Anda di halaman 1dari 44

Journal Reading

Mei 2019
Intratemporal Complication of Otitis Media

OLEH :
Neni Nengsi Dadiara
NIM.201884067

Pembimbing :
dr. Julu Manalu, Sp. THT-KL

Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Ambon
2019
1
PENDAHULUAN
Otitis media (OM)  penyakit yang berpotensi parah
karena risiko komplikasi

Komplikasi
Berat

Ringan
Lanj…

Status
Usia
imunitas

Otitis
Media

Virulensi Perawatan
kuman sebelumnya
penyebab
Lanj…
Munculnya antibiotik pada abad terakhir (1940-an)  penurunan
insiden komplikasi dari otitis media akut (AOM) dan otitis media kronis
(COM)  perawatan bedah menjadi tatalaksana secara klinis.

Pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kebijakan


kesehatan untuk infeksi telinga tengah kronis (tahun 1998):

Mendefinisikan OM sebagai masalah kesehatan masyarakat yang


penting dan menetap
Memverifikasi kelangkaan data populasi dan menghimbau negara-
negara untuk mengumpulkan informasi epidemiologis
Lanj…
TUJUAN

Menetapkan insidensi komplikasi


intratemporal terkait dengan otitis media

Menilai secara prospektif pasien yang terlibat


dengan menganalisis faktor-faktor
epidemiologis dan klinis
METODE

• Kohort prospektif longitudinal

• Pasien yang didiagnosis otitis media akut dan kronis dan pasien
dengan komplikasi intratemporal yang timbul dari OM  unit rawat
darurat, ruang rawat jalan, dan ruang rawat inap

• Februari 2010 hingga Januari 2011.

• Penelitian ini disetujui oleh Komite Etika Penelitian lembaga dan


diberi izin 0081/10.
Analisis Pasien dengan Komplikasi Intratemporal

• Usia • Tingkat kelumpuhan wajah

• Jenis kelamin perifer (skor House Brackmann)

• Jenis komplikasi intratemporal • Jenis dan tingkat gangguan

• Pengobatan pendengaran (selama infeksi


dan setelah pengobatan)
• Temuan pencitraan
• Hasil klinis.
KOMPLIKASI INTRATEMPORAL

• Erosi tulang endochondral yang menutupi


Fistula Labirin labirin (terlihat pada CT-scan atau operasi)
tanpa kebocoran perilimfe.

• Eritema, edema/hilangnya edema


Mastoiditis (termasuk abses subperiosteal).
Lanjt…

Kelumpuhan
• Sesuai skor House-Brackmann
wajah perifer

• ambang pendengaran (dilaporkan pasien) dan


diverifikasi oleh audiometri (penurunan konduksi
Labirintitis tulang) serta diikuti oleh tanda-tanda dan gejala
vestibular
HASIL

15 Pasien dengan
1.816 Pasien OM komplikasi

- 873 (48%) pasien laki-laki


- 943 (52%) pasien perempuan

Rata-rata 31 tahun  0-99 tahun

- 592 (33%)  COM


- 1224 (67%) AOM
Lanjt…
11 pasien (74%)
 CCOM

15 Pasien dengan 3 pasien (20%)


komplikasi OMA

1 pasien (6%)
 NCCOM
9 pasien 6 pasien
(60%) (40%)
Perempuan Laki-laki

Rata-rata 52 tahun
(26-78 tahun)
Tabel 1.Insiden Komplikasi Intratemporal

Komplikasi Intratemporal n %
Fistula labirin 7 36,8%
Mastoiditis 5 26,3%
Kelumpuhan wajah perifer 4 21,1%
Labirintitis 3 15,8%

Total 19 100,0%
Tabel 2. Distribusi Diagnosis Komplikasi

Fistula Mastoiditis Kelumpuhan Labirintitis


labirin (n=5) wajah perifer (n=3) Total (n=19)
(n=7) (n=4)
n % n % n % n % n %
AOM - - 2 40,0% 2 50,0% 2 66,7% 6 31,6%

NCCOM 1 14,3% - - - - 1 33,3% 2 10,5%

CCOM 6 85,7% 3 60,0% 2 50,0% - - 11 57,9%

Total 7 100,0 5 100,0 4 100,0 3 100,0 19 100,0


% % % % %
Tabel 3. Tatalaksana Pasien dengan Komplikasi

Tatalaksana n %

Canal wall down 10 66,7%


mastoidectomy

Closed mastoidectomy 2 13,3%

Drainase retroauricular 1 6,7%

Tabung ventilasi 1 6,7%

Konservatif 1 6,7%

Total 15 100,0%
Tabel 4. Insiden Tanda dan Gejala sebelum Komplikasi

AOM (n=3) NCCOM (n=1) CCOM (n=11) Total (n=15)


n % n % n % n %
Otorrhea 3 100,0% - - 11 100,0% 14 93,3%

Hypacusis 3 100,0% 1 25,0% 9 81,8% 13 86,7%

Tinitus 2 66,7% 1 25,0% 8 72,7% 11 73,3%


Otalgia 3 100,0% 1 25,0% 4 36,4% 8 55,3%

Vertigo 1 33,3% 1 25,0% 5 45,5% 7 46,7%


Mual/ 1 33,3% - 0,0% 2 18,2% 3 20,0%
Muntah
Nistagmus 1 33,3% - 0,0% 2 18,2% 3 20,0%
FISTULA LABIRIN

Insidensi
 0,38%

- 4 pasien (57%) laki-laki


- 3 pasien (43%)  perempuan

7 Pasien Rata-rata 59 tahun  44-78 tahun

- 6 pasien (86%)  CCOM (>5


tahun)
- 1 pasien (14%) NCCOM
Insiden Tanda dan Gejala

Tanda/Gejala n %

Hypacusis 7 100,0%

Tinitus 7 100,0%

Otorrhea 6 85,7%

Vertigo 5 71,4%

Nistagmus 2 28,6%

Mual/muntah 2 28,6%
Tatalaksana

Fistula Labirin

CWD Closed Drainase Tabung


Mastoidectomy Mastoidectomy
Konservatif
Retroauricular ventilasi

1 pasien
5 pasien 1 pasien 1 pasien (20%)
(84%) (20%) (20%)

labirintitis
Hasil CT-Scan
MASTOIDITIS

Insidensi
 0,27%
- 2 laki-laki (40%)
- 3 perempuann (60%)

Rata-rata 44 tahun  26-


5 Pasien
66 tahun

- 3 CCOM (60%)  CCOM


(>5 tahun)
- 2 AOM (40%)
Insiden Tanda dan Gejala

Tanda/Gejala n %

Otorrhea 5 100,0%

Otalgia 5 100,0%

Tinitus 3 60,0%
Tatalaksana

Mastoiditis

CWD Closed Drainase Tabung


Mastoidectomy Mastoidectomy
Konservatif
Retroauricular ventilasi

Tympano-
centesis 1 pasien
2 pasien 1 pasien 1 pasien (20%)
(40%) (20%) (20%)

Setelah membaik Kelumpuhan


dari gejala wajah perifer +
labirintitis
• Pasien dirawat selama 32 hari  diamati secara intesif 
Wegener’s granulomatous  Terapi siklofosfamid dan steroid 
Kelumpuhan wajah perifer dan otorrhea (-).
- Opasifikasi
mastoid air cell
• Pasien lain AOM - Trombosis sinus
sigmoid
TIK (-)
Komplikasi CT-Scan
Intrakranial kontras MRI
Fundus okular
normal
Terapi Ceftriaxone, Cefuroxime
Clindamisin, steroid axetil (21 hari)

Dirawat
7 hari
Membaik Dipulangkan
Kelumpuhan Wajah Perifer

Insidensi - 1 laki-laki (25%)


 0,22%
- 3 perempuann (75%)

Rata-rata 46 tahun  26-64 tahun

4 Pasien - 2 CCOM (50%)  CCOM (30 hari)


- 2 AOM (10 hari)

- 1 pasien  KWP + Mastoiditis +


Labirintitis
- 1 pasien  KWP + mastoiditis
- 1 pasien  KWP + labirintitis
- 1 pasien  KWP
Tabel 7. Data Pasien dengan Komplikasi KWP

Stadium Stadium
Usia Komorbiditas Diagnosis PFP Pengobatan PFP
(Sebelum) (Setelah)
Canal wall down
26 - CCOM IV III
mastoidectomy
Closed
31 * AOM IV I
mastoidectomy

DM;
63 AOM IV Miringotomi + VT II
Hipotiroidisme

Canal wall down


64 DM CCOM III III
mastoidectomy
* Pasien yang didiagnosis dengan granulomatosis Wegener
Insidensi 
Labirintitis 0,1%

Komor- Audiometri Komplikasi Audiometri


Usia Diagnosis Tatalaksana
biditas (Sebelum) terkait (Setelah)

Gangguan Gangguan
pendengaran Mastoiditis; Closed pendengaran
31 * AOM
campuran PFP mastoidectomy campuran
yang berat yang sedang

Gangguan Gangguan
pendengaran Closed pendengaran
59 DM# NCCOM Fistula labirin
campuran mastoidectomy campuran
yang berat yang sedang

Gangguan Gangguan
DM;
pendengaran Miringotomi dan pendengaran
63 Hipotiroi- AOM PFP
campuran VT campuran
disme
yang sedang yang sedang
DISKUSI
- Insiden komplikasi Intratemporal dari OM  0,8% (Thailand 0,45%, Turki 1,35%, dan
Taiwan 3%), Negara maju (Finlandia 0,004%).

- Kesulitan akses ke sistem perawatan kesehatan publik, layanan yang buruk, dan
kurangnya pendidikan.

- COM (>>CCOM)  74% komplikasi

- Meskipun n = 15, hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian kohort dengan n
yang lebih besar.
Lanjt…

- Tiga (20%) pasien > dua  komplikasi intratemporal

satu pasien  komplikasi intrakranial (thrombosis sinus sigmoid).

- Otalgia ditemukan pada 100% pasien dengan OMA dan 33% dari pasien dengan
COM memiliki otalgia.

- Tanda dan gejala pasien dengan komplikasi dari COM tidak spesifik (hypacusis 84%
dan tinnitus 75%)  Faktor usia dan Komorbiditas
Fistula Labirin
- Komplikasi intratemporal yang paling sering (37%) komplikasi paling umum dari
CCOM.
- Insidensi 0,38%.
- Definisi  erosi tulang endokhondral di atas labirin tanpa kebocoran perilymph
(tidak seperti perilymphatic fistulae).
- Banyak penulis tidak memasukkan fistula labirin dalam diagnosis banding ITC, 
manifestasi klinis tidak berarti dan gejala tidak spesifik.

- Tanda dan gejala  Otalgia (75%) dan Otorrhea.

- Komplikasi intrakranial (-)  Interaksi labirin dan ruang subarachnoid.

- Fistula labirin  Fistula perilimfatik.


Lanjt…

CCOM

86% atau 6/7 pasien  72% atau 5/7 pasien


> 5 tahun  > 10 tahun

- Kolesteatoma  waktu manifestasi penyakit (keluhan telingan dari laporan


pasien).
- Resorpsi telinga  mediator inflamasi (aktif oleh matriks kolesteatoma),tekanan
akibat kolesteatoma.
- Erosi lapisan tulang labirin  perubahan tekanan  gejala vestibular dan
pendengaran.
Lanjt…
- 29% (2/7 pasien) memiliki nistagmus  perubahan tekanan pada liang telinga
(tanda Hennebert) dan kebisingan yang hebat (fenomena Tullio).

- Laporan literatur  32% hingga 50% dari pasien fistula positif akan ditemukan
selama operasi eksplorasi.

- Meskipun adanya gangguan pendengaran sensorineural, vertigo, dan tes positif


untuk fistula  fistula labirin, tidak adanya temuan ini tidak berarti dinding rongga
telinga masih utuh.

- Kanalis semisirkularis >> 100% pasien


Fistula Labirin

CWD
Mastoidectomy Closed Mastoidectomy

6/7 pasien 1 pasien


CCOM (86%) NCCOM
Mastoiditis

- Komplikasi intratemporal yang paling sering ke-2 (28%) komplikasi paling umum
dari COM dan AOM (CT-Scan Os. temporal ).

- Insidensi 0,27%.

- Definisi  Penebalan mukosa atau sekresi rongga mastoid, disertai dengan


eritema, edema (kadang-kadang hilangnya edema yang menjadi ciri abses
subperiosteal).

- Penyebab kematian paling umum (Negara berkembang)  COM.

- Tanda dan gejala  Otalgia dan Otorrhea  100% pasien.


Lanjt…
Komplikasi dari AOM Komplikasi dari COM

- Antibiotik
- Antibiotik spektrum luas
- Miringotomi
- Mastoidektomi  CWD
dengan/tanpa TV
mastoidectomy pada 3
pasien dengan CCOM

- 2 Intratemporal (KWP &


Labirintitis)
- 1 Intrakranial (Trombosis
sinus sigmoid)
Kelumpuhan Wajah Perifer

- Komplikasi intratemporal  2 pasien dari AOM dan 2 pasien CCOM

- Insidensi 0,22%  Insidensi era pre- antibiotik 0,5-0,7%.

- Insiden di negara berkembang sekitar 0,005%  penelitian di Denmark.

- Definisi  Gangguan saraf pada saluran saraf wajah atau oleh erosi tulang yang
disebabkan oleh jaringan granulasi atau kolesteatoma, yang memungkinkan
mediator inflamasi untuk mengganggu fungsi saraf

 neuropraxia supuratif.
Lanjt…

Teori KWP terkait AOM:

- Karena onsetnya yang singkat, diyakini bahwa kemungkinan erosi tulang dan
fenomena tekanan lebih kecil.

- Cedera saraf terjadi karena kongesti pembuluh-pembuluh kecil yang dipicu oleh
proses inflamasi, menghasilkan iskemia saraf

- Hydén, dkk. menggambarkan tujuh kasus KWP dan labirintitis bersamaan pada
pasien OMA, invasi toxin atau bahan infeksi, mungkin melalui membran foramen
ovale, disertai dengan cedera saraf akibat inflamasi.

- Penulis lain  korelasi kuat antara OMA dan terjadinya KWP dan Labirintitis
Lanjt…

- KWP akibat AOM  antibiotik + miringotomi (mengatasi sekret purulen dan

mengurangi jumlah bakteri  pemulihan fungsi saraf.

- KWP akibat COM (dengan atau tanpa kolesteatoma)  pembedahan  perbaikan

fungsi tidak pasti.


Labirintitis

- Komplikasi intratemporal yang jarang  1 kasus dengan komplikasi


intratemporal lainnya (fistula labirin, mastoiditis, dan kelumpuhan wajah
perifer).

- Insidensi 0,1%

- Tanda dan gejala  hypacusis, tinnitus, dan vertigo, gangguan pendengaran


sedang hingga berat.
Lanjt…

- Labirintitis dikategorikan atas supuratif atau serosa.

- Terjadi karena invasi labirin oleh mikroorganisme (biasanya bakteri), kerusakan


koklea dan vestibular, gangguan pendengaran permanen yang parah  labirintitis
serosa.

- Perbedaan labirintitis serosa dan supuratif  respons terhadap pengobatan dan


peningkatan audiometrik (labirintitis serosa).

- Labirintitis supuratif  Insidensinya 7 kali lipat sejak diperkenalkannya antibiotik.


Lanjt…

- 3 pasien dengan labirintitis serosa  dalam penelitian.

- Banyak pasien dengan labirintitis serosa akibat OM merespon dengan baik


terhadap terapi konvensional dan bedah telinga.

- Proses peradangan pada meninges atau cairan serebrospinal  telinga bagian


dalam (labirin) melalui kanalis akustikus internal (IAC).

- 10% pasien meningitis bakteri  labirintitis dan gangguan pendengaran yang parah.
Lanjt…

- Jalur penyebaran lain yang sering terlihat ketika fokus infeksi ada di telinga tengah
dan kerusakan labirin terjadi melalui foramen rotundum atau ovale.

- Bakteri dari infeksi sistemik  labirin yang diangkut oleh aliran darah.
KESIMPULAN

- Insiden komplikasi intratemporal signifikan jika dibandingkan dengan angka yang


terlihat di negara maju.

- Otitis media kolesteatomatosa kronis adalah etiologi komplikasi intratemporal yang


paling umum.

- Fistula labirin adalah komplikasi intratemporal yang paling umum.

- Hypacusis dan tinnitus  gejala yang ditemukan pada semua kasus.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai