Anda di halaman 1dari 42

REFERAT

Agustus 2019

DEHIDRASI

OLEH :
Neni N. Dadiara
NIM.201884067

Pembimbing :
dr. Ony W. Angkejaya, Sp. An
dr. Fahmi Maruapey, Sp. An
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Cairan  60 % dari komposisi tubuh manusia

Jumlah cairan tubuh total pada masing-masing individu dapat bervariasi


berdasarkan umur, berat badan, maupun jenis kelamin.

Cairan dan elektrolit tersebut memiliki komponen utama yang berbeda


dan fungsinya masing-masing sebagai struktur penting yang
membentuk dan menunjang tubuh.
Cont’…

Kehilangan cairan normal  kehilangan cairan insensibel, produksi urin


serta kehilangan cairan melalui tinja.

Kehilangan cairan abnormal  dehidrasi

Dehidrasi  pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah yang masuk,


dan kehilangan cairan ini juga disertai dengan hilangnya elektrolit.
Cont’…

Cara pemberian cairan pada dehidrasi  Oral ataupun parenteral

Pemberian cairan intravena :

- Pemilihan jenis cairan

- Jumlah

- Lama pemberian yang disesuaikan dengan keadaan penyakit dan


gejala klinik

Keputusan yang tepat dan teliti dalam menentukan hal di atas sangat
mutlak diperlukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
Total Body Water (TBW)
Cont’…

Komponen CES pada seorang laki-laki dewasa (BB 70 Kg)

Cairan Berat Badan (%) Volume (%)

Cairan interstitial 15 10,5

Plasma 5 3,5

Cairan transeluler 1 0,7

Total CES 21 14,7


Komposisi Cairan Tubuh

Substansia Plasma Cairan interstitial Cairan intraseluler

Kation
Na+ 153 145 10
K- 4,3 4,1 159
Ca2- 2,7 2,4 <1
Mg2+ 1,1 1 40
Total 161,1 152,5 209
Anion
Cl- 112 117 3
HCO3- 25,8 27,1 7
Protein 15,1 0,1 45
Lainnya 8,2 8,4 154
Total 161,1 152,5 209
Kebutuhan cairan dan elektrolit bayi dan anak

Berat badan Kebutuhan air per hari


≤ 10 kg 100 ml/kgBB
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB
> 20 kg 1500 + 20 ml/kgBB
Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan cairan dan elektrolit dewasa

- Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari

- Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari

- Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari


Peningkatan terhadap kebutuhan cairan harian

- Demam (kebutuhan meningkat 12% setiap 10C, jika suhu > 370C )

- Hiperventilasi

- Suhu lingkungan yang tinggi

- Aktivitas yang ekstrim/berlebihan

- Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau polyuria


Penurunan terhadap kebutuhan cairan harian

- Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10C, jika suhu


<370C )

- Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi

- Oliguria atau anuria

- Hampir tidak ada aktivitas

- Retensi cairan, misalnya gagal jantung


Proses Pergerakan Cairan Tubuh

Osmosis Difusi

Pompa
Natrium
Kalium
DEHIDRASI
DEFINISI

Suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena hilangnya


cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau kombinasi
keduanya.

Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pada jumlah
yang masuk, dan kehilangan cairan ini juga disertai dengan hilangnya
elektrolit.
Keseimbangan cairan masuk dan keluar
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

- Gastroenteritis

- Stomatitis dan Faringitis

- Ketoasidosis diabetik

- Demam

- Muntah

- Berkeringat

- Diabetes

- Luka bakar
DERAJAT DAN MANIFESTASI KLINIS
DERAJAT DAN MANIFESTASI KLINIS
PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan :

- Mengganti cairan yang hilang

- Mengembalikan keseimbangan elektrolit

- Mengoreksi status osmolaritas pasien.


PEMILIHAN CAIRAN

Prinsip :

a) Mengganti kehilangan air dan elektrolit yang normal melaui urine,


IWL, dan feses. Jenis cairan yang digunakan didasarkan pada :

- Cairan pemeliharaan (jumlah cairan yang dibutuhkan selama 24 jam)

- Cairan defisit (jumlah kekurangan cairan yang terjadi)

- Cairan pengganti (replacement)

b) Membuat agar hemodinamik tetap dalam keadaan stabil.


CAIRAN KRISTALOID

Cairan Glucose Sodium Chloride Potassium Kalsium Lactate mOsmol/L


(mg/dL) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)
5% Dextrose 5000 253
in water
D5 ½ NS 5000 77 77 406
D5 NS 5000 154 154 561
0,9% NaCl 154 154 308
Ringer laktat 130 109 4,0 3,0 28 273
D5 RL 5000 130 109 4,0 3,0 28 525
5% NaCl 855 855 1171
Cont...

NaCl RL
Cont...

Dextrosa
Kristaloid Koloid
Keunggulan - Lebih mudah tersedia dan murah - Ekspansi volume plasma tanpa
- Komposisi serupa dengan plasma ekspansi interstitial
(Ringer asetat/ringer laktat) - Ekspansi volume lebih besar
- Bisa disimpan di suhu kamar - Durasi lebih lama
- Bebas dari reaksi anafilaktik - Oksigenasi jaringan lebih baik
- Komplikasi minimal - Insiden edema paru dan/atau
edema sistemik lebih rendah
Kekurangan - Edema dapat mengurangi - Anafilaksis
ekspansibilitas dinding dada - Koagulopati
- Oksigenasi jaringan terganggu - Albumin bisa memperberat depresi
karena bertambahnya jarak miokard pada pasien syok
kapiler dan sel
- Memerlukan volume 4 kali lebih
banyak
CAIRAN KOLOID

- Albumin

- Dextran

- Gelatin

- HES
Cont...

Albumin HES
TEKNIK PEMBERIAN CAIRAN

Penatalaksanaan terapi cairan meliputi dua bagian dasar yaitu :

- Resusitasi cairan  menggantikan kehilangan akut cairan tubuh.

- Terapi rumatan  memelihara keseimbangan cairan tubuh dan


nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Dehidrasi ringan-sedang  pemberian cairan ORS (Oral Rehydration


Solution). Jenis ORS  glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa
30 mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L.
Cont...

Dehidrasi berat :

- Tahap Pertama

Mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolemia yang


membutuhkan penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan cairan
kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar
20 mL/kgBB.

- Tahap Kedua

Mengatasi defisit, pemberian cairan pemeliharaan dan penggantian


kehilangan yang masih berlangsung.
Dehidrasi Isotonik

Dikoreksi dengan mengganti defisit cairan ditambah dengan cairan


pemeliharaan dextrose 5% dalam NaCl 0,45-0,9%.

Kalium (20 mEq/L kalium klorida) dapat ditambahkan ke dalam cairan


pemeliharaan saat produksi urin membaik dan kadar kalium serum
berada dalam rentang aman.
Dehidrasi Hipotonik

Tahap awal :

Diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% atau RL 20


mL/kgBB sampai perfusi jaringan tercapai.

Pada hiponatremia derajat berat (<130 mEq/L) harus dipertimbangkan


penambahan natrium dalam cairan rehidrasi.

Koreksi defisit natrium melalui perhitungan = (Target natrium - jumlah


natrium saat tersebut) x volume distribusi x berat badan (kg).
Cont...

Kadar natrium harus dipantau dan jumlahnya dalam cairan disesuaikan


untuk mempertahankan proses koreksi perlahan (<0,5 mEq/L/jam).

Koreksi kondisi hiponatremia secara cepat sebaiknya dihindari untuk


mencegah mielinolisis pontin (kerusakan selubung mielin) koreksi
cepat secara parsial menggunakan larutan NaCl hipertonik (3%; 0,5
mEq/L).
Dehidrasi Hipertonik

Tahap awal :

Diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% 20 mL/kgBB atau


RL sampai perfusi jaringan tercapai.

Tahap kedua :

memulihkan volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium


serum sesuai rekomendasi, jangan melebihi 10 mEg/L/24 jam.
Cont...

Pemberian cairan harus secara perlahan dalam lebih dari 48 jam


menggunakan dextrose 5% dalam NaCl 0,9%.

Apabila pemberian telah diturunkan hingga kurang dari 0,5 mEq/L/jam,


jumlah natrium dalam cairan rehidrasi juga dikurangi  koreksi
hipernatremia berlangsung secara perlahan.
PARAMETER KEBERHASILAN TERAPI

Berdasarkan perbaikan cairan intravaskuler :

- Denyut nadi

- Produksi urin

- Status mental pasien.

Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan dengan


kecepatan hingga 60 mL/kgBB, maka etiologi lain syok harus dipikirkan
(misalnya anafilaksis, sepsis, syok kardiogenik).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dehidrasi  suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena


hilangnya cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau
kombinasi keduanya.

Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pada jumlah
yang masuk, dan kehilangan cairan ini juga disertai dengan hilangnya
elektrolit.
Cont...

Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan osmolaritas dan derajat


keparahannya.

Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan
usia dewasa.

Prinsip penatalaksanaan dehidrasi  mengganti cairan yang hilang dan


mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga keseimbangan
hemodinamik kembali tercapai
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai