PENELITIAN
SKENARIO 2
1
SKENARIO
Seorang mahasiswa telah melakukan penelitian yang berjudul
“Prevalensi Disfungsi Ereksi pada Pria usia di atas 50 tahun berdasarkan
International Index of Erectile Function-5 di Kota Medan Tahun 2012”
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan survey morbiditas.
Populasi penelitian adalah pria usia di atas 50 tahun di Kota Medan.
Menurut BPS Kota Medan pada tahun 2010 pria berusia diatas 50 tahun
berjumlah 134.744 orang. Sampel dipilih dengan teknik accidental random
sampling yaitu memperoleh sampel dengan cara acak sederhana. Cara
pemilihan sampel yang diteliti diharapkan dapat mewakili seluruh populasi
pria usia diatas 50 tahun yang berjumlah 134.744 orang. Jumlah sampel
ditentukan dengan rumus sebanyak 100 orang. Kriteria inklusi adalah pria
diatas 50 tahun, bertempat tinggal di Kota Medan dan bersedia
diwawancarai. Kriteria eksklusi tidak dipaparkan dan juga tidak dipaparkan
bagaimana teknik pengambilan sampel. Instrumen penelitian adalah
dengan kuesioner yaitu International Index of Erectile Function-5 (IIEF-5).
2
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunkan IIEF-5.
SKENARIO
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi,proporsi dan perse ntase,juga dalam bentuk grafik. Peneliti
ini menyimpulkan adanya angka yang signifikan mengenai
prevelensi pria yang mengalami disfungsi ereksi yang berusia 50-59
tahun : 54 orang yang terdiri dari disfungsi ereksi ringan : 24 orang
(35,25%), disfungsi ereksi sedang : 23 orang (33,82%),dan disfungsi
ereksi berat : 7 orang (10,3%). Usia 60-69 tahun : 24 orang terdiri
dari disfungsi ereksi ringan : 2 orang (8,34%), disfungsi ereksi
sedang : 14 orang (58,33%), dan disfungsi ereksi berat : 8 orang
(33,33%). Usia 70-79 tahun : 6 orang (100%) yang hanya mengaami
disfungsi ereksi berat. Usia diatas 80 tahun : 2 orang (100%) yang
hanya mengalami disfungsi ereksi berat. Dengan total sebanyak 86
orang responden (86%) yang mengalami disfungsi ereksi dari 50-80
+ di Kota Medan tahun 2012.
3
TERMINLOGI
PREVALENSI : jumlah orang dalam populasi yang
menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu
tertentu
INTERNASIONAL INDEX OF ERECTILE
FUNCTION-5 : indeks internasional untuk
mengukur tingkat ereksi penderita disfungsi ereksi
SURVEY MORBIDITAS :suatu survey dekriptif yang
bertujuan untuk mengetahui kejadian dan distribusi
penyakit dalam masyarakat atau populasi
KRITERIA INKLUSI : kriteria atau ciri-ciri yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
dapat diambil sebagai sampel
KRITERIA EKSLUSI : kriteria atau ciri-ciri yang
tidak dapat diambil sebagai sampel
KUESIONER : teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya
WAWANCARA TERPIMPIN (terstruktur) : wawancara
yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
POPULASI :sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang
sama (spesies).
DISTRIBUSI FREKUENSI :daftar nilai data bisa nilai
individual atau nilai data yang sudah dikelompokkan ke
dalam selang interval tertentu yang disertai dengan nilai
frekuensi yang sesuai
PROPORSI : perbandingan yang ideal dan harmonis antara
bagian-bagian benda yang menjadi objek gambar atau
istilah
ANALISA MASALAH
1. Mengapa kriteria eksklusi dan teknik
pengambilan sampel tidak dipaparkan?
Jawab : karena kriteria eksklusi tidak dapat
diambil sebagai sampel
POPULASI POPULASI
TARGET TERJANGKAU
•ANGKET
•KUESIONER
•SOAL
•DOKUMEN
NON RANDOM
RANDOM SAMPLING
SAMPLING 9
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/i mampu mengetahui, memahami,
dan menjelaskan tentang :
Populasi
Sample
Instrumen
Teknik pengumpulan data
10
BELAJAR MANDIRI 11
POPULASI PENELITIAN
Contoh populasi target :
Populasi sekumpulan individu Di Indonesia pasien kanker
dengan ciri-ciri yang sama (spesies). payudara pada suatu saat ada
beberapa puluh ribu, dan jika
dijumlah dengan kasus baru, maka
POPULASI dalam kurun waktu tetentu misalnya
PENELITIAN 10 tahun, jumlahnya mencapai
ratusan ribu orang.
13
SAMPEL
LEBIH MURAH
LEBIH MUDAH
LEBIH AKURAT
MEWAKILI
POPULASI
LEBIH
14
SPESIFIK
SAMPEL
FAKTOR-FAKTOR YANG
PERLU
DIPERTIMBANGKN
MENENTUKAN
TEKNIK
MEMBATASI
POPULASI
MENDAFTAR SAMPLING
SELURUH
UNIT YANG MENENTUKAN
MENJADI SA MPEL
ANGGOTA YANG AKAN
POPULASI DIPILIH
15
SAMPEL
PROSEDUR PENGAMBILAN
SAMPEL
2. Menentukan
1. Menentukan populasi
tujuan penelitian
penelitian 3. Menentukan
7. Memilih
jenis data
sampel
5. Menentukan yang
besarnya sampel diperlukan
6. Menentukan unit (sampel size) 4. Menentukan
sampel yang teknik
diperlukan
sampling
16
TEKNIK SAMPLING
RANDOM Boleh digunakan
SAMPLING apabila seiap unit atau
(PROBABILITY anggota populasi itu
SAMPLES) bersifat homogen atau
diasumsikan homogen
SAMPEL
NON RANDOM
Tidak didasarkan atas
(NON
kemungkinan yang dapat
PROBABILITY)
diperhitungkan, tetapi
SAMPLING
semata-mata hanya
berdasarkan kepada segi-
segi kepraktisan saja
17
RANDOM SAMPLING
a. Pengambilan Sampel Secara Acak Sederhana (Simple Random
Sampling)
dibedakan menjadi 2 cara :
1. mengundi anggota populasi (lottery technique)
2. menggunakan tabel bilangan (random number)
b. Pengambilan Sampel Secara Acak Sistematis (Systemic
Random Sampling)
caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan
perkiraan jumlah sampel yang diinginkan,hasilnya adalah interval
sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota
populasi secara acak
contoh : N (jumlah populasi : 500 orang (No. 1,2,3….)
n (sampel) : 50 yang diinginkan
I (Interval) : 500 : 50 = 10
maka anggota populasi yang terkena sampel adalah elemen
yang mempunyai nomor kelipatan 10 misal 2,12,32 18
RANDOM SAMPLING
c. Pengambilan Sampel Secara Acak
Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
apabila suatu populasi terdiri dari unit yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal
ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi
karateristik umum dari anggota populasi,
kemudian menentukan strata atau lapisan dari
jenis karakteristik unit-unit tersebut.
contoh penentuan strata : tingkat sosial
ekonomi,tingkat keparahan
penyakit,umur penderita
19
RANDOM SAMPLING
d. Pengambilan Sampel Secara Kelompok
atau Gugus (Cluster Sampling)
pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit
individu tetapi terdiri dari kelompok atau
gugusan. Gugusan terdiri dari unti geografis
(desa,kecamatan,kabupaten).
misalnya : penelitian tentang kesinambungan
imunisasi anak balita di Kecamatan X, dan
menurut laporan Puskesmas jumlah anak
balitanya 1.500 orang (N=1.500)
20
RANDOM SAMPLING
e. Pengambilan Sampel Secara Gugus Bertahap
(Multistage Sampling)
proses pengambilan sampel secara gugus bertahap :
1. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi
pemerintahan Provinsi,Kabupaten,Kecamatan
2. Dari are populasi tersebut diambil sampel gugus di
bawahnya (misal : ProvinsiKabupaten)
3. Dari area gugus tersebut diambil area gugus yang
dibawahnya lagi (misal : KabupatenKecamatan
4. Akhirnya semua anggota populasi dar gugus yang
paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sebagai
sampel
21
NON RANDOM (NON PROBABILITY) SAMPLING
a. Purposive Sampling
mula-mula peneliti mengidentifiksi semua
karakteristik populasi. Kemudian peneliti
menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel
penelitian sehingga teknik pengambilan
sampel secara purposive ini didasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri.
22
NON RANDOM (NON PROBABILITY) SAMPLING
b. Quota Sampling
dilakukan dengan cara : pertama-tama
menetapkan berapa besar jumlah sampel yang
diperlukan atau menetapkan quotum (jatah).
Kemudian jumlah atau quotum itulah yang
dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel
yang diperlukan
c. Accidental Sampling
sampel diambil dari responden atau kasus yang
kebetulan ada disuatu tempat atau keadaan
tertentu
23
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
Merupakan syarat umum merupakan kriteria
yang harus dipenuhi oleh dimana subjek
peserta agar dapat penelitian tidak dapat
disertakan ke dalam mewakili sampel karena
penelitian. tidak memenuhi syarat
sebagai sampel
misal : wanita yang telah penelitian
mengalami masa
menopause usia 44-55 misal : wanita
tahun, sehat jasmani dan menopause dalam
rohani keadaan sakit fisik dan
kejiwaan
24
METODE PENGUMPULAN DATA
1. WAWANCARA (INTERVIEW)
25
JENIS-JENIS WAWANCARA
a. Wawancara Tidak Terpimpin ( Non
Directive or Unguided Interview)
diartikan tidak ada pokok persoalan yang
menjadi fokus dalam wawancara tersebut.
Sehingga dalam wawancara pertanyaan-
pertanyaan yang dikemukakan tidak
sistematis
b. Wawancara Terpimpin
berdasarkan pedoman berupa kuesioner-
kuesioner
26
JENIS-JENIS WAWANCARA
c. Wawancara Bebas Terpimpin
kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan
wawancara terpimpin. Terdapat unsur
kebebasan, tetapi ada pengarah pembicaraan
secara tegas dan mengarah
27
TEKNIK WAWANCARA
Hubungan baik
antara Pedoman dan
Keterampilan
pewawancara cara pencatatan
sosial interview
dengan sasaran wawancara
1. Pencatatan langsung
2. Pencatatan dari ingatan
3. Pencatatan dengan alat recording
4. Pencatatan dengan Field Rating (dengan
angka) 28
5. Pencatatan data wawancara dengan kode (field
coding)
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEKNIK
WAWANCARA
KELEBIHAN KEKURANGAN
Metode ini tidak akan menemui Kurang efisien, karena
kesulitan meskipun memboroskan
respondennya buta huruf waktu,tenaga,ikiran, dan
sekalipun ,atau lapisan biaya
masyarakat yang manapun Diperlukan adanya
karena alat tamanya adalah keahlian/penguasaan bahasa
bahasa verbal dari interviewer
lues dan fleksibilita Memberi kemungkinan
Teknik yang efektif untuk interviewer untuk
menggali gejala-gejala psikis memalsukan jawaban
Cocok dalam pengumpulan Data yang diperoleh kurang
data-data sosial akurat apabila interviewer
dan interviewee memiliki
perbedaan
29
30
ANGKET
1. Angket
1. Angket umum 1. angket langsung
berstruktur
2. Angket khusus 2. Angket tak
2. Angket tak
langsung
berstruktur
Kelebihan
Kekurangan
•Dalam waktu singkat daat
•Tidak dapat dilakukan untuk
diperoleh data yang banyak
masyarakat yang buta huruf
•Menghemat tenaga dan biaya
•Kemungkinan responden tidak
•Responden dapat memilih
menjawab angket karena tidak
waktu senggang untuk
dapat memahami pertanyaan
menjawabnya
INSTRUMEN PENELITIAN
Kuesioner (formulir)
untuk kepentingan
administrasi
Kuesioner untuk
JENIS DAFTAR observasi
PERTANYAAN
Kuesioner untuk
wawancara
32
INSTRUMEN PENELITIAN
UNSUR-UNSUR DALAM
KUESIONER
multiple chioce
35
PENYAJIAN DATAPENELITIAN
PENYAJIAN DATA
UMUM KHUSUS
36
PENYAJIAN DATA
30
25
20 ringan
15 sedang
10 berat
5
0
50-59 60-69 70-79 > 80
37
REFERENSI
Notoatmodjo,Soekidjo.2010.Metodologi
Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Asdi
Mahasatya
Sastroasmoro,Sudigdo dan Sofyan
Ismael.2013.Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis.Jakarta : Sagung Seto
38