Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

Induksi persalinan
Induksi persalinan
Pendahuluan

Induksi persalinan merupakan suatu tindakan buatan atau memberikan perlakuan


untuk merangsang kontraksi uterus yang dilanjutkan oleh dilatasi progresif dan
pendataran dari serviks kemudian diakhiri dengan kelahiran bayi.

Berdasarkan National Center for health Statistics, insiden induksi di AS melebihi 2 kali
lipat dari 9,5 persen pada tahun 1991 menjadi 22,5 persen pada tahun 2006

Keberhasilan induksi persalinan sangat tergantung dari kondisi serviks saat awal induksi,
pada serviks yang belum matang dapat menyebabkan terjadinya induksi yang lama,
kegagalan induksi, peningkatan risiko tindakan operatif, perawatan yang lebih lama, dan
meningkatnya biaya
Identitas Pasien

– Nama : Ny. N.K


– Umur : 24 Th
– Pekerjaan : Wiraswasta
– Pendidikan Terakhir : S1
– Agama : Islam
– Suku : Bugis
– Alamat : Wamponiki
– Tanggal Masusk : 22 Juli 2019
– Ruang Perawatan : kelas 3
– NO. RM : 02 55 94z
Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri perut tembus dibelakang


Anamnsis Terpimpin :
pasien masuk dengan keluhan nyeri perut tembus di belakang sejak 1 hari sebelum masuk
Rumah Sakit. nyeri dirasakan hilang timbul, pelepasan air-air (+) sedikit-sedikit sejak
beberapa hari terakhir, lendir (-), darah (-). Keluhan lain seperti mual (-), muntah (-), pusing
(-), sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-).
Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (-), diabetes melitus (-), alergi (-), Asma (-)
Riwayat penyakit Keluarga :
Hipertensi (-), diabetes melitus (-), Asma (-)
Riwayat Obstetric : G1P0A0

HPHT : Lupa/Oktober 2018

Tafsiran persalinan : 27 Juli 2019 (menurut hasil USG)

Usia kehamilan : 39 minggu 2 hari

Riwayat KB :-

Riwayat ANC : Rutin di puskesmas dan dr. Sp.OG

Riwayat USG : (+) (terakhir tgl 16/7/19 : Normal , BJ : 3982g )


Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum Tanda Vital


TD : 120/90 mmHg
KU : Sakit Sedang
Nadi : 86x/menit

Pernapasan : 20x/menit
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,6 0C/axillar
Status Generalisata

Kepala Normocephal
Mata Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

Toraks Bunyi nafas vesikuler, Ronki (-)/(-), wheezing (-)/(-)

Jantung Bunyi jantung I dan II murni reguler

Abdomen Cembung, ikut gerak nafas

Ekstremitas Dalam batas normal


Pemeriksaan ginekologi

Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam


Leopol 1 : 3 jadi dibawah prosesus xipoideus Vulva / vagina : dalam batas normal
Leopol 2 : punggung kiri Portio : tebal
Leopol 3 : kepala Ketuban : merembes, jernih
Leopol 4 : kepala belum masuk pintu atas panggul Pembukaan : 1 cm
UUK : sulit dinilai
DJJ : 143x/menit
Penurunan : H1
TBJ : 3069 gram
Presentasi : kepala
HIS : (-)
Panggul : kesan cukup
Pelepasan : (-)
Pemeriksaan penunjang
Tanggal 22 Juli 2019

PARAMETER HASIL RUJUKAN

WBC 13.000/uL 4.000 – 10.000

Hb 10,2 g/dl 11,0-15,0 L

GDS 70 <140 mg/dL

HbS-Ag Non-Reaktif Non-Reaktif

Anti HIV Non-Reaktif Non-Reaktif


Diagnosis

G1P0A0 + Gravid aterm + inpartu kala 1 fase laten + presentasi kepala + janin
tunggal hidup + panggul kesan cukup + KU ibu baik + KU janin baik +
Oligohidramnion
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Induksi persalinan merupakan suatu tindakan buatan atau memberikan


perlakuan untuk merangsang kontraksi uterus yang dilanjutkan oleh dilatasi
progresif dan pendataran dari serviks kemudian diakhiri dengan kelahiran bayi.
Indikasi Induksi Persalinan

• Induksi persalinan umumnya dilakukan dengan bermacam-macam


indikasi, dapat karena indikasi dari ibu maupun janin

• Indikasi induksi persalinan berdasarkan tingkat kebutuhan


penanganan, antara lain: indikasi darurat, indikasi segera (urgent),
indikasi tidak segera (Non urgent)
Kontraindikasi Induksi Persalinan

Disproporsi Insufisiensi Malposisi dan


sefalopelvik plasenta malpresentasi

Distensi rahim
Plasenta previa Gemelli
yang berlebihan

Grandemultipara Cacat rahim


Persyaratan Induksi Persalinan

Sebaiknya serviks uteri sudah matang

Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD)

Tidak terdapat kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan

Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul


Bishop Score

Bila skor ≥ 6, induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Sedangkan bila skor ≤ 5, perlu dilakukan pematangan serviks terlebih
dahulu dengan pemberian prostaglandin atau pemasangan foley kateter
Proses Induksi

Kimia atau medicinal/


Mekanis
farmakologis
• Prostaglandin • Kateter transservikal
• Prepidil (kateter foley
• Cervidil • Pemecahan ketuban
• Donor Nitrit Oksida (amniotomi)
• Oksitosin • Dilator servikal
higroskopik (batang
laminaria)
• Stripping membrane
Prostaglandin

PGE1 PGE2

• Indikasi • PGE2 tersedia dalam bentuk gel atau


• Preeklamsia berat atau eklamsia dan pesarium yang dapat dimasukkan intravaginal
serviks belum matang sedangkan seksio atau intraserviks.
sesarea belum dapat segera dilakukan atau • Bentuk gelnya (prepidil) tersedia dalam
bayi terlalu prematur untuk bisa hidup suntikan 2,5 ml untuk pemberian intraserviks
• Kematian janin dalam rahim lebih dari 4 berisi 0,5 mg dinoprostone.
minggu belum inpartu, dan terdapat tanda- • Cervidil (dinoprostone 10 mg) juga diakui
tanda gangguan pembekuan darah. untuk pematangan serviks. Cervidil
• Dosis digunakan dalam dosis tunggal yang
• Misoprostol pervaginam diberikan dengan diletakkan melintang pada forniks posterior
dosis 25 mcg, diberikan dosis ulang setelah vagina.
6 jam tidak ada his.
Oksitosin
Oksitosin
Dosis dan Penggunaan

– Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.


– Tetesan pertama antara 8-12 tetes permenit.
– Setiap 30 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang
adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal
tercapai 40 tetes permenit.
– Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc
dekstrose 5%.
– Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim
yang adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan sampai
persalinan berlangsung.
– Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit
dengan oksitosin sebanyak 10 unit
Komplikasi Induksi Persalinan
– Hiponatremia – Rupture uteri
– Atonia uteri – Hiperbilirubinemia
– Hiperstimulasi/ adanya – Perdarahan post partum
kontraksi rahim yang – Kelelahan ibu dan krisis
berlebihan emosional
– Fetal distress – Infeksi intrauterine
– Prolaps tali pusat – Emboli
– Solusio plasenta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai