisa risiko merupakan suatu kegiatan menganalisa suatu risiko
dengan menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari
penerimaan akibat suatu risiko. Tujuan adalah untuk membedakan
antara risiko kecil, risiko sedang, dengan risiko besar dan
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko

Risk Control, usaha yang dilakukan oleh pihak perusahaan


dalam mengurangi risiko yang mungkin terjadi
Administrative control, enginering control, personal protective
equipment
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU NO.9 Tahun 1995,
yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan
bersih paling banyak 200 juta, berdiri sendri, home industry juga dapat
berarti industry rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil
ayng dikelola oleh keluarga.

Massalah kesehatan kerja yang paling sering ditemukan di usaha konveksi


adalah permasalahan ergonomi

Masalah kesehatan yang paling sering ditemui berkaitan dengan bahaya


ergonomic adalah musculoskeletal Disorders (MSDs).
Cetak sablon : Kegiatan mencetak menggunakan alat dasar layar saringan
(screen), dengan kerapatan serat tertentu. Screen ini kemudian diberi
model cetakan atau mal yang berasal dari negative desain yang dibuat
sebelumnya. Setelah melalui proses penyinaran (exposure), akan
terbentuk bagian-bagian yang dapat dilalui dan tidak dapat dilalui oleh
tinta. Prosesnya adalah dengan menuangkan tinta di atas screen dan
disapu menggunakan rakel yang terbuat dari karet.

Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan kerusakan pada otot,


sarafm tendon ligament, persendian kartolago, dan discuss intervertebralis.
Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan
degenerasi
Postur dan gerakan
Masa Kerja
tubuh yang buruk
MSDs
Repetisi dan statis Usia, Jenis Kelamin

Overuse dan
Merokok
tereakumulasi
Gejala dari MSDs terbagi atas 3 tahap :

Tahap 1: Sakit atau pegal=pegal dan kelelahan selama jam kerja, tapi gejala ini
biasanya menghilang setelah waktu kerja. Tidak berpengruh pada performance
kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat.

Tahap 2 : Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah
bekerja. Tidak mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya
performance kerja;

Tahap 3 : Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika
bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan,
kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.
Jenis-jenis MSDs
Carpal Tunnel syndrome, muscle soarness, Hand-Arm vibration,
Low back pain Syndrome, Peripheral nerve entrapment syndrome,
tendinitis

Upaya pencegahan
1. Jagalah postur tubuh agar tetap stabil dan rileks
2. Hindari duduk dengan posisi yang sama terlalu lama
3. Lakukan peregangan
4. Makan makanan yang bergizi
Profil Perusahaan

 Nama pemilik : Abui (39 Tahun)

 Jenis usaha : Jasa

 Bidang : Sablon

 Tahun berdiri : Dari tahun 2000 di Cangkareng, 2017


pindah di Kerendang sampai sekarang

 Alamat : Jl. Krendang Timur RW 06

 Jumlah pekerja : 5-6 orang

 Jam kerja : Umumnya pukul 08.00 – 20.00 WIB (12 jam)


Jumlah Pekerja

6 orang Tenaga Kerja

2 orang menyusun,
3 orang yang 1 orang meracik cat,
mengambil, dan mencuci
menyablon pendataan
barang
Sanitasi Tempat Kerja

Kebersihan dan kenyamanan pada tempat usaha ini cukup


baik, dimana para pekerja sangat jarang mengeluhkan masalah
kesehatan, tetapi:

• Terdapat tangga yang ekstrim menuju tempat kerja


• Terdapat aroma cat yang sangat menyengat diruangan
• Kurangnya ventilasi pada ruangan, sehingga mengakibatkan
tingginya suhu dalam ruangan
• Kurangnya ruangan tempat beristirahat
Denah Ruangan kerja lt.2

Ruang
Sablon

Sablon
screen
film
Lingkungan Kerja

• Pencahayaan : Cukup baik.


• Ventilasi : Cukup minim dengan menggunakan ventilasi buatan
dan jendela seadanya dan tidak terawat.
• Suhu : Panas dan pengap dikarenakan tidak
terawatnya dan minimnya ventilasi rumah
dan terdapat sebuah  Rumah Makan dibawah
bangunan tempat kerja.
• Kelembaban : Cukup lembab
Alur Kerja

Meracik Cat

Setelah dikeringkan
Pencetakan/penyablonan Pengeringan dan
cetakan sablon dapat
gambar diberi sekat
digunakan

Diambil dari papan


Dijemur
alas pencetakan
IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA
Penilaian tingkat resiko
Penilaian dan meminimalkan tingkat risiko
Analisa Risiko
 Untuk Hazard severity (Efek):

o Mayor = 3, apabila kecelakaan besar dan


adanya korban jiwa
o Serious = 2, apabila kecelakaan
menyebabkan karyawan absen lebih dari 3
hari
o Slight = 1, apabila kecelakaan menyebabkan
hal diluar 2 dan 3
 Untuk Likelihood of occurance (Probability):

o High = 3, apabila hazard hampir selalu terjadi


o Medium = 2, apabila hazard sering terjadi
o Low = 1, apabila hazard jarang terjadi
KESIMPULAN
7%
28% Pengangkatan

36% Meracik Cat


Persentase jumlah
Menyablon risiko pada setiap
29% alur pekerjaan
Packing

29%
Low Risk
Medium Risk Persentase
High Risk tingkatan risiko
71%
berdasarkan
kategori risiko
SARAN
 1. Pemberian atau penambahan ventilasi udara dan
pendingin ruangan, seperti jendela, hexos, kipas
 2. Pemilik usaha industri ini menambah tenaga kerja
untuk shift jaga
 3. Pemberian ruangan untuk tempat beristirahat agar
tidak satu ruangan dengan tempat ruangan kerja
 4. Pemberian APD yang ditujukan kepada tenaga kerja
seperti masker, kacamata, sarung tangan, sepatu (alas
kaki)
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014. 1 orang pekerja di dunia
meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja. Available from URL :
http://www.depkes.go.id di akses 25 oktober 2017 pukul 15.00

2. BPJS Ketenagakerjaan. Angka kasus kecelakaan kerja menurun tahun 2015.


Available from URL : http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id diakses 25 oktober
2017 pukul 15.10

3. Summers, Juliette&Hyman, Jeff.2005. Employee Participation and Company


Performance. UK : Joseph Rowntree Foundation.

4. Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

5. Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.

6. Bernstein, Aaron & Beeferman, Larry. 2015. The Materiality of Human Capital to
Corporate Financial Performance. USA : IRRC Institute

Anda mungkin juga menyukai