Anda di halaman 1dari 15

Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai

Tetap dan
Bukan Pegawai

OLEH : NILAWATI
PPG_DALJAB_AKUNTANSI & KEUANGAN_UNIMED
2019
KOMPETENSI DASAR

3.4 Menjelaskan tata cara penghitungan


pemotongan PPh pasal 21 untuk pegawai
tetap dan bukan pegawai.

4.4 Menghitung pemotongan PPh pasal 21 untuk


pegawai tetap dan bukan pegawai
Indikator Pencapaian Kompetensi

 Mengidentifikasi tata cara penghitungan


pemotongan PPh pasal 21 untuk pegawai tetap
dengan benar
 Menganalisis tata cara penghitungan pemotongan
PPh pasal 21 untuk pegawai tetap dengan benar
 Mengidentifikasi tata cara penghitungan PPh
Pasal 21 bukan pegawai dengan benar
 Menganalisis tata cara penghitungan PPh Pasal
21 bukan pegawai benar.
 Menghitung PPh Pasal 21 pegawai tetap dengan
benar, jelas dan teliti.
Tujuan Pembelajaran

 Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu


mengidentifikasi tata cara penghitungan pemotongan PPh Pasal 21
untuk pegawai tetap dengan benar dan penuh percaya diri.
 Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menganalisis
tata cara penghitungan PPh pasal 21 pegawai tetap dengan benar
dan penuh percaya diri.
 Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik dapat
mengidentifikasi tata cara penghitungan pemotongan PPh Pasal 21
bukan pegawai dengan benar dan penuh percaya diri.
 Melalui diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menganalisis
tata cara penghitungan PPh pasal 21 bukan pegawai dengan benar
dan penuh percaya diri.
 Melalui pemberian contoh dan penugasan peserta didik mampu
menghitung PPh Pasal 21 Pegawai tetap dan bukan pegawai dengan
benar, tepat dan penuh tanggung jawab.
MODEL & METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Problem Base Learning

Metode Pembelajaran : Diskusi, Penugasan,


Tanya Jawab

TEKNIK PENILAIAN

1. Penilaian sikap selama Pembelajaran

2. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Pengertian Pegawai Tetap
Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

Contoh :
PNS, karyawan swasta penerima gaji berkala, mencakup juga anggota
dewan komisaris, anggota dewan pengawas, atau pegawai yang bekerja
berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu.
PPh Pasal 21 Pegawai Tetap atas penghasilan
teratur
 Dihitung Penghasilan Bruto sebulan
terdiri dari Gaji + tunjangan dan lain-lain + Premi Asuransi
 Dihitung Penghasilan Neto sebulan
dari Penghasilan Bruto sebulan angka 1 dikurangi :
Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto *)
Iuran Pensiun dan Iuran Tunjangan Hari Tua
 Dihitung Penghasilan Neto setahun
dari Penghasilan Neto sebulan angka 2 dikalikan 12
 Dihitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
dari Penghasilan Neto setahun angka 3 dikurangi PTKP
 Dihitung PPh Pasal 21 setahun
dari Penghasilan Kena Pajak angka 4 (PKP) X Tarif Pajak
 Dihitung PPh Pasal 21 sebulan
Dari PPh Pasal 21 setahun angka 5 dibagi 12
*) Keterangan :
Biaya jabatan maksimal sebesar Rp 500.000,- sebulan (untuk
menghitung PPh pasal 21 sebulan)
PPh Pasal 21 Pegawai Tetap atas penghasilan tidak
teratur

 Dihitung PPh 21 setahun atas Gaji


 Dihitung PPh 21 setahun atas Gaji + Bonus

 PPh 21 atas Bonus = Perhitungan PPh 21 angka 2


dikurangi perhitungan PPh 21 angka 1
Contoh :
PPh 21 setahun Gaji + THR = misal Rp 900.000.-
PPh 21 setahun Gaji = misal Rp 800.000.-
PPh 21 Bonus = Rp 100.000.-
PPh Pasal 21 Karyawati

 Karyawati yang belum menikah PTKP-nya sesuai dengan


tanggungan keluarganya misalnya TK/0, TK/1, TK/2 dan
TK/3.
 Karyawati yang telah menikah PTKP-nya menjadi TK/0
karena tanggungan keluarganya mengikuti PTKP suaminya.
 Kecuali suaminya tidak punya penghasilan yang dinyatakan
dengan surat lurah/camat, maka PTKP isteri sesuai dengan
tanggungan keluarganya misal K/0, K/1, K/2 dan K/3.
PPh Pasal 21 Atas Uang Rapel

1. Dihitung PPh Pasal 21 sebulan setelah kenaikan Gaji


2. Dihitung PPh Pasal 21 sebulan sebelum kenaikan Gaji
3. PPh Pasal 21 atas Rapel kenaikan Gaji sebulan = perhitungan PPh
Pasal 21 pada angka 1 dikurangi perhitungan PPh Pasal 21 pada
angka 2

Contoh :
PPh Pasal 21 setelah Gaji naik = misalnya Rp 75.000.-/bln
PPh Pasal 21 sebelum Gaji naik = misalnya Rp 60.000.-/bln
PPh Pasal 21 atas Rapel sebulan = Rp 15.000.-/bln
Pengertian bukan pegawai

Bukan pegawai adalah orang pribadi yang bukan pegawai


tetap, pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas.
Penghasilan yang diperoleh orang pribadi bukan pegawai
merupakan imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah
atau permintaan dari pemberi penghasilan.
PPh Pasal 21 Atas penghasilan berkesinambungan

Jika orang pribadi bukan pegawai memenuhi seluruh dari


kriteria berikut:
 Memiliki NPWP
 Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja
dengan pemotong PPh pasal 21
 Tidak memperoleh penghasilan lain

Maka PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif


pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif PKP
dalam tahun kalender yang bersangkutan.
(Besarnya PKP adalah sebesar 50% dari jumlah penghasilan
bruto dikurangi PTKP per bulan).
Lanjutan

Jika orang pribadi bukan pegawai memenuhi salah satu dari


kriteria berikut:
 Tidak memiliki NPWP
 Memperoleh penghasilan selain dari hubungan kerja
dengan pemotong PPh Pasal 21
 Memperoleh penghasilan lain;

PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17


ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif 50% dari
jumlah penghasilan bruto dalam tahun kalender yang
bersangkutan, tidak dikurangi PTKP.
PPh Pasal 21 atas penghasilan yang tidak
berkesinambungan

PPh pasal 21 atas penghasilan yang tidak


berkesinambungan dihitung dengan menerapkan tarif
pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas 50% dari
jumlah penghasilan bruto.
SELESAI.......

Anda mungkin juga menyukai