Anda di halaman 1dari 31

DEMAM TIFOID

OLEH :
DR. TRI PUTRI MANHUSNI.
PEMBIMBING : DR. AZIZAH
DR.LOVITA
PENDAHULUAN

 Di Indonesia, saat ini penyakit demam tifoid masih


merupakan penyakit endemik, terutama di kota-kota
besar yang padat penduduknya, seperti halnya di
negara-negara yang sedang berkembang lainnya. Hal
ini berhubungan erat dengan keadaan sanitasi,
kebiasaan higiene yang tidak memuaskan dan
tingkat pendidikan yang rendah.
Definisi

 Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di


sebabkan oleh Salmonella typhi.
Etiologi

 Bakteri dari genus Salmonella


 Salmonella Typhi dan Salmonella Parathyphi
Morfologi

Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Berkapsul
Struktur antigen

 Antigen somatik (O) atau dinding sel


- tahan panas dan alkohol
- identifikasi serological
 Antigen Vi ( envelope)
- melindungi kuman dari fagositosis
 Antigen Flagellar (H)
- tidak tahan panas dan alkohol
Patofisiologi
Masa penularan

 Oral – fekal

 Higien dan sanitasi kurang baik

 Makanan-minuman yang tercemar

 Kontak langsung dengan jari px yang terkontaminasi

 Transplasental dari ibu hamil ke janin


Anamnesis

 Prolonged fever (38,8-40,5)

 Sakit kepala

 Menggigil

 Gejala gastrointestinal : anoreksia, nyeri abdomen,

mual, muntah, diare, konstipasi


Pemeriksaan fisik

 Suhu badan meningkat

 Minggu kedua :

 Demam

 Bradikardi relatif

 Lidah berselaput

 hepatomegali
 Splenomegali

 Ggn mental : somnolen, stupor, koma, delirium


Diagnosis kerja
1. pemeriksaan darah tepi
- leukopeni/leukositosis/ normal
- anemia
- trombositopenia ringan
2. Uji serologis widal
Untuk membuat diagnosis yang dibutuhkan adalah
titer zat anti terhadap antigen O
3. Isolasi kuman
S. typhosa dapat ditemukan dalam darah pada
minggu I sakit
Pengobatan
1. Antibiotik
 kloramfenikol 50-100 mg/kg/hari, oral atau iv,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 harifirst
line
 Ceftriaxone 80mg/kg/hari IV atau IM sekali 1
hari selama 5 hari
 Amoksisilin 100 mg/kg/hari oral atau iv selama
10 hari
 Cefotaxim anak 50 – 200 mg/kg/h dalam 4 – 6
dosis.Sedangkan untuk neonatus 100 mg/kg/h
dalam 2 dosis
 Cefixime 10mg/kg/hari, oral dibagi dlm
2dosis,selama 10 hari.
 SUPORTIF

 Demam tifoid ringan dapat di rawat di rumah

 Tirah baring

 Isolasi memadai

 Kebutuhan cairan dan kalori cukup


 INDIKASI RAWAT
Semua demam tifoid berat harus di rawat di
rumah sakit untuk:
 Memenuhi kebutuhan cairan dan kalori
 Pemberian antipiretik
 Pemberian diie yang tepat
 Tranfusi darah bila diperlukan pada
komplikasi perdarahan saluran cerna.
Cara Pencegahan

 Higiene perorangan dan lingkungan


 Imunisasi
 Imunisasi aktif terutama

- Kontak dengan pd demam tifoid


- KLB
- sedang bepergian ke daerah endemik
Vaksinasi

1. Vaksin tifoid oral

 tidak untuk anak < 6 tahun

 interval selang sehari (1.3. dan 5)

 booster dibutuhkan 5 tahun sekali


Komplikasi

1. Komplikasi intestinal

- Perdarahan usus

- Perforasi usus

- ilcus paralitik
2. Komplikasi Ekstaintestinal:
- Hepatitis
- Miokarditis
- Endokarditis
- Bronchopneumonia
- Pleuritis
- Nefritis, dll
3. Komplikasi proses infeksi

- Renjatan septic

- Koagulasi intra vaskuler

4. Relaps

5. Karrier
prognosis

 Umumnya prognosis baik , jika penderita cepat

berobat
 Prognosis kurang baik/ buruk jika gejala klinis berat,

seperti :
 Hiperpireksia

 Kesadaran menurun

 Komplikasi berat

 Gizi buruk
LAPORAN KASUS

 Identitas penderita
Nama penderita : Tn HY
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & tanggal lahir : BAA, 17 Juni 1994
Alamat : Kecamatan
 Keluhan utama : Demam
 Uraian : + 8 hari SMRS os tampak lesu, pusing,
dan tidak bersemangat. Sejak + 4 hari SMRS Os mulai panas, tidak
mendadak, muncul perlahan dan tidak terlalu tinggi, remitten. Setelah
minum obat penurun panas, panas turun namun kemudian naik lagi, terus
naik, terutama saat malam hari, mengigau (+), berkeringat (-), kejang (-). 3
hari SMRS os mengeluh nyeri di ulu hati, mual (+), muntah (+), muntah
sering dengan frekuensi 2 – 4 X/hari, berisi air atau makanan. Nafsu
makan menurun namun minum tetap kuat. BAB (-) hingga MRS, BAK (+)
normal, ikterik (-), nyeri (-). Tidak ada riwayat keluar kota atau ke hutan.
 Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Komposmentis GCS : 4 – 5 – 6
 Tensi : 100/70 mmHg
 Denyut nadi : 86 kali/menit
 Pernapasan : 25 kali/menit
 Suhu : 37,7 OC
 Kulit : Turgor cepat kembali, pucat (-)
 Kepala : Normal
 Mata : Isokor, cekung (-), anemis (-), ikterik (-)
 Telinga : Simetris, sekret (-)
 Mulut : Mukosa bibir basah dan merah muda, oral thrush (+)
 Toraks / paru : Simetris, sonor, sn. vesikuler, ronkhi (-),wheezing (-)
 Jantung : S1 dan S2 tunggal, iktus (-), apeks (-)
 Abdomen : Bising usus (+) menurun
 Ekstremitas : Akral hangat, edem (-), parese (-)
 Susunan saraf : Tidak ada kelainan
 Genital : Tidak ada kelainan
 thrill (-)
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
 Darah: Hb 11,5 g/dL;
WBC 5.580/mmk;
RBC 4,3juta/mmk
PLT 200.ooo
Widal Test : O : 1/160
H: 1/120
 DIAGNOSA
 Diagnosa banding : Demam tifoid
Demam berdarah dengue
Malaria

 Diagnosa kerja : Demam tifoid


 Status gizi : Gizi Normal
 PENATALAKSANAAN
Istirahat total
IVFD RL 20 tpm
Inj Cefotaxim 1 amp/ 12 jam
Paracetamol 500 mg 3 x /hari
Diet lunak, rendah serat, tidak merangsang, tinggi kalori, tinggi
protein
 USUL PEMERIKSAAN
 Biakan darah
 Pemeriksaan serologis (Tes Widal, IgM)
 Darah rutin (Hb, WBC, RBC, trombosit, LED, hitung jenis)
 Pemeriksaan hapusan darah tepi
 Biakan urin
 PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
 PENCEGAHAN
Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi
lingkungan
Imunisasi aktif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai