Karsinoma Endometrium
Lidya Hardiyanti Yamin, Albertus Varera
A. Pendahuluan
Penyakit Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh
kanker. Kanker payudara, kolorektal, serviks, paru, dan korpus uteri adalah
penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. (1)
Karsinoma Endometrium berasal dari endometrium, karena berasal dari
korpus uteri, juga disebut karsinoma korpus uteri. Berdasarkan keganasan
ginekologik, karsinoma endometrium menempati 20-30% bersama karsinoma
serviks uteri , karsinoma ovarium merupakan 3 jenis keganasan ginekologik
yang paling sering ditemukan. Karsinoma endometrium adalah tumor ganas
epitel primer di endometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan
berpotensi mengenai miometrium . Kebanyakan kasus karsinoma endometrium
sering dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen secara
kronis. Karsinoma endometrium sering memperlihatkan beragam jenis
diferensiasi, termasuk diferensiasi musinosa, tubal (bersilia), dan gepeng
(kadang-kadang adenoskuamosa) di epitel neoplastiknya. Tumor ini berasal
dari mukosa, kemudian menyebar ke miometrium dan masuk ke rongga
vaskuler, disertai metastasis ke kelenjar getah bening regional. (2,3)
B. Insidens dan Epidemiologi
Karsinoma Endometrium adalah kanker ginekologi yang paling umum di
negara-negara maju. Jumlah kasus baru yang telah terdiagnosa di Eropa hampir
100.000 pada tahun 2012, dengan Age Specific Incidence Rate (ACR) 13,6 per
100.000 perempuan. Kumulatif risiko untuk diagnosis karsinoma endometrium
sebesar 1,71%. Lebih dari 90% kasus karsinoma endometrium terjadi pada usia
> 50 tahun, dengan usia rata-rata di diagnosis 63 tahun. Namun, 4% dari dari
wanita dengan karsinoma endometrium yang berusia lebih muda dari 40 tahun,
banyak dari mereka masih ingin mempertahankan kesuburannya. Sebagian
besar pengidap karsinoma endometrium yang terdiagnosis dini (80% pada
tahap I), memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun lebih dari 95%. Namun,
2
tingkat kelangsungan hidup lebih rendah jika ada penyebaran regional atau
metastasis (masing-masing 68% dan 17%). (2, 3).
Insiden karsinoma endometrium berdasarkan data dari Office of National
Statistic di Asia Tenggara, insiden karsinoma endometrium mencapai 4,8 %
dari 670.587 kasus kanker pada wanita. Penelitian terakhir di RSCM Jakarta
didapatkan prevalensi karsinoma endometrium mencapai 7,2 kasus pertahun.
Karsinoma endometrium merupakan kanker ginekologik pada wanita yang
terjadi pada usia pertengahan dengan insidens puncak pada kelompok usia 55-
65.5 Data dari RSCM Jakarta, kejadian karsinoma endometrium jarang
dijumpai pada kelompok usia di bawah 40 tahun. Sekitar 70% dari semua
wanita yang didiagnosa karsinoma endometrium adalah pascamenopause.(4)
C. Etiologi dan Pathofisiologi
Etiologi dari karsinoma endometrium masih belum jelas meskipun di
sebagian besar kasus diduga berkembang melalui fase premaligna neoplasia
intraendometrial. Berdasarkan patofisiologinya Karsinoma endometrium
terbagi menjadi dua tipe, tipe I dan tipe II.(2,3,4,5,6)
a. Karsinoma Endometrium Tipe I
Tipe I (80%) muncul karena efek dari unopposed hyperestregonism
dan endometrial hyperplasia. Hal ini sebagian besar terlihat pada wanita
antara usia 55 sampai 65 tahun dan progresi tumor relatif lambat dan
prognosis yang lebih baik. Mutasi gen PTEN terjadi pada 30-80% kasus,
Faktor risiko yang dapat meningkatkan paparan estrogen:(5)
1) Terapi penggantian estrogen
2) Polikistik ovarium sindrom dan anovulasi siklus
3) Tamoxifen
4) Obesitas
5) Menarche awal atau akhir menopause
6) Nulliparity
7) Estrogen memproduksi tumor ovarium,misalnya granulosa sel kanker
8) Diabetes mellitus
3
E. Diagnosis
1. Gambaran Klinik
Pasien karsinoma endometrium stadium dini dapat tidak memiliki
gejala yang jelas, namun sejalan progresi penyakit, dapat timbul gejala
berikut:(2, 10, 11, 12, 13, 14)
a. Perdarahan abnormal pervaginam
Perdarahan abnormal pervaginam adalah gejala paling utama dari
karsinoma endometrium. Manifestasi dapat berupa perdarahan
pervaginam pasca menopause, kekacauan siklus haid pada wanita usia
reproduksi, masa hadi memanjang, menoragia bahkan perdarahan masif.
b. Sekresi abnormal pervaginam
Manifestasi berupa sekresi sanguineus atau seperti air, ini
disebabkan lelehan atau perdarahan dari tumor, bila disertai infeksi dapat
timbul sekret purulen dan berbau busuk. Gejala ini timbul lebih awal dari
perdarahan per vaginam, umumnya pada pasien pasca menopause,
sedangkan pada pasien premenopause gejala ini jarang ditemukan.
c. Nyeri
Pasien stadium dini tidak merasakan nyeri atau hanya sakit ringan
dan terabaikan, dengan progresi penyakit, dapat timbul nyeri tegang
abdomen bawah atau nyeri intermitten, umumnya berkaitan dengan
retensi darah atau pus dalam kavum uteri atau infeksi sekunder. Nyeri
dapat disebabkan dari pertumbuhan tumor, uterus membesar jelas, atau
beradhesi dan terfiksasi dengan organ pelvis, mendesak pleksus saraf
sakral, hingga timbul nyeri tungkai bawah atau lumbosakral, dan
biasanya timbul pada stadium lanjut.
d. Manifestasi metastasi kanker
Tumor yang bermetastasis sistemik, seperti ke paru, hati, ginjal,
otak, vagina segmen bawah, dapat timbul gejala yang sesuai, seperti
batuk-batuk darah, nyeri area hati, nyeri tulang, sakit kepala, muntah, dll.
8
T = Tumor
N = simpul
M = metastasis
FIGO = International Federaton Ginekologi danObstetri
AJC = Amerika Komite Bersamapada Staging Kanker
(Rubin, Philip. 1993. Clinical Oncology. W. B. Saunders Company. Philadephia.)
9
2. Gambaran Radiologi
Pemeriksaan USG dapat dijadikan pemeriksaan citra pertama untuk
karsinoma endometrium. permeriksaan CT-Scan dapat digunakan untuk
melihat metastasis dan MRI dapat melihat sejauh mana invasi pada otot
sehingga dapat dijadikan standar untuk menentukan stadium. (16, 17, 18, 19, 20)
a. Diagnosis USG
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dari atas dinding perut
(transabdominal) dan melalui vagina (transvaginal). Dari pemeriksaan
USG, ketebalan endometrium dapat dilihat. Tebal endometrium lebih
dari 5 mm pada perempuan pasca menopause perlu mendapat perhatian
dan evaluasi lebih lanjut. USG transvaginal adalah pilihan pertama untuk
pemeriksaan pencitraan pasien dengan gejala berdarah
pascamenopause.(16, 17)
(A)
Gambar 8. Karsinoma Endometrium stadium IA
(Beddy, peter.dkk. 2012. FIGO staging system for Endometrial Cancer:
Added Benefits of MR Imaging. Department of Clinical Radiology,
University of Cambridge and Cambridge University Hospitals)
Karsinoma Endometrium Tahap IA pada wanita 35 tahun. (A)
Sagittal T2-weighted image MR menunjukkan distensi rongga
15
(B) (C)
Gambar 9. Karsinoma Endometrium stadium IA
F. Differential Diagnosis
1. Polip Endometrium
H. Penatalaksanaan
Metode terapi karsinoma endometrium adalah operasi, radioterapi,
kemoterapi. Metode yang paling sering digunakan adalah operasi dan
radioterapi.(2, 3, 23, 24)
Tabel 3. Standar Terapi Karsinoma Endometrium dan Level of Evidence(23)
Stadium Standar Terapi Level of Evidence/
Rekomendasi
I-II 1. Tindakan bedah (TAH-BSO, selektif IIA/B
limfadenektomi pelvis dan paraaorta)
2. Tindakan bedah+radiasi pelvis
3. Tindakan bedah+adjuvan kemoterapi
4. Terapi bedah+adjuvan radiasi
III 1. Tindakan bedah (TAH-BSO, selektif
limfadenektomi pelvis dan paraaorta
serta reseksi semua tumor)
2. Tindakan bedah+radiasi pelvis
3. Tindakan bedah+adjuvan kemoterapi
IV Kemoterapi
Rekuren 1. Kemoterapi
2. Radiasi eksterna (mengurangi keluhan)
Keterangan: Tindakan bedah yang dilakukan total abdominal hysterektomi
(TAH), bisalpingo-oophorectomy (BSO), dan selektif limfadenektomi pelvis
dan paraaorta
1. Terapi Operasi
Terapi bedah karsinoma endometrium terutama terdiri atas 3 teknik
operasi berikut;
a. Histerosalpingektomi total atau histerosalpingektomi diperluas: yaitu atas
dasar histerektomi total ditambah eksisi segmen atas vagina ≤ 2 cm,
untuk mencegah rekurensi pada vagina residual.
b. Histerektomi ekstensif: Operasi ini mengangkat termasuk: ligasi tinggi
ligamen infundibulum pelvis, eksisi semua jaringan parametrium didalam
ligamentum latum, dekat dinding pelvis eksisi sebagian besar
20
I. Prognosis
Stadium klinis memegang peranan penting dala penentuan prognosis.
Semakin lanjut stadium, prognosis semakin buruk. Oleh karena itu, tingkatkan
kewaspadaan terhadap keganasan ini, agar dapat didiagnosis dini dan diterapi
secepatnya secara tepat, itulah tindakan utama untuk meningkatkan survival
pasien karsinoma endometrium dan memperbaiki prognosisnya. Hal-Hal yang
berkaitan dengan prognosis yang rendah pada kanker endometrium adalah: (2, 3,
23, 24)
.
25
Daftar Pustaka