Anda di halaman 1dari 23

Combustio e.

c Thermal Injury

Di Susun Oleh :

Kamariah
NIM 194691920016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
Combustio e.c Thermal Injury

Identitas pasien Keluhan Utama

Nama : Tn. S Pasien mengatakan mengeluh nyeri


P : Luka Bakar
Usia : 41 Tahun
Q : Tajam
Kriteria pasien : Total Care R : seluruh Tubuh
S : skala 9 (1-10)
Tanggal MRS : 15 Juni 2019 T : Menetap

Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2019


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien rujukan dari RS Tanjung dengan keluhan luka bakar akibat


kecelakaan kerja dan sudah dilakukan operasi debridement CITO di
RS Pertamina (12/6/2019) serta dilakukan debridement ulang (14/6/2019)

Riwayat Penyaki Dahulu

Keluarga mengatakan pasien sudah 2 kali dilakukan perawatan luka diruang


operasi serta tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan asma

Riwayat Penyaki Keluarga

Keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan


asma
B 1 (Breath)

Inspeksi : Gerak dada simetris, jejas luka bakar terbalut elastis bandage
, bentuk dada normo chest, RR 20x/m, terpasang NK 3 lpm, luka bakar
pada dada depan dan belakang

Palpasi: Pasien tidak dapat dipalpasi karena nyeri pada lu


ka bakar didadanya

Perkusi : Pasien tidak dapat diperkusi karena


nyeri pada luka bakar didadanya

Auskultasi : Suara nafas normal, tidak terdengar


whezhing dan ronkhi
B 2 (Blood)

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat karena tertutup


elastis bandage

Palpasi: PMI tidak teraba karena nyeri tekan dan tertutup


elastis bandage

TD : 152/82 mmHg
Perkusi : Pasien tidak dapat diperkusi karena
N : 128 x/m
RR : 22x/m nyeri pada luka bakar didadanya
T : 37,3 C
CRT : < 2 detik
SPO2 : 97 %
Tidak ada sianosis Auskultasi : Suara jantung S1 S2 tunggal
B 3 (Brain)

Tingkat kesadaran composmentis GCS: E4V5M6

Refleks pupil positif terhadap cahaya ( 2m/2m)


B 4 (Bowel)

Inspeksi : Luka bakar pada perut depan dan belakang


7%, adanya luka bakar tertutup elastis bandage,
pasien minum sedikit-sedikit

Auskultasi : Bising usus 9x/m

Perkusi : Pasien tidak dapat diperkusi karena


Luka bakar dan tertutup elastis bandage

Palpasi : Pasien tidak dapat dipalpasikarena


Luka bakar dan tertutup elastis bandage
B 5 (Bladder)

Pasien terpasang kateter dengan urine berwarna


kuning jernih

Intake : 5740 ml
Output : 1958 ml
B6 ( Bone)
 Luka bakar pada ekstremitas atas kanan 4,5% kiri 9%, ekstremitas bawah kiri 8%
dan kanan 4 %
 Tidak ada kelemahan pada ektremitas atas dan bawah
 Tidak ada edem pada ekstremmitas
 Adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah
 Skala otot 3333 3333
3333 3333

Pemeriksaan Penunjang (16/6/19)

Leukosit : 8,9 ribu/ul


HB : 3,9 (14-18) g/dl
Hematokrit :41,4 (42-52) %
Gran% : 85,5 (50-81) %
Limfosit :10,8 (20-40) %
Gran# :7,60 (2,50-7,00) ribu/ul
Limfosit :1,00 (1,25-4,00) ribu/ul
Bilirubin total :2,63 (0,20-1,20) mg/dl
Bilirubid direk : 2,40 (0,00-0,20) mg/dl
SGOT :43 (5-34) u/l
Terapi farmakologi
Inf. Triofusin 1000cc
Inf. Aminofusin 1000cc
Inf Ns 0,9% 500cc
Inf D5% 1000cc
Inj Morfin 2cc/jam
Inj Amikasin 1x1gr
Inj Sanmol 3x1gr
Inj OMZ 2x1 vial
Drip cernevit 1x1
Inj Lasix 10mg/jam
Po Sukrafat 2x2cth
Salep gentamicin 3x1
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1 DS: Agen injury thermal Nyeri akut


Pasien mengatakan mengeluh nyeri (combustio derajat 2)
P : Luka Bakar
Q : Tajam
R : seluruh Tubuh
S : skala 9 (1-10)
T : Menetap

DO:
-Tampak luka bakar pada dikepala,
leher, dada, perut serta ekstremitas atas
dan bawah tertutup elastis bandage
-Nyeri tekan pada area luka bakar
TD : 152/82 mmHg
N : 128 x/m
RR : 22x/m
T : 37,3 C SPO2 : 97 %
2 DS:- Agen injury thermal Kerusakan integritas jaringan
DO :
(combustio derajat 2)
-Tampak luka bakar pada dikepala, leher, dada
, perut serta ekstremitas atas dan bawah tertut
up elastis bandage
- luka bakar dikepala dan leher 6%
-Dada depan dan belakang 7%
- perut depan dan belakang 7%
-Ekstremitas atas kanan 4,5%
-Ekstremitas atas kiri 9%
-Ekstemitas kanan bawah 4%
-Ekstremitas kiri bawah 8%
3 Faktor Penyebab : Resiko Infeksi
 Luka bakar 45,5% kepela, leher, dada, p
erut, ektremitas atas dan bawah
 Pasien terpasang kateter
 Leukosit 8,9 ribu/ul

4 Ds : Kehilangan cairan Kekurangan volume cairan


Do : aktif
- luka bakar dikepala dan leher 6%
-Dada depan dan belakang 7%
- perut depan dan belakang 7%
-Ekstremitas atas kanan 4,5%
-Ekstremitas atas kiri 9%
-Ekstemitas kanan bawah 4%
-Ekstremitas kiri bawah 8%
-Pasien diet entramix 3 x 200cc
-Minum aie putih 1000 ml
Implementasi
Evaluasi
Nyeri akut b.d Pain management S:
agen injury 1. Melakukan pengkajian nyeri Pasien mengatakan nyeri bisa dit
thermal P : Luka Bakar derajat ll ahan dari skala 9 ke 8

Q : Tajam O:
R : seluruh Tubuh kesadaran composmentis
Pasien bisa memeragakan tek
S : skala 9 (1-10) nif nafas dala,
T : Menetap Pasien tampak tenang
TD : 138/73 mmHg
2. Mengobservasi reaksi verbal dan nonverbal N : 106 x/m
Pasien mengatakan nyeri seluruh tubuh, pasien RR : 21x/m
T : 37,5 C SPO2 : 95 %
tampak beristighfar
3. Mengajarkan teknik nafas dalam jika pasien A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
merasakan nyeri Kolaborasi pemberian
4. Berkolaborasi pemberian morfin analgesik
Implementasi
Evaluasi
Kerusakan inte Wound Care: Burns S:
rgritas jaringan 1. Memonitor tingkat kesadaran pasien -
b.d combustio (Kesadaran composmentis dengan luas luka O:
derajat ll 45,5%) kesadaran composmentis
2. Mempertahankan jalan nafas Elastis bandage tampak basah
( tidak ada sumbatan jalan nafas, menggunakan karena cairan tubuh
NK 3lpm Tampak luka bakar tertutup ela
3. Memastikan asupan cairan dan nutrisi stis bandage
(pasien mendapat terapi cairan total 3100 dan diet Terapi cairan 3100 dan diet ent
entramix 3 x 200cc) ramix 3 x 200cc
4. Mengevaluasi luka bakar Luas luka bakar 45,5% didaera
(luka bakar dari kepela, leher, dada, perut, ekstre h kepala, leher, dada, perut, ek
mitas atas dan bawah tertutup elastis bandage) stremitas atas dan bawah
5. Berkolaborasi untuk tindakan debridement untuk
ke 3 kalinya A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi dengan dokter tind
akan debridement
Implementasi
Evaluasi
Resiko infeksi Infection Control S:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Menggunakan APD saat tindakan membersihka O:
n pasien dan saat tindakan Tampak luka bakar terbalut
3. Monitor leukosit (8,9 ribu/ul) kasa pada wajah
4. Berkolaborasi pemberian amikasin 1x1 gr Tampak luka bakar dari kepala
, leher, dada,perut , ekstremitas
atas dan bawah
Pasien selalu dirapikan pagi
hari
Pasien terpasang kateter dan
infus
T : 37,5 C
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi pemberian
antibiotik
Pertahankan teknik aseptik
Implementasi
Evaluasi
Kekurangan Fluid Management S:
volume cairan 1. Mempertahankan intake dan output (intake 57 Pasien mengatakn ingin minum
b.d kehilangan 40 ml, output 1958 ml) O:
cairan aktif 2. Memonitor TTV Luas luka bakar 45,5% didaera
h kepala, leher, dada, perut, ek
TD : 152/82 mmHg
stremitas atas dan bawah
N : 128 x/m
Pasien selalu minum air putih
RR : 20x/m
Pasien minum per oral
T : 37,3 C SPO2 : 97 %
TD : 138/73 mmHg
3. Meningkatkan asupan oral (pasien diet entram N : 106 x/m
ik 3 x200ml, minum air putih 4 x250ml dengan RR : 21x/m
T : 37,5 C SPO2 : 95 %
sedotan
4.Berkolaborasi pemberian triofusin, NS 0,9% dan A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
D5% Pertahankan intake dan output
Monitor tanda gejala kelebihan
volume cairan
Analisa Jurnal
Penulis Guilabert, et al

Tahun Terbit 2016

Judul Fluid resuscitation management in patients with burns:


update

Lembaga Penerbit British Journal of Anaesthesia

Volume, Nomor & Halaman 117 (3): 284–96 (2016)


Introduction

Pada tahun 1968 Baxter dan Shires mengembangkan rumus Parkland (4ml x kgbb x %luas luka bakar), yang saat ini
paling banyak digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien luka bakar. Sesuai dengan indikasi program Advanced Burn Lif
e Support dari American Burn Association, formula ini sekarang menetapkan 2-4 ml larutan Ringer's lactate (RL) per kilogram
berat per persentase luas permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa. Ini dimaksudkan untuk disesuaikan dengan
perubahan permeabilitas vaskular untuk menghindari kelebihan dan jumlahnya harus sesuai dengan pengeluaran urin.
Kadang-kadang proses ini tidak tepat karena perhitungan luas permukaan tubuh tidak selalu dapat diandalkan (mis. Pada
pasien obesitas).
Setelah bertahun-tahun mempelajari patofisiologi pasien luka bakar dan hasil akhirnya, sekarang jelas bahwa resusitas
i cairan yang cepat sangat penting untuk kelangsungan hidup pada pasien dengan luka bakar. Sejak penerapan penggantian
cairan yang dinamis dan efisien, lebih sedikit pasien meninggal dalam 24-48 jam pertama. Ini adalah prioritas untuk mempert
ahankan volume intravaskular dan perfusi organ meskipun terjadi edema yang disebabkan oleh resusitasi cairan yang intens.
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah Pertama, jurnal ini mengidentifikasi pedoman praktik klinis terkait tinjau
an sistematis, dan sintesis kritis lainnya dari dokumen dalam literatur ilmiah seperti laporan evaluasi teknologi kesehatan.
Pada fase ini, jurnal ini menggunakan sumber database elektronik MEDLINE, PubMed dan Cochrane Database dengan
meta-analisis. Selama periode yang ditinjau, 13 studi diterbitkan pada terapi yang diarahkan pada tujuan pada pasien luka
bakar, dan 11 di antaranya dimasukkan dalam ulasan analisis ini
Methods

Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah Pertama, jurnal ini mengidentifikasi pedoman praktik kli
nis terkait tinjauan sistematis, dan sintesis kritis lainnya dari dokumen dalam literatur ilmiah seperti lapor
an evaluasi teknologi kesehatan. Pada fase ini, jurnal ini menggunakan sumber database elektronik ME
DLINE, PubMed dan Cochrane Database dengan meta-analisis. Selama periode yang ditinjau, 13 studi
diterbitkan pada terapi yang diarahkan pada tujuan pada pasien luka bakar, dan 11 di antaranya dimasu
kkan dalam ulasan analisis ini
Result
Menurut hasil studi ini terapi diarahkan pada tujuan, jumlah cairan yang diberikan dalam 24 jam pertama ha
rus jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh formula Parkland. Cairan resusitasi awal harus berupa krist
aloid yang seimbang. Koloid tampaknya tidak sesuai pada jam-jam pertama karena peningkatan permeabili
tas kapiler pasien. Cairan Ringer Asetat tampaknya melindungi keseimbangan elektrolit dalam penggantian
besar, dan mungkin merupakan kristaloid pilihan untuk resusitasi awal pada pasien luka bakar.
Discussions
Terapi cairan yang diarahkan pada tujuan telah menjadi konsep penting dalam resusitasi cairan awal
untuk luka bakar. Konsentrasi asam laktat meningkat pada kelompok Ringer Laktat pada hari 1-3 setelah p
emberian. Pada kelompok Ringer asetat terkait dengan kejadian trombositosis yang lebih tinggi, tetapi tidak
ada kejadian trombotik yang dijelaskan. Durasi tinggal di rumah sakit dan hari-hari perawatan dengan ventil
asi mekanik lebih rendah pada kelompok Ringer asetat.

Cairan apa yang harus digunakan di awal resusitasi ? Mempertimbangkan bahwa solusi seimbang te
lah terbukti unggul untuk penggantian cairan, ringer asetat tampaknya akan menjadi pilihan yang paling coc
ok untuk penggantian besar. Meskipun demikian solusi ini telah menunjukkan profil yang menguntungkan p
ada pasien trauma, bukti terkait pada pasien luka bakar terbatas. Diperlukan studi lebih lanjut yang memba
ndingkan RL dengan RA untuk resusitasi awal. Menurut ulasan Cochrane, pedoman dari Amerika Serikat,
dan ulasan lain telah mengevaluasi kemanjurannya pada pasien luka bakar, tetapi sampai sekarang tidak a
da bukti yang jelas mendukung atau menentang mereka, dan studi tambahan diperlukan untuk menentukan
dosis dan target waktu yang tepat pada cairan RL dan RA.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai