Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

Hematemesis
Bagian Atas
(SCBA)
Perdarahan Melena
Saluran Cerna
Hematochezia
Bagian Bawah
dan Darah
(SCBB)
Samar

Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas:


IPD.Ed.5: FKUI. 2009
Ligamentum Treitz

Image:
www.google.com
POIN PENTING
• PSCBA berpotensi mengancam keselamatan
jiwa penderita, sehingga memerlukan
tatalaksana segera dan tepat

Angka Kematian
8 – 14 %
Kesalahan
diagnostik
dalam
menentukan
Gagal menilai sumber
keadaan klinis perdarahan

Management and prevention of upper bleeding. PSAP Gastroenterology and


nutrition. 2012; 7: 7-22
Definisi

Hematemesis
• Muntah darah berwarna merah dalam
bentuk darah segar ataupun kecoklatan
akibat bercampur dengan asam lambung
Melena
• Keluarnya tinja yang lengket dan hitam
seperti aspal dengan bau yang khas
Managing acute upper GI Bleeding, preventing recurrences. Cleveland Clin J Med.
2010; 77: 131-140
Upper GI
Bleeding Lower GI
Bleeding

Perbedaan Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB

Manifestasi Klinik umumnya Hematemesis dan / melena Hematokezia

Aspirasi Nasogastrik Berdarah Jernih

Rasio (BUN:Kreatinin) Meningkat > 35 < 35

Aukultasi Usus Hiperaktif Normal

Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas:


IPD.Ed.5: FKUI. 2009
EPIDEMIOLOGI

Angka
Kejadian

Jenis Angka
Kelamin Kematian

Prediktor
Usia
Rekurensi

Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas:


IPD.Ed.5: FKUI. 2009
Etiologi

• Varises
- Varises Esofagus
- Sindrom Mallory-Weiss
• Non Varises
- Erosi
- Ulkus dan Perforasi
- Neoplasma
Patofisiologi
Patofisiologi

Mekanisme perdarahan pada hematemesis dan melena


sebagai berikut :
• Perdarahan tersamar intermiten (hanya terdeteksi dalam
feces atau adanya anemia defisiensi Fe+).
• Perdarahan masif dengan renjatan
Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori :
• Teori Erosi
• Teori Erupsi
Gambaran klinis

• Gambaran klinis yang muncul bisa


berbeda-beda, tergantung pada:
• Letak sumber perdarahan dan kecepatan
gerak usus
• Kecepatan perdarahan
• Penyakit penyebab perdarahan
• Keadaan penderita sebelum perdarahan
Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas:
IPD.Ed.5: FKUI. 2009
Diagnosis
Anamnesis
• Sejak kapan terjadinya • Kebiasaan minum alkohol
perdarahan dan berapa • Mencari kemungkinan
perkiraan darah yang keluar adanya penyakit hati
• Riwayat perdarahan kronis, demam berdarah,
sebelumnya demam tifoid, GGK, DM,
• Riwayat perdarahan dalam hipertensi, alergi obat-
keluarga obatan
• Ada tidaknya perdarahan • Riwayat transfusi darah
dibagian tubuh lain
• Penggunaan obat-obatan
terutama antiinflamasi
nonsteroid dan antikoagulan
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Untuk menentukan beratnya perdarahan dengan
memfokuskan status hemodinamiknya. Pemeriksaan meliputi :
• Tekanan darah dan nadi posisi baring
• Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi
• Ada tidaknya vasokonstriksi perifer ( akral dingin )
• Kelayakan nafas
• Tingkat kesadaran
• Produksi urin
Diagnosis

Kondisi hemodinamik tidak stabil, dengan tanda


:
• Hipotensi (<90/60 mmHg atau MAP <70 mmHg)
dengan frekuensi nadi >100 x/menit
• Tekanan diastole ortostatik turun >10 mmHg, sistole
turun >20 mmHg.
• Frekuensi nadi ortostatik meningkat >15 x/menit
• Akral dingin
• Kesadaran turun
• Anuria atau oligouria (produksi urin <30 ml/jam)
Diagnosis
Pemeriksaan fisik lainnya

 Adanya stigmata penyakit hati  Aspirat dari nasogastric tube


kronik seperti (ikterus, spider (NGT) memiliki nilai prognostik
navy, ascites, splenomegali, mortalitas dengan interpretasi
eritema palmaris, edema tungkai).  Aspirat putih keruh :
 Suhu badan dan perdarahan di perdarahan tidak aktif
tempat lain  Aspirat merah marun :
 Tanda kulit dan mukosa penyakit perdarahan masif (mungkin
sistemik yang bisa disertai perdarahan arteri)
perdarahan saluran cerna  Colok dubur karena warna
(pigmentasi mukokutaneus pada feses memiliki nilai prognostik
sindrom Peutz-Jeghers)
Pemeriksaan Penunjang

PENUNJANG PENUNJANG LAIN

1. Darah lengkap 1. Endoskopi


perifer 2. Angiography
2. Elektrolit 3. Conventional
3. Faal hati radiographic imaging
4. EKG
5. Foto Thoraks
Endoskopi

Klasifikasi aktivitas perdarahan ulkus peptikum menurut Forest


Forrest Ia : Ulkus dengan perdarahan aktif dari arteri
Forrest Ib : Ulkus dengan perdarahan aktif berupa oozing
(merembes)
Forrest IIa : Ulkus dengan pembuluh darah visibel tak
berdarah
Forrest IIb : Ulkus dengan bekuan adheren
Forrest IIc : Ulkus dengan bintik pigmentasi datar
Forrest III : Perdarahan berhenti tanpa sisa perdarahan
Endoskopi
Tatalaksana

• Tatalaksana umum mengutamakan


airway-breathing-circulation (ABC) dan
menstablikan hemodinamik.
• Pasien dengan hemodinamiks stabil
setelah pemeriksaan memadai, segera
dirawat untuk terapi lanjutan atau
persiapan endoskopi
Tatalaksana
Tatalaksana
Pasien Risiko Tinggi
• Pemasangan iv- line minimal 2 dengan jarum (kateter)
besar minimal no18. Ini penting untuk transfusi, dianjurkan
pemasangan CVP
• Oksigen sungkup/ kanula. Bila gangguan airway-breathing
perlu ETT
• Mencatat intake- output, harus dipasang kateter urine
• Monitor tekanan darah, nadi, saturasi O2, keadaan lain
sesuai komorbid
• Melakukan bilas lambung agar mempermudah tindakan
endoskopi Management and prevention of upper bleeding.
PSAP Gastroenterology and nutrition. 2012; 7: 7-22
Tatalaksana
Medikamentosa Mekanik Endoskopi Radiologi Bedah

TIPS Transeksi
Balon (Transjugular esofagus +
Vasopressin, Ligasi dan
Sengstaken Intrahepatic devaskulari
Somatostatin, Skleroterapi
Blackmore/Mine Portosystemic asi +
Vitamin K
sota (Tampon) Shunting) splenektom

Management and prevention of upper bleeding. PSAP


Gastroenterology and nutrition. 2012; 7: 7-22
Komplikasi

• Syok hipovolemik
• Aspirasi pneumonia
• Gagal ginjal akut
• Anemia karena perdarahan
Prognosis
Perkiraan risiko perdarahan dan kematian
dapat dinilai dengan beberapa cara. Sistem
Rockall Score dan Blantchfod score

Rockall Score
Blantchford score
Kesimpulan

• Penegakan diagnosis hematemesis melena melalui


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
• Gejala perdarahan saluran cerna bagian atas dapat
berupa muntah darah segar atau hitam dan tinja
hitam dengan bau khas atau berupa hematokezia
apabila perdarahan yang terjadi dengan jumlah yang
banyak (masif).
Kesimpulan

• Sebagian besar perdarahan saluran cerna


bagian atas terjadi sebagai akibat penyakit
ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer
disease) yang disebabkan oleh H. Pylori
atau penggunaan obat-obat anti-inflamasi
non-steroid (OAINS) atau alkohol.
• Prosedur diagnosis pemeriksaan
endoskopi merupakan gold standard.

Anda mungkin juga menyukai

  • Implan
    Implan
    Dokumen1 halaman
    Implan
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Akdr
    Akdr
    Dokumen3 halaman
    Akdr
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • NY
    NY
    Dokumen1 halaman
    NY
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Kondom
    Kondom
    Dokumen8 halaman
    Kondom
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • NY
    NY
    Dokumen1 halaman
    NY
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Pil Dan Injeksi KB
    Pil Dan Injeksi KB
    Dokumen6 halaman
    Pil Dan Injeksi KB
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Dokumen6 halaman
    Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Dokumen6 halaman
    Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • LAPJAG 3 Desember 2019
    LAPJAG 3 Desember 2019
    Dokumen6 halaman
    LAPJAG 3 Desember 2019
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Chronic Kidney Disease
    Chronic Kidney Disease
    Dokumen13 halaman
    Chronic Kidney Disease
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • LAPJAG 7 Desember
    LAPJAG 7 Desember
    Dokumen2 halaman
    LAPJAG 7 Desember
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Bisa Tatalaksana
    Bisa Tatalaksana
    Dokumen6 halaman
    Bisa Tatalaksana
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Mini
    Mini
    Dokumen33 halaman
    Mini
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • SCBB
    SCBB
    Dokumen5 halaman
    SCBB
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Referat Sle
    Referat Sle
    Dokumen20 halaman
    Referat Sle
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mini
    Lapsus Mini
    Dokumen34 halaman
    Lapsus Mini
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • HIRSCHSPRUNG
    HIRSCHSPRUNG
    Dokumen12 halaman
    HIRSCHSPRUNG
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • 28 57 1 SM
    28 57 1 SM
    Dokumen5 halaman
    28 57 1 SM
    Cahya Maha Rani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Akhir
    Tugas Akhir
    Dokumen9 halaman
    Tugas Akhir
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • GDP
    GDP
    Dokumen3 halaman
    GDP
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Winda
    Winda
    Dokumen23 halaman
    Winda
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Perforasi Usus
    Perforasi Usus
    Dokumen13 halaman
    Perforasi Usus
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Dalam Kehamilan
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Dokumen27 halaman
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Anonymous 34BEj1
    Belum ada peringkat
  • Result
    Result
    Dokumen4 halaman
    Result
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Syok Anafilaksis
    Syok Anafilaksis
    Dokumen8 halaman
    Syok Anafilaksis
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Pak
    Diagnosis Pak
    Dokumen3 halaman
    Diagnosis Pak
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen1 halaman
    Tetanus
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • Kel 1 - Pleno P2
    Kel 1 - Pleno P2
    Dokumen31 halaman
    Kel 1 - Pleno P2
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat
  • DK 2
    DK 2
    Dokumen10 halaman
    DK 2
    Diah Wardana
    Belum ada peringkat