Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSIS

MULTIAKSIAL
Oleh:
WILDA MUTIA ASTARI

Pembimbing:
dr. Lucy M Bangun , Sp.KJ
Konsep Kesehatan Jiwa
 Sadar akan kemampuan diri
 Mampu mengatasi tekanan hidup
 Bekerja produktif
 Berkontribusi di masyarakat
Konsep Gangguan Jiwa
1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa:

a. Sindrom atau pola perilaku

b. Sindrom atau pola psikologik


2. Gejala klinis menimbulkan “penderitaan” (distress), berupa: rasa nyeri, tidak nyaman,
tidak tentram, terganggu.
3. Gejala klinis menimbulkan “disabilitas” (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup.
Pedoman Diagnosis
Di Indonesia, diagnosis gangguan mental diklasifikasikan
dengan PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan
Diagnostik Gangguan Jiwa)  mengadopsi dari DSM
dan ICD (International Classification of Diseases)
PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa)

PPDGJ I → ICD 8

PPDGJ II → ICD 9

PPDGJ III → ICD 10


MANFAAT PPDGJ
1. Penyeragaman kode membantu dalam pencatatan, dokumentasi dan
statistik kesehatan.

2. Keseragaman diagnosis merupakan acuan tata laksana terapi.

3. Sebagai alat komunikasi tim kesehatan termasuk perawat.

4. Penelitian : memberikan batasan operasional diagnosis gangguan jiwa.


ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
Proses Diagnosis
Gangguan Jiwa DIAGNOSIS

TERAPI

TINDAK LANJUT
Diagnosis
 Diagnosis Multiaksial  Suatu sistem yang digunakan
untuk mendiagnosis secara komprehensif (gangguan jiwa,
gangguan kepribadian, kondisi medik umum, masalah psikososial
& lingkungan, dan taraf fungsi secara global) sehingga
membantu rencana terapi & meramalkan prognosis.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik
AKSIS II : Gangguan kepribadian
Retardasi mental
AKSIS III : Kondisi Medik Umum
AKSIS IV : Masalah psikososial dan Lingkungan
AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
CATATAN :
• Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada hubungan etiologik atau patogenesisi
• Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi
AKSIS I (RPS )
F 00 – F 09 : Ggn mental organik (+simptomatik)
F 10 – F 19 : Ggn mental & perilaku zat psikoaktif
F 20 – F 29 : Skizofrenia, skizotipal & gg waham
F 30 – F 39 : Ggn suasana perasaan (mood/afektif)
F 40 – F 49 : Ggn neurotik, somatoform-> ggn terkait stress
F 50 – F 59 : Sindroma perilaku ggn fisiologis
dst…..F 99
AKSIS II (RPS & RPD )
F 60 : Gg Kepribadian khas
F 60.0 : Gg kepribadian paranoid
F 60.1 : Gg kepribadian schizoid
F 60.2 : Gg kepribadian disosial
F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil
F 60.4 : Gg kepribadian histrionik
F 60.5 : Gg kepribadian anankastik
dst …..F 70 : RM
AKSIS III (RPS )
Bab I A00 – B99 : Penyakit infeksi & parasit
Bab II C00 – D 99 : Neoplasma
Bab IV E00 – G 99 : Penyakit endokrin, nutrisi dan endokrin
Bab VI G00 – G59 : Penyakit susunan syaraf
Bab VII H00 – H 59 : Penyakit mata dan adneksa
Bab VIII H60-H99 : Penyakit telinga dan proses mastoid, dst
AKSIS IV
Masalah dengan primary support group (keluarga)
Masalah berkaitan lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Masalah akses dan pelayanan kesehatan, dst
AKSIS V (GAF)
100 – 91 : Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak
ada masalah yang tak ditanggulangi
90 – 81 : Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa
80 – 71 : Beberapa gejala ringan & dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll
70 – 61 : Beberapa gejala rignan & menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
dst.
Contoh Penulisan Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F32.2 Episode depresif berat gejala psikotik


Aksis II : Ciri kepribadian dependen
Aksis III : B20.1 HIV dengan infeksi bakteri lainnya
Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V : GAF 50-41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai