Anda di halaman 1dari 38

Matriks

Berdasarkan buku Aljabar Linear Dasar

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona -


mhd@ittelkom.ac.id
Pengertian
 Definisi: Matrik adalah susunan bilangan atau fungsi
yang diletakkan atas baris dan kolom serta diapit
oleh dua kurung siku.
 Bilangan atau fungsi tersebut disebut entri atau
elemen matrik.
 Lambang matrik dilambangkan dengan huruf besar,
sedangkan entri (elemen) dilambangkan dengan
huruf kecil.
 Matrik mempunyai ukuran yang disebut Ordo yang
menyatakan banyak baris x banyak kolom

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona -


mhd@ittelkom.ac.id
Lambang Matrik
Secara umum sebuah matrik dapat ditulis:
 a11 a12  a1n 
a a 22  a 2 n 
A   21
    
 
a m1 am2  a mn 
atau
penulisan yang lebih singkat :
A  aij  
dengan i=1, 2, ..., m dan j=1, 2, ..., n.
Indek pertama (i) menyatakan baris ke-i dan indeks kedua
(j) menyatakan kolom ke-j.
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Matriks
A=  2  2 0,23451 4 0 
 
 3
7 1032 80  13
x 2  1  2 ln x
B= 
3 x 1 
 sin x e 

Dalam contoh di atas ordo(A)= 2x5 dan ordo(B)=2x2


a23= 1032
b23= tidak ada
b21= sin x

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Persamaan Matrik
jika ordonya sama dan entri yang seletak bernilai sama,
matrik A dan B adalah sama ditulis A=B


Contoh: 2a 3  2 3c 
Jika A=  B=  
4b 
dan
1  c 3  b 
dan A=B,
maka
a = -1, b = 1, dan c = 1.

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (1/7)
 Matrik Bujursangkar  banyak baris = banyak kolom

 a11 a12 a13 


A  a 21 a 22 a 23  Diagonal Utama
a31 a32 a33 
 Matrik Segitiga Atas,
matrik bujursangkar yang semua entri di bawah diagonal utama bernilai
nol
a11 a12  a1n  0 2 1 8
0 a  a 2 n  0
 22
 0 3 6
      0 0 4 9
   
0 0  a nn  0 0 0 1
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (2/7)
 Matrik Segitiga Bawah,
matrik bujursangkar yang semua entri di atas diagonal utama bernilai
nol
 a11 0  0  0 0 0 0
a  0  0 4 0
 21 a 22 0
      3 2  6 0
   
 Matrik Diagonal, a n1 a n 2  a nn  0  7 5 9 1
matrik bujursangkar yang semua entri di luar diagonal utama bernilai
nol a11 0  0   5 9 0 0 0
0 0 4 0 0
 a 22  0  
      0 0  6 0
   
0 0  a nn  0 0 0 0
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (3/7)
 Matrik Satuan,
matrik diagonal yang entri pada diagonal utama bernilai satu,
lambang: In, n menyatakan ordo matrik satuan
1 0 0 0
0 1 0 0
 1 0 0  
I2= 
1 0
 
0 1  I3= 0 1 0 I4= 0 0 1 0
   
 Matrik skalar, 0 0 1 0 0 0 1
matrik diagonal yang semua entri pada diagonal utama bernilai
sama, asalkan tidak nol. atau c0. Efek dari perkalian sebarang
matrik dengan matrik skalar adalah seperti mengalikan matrik
sebarang tersebut dengan skalar c.

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (4/7)
c 0  0 1 0  0
0 c  0 0 1  0
 
     =c      = cIn
   
0 0  c 0 0  1
 Matrik Nol,
matrik yang semua entrinya nol. Dengan lambang: O jika ordo
dipentingkan ditulis O35 untuk menyatakan matrik nol dengan ordo 3x5
0 0 0
0 0 0

O23= 
0 0 0 0 0 0
0 0 0  O53=  
  0 0 0
0 0 0
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (5/7)
 Matrik Invers,
matrik bujursangkar A disebut mempunyai invers, jika terdapat
matrik B, sehingga memenuhi BA=AB=I, lambang: invers matrik
B biasanya dinyatakan oleh A-1

Untuk matrik berordo 2x2, telah diberikan rumus


pencariannya, yaitu:

a c , maka A-1 = 1  d  c
A=   ad  bc  b a 
b d 
2 3, maka A-1 = 1  4  3  4 3 
A=       =  
 3 4  2.4 3.3  3 2   3  2 
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matrik (6/7)
Untuk mencari invers matrik bujursangkar dengan ordo
lebih dari 2, akan dibicarakan pada bagian berikutnya.
Metode yang digunakan ada dua, yaitu: menggunakan
matrik elementer (eliminasi Gauss-Jordan) dan
menggunakan determinan bersama dengan matrik
adjoin.
Namun dasar untuk menghitungnya tetap harus
memperhatikan eliminasi Gauss dan definisi determinan.

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh
 Apakah matrik di bawah ini termasuk: matriks
segitiga atas, segitiga bawah, diagonal,
ataukah skalar?

0 0 0 0
0 0 0 
0

0 0 0 0
 
0 0 0 0
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Jawab
Termasuk matrik segitiga atas
Termasuk matrik segitiga bawah
Termasuk matrik diagonal
Bukan matrik skalar, karena entry pada
diagonal utama nol semua, walaupun sama
semua

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Jenis Matriks (7/7)
 Matrik Simetri, yaitu
matriks bujursangkar yang memenuhi sifat A = AT

 3 1  2
 1 5 4 

 2 4 0 
 Matrik Skew-Simetri,
matrik bujur sangkar yang memenuhi syarat AT = -A.

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh
Jika matrik A di bawah ini termasuk matrik skew-simetri, tentukan a,
b, dan c  0 1 0
A= 
a 0 2
Jawab: b c 0
0 a b  0  1 0 
AT= 1 0 c  =  a 0  2 = -A
   
0 2 0   b  c 0 
 
Sehingga didapat persamaan-persamaan:
a = -1, b = 0, c = -2, 1= -a, 0 = -b, 2 = -c,
berarti:
a = -1, b = 0, dan c = -2

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Operasi Matriks
 Penjumlahan Matrik
 Perkalian Matrik dengan Skalar
 Transpos Matrik
 Perkalian Dua Matrik
 Trase Matrik

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Penjumlahan matrik
Jika A=[aij], dan B=[bij]
Jumlah matrik A dan B ditulis:
C=A+B
Syarat: ordo A = ordo B
Aturan:
cij=aij+bij {entri yang seletak dijumlahkan}

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh
 1 2 2  5 3 1 2  2 4  4  3
A=   , B=   , C= 2 2 
 7 4 5 10 
3
 3 1  7  

Hitung: A+B, B+C


Jawab:
 1 2 2  5 3 1 2  2 4   2  3 2 2  (2)  5  4 
1 1

A+B=  7 4 3 10  +  3 1  7 =  7  3 4 3 5  1 10  (7)
 5   

A+B= 
3 0  1
10 5 3 3 
 5 
B+C=tidak terdefinisi, karena ordo C ≠ ordo B

back
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Perkalian dengan Skalar
A=[aij] dan k skalar, maka:
kA=[kaij] {semua entri dikalikan dengan k}
3 1  2 4   ( 4). 7
2 (4).( 2) (4).4   14 8  16
 12  4 28 
2
 3 1  7  (4).3 (4).1 (4).(7)
(-4) = =
     
Akibat:
-A = (-1)A, sehingga A – B = A + (-B)

back

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Transpos matrik
A=[aij], i=1, 2, ..., n ; j=1, 2, ..., m
Jika B=AT , dan B=[bji], maka
bji = aji {kolom matrik A menjadi baris matrik AT}
 2 7 
A=  3  3

 5 4 

AT =  2 3 5
 7  3 4
 

back
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Perkalian dua Matrik
A =[aij], i=1, 2, ..., n dan j=1, 2, ..., m
B=[bjk], k=1, 2, ..., p {banyak kolom A=banyak baris B}
C=AB m
cik=ai1b1k + ai2b2k + …+aimbmk= a b
j 1
ij jk


ai vektor baris ke-i dari matrik A

bk vektor kolom ke-k dari matrik B

 
entri matrik C adalah: cik = ai bk

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Perkalian Matrik (1/ 2)
 3 1 4  0 3 2
A=
 2  1  5 , B=  1 4 1
, dan C=AB
 
 2  6 7

2
1 
c23=2  1  5  = 4 – 1 – 35 = -32

7 

0
c21= 2  1  5  1  = 0 – 1 + 10 = 9
 2

2
c13=  3 1 4 1  = -6 + 1 + 28 = 23
 
7 
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Perkalian Matrik (2/2)
3
c21=  3 1 4 4 = -9 + 4 – 24 = -29
 
  6

 0 3 2
 7  29 23 
C=AB = 3 1 4   1 4 1 =  
 
 2  1  5  2 6 7  9 32 32 

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona – back


mhd@ittelkom.ac.id
Trase matrik
A=[aij], i=1, 2, ..., n dan j=1, 2, ..., n
{harus matrik bujur sangkar}
Trase(A)=a11 + a22 + …+ ann
{penjumlahan dari seluruh entri pada diagonal utama}
 2 0 3
A = 3 2 5 ,

 4 1 1
trase(A)= 2 – 2 + 1 = 1

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Sifat-sifat Operasi Matrik (1/4)
Terhadap operasi penjumlahan dan perkalian dengan
skalar
1. A+B=B+A {sifat komutatif}
2. (A+B)+C=A+(B+C) {sifat asosiatif}
3. A+O=O+A=A {sifat matrik nol, identitas penjumlahan}
4. A+(-A)= -A+A=O {sifat negatif matrik}
5. k(A+B)=kA+kB {sifat distributif terhadap skalar k}
6. (k+l)A=kA+lA {sifat distributif terhadap skalar k dan l}
7. (kl)A=k(lA) {sifat asosiatif terhadap perkalian skalar}
8. 1A=A {sifat perkalian dengan skalar 1 (satu)}
Kedelapan sifat ini, nantinya akan dinyatakan sebagai aksioma (kebenaran
tanpa perlu dibuktikan) sebagai syarat berlakunya Ruang Vektor

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Sifat-sifat Operasi Matrik (2/4)
9. ABBA {tidak berlaku komutatif perkalian}
10. (AB)C=A(BC) {sifat asosiatif}
11. AI=IA=A {sifat matrik satuan, identitas perkalian}
12. AO=OA=O {sifat matrik nol}
13. (A+B)T = AT + BT {sifat transpos matrik terhadap
penjumlahan}
14. Jika AB=O, tidak dijamin berlaku: A=O atau B=O
atau BA=O
15. (kA)B=k(AB)=A(kB)

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh ABBA

 1 2 4 1  0  5
AB       
 0 3  2  2   6  6 
4 1   1 2  4 11 
BA       
 2  2  0 3    2  2 
Sehingga: ABBA

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh AB=0
1 0  0 0 
A  B 
 2 0   3  4 
1 0   0 0   0 0 
AB      =  , berarti AB=O
 2 0   3  4  0 0 

Tetapi

0 0  1 0 =  0 0
BA     2 0   , berarti BAO
 3  4     5 0

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Sifat-sifat Operasi Matrik (3/4)
16. trase(A+B) = trase(A) + trase(B)
17. trase(AT) = trase(A)
18. trase(kA) = k trase(A)
19. trase(Inxn) = n

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Sifat-sifat Operasi Matrik (4/4)
20. (A+B)C=AC+BC
21. C(A+B)=CA+CB
22. (AB)T = BTAT {urutan operasi dibalik}
23. (kA)T=kAT
24. An = AA … A, jika n 0, dan I, jika n=0
Sebanyak n
25. ArAs=Ar+s, jika r dan s bilangan asli
d1 k 0  0 
 k 
26. D k   0 d 2  0 
    
 k
 0 0  d n 

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Tambahan (1/3)
2  1 4 1 
Jika A =  , dan B = 7  2 
1 3   
T
 6 0   6 8 4 7   2 1 1 25 

(A + B) =     =  BTAT =    1 3 =  
1
T
     
 8 1  0 1 2  4 5

AT + BT =
 2 1 4 7  6 8
 1 3 + 1  2 = 0 1
     
T
 1 4 
(AB)T =  
1 25 

 25  5  = 4  5
   
 2 1 4 7   9 12 
ATBT =  1  2  =  1  13
  1 3    
Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –
mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Tambahan (2/3)

T 2 7
2 2  1 4 1 
(½B)T 2 1
  =  A=  , dan B = 7  2 
=
 2
 
 7 
1   2
1 1  1 3   
 2 

4 7   2 7 2 
½ BT = ½   = 1 
1
1  2   2 

 4 2 
–2 A =  
  2  6 
 2 0  2  1  4 2 
–2IA =   1 3  =   2  6
 0  2     

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Contoh Tambahan (3/3)
2  1 4 1 
2  1 2  1 3  5 A=  , dan B = 7  2 
A2 = AA=    = 5 8  1 3   
 1 3  1 3   

3  5 2  1  1  18
A3 = A2A =   1 3  = 18 19 

5 8     

trase(A) = 2 + 3 = 5
trase(B) = 4 + (-2) = 2

trase(A+B) = trase( 
6 0 ) = 6 + 1 = 7
8 1
 

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Tantangan 1
A. Jika  12 0 
 5  0  2 1
 1 2  B   0  2 C  
4 1
3
A     3 0 1  D   1 3 4
 3 0  1 3  
 1 2 0 1
2 0 
E 
Hitunglah:  0  3
1. BA, AB
2. E2, E3, E100,
3. A2 + 2A + I,(A+I)2,
4. (BC - D)T, CTBT– DT,
5. 3C(BA), C(3B)A, (CB)(3A),
6. trase(A + E)

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Tantangan 2
B. Tentukan persamaan-persamaan dalam variabel-
variabel x, y, z, dan w, yang terbentuk, sehingga
berlaku persamaan matrik di bawah ini:
 x 2x 
2 1  1 7   y  45 46
 y  z  = -
6 8 0 3  3 87 
   x  w w  2 y  x
 
 z z 

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Tantangan 3
C. Tentukan syarat agar berlaku: (A + B)2=A2 + 2AB + B2, jika A
dan B berordo 2x2
D. Tentukan syarat agar berlaku: A2 – B2 = (A - B)(A + B), jika A
dan B berordo 2x2
E. Tentukan persamaan-persamaan dalam variabel-variabel x,
y, dan z, sehingga persamaan memenuhi persamaan matrik
berikut:
 x  y 3x  y  =  1 1 
 x  z x  y  2z 9  17
  

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Tantangan 4
F. Tunjukkan bahwa Sistem Persamaan Linier :
2 x  3 y  1

x  4 y  2
dapat dinyatakan sebagai persamaan AX=B [petunjuk:
tentukan matrik A, X dan B]
G. Jika matrik A, X, dan B hasil dari soal di atas tentukan invers
A atau A-1 dan tentukan solusi persamaan AX=B, dengan
mengingat sifat I = AA-1 .
H. Tunjukkan bahwa, jika A matrik skew-simetri, maka
trace(A)=0

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id
Tantangan 5
I. Buktikan jika D matrik diagonal, maka Dk adalah matrik
diagonal yang entri-entrinya adalah entri pada diagonal utama
D dipangkatkan k.
J. Tunjukkan bahwa jika A matrik bujursangkar, maka matrik S =
½ (A + AT) adalah matrik simetri.
K. Tunjukkan bahwa jika A matrik bujursangkar, maka matrik R =
½ (A - AT) adalah matrik skew-simetri.
L. Dari kedua matrik pada dua soal di atas, tunjukkan berlaku
hubungan A = S + R.
M. Jika A matrik bujursangkar 2x2, tunjukkan bahwa AAT
berbentuk matrik simetri.

Aljabar Matriks - Mahmud 'Imrona –


mhd@ittelkom.ac.id

Anda mungkin juga menyukai